11
Hendri Affandi
RPS pert.minggu 11 & 12
Minggu ke-11
- Risiko bisnis& keuangan
- BEP, Leverage: DOL, DFL, DTL
Minggu ke-12
- Cash budget
- Manajemen modal kerja
01
Risiko Bisnis
& Risiko
Keuangan
Definisi Risiko Bisnis
Risiko Bisnis adalah kemungkinan menghasilkan laba yang relatif rendah atau bahkan
menderita kerugian karena perubahan kondisi pasar, permintaan pelanggan, peraturan
pemerintah dan lingkungan ekonomi bisnis. Karena risiko seperti itu, perusahaan tidak akan
menghasilkan laba yang cukup untuk memenuhi pengeluaran sehari-harinya. Risiko itu tidak
dapat dihindari.
Sekarang, Anda mungkin bertanya-tanya bahwa modal utang adalah salah satu sumber dana
termurah, lalu bagaimana itu akan menjadi risiko bagi pemegang saham? Karena pada saat
perusahaan ditutup, kreditor diberikan prioritas di atas pemegang saham, dan mereka akan
dilunasi terlebih dahulu. Jadi dengan cara ini, timbul risiko bahwa perusahaan tidak akan
dapat memenuhi kewajiban keuangan pemegang saham karena pembiayaan utang.
Risiko keuangan dibagi menjadi
berbagai kategori:
● Risiko Pasar : Risiko yang timbul karena fluktuasi aset keuangan.
● Risiko Nilai Tukar : Risiko yang timbul dari variasi dalam nilai tukar mata uang.
● Risiko Kredit : Risiko yang muncul karena tidak terbayarkannya utang oleh peminjam.
● Risiko Likuiditas : Risiko yang berasal dari instrumen keuangan tidak diperdagangkan
dengan cepat di pasar.
Perbedaan Kunci Antara Risiko Bisnis dan Risiko Keuangan
● Ketidakpastian yang disebabkan karena laba yang tidak mencukupi dalam bisnis karena perusahaan tidak mampu
membayar biaya pada waktunya dikenal sebagai Risiko Bisnis. Risiko Keuangan adalah risiko yang berasal dari penggunaan
dana utang oleh entitas.
● Risiko Bisnis dapat dievaluasi oleh fluktuasi dalam Penghasilan Sebelum Bunga dan Pajak. Di sisi lain, Risiko Keuangan
dapat diperiksa dengan bantuan pengali leverage dan Rasio Hutang terhadap Aset.
● Risiko Bisnis terkait dengan lingkungan ekonomi bisnis. Sebaliknya, Risiko Keuangan terkait dengan penggunaan
pembiayaan utang.
● Risiko Bisnis tidak dapat dikurangi sementara Risiko Keuangan dapat dihindari jika modal hutang tidak digunakan sama
sekali.
● Risiko Bisnis dapat diungkapkan oleh perbedaan dalam laba operasi bersih dan arus kas bersih. Berbeda dengan Risiko
Keuangan, yang dapat diungkapkan oleh perbedaan dalam pengembalian pemegang saham ekuitas.
Grafik perbandingan
Dasar untuk Perbandingan Resiko bisnis Resiko keuangan
Risiko untung tidak mencukupi, untuk Risiko Keuangan adalah risiko yang timbul
Berarti memenuhi pengeluaran dikenal sebagai karena penggunaan pembiayaan utang
Risiko Bisnis. dalam struktur modal.
Risiko kepatuhan, risiko operasional, risiko Risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas,
Jenis
reputasi, risiko keuangan, risiko strategis, dll. risiko nilai tukar, dll.
Selisih laba operasi bersih dan arus kas Selisih pengembalian ekuitas pemegang
Diungkapkan oleh
bersih. saham.
02
BEP, Leverage: DOL,
DFL, DTL
Break Event Point (BEP)
Dalam ilmu ekonomi dan bisnis, break event point atau BEP adalah istilah yang tentu sudah tak
asing lagi. BEP adalah seringkali jadi tolak ukur seseorang untuk berinvestasi maupun memulai
bisnis. Di Tanah Air, BEP seringkali disebut dengan titik impas. Istilah populer lainnya dari BEP
adalah balik modal, meskipun dalam akuntansi, balik modal sebenarnya diartikan dengan istilah
return of investment.
Dikutip dari Bankrate, BEP adalah titik impas yang mengacu pada jumlah pendapatan yang
harus diperlukan untuk menutup total biaya yang sudah dikeluarkan dalam jangka waktu tertentu,
baik biaya tetap maupun biaya variabel. BEP dianggap sebagai titik ketika pendapatan sudah
sama persis dengan perkiraan total biaya, di mana kerugian perusahaan berakhir dan perusahaan
tinggal mengumpulkan keuntungan. Sederhananya, BEP adalah ketika semua biaya yang
dikeluarkan untuk operasi produksi bisa ditutupi oleh pendapatan dari penjualan produk.
Cara menghitung BEP atau cara mencari BEP harus dihitung dari empat komponen yang meliputi:
1. Biaya tetap (fix cost) yakni biaya yang harus tetap dikeluarkan perusahaan meskipun jumlah produksi
berubah contohnyanya biaya gaji karyawan tetap, biaya sewa tempat, biaya penyusutan, bunga bank, dan
sebagainya.
2. Biaya variabel (variabel cost) biaya yang besarannya proporsional sesuai dengan volume produksi misalnya
biaya upah lembur, biaya bahan baku, BBM, dan sebagainya.
3. Pendapatan (revenue) total dari uang yang diterima dari hasil penjualan.
4. Laba (profit) adalah selisih antara total penghasilan dikurangi dengan biaya tetap dan biaya variabel.
Dalam perhitungan akuntansi BEP adalah digunakan untuk menemukan persamaan di mana biaya yang
dikeluarkan untuk produksi barang sesuai dengan pendapatan yang didapat dalam satu periode.
Rumus BEP sendiri bisa menggunakan dua metode, yakni BEP unit dan BEP nominal (rupiah).
• Rumus BEP (unit) = total biaya tetap / (harga jual per unit produk – biaya variabel setiap unit produk).
• Rumus BEP (rupiah) = total biaya tetap / (1 – biaya variabel setiap unit produk / harga jual per unit)
Operating income is, however, equal to the difference between revenue and total operating costs
(variable and fixed costs). Taking into account the fact that fixed costs do not change, operating
income will, therefore, change based on the contribution margin i.e. the product of the quantity sold
and the difference between the price per unit and the variable cost per unit.
This simplifies the equation to:
DOL=Q(P−V)Q(P−V)−FDOL=Q(P−V)Q(P−V)−F
Where:
Q = the number of units; P = the price per unit; V = the variable operating cost per unit; F = the fixed
operating cost; P – V = the per unit contribution margin; and Q (P – V) = the contribution margin
Example: DOL
If the DOL for a company is 1.6, and unit sales increase by 3%, what is the percentage change in operating
income that would be expected?
Solution