Anda di halaman 1dari 20

STUDY KASUS

BISNIS TOYOTA
Kelompok 11
Muzaky Achmad Khatami 1178010157
Nadiatul Uswah 1178010160
Nicka Sapurti Adi Pertiwi 1178010164
1
N0
IO

SEJARAH TOYOTA
CT
SE
SEJARAH TOYOTA

E3
ID
SL

Toyota Motor Corporation didirikan pada September 1933 sebagai divisi mobil Pabrik Tenun
Otomatis Toyoda. Divisi mobil perusahaan tersebut kemudian dipisahkan pada 27 Agustus 1937
untuk menciptakan Toyota Motor Corporation seperti saat ini. Berangkat dari industri tekstil,
Perusahaan yang memproduksi 1 mobil tiap 50 menit ini ternyata menggunakan penamaan Toyota
lebih karena penyebutannya lebih enak daripada memakai nama keluarga pendirinya, Toyoda. Inilah
beberapa tonggak menarik perjalanan Toyota. Kemudian tahun 1937 mereka meresmikan divisi
otomotif dan memakai nama Toyota, bukan Toyoda seperti nama industri tekstil. Pengambilan nama
Toyota dalam bahasa Jepang terwakili dalam 8 karakter, dan delapan adalah angka keberuntungan
bagi kalangan masyarakat Jepang. Alasan lain yang dianggap masuk akal adalah industri otomotif
merupakan bisnis gaya hidup dan bahkan penyebutan sebuah nama (dan seperti apa kedengarannya),

t
oin
menjadi sisi yang begitu penting. Karena nama Toyoda dianggap terlalu kaku di dalam bisnis yang

rP
we
dinamis sehingga diubah menjadi Toyota yang dirasa lebih baik. Tak ayal, tahun 1937 merupakan era

Po
of
penting kelahiran Toyota Motor Co, Ltd. cikal bakal raksasa Toyota Motor Corp (TMC) sekarang

er
ow
eP
Th
SEJARAH TOYOTA

E4
ID
SL

Dan pada tahun 1938, didirikan Koromo Plant di Jepang (sekarang bernama Honsha plant) yang
merupakan Toyota's Establishment Exhibit Room. Plant ini disusun berdasarkan teori Just In Time
dan dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti asrama, rumah sakit, dan toko. Pada tahun 1990-
an, Toyota semakin membuktikan bahwa mobil Jepang dapat bersaing dengan mobil Eropa dan
Amerika. Toyota Celica berhasil menjadi juara rally dunia, dan Toyota Camry menjadi mobil
paling laris di Amerika. Tahun 1999 Toyota mengakuisisi (situasi dimana suatu perusahaan
membeli sebagian besar atau seluruh saham perusahaan lain untuk mengambil kendali) 51,19%
saham Daihatsu dan pada tahun 2001 Toyota membeli 50,11% saham Hino.

t
oin
rP
we
Po
of
er
ow
eP
Th
Filosofi Dibalik Kisah
Sukses Toyota : Toyota
Way
We keep moving forward.
E6
Filosofi Dibalik Kisah Sukses Toyota : Toyota Way

ID
Becoming the best partner for all web creators

SL

Toyota Way merupakan filosofi manajemen Toyota yang diterjemahkan sebagai Toyota
Production System (TPS) yang bisa dikatakan sebagai tools atau metode untuk produksi industri
Toyota dengan tingkat efisiensi yang tinggi. Prinsip-prinsip dalam TPS ini lahir dari salah satu
karakter budaya bangsa Jepang, yaitu Monozukuri.
Monozukuri secara etimologis terdiri dari dua kata, mono artinya barang dan zukuri yang berarti
proses. Sederhananya, mungkin bisa didefinisikan sebagai proses dalam membuat barang.
Namun, dibalik definisi sederhana tersebut, monozukuri memiliki pemahaman yang jauh lebih
dalam. Meminjam istilah Pak Turmudi, monozukuri adalah filosofi bagaimana membuat barang

t
oin
dengan proses yang selalu dilakukan perbaikan terus menerus sehingga hasil finalnya sangat baik,

rP
dengan bertumpu pada kualitas sumber daya manusia (SDM) yang kompeten.

we
Po
of
er
ow
eP
Th
E7
Filosofi Dibalik Kisah Sukses Toyota : Toyota Way

ID
Becoming the best partner for all web creators

SL

Dari sini terlihat ada dua aspek penting dalam monozukuri; pertama, proses perbaikan terus
menerus (dalam istilah bahasa Jepang = kaizen), dan kedua adalah kualitas SDM yang kompeten.
Dua aspek inilah yang kemudian menjadi ‘ruh’ dalam Toyota Way. Toyota memang sangat
memperhatikan soal efisiensi, baik itu efisiensi waktu maupun ruang. efisiensi bisa diukur dari
efisiensi waktu maupun ruang.
Kunci pelaksanaan Kaizen ini tentu saja terletak pada aspek SDM, dimana karyawan sebagai
pelaksana produksi harus berkontribusi dalam memberikan masukan bagi perbaikan-perbaikan
dalam proses produksi tersebut. Secara Global, kedua aspek ini kemudian dikenal sebagai
continuous improvement dan respect for people. Kedua Konsep ini kemudian menjadi filosofi

t
oin
dalam penerapan metoda TPS. Penerapan TPS sendiri pada dasarnya bertumpu pada dua pilar,

rP
we
yaitu Just in Time dan Jidoka.

Po
of
er
ow
eP
Th
E8
Sistem Just In Time Toyota dan Sistem Jidoka

ID
SL

Sistem Just in Time

Konsep Just In Time (JIT) adalah konsep dalam membuat barang yang berprinsip hanya memproduksi jenis-jenis barang
yang diminta sejumlah yang dibutuhkan dan pada saat dibutuhkan oleh konsumen. Dengan konsep ini, tidak akan ada
barang yang menumpuk di gudang, baik dalam proses produksi maupun ketika sudah menjadi produk. Karena dalam
prinsip TPS, penumpukan barang berarti pemborosan. Tak heran jika produk Toyota akan selalu diserap oleh pasar,
mengingat mereka hanya memproduksi barang sesuai demand pasar.
Dalam implementasi di lokasi produksi, Konsep JIT diaplikasikan dalam bentuk sistem kanban. Kanban (dalam bahasa
jepang berarti kartu atau tanda) merupakan alat control mengenai apa saja yang dibutuhkan dalam proses produksi dan
dimana komponen yang dicatat tersebut akan digunakan. Dengan sistem kanban ini, barang yang butuhkan dalam proses
produksi biasanya dipisah berdasarkan wadah dan diberi tanda berupa kartu-kartu tertentu. Kanban akan mencatat
distribusi barang yang diperlukan dalam proses produksi, mulai dari supplier hingga balik lagi ke supplier. Dengan sistem

t
oin
ini, barang yang dimasukkan ke dalam wadah tersebut akan selalu pas dengan yang dibutuhkan dalam sistem produksi.

rP
we
Sistem wadahnya biasanya terdiri dari 3 jenis wadah. Pertama, wadah dari supplier kepada lini produksi, wadah yang ada

Po
di dalam proses produksi, dan wadah yang diserahkan balik ke supplier.

of
er
ow
eP
Th
E9
Sistem Just In Time Toyota dan Sistem Jidoka

ID
SL

Sistem Just in Time

Dalam menjalankan sistem produksi Just In Time atau sistem produksi JIT ini, diperlukan ketelitian dalam merencanakan
jadwal-jadwal produksi mulai jadwal pembelian bahan produksi, jadwal penerimaan bahan produksi, jadwal jalannya
produksi, jadwal kesiapan produk hingga ke jadwal pengiriman barang jadi. Pada umumnya, perusahaan-perusahaan
manufakturing modern saat ini menggunakan berbagai perangkat lunak (Software) yang canggih dalam merencanakan
jadwal produksi yang didalamnya juga termasuk mengeluarkan pesanan pembelian (purchase order) dan pengendalian
jumlah persedian (Inventory). Software Produksi tersebut juga dapat melakukan penukaran informasi mulai dari Pemasok
(vendor) hingga ke Pelanggan (Customer) melalui Electronic Data Interchange (EDI) untuk memastikan kebenaran
sampai ke data-data yang paling rinci (detail).
Tahun 1938, TOYOTA merintis sistem Just In Time atau sistem Produksi Ramping (Lean Production System). Sistem ini
dirancang untuk mecapai waktu penyerahan seefisien mungkin dengan menghilangkan pemborosan waktu. Sistem inilah

t
oin
yang membuat TOYOTA dapat terus melaju ke depan menjadi perusahaan global.

rP
we
Po
of
er
ow
eP
Th
SL
ID
E1
0
Lean Production System

Th
eP
ow
er
of
Po
we
rP oin
t
1
Sistem Just In Time Toyota dan Sistem Jidoka

E1
ID
SL
Sistem Jidoka

Jidoka adalah adalah suatu sistem yang digunakan untuk mendeteksi ketidaknormalan proses produksi.
Sistem/alat tersebut diberi wewenang untuk menghentikan proses produksi jika terjadi sesuatu yang
abnormal. Untuk lini produksi yang dijalankan manual oleh operator, lini produksi tersebut diberi
wewenang untuk menghentikan produksi ketika terjadi kesalahan/ abnormality. Konsep Jidoka
diaplikasikan dengan sistem andon, berupa lampu-lampu yang harus dinyalakan oleh karyawan jika
terjadi masalah dalam proses produksi. Ketika lampu ini menyala, secara otomatis proses produksi akan
terhenti sampai lampu ini dimatikan kembali sebagai tanda masalah telah teratasi.

t
oin
rP
we
Po
of
er
ow
eP
Th
2
N0

Strategi Toyota Dalam Market


IO

Leader
CT
SE

Brand new ideas


3
Strategi Toyota Dalam Market Leader

E1
ID
SL

Strategi Market Leader merupakan usaha dalam mempertahankan perusahaan dari pesaing yang
setiap waktu mampu menggeser kekuasaan pasar yang telah dikuasai sebelumnya. Strategi
marketleader dalam memperluas dominasi pasar merupakan faktor utama yang harus dilakukan
dan pentingdalam menentukan pemasaran. Perusahaan dominan selalu menginginkan nomor satu.
Sikap tersebutmembuatnya melakukan tindakan-tindakan seperti berikut:

t
oin
rP
we
Po
of
er
ow
eP
Th
4
Strategi Toyota Dalam Market Leader

E1
ID
SL
Mempertahankan Pangsa Pasar
PT. TOYOTA dalam mempertahankan pangsa pasar yang telah diraihnya melakukan beberapa strategi yaitu; memperkuat produk, memperkuat
jaringan dan ekspansi. Strategi penguatan produk yang akan dilakukan TOYOTA diantaranya dengan menyediakan produk baru atau
memperbaharui produk yang sudah ada. Untuk strategi ekspansi, TOYOTA melakukan upaya semakin dekat dengan konsumen, selain itu
menambah jumlah outlet-outletnya. Dengan program Best Ownership Experience yang dimilikinya, TOYOTA akan melayani para konsumen
dimulai saat pemilihan sampai pasca penjualan. Dari beberapa strategi diatas bisa kita simpulkan bahwa TOYOTA menggunakan pertahanan
posisi karena menjaga, mempertahankan posisi produk dan juga mengembangkannya.

Memperluas Pangsa Pasar


Kompetisi di pasar otomotif yang semakin ketat, mendorong TOYOTA untuk memberikan strategi pemasaran yang
tepat. PT. TOYOTA dalam memperluas total pasar yaitu dengan membuka outlet baru ke pelosok pelosok daerah.

t
oin
Belum lama ini pada tanggal 28 November 2014 jaringan penjualan PT. TOYOTA semakin diperluas melalui

rP
peresmian outlet ke-273 tepatnya outlet Hasjrat Abadi Bitung yang ada di Sulawesi Utara. Peresmian outlet ini

we
diharapkan tidak hanya memenuhi kebutuhan pelanggan dan memberikan kemudahan akses terhadap layanan

Po
of
penjualan dan purna jual Toyota. Akan tetapi juga dapat memberikan andil dalam pengembangan dan pertumbuhan

er
aktivitas roda perekonomian daerah melalui transaksi ekonomi, penyerapan tenaga kerja, dan pajak, yang tentu saja

ow
akan memberikan kontribusi positif kepada pendapatan daerah.

eP
Th
3
N0
IO

STUDY KASUS
CT
SE

What do customers really want?


6
STUDY KASUS YANG TERJADI

E1
ID
SL
Kinerja yang tinggi dan kontrol
kualitas yang sangat baik
Meskipun demikian, perusahaan sebesar Toyota pun tidak lepas dari masalah. Di bulan
merupakan salah satu kunci Februari 2010, Toyota melakukan kesalahan produksi pada pedal gas dan sistem rem.
sukses bagi perusahaan ini. Salah Tentunya ini mengakibatkan kerugian yang cukup besar bagi perusahaan ini. Penarikan
satu kinerja yang digunakan oleh mobil dari seluruh dunia menjadi jalan keluar yang diambil oleh Toyota demi
beberapa perusahaan lain, mempertahankan kepercayaan pelanggan kepada produk mereka. Setelah didiskusikan,
ternyata ada beberapa hal yang mendasari kejadian ini. Perusahaan Toyota yang ingin
dinamakan “Toyota Ways”. Jelas
mendominasi pasar mobil dunia, mencoba inisiasi ke wilayah Eropa dan Amerika.
saja ini menjadi sebuah tolak ukur Runtuhnya United Motors menjadi salah satu gerbang masuk yang paling ampuh
penting bagi kesuksesan sebuah untuk mengambil alih pasar perusahaan otomotif nomor satu di dunia tersebut. Demi
perusahaan ketika cara dan suksesnya produk mobil di wilayah Amerika dan Eropa, Toyota mengganti namanya
kinerja dari perusahaan tersebut menjadi Lexus dengan menyesuaikan design dan karakteristik mobil-mobil yang
diminati masyarakat Amerika dan Eropa.
coba digunakan dan diterapkan

t
oin
rP
dalam perusahaan lain.

we
Po
of
er
ow
eP
Th
7
STUDY KASUS YANG TERJADI

E1
ID
SL
Rencana inisiasi ke dua benua yang sangat berpengauh di dunia tersebut ternyata tidak semulus
apa yang dibayangkan. Banyak tuntutan yang harus dipenuhi oleh perusahaan Toyota termasuk
harus membangun pabrik di wilayah Amerika. Tentunya pembangunan pabrik ini mengalami
kendala di mana-mana. Kendala yang paling mendominasi adalah masalah budaya kerja. Budaya
kerja Toyota yang sangat disiplin dan ketat dalam kualitas ternyata tidak dapat dengan mudah
diterapkan di dataran Amerika dan Eropa. Perbedaan budaya kerja ini ternyata menjadi mata pisau
tajam bagi perusahaan yang sewaktu-waktu dapat menjadi masalah besar. Ini terbukti dengan
adanya masalah pada pedal gas dan sistem rem yang terjadi di bulan Febuari 2010 tersebut.
Penurunan kualitas dan kinerja dijadikan satu-satunya alasan yang mendasari masalah ini.
Ternyata bila dilihat secara mendalam, budaya kerja yang tidak sesuai yang menjadi penyebab

t
oin
utamanya. Ketidaknyamanan para pegawai menjadi salah satu penyebab penurunan kontrol

rP
we
kualitas yang terjadi di dalam perusahaan. Terlebih lagi bagi pasar Amerika dan Eropa kualitas

Po
of
produk menjadi nomor satu.

er
ow
eP
Th
8
STUDY KASUS YANG TERJADI

E1
ID
SL
Manajemen mutu yang terdiri dari perencanaan, kualitas, pengendalian kualitas, jaminan kualitas
dan peningkatan kualitas perlu diperhatikan. Sebab kualitaslah yang akan diberikan kepada
pelanggan. Apabila kualitas tidak baik, maka kepuasan pelanggan akan menurun yang pada
akhirnya citra produk akan turun. Bila penangananya kurang tepat, atau bahkan salah akan
tamatlah riwayat perusahaan itu. Sehingga akan beratlah kerja keras yang harus dilakukan untuk
mengembalikan citra itu kembali seperti semula.

t
oin
rP
we
Po
of
er
ow
eP
Th
9
PENYELESAIN MASALAH

E1
ID
SL
Write
Re-think Charge

Destroy Research

Adjust
Think again and again Communicate
Akibat dari adanya kesalahan produksi pada komponen – komponen yang mereka produksi, pihak TOYOTA memutuskan untuk

t
oin
merecall mobil – mobil produksi mereka yang telah beredar di Amerika dan Eropa dan menunda penjualan model – model

rP
selanjutnya. Kerugian yang akan diterima TOYOTA untuk tahun 2010 saja sekitar $2 Miliyar, mungkin kalau dihitung dari tahun

we
Po
2007 kerugian yang diterima sekitar $6 miliar. Selain dengan merecall produknya, TOYOTA juga melakukan perbaikan kedalam

of
yang disebut dengan Hensai (critical self reflection) dengan membentuk panitia yang dipimpin langsung oleh Presiden TOYOTA

er
ow
pada saat itu, yaitu Aiko Toyoda agar dapat kembali ke filosofi dasar mereka kemudian bergerak cepat merebut kembali posisinya

eP
di psar global.

Th
That’s all. Thank you! 
Any Questions?

Jun Akizaki - http://thepopp.com.


Used Font: Aleo Family, Montserrat Family.
Icon: Font generated by flaticon.com under CC BY.
The authors are: Stephen Hutchings.

Anda mungkin juga menyukai