ANALISIS
POST- OPTIMAL
Materi 6
Oleh Choirudin, M.Pd
Pengantar
Biasanya, setelah solusi optimal dari
masalah program linier ditemukan maka
peneliti cenderung untuk berhenti
menganalisis model yang telah dibuat.
Padahal sesungguhnya dengan
menganalisis lebih jauh atas solusi optimal
akan dapat menghasilkan informasi lain
yang berguna
Analisis yang dilakukan terhadap solusi
optimal untuk mendapatkan informasi
tambahan yang berguna tersebut dikenal
dengan analisis post-optimal
Analisis ini dapat dilakukan dengan 2 cara,
yaitu:
Analisis Dualitas
Analisis Sensitivitas
Analisis Dualitas
Dilakukan dengan merumuskan dan
menginterpretasikan bentuk dual dari model.
Bentuk dual adalah suatu bentuk alternatif
dari model program linier yang telah dibuat
dan berisi informasi mengenai nilai-nilai
sumber yang biasanya membentuk sebagai
batasan model
Analisis Sensitivitas
Model primal
adalah bentuk asli dari suatu model program
linier
Model dual
adalah bentuk alternatif yang dikembangkan
dari model primal
Kegunaan bagi pengambil keputusan
adalah:
Model Primal akan menghasilkan solusi
dalam bentuk jumlah laba yang diperoleh dari
memproduksi barang ataupun biaya yang
dibutuhkan untuk memproduksi barang.
Model Dual akan menghasilkan informasi
mengenai nilai (harga) dari sumber-sumber
yang membatasi tercapainya laba tersebut.
Solusi pada model dual memberikan
informasi tentang sumber-sumber yang
digunakan untuk menentukan apakah perlu
menambah sumber-sumber daya, serta
berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk
tambahan tersebut.
Hubungan khusus antara primal dan dual
adalah :
Variabel dual Y1 , Y2 , Y3 berhubungan dengan batasan
model primal. Dimana untuk setia batasan dalam primal
terdapat satu variabel dual. Misal, dalam kasus di atas
model primal mempunyai 3 batasan, maka dualnya akan
mempunyai 3 variabel keputusan.
Nilai kuantitas pada sisi kanan pertidaksamaan pada model
primal merupakan koefisien fungsi tujuan dual.
Koefisien batasan model primal merupakan koefisien
variabel keputusan dual.
Koefisien fungsi tujuan primal, merupakan nilai kuantitas
pada sisi kanan pertidaksamaan pada model dual.
Pada bentuk standar, model maksimisasi primal memiliki
batasan-batasan <, sedangkan model minimisasi dual
memiliki batasan-batasan >.
Contoh 1 :
Model Primal
Fungsi tujuan : Maks Z = 160 X1 + 200 X2
Fungsi batasan :
2 X1 + 4 X2 < 40
18 X1 + 18 X2 < 216
24 X1 + 12 X2 < 240
X1 , X2 > 0
Model Dualnya adalah:
Fungsi tujuan :
Min Z = 40 Y1 + 216 Y2 + 240 Y3
Fungsi batasan :
2 Y1 + 18 Y2 + 24 Y3 > 160
4 Y1 + 18 Y2 + 12 Y3 > 200
Y1 , Y2 , Y3 > 0
Koefisien matriks primal
2 4 40
18 18 216
24 12 240
160 200 *
2 4 6
4 3 3
16 24 *
Contoh 3 :
Model Primal
Fungsi tujuan : Maks Z = 10 X1 + 6 X2
Fungsi batasan :
X1 + 4 X2 < 40
3 X1 + 2 X2 = 60
2 X1 + X2 > 25
X1 , X2 > 0
Perhatian:
Untuk mentransformasikan model primal ke
dalam bentuk dual adalah bahwa model primal
harus dalam bentuk standar. Sehingga, bila
model primal belum dalam bentuk standar
harus dirubah dulu menjadi bentuk standar.
Untuk masalah maksimisasi, bentuk
standarnya adalah fungsi batasan mempunyai
tanda <.
Untuk masalah minimisasi, bentuk standarnya
adalah fungsi batasan mempunyai tanda >.
Jadi untuk contoh 3, diperoleh fungsi batasan
sbb.:
X1 + 4 X2 < 40 X1 + 4 X2 < 40
3 X1 + 2 X2 = 60 3 X1 + 2 X2 < 60
3 X1 + 2 X2 > 60 (-1) (3 X1 + 2 X2 > 60)
- 3 X1 - 2 X2 < - 60
2 X1 + X2 > 25 (-1) (2 X1 + X2 > 25)
- 2 X1 - X2 < - 25
Latihan 1