Anda di halaman 1dari 29

Kebijakan Ekspor & Impor

Penjualan Ekpor dan


Pemasaran Ekpor
Penjualan ekspor adalah Bauran dengan tempat penjualan
yang berbeda beda dari negara satu dengan negara lainnya.
Sedangkan pemasaran ekspor yaitu kerangka pikir untuk
mengembangkan dan mempertimbangkan berbagai pilihan bisnis
dalam menentukan kombinasi pasar dan produk paling potensial
untuk mencapai tujuan ekspor.

Pemasaran Ekspor adalah tahapan pertama untuk menanggapi


kesempatan pasar luar negeri. pemasaran ekspor menjadikan pasar
di luar negeri sebagai sasaran dan menggantungkan diri pada
produksi dalam negeri untuk memasok pasar ini.
Hambatan Pokok Dalam
Pemasaran Komoditi

Daya Saing Saluran Pemasaran


Kebijakan Nasional Yang Mengatur
Ekpor Dan Impor

Adalah pembelian produk Adalah penjualan barang


luar negeri untuk ke luar negeri dengan
digunakan dalam menggunakan sistem
perekonomian di dalam pembayaran, kualitas,
negeri. kuantitas dan syarat
penjualan lainnya yang
telah disetujui oleh pihak
eksportir dan importir.
Manfaat Import Eksport

1. Menambah Devisa Negara 1. Memperoleh Produk ataupun Jasa


2. Mengenalkan Produk Dalam Negeri Yang Tidak Ada di Indonesia
3. Meningkatkan Lapangan Pekerjaan 2. Memperoleh Teknologi Yang
4. Menjalin Kerjasama Antar Negara Modern
5. Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat 3. Memperoleh Bahan Baku
6. Memperluas Produksi 4. Menjaga Kestabilan Harga
Kebijakan Impor

Kegiatan impor di satu pihak sangat dibutuhkan oleh suatu negara untuk
memenuhi kebutuhannya, tetapi di lain pihak dapat merugikan
perkembangan industri dalam negeri. 

Agar tidak merugikan produk dalam negeri diperlukan adanya kebijakan


impor untuk melindungi produk dalam negeri (proteksi) dengan cara
berikut :
Kebijakan Impor

Pengenaan Bea Masuk

Barang impor yang masuk ke dalam


negeri dikenakan bea masuk yang tinggi
sehingga harga jual barang impor
menjadi mahal. Hal ini dapat mengurangi
hasrat masyarakat membeli barang impor
dan produk dalam negeri dapat bersaing
dengan produk impor.
Kebijakan Impor

Kuota Impor

Kuota impor merupakan suatu kebijakan


untuk membatasi jumlah barang impor
yang masuk ke dalam negeri. Dengan
dibatasinya jumlah produk impor
mengakibatkan harga barang impor tetap
mahal dan produk dalam negeri dapat
bersaing dan laku di pasaran.
Kebijakan Impor

Pengendalian Devisa

Dalam pengendalian devisa, jumlah


devisa yang disediakan untuk membayar
barang impor dijatah dan dibatasi
sehingga importir mau tidak mau juga
membatasi jumlah barang impor yang
akan dibeli.
Kebijakan Impor

Substitusi Impor

Kebijakan mengadakan substitusi impor


ditujukan untuk mengurangi
ketergantungan terhadap luar negeri
dengan mendorong produsen dalam
negeri agar dapat membuat sendiri
barang-barang yang diimpor dari luar
negeri.
Kebijakan Impor

Devaluasi

Kebijakan berupa devaluasi merupakan


kebijakan pemerintah untuk menurunkan
nilai mata uang dalam negeri terhadap
mata uang asing.
Kebijakan Ekspor

Diversifikasi Ekspor/Menambah Keragaman Barang Ekspor

Diversifikasi ekspor merupakan


penganekaragaman barang ekspor
dengan memperbanyak macam dan jenis
barang yang diekspor.
Kebijakan Ekspor

Subsidi Ekspor

Subsidi ekspor diberikan dengan cara


memberikan subsidi/bantuan kepada
eksportir dalam bentuk keringanan pajak,
tarif angkutan yang murah, kemudahan
dalam mengurus ekspor, dan kemudahan
dalam memperoleh kredit dengan bunga
yang rendah.
Kebijakan Ekspor

Premi Ekspor

Untuk lebih menggiatkan dan


mendorong para produsen dan eksportir,
pemerintah dapat memberikan premi
atau insentif
Kebijakan Ekspor

Meningkatkan Promosi Dagang ke Luar Negeri

Pemasaran suatu produk dapat


ditingkatkan dengan mempromosikan
produk yang akan dijual. Untuk
meningkatkan ekposr ke luar negeri
maka pemerintah dapat berusaha dengan
melakukan promosi dagang ke luar
negeri.
Kebijakan Ekspor

Mengadakan Perjanjian Kerja Sama Ekonomi Internasional

Melakukan perjanjian kerja sama


ekonomi baik bilateral, regional maupun
multilateral akan dapat membuka dan
memperluas pasar bagi produk dalam
negeri di luar negeri. serta dapat
menghasilkan kontrak pembelian produk
dalam negeri oleh negara lain.
TARIF

Tarif yang merupakan kebijakan perdagangan yang paling umum,


adalah sejenis pajak yang dikenakan atas barang-barang yang diimpor.
Tarif spesifik (specific tariff’s) dikenakan sebagai beban tetap unit
barang yang diimpor. Sedangkan tarif ad valorem (ad valorem tariff’s)
adalah pajak yang dikenakan berdasarkan presentase tertentu dari nilai
barang-barang yang diimpor. Tarif merupakan bentuk kebijakan
perdagangan yang paling tua dan secaratradisional telah digunakan
sebagai sumber penerimaan pemerintah sejak lama.

Namun, maksud utama pengenaan tarif biasanya tidak semata-mata


memperoleh pendapatan pengisi kas pemerintah, malainkan juga sebagai
suatu alat untuk melindungi sektor-sektor tertentu didalam negeri dari
tekanan persaingan produk impor.
Macam – macam Tarif
1.Bea Eksport (export duties)

2. Bea transito (transit duties)

3. Bea impor (import duties)


Jenis Tarif

1. Ad valorem duties, yakni bea pabean yang tingginya


dinyatakandalam presentase dari nilai barang yang dikenakan
bea tersebut.

2. Specific duties, yakni bea pabean yang tingginya dinyatakan


untuktiap ukuran fisik daripada barang.

3. Specific ad valorem atau compound duties, yakni bea


yangmerupakan kombinasi antara specific dan ad valorem.
Misalnya suatu barang tertentu dikenakan 10% tarif ad valorem
ditambah Rp 20.000 untuk setiap unit.
Sistem Tarif
1. Single-column tariffs : sistem di mana untuk masing-masing
baranghanya mempunyai satu macam tarif.

2. Double-column tariffs: sistem di mana untuk setiap


barangmempunyai 2 (dua) tarif. Apabila kedua tarif tersebut
ditentukan sendiri dengan undang-undang, maka namanya :
“bentuk maksimum dan minimum”.

3. Triple-column tariffs: biasanya sistem ini digunakan oleh


negarapenjajah. Sebenarnya sistem ini hanya perluasan daripada
double column tariffs, yakni dengan menambah satu macam
tariff preference untuk negara-negara bekas jajahan atau afiliasi
politiknya. Sistem ini sering disebut dengan nama “preferential
system”.
NON TARIF

Adalah berbagai kebijakan perdagangan selain bea masuk yang


dapat menimbulkan distorsi, sehingga mengurangi potensi manfaat
perdagangan internasional.
Hambatan Non Tarif

A.M. Rugman dan R.M. Hodgetts mengelompokkan hambatan


non-tarif (non-tariff barrier) sebagai berikut :
Mengorganisir Untuk Mengekspor
di Negara Industri dan Pasar

Sebagian besar perusahaan dan industri tentu ingin mendapatkan


keuntungan dari pasar luar negeri (pasar ekspor) yang menjadi
impian bagi para pebisnis. Berbagai macam cara pemasaran
 dilakukan salah satunya lewat promosi, mulai dari mengikuti
kegiatan pameran sampai ke tahap penitipan barang ke orang-orang
terdekat seperti saudara atau teman yang tinggal atau menetap di luar
negeri demi menembus pasar internasional.
Strategi Khusus Pemasaran
Menembus Pasar Luar Negeri
Bisnis yang telah memiliki rencana dan cita-cita untuk menjangkau ke
pasar atau pasar luar negeri (ekspor), maka ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan bagi Anda para pengusaha bisnis untuk menghindari resiko yang
bisa dialami di pasar internasional. Resiko ini dapat terjadi karena peran
pemerintahan yang tidak stabil, kondisi mata uang, komunikasi luktuasi mahal,
biaya adaptasi produk dan sebagainya.
Berikut ini adalah strategi pemasaran agar produk untuk menembus pasar
ekspor dan dapat bertahan lama.

Standar Kualitas Barang Produk Khusus Peraturan Prosedur Teknis Ekspor 


Pembiayaan Perdagangan dan
Metode Pembayaran

Pembiayaan atau kredit adalah dalam arti sempit, pembiayaan


dipakai untuk mendefinisikan pendanaan yang dilakukan
oleh lembaga pembiayaan seperti bank kepada nasabah untuk
keperluan perluasan dan pengembangan usahanya. Pembiayaan secara
luas berarti financing atau pembelanjaan yaitu pendanaan yang
dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik
dilakukan sendiri maupun dikerjakan oleh orang lain.
Manfaat Pembiayaan Perdagangan

1. Memberikan pembiayaan dengan prinsip syariah yang


menerapkan sistem bagi hasil yang tidak memberatkan debitur.

2. Membantu kaum dhuafa yang tidak tersentuh oleh bank


konvensional karena tidak mampu memenuhi syarat
pembiayaan perdagangan yang ditetapkan oleh bank
konvensional.

3. Membantu masyarakat ekonomi lemah yang selalu


dipermainkan oleh rentenir dengan membantu melalui
pendanaan untuk usaha yang dilakukan.
Metode Pembayaran
Pendanaan
1. Secara Tunai (Cash Payment)

2. Pembayaran Kemudian (Open Account)


Pendanaan
3. Wesel Inkaso (Collection Draft)

4. Letter Of Credit (L/C)

Anda mungkin juga menyukai