Anda di halaman 1dari 56

BAB 8

Business Process Management and


Public-Private Partnership

Oleh :

Oleh :
Dr. M Najib, STP, MM
Dr. Eko Rudi Cahyadi, S Hut, MM
Lindawati Kartika, SE, M.Si
M Syaefudin Andrianto, STP, M.Si
TOPIK PRESENTASI
• Konsep Dasar Manajemen Proses Bisnis (BPM)
• Bagaimana Membangun Kultur Bisnis Kelas Dunia?
• Manajemen Proses Bisnis Kelas Dunia: ISO 9001:2015
dan MBCfPE
• Kompetisi dan Manajemen Inovasi untuk Peningkatan
Kinerja
• Public-Private Partnership (PPP)

2
Im (Random Approach)
FRUSTRASI KARENA: Performance Improvement Programs p rov
es
So Where Do I Start?
Improve prod Impro
up
pli
er
pe
uctivity ve va v e le ad ers h ip rfo
Impro lue cr Impro rm
ve co eation an
mplai proce

t
ce

en
nt ma sses
nagem

em
Improve emp Improve HR selection

n
ent

t io
loyee turnove

ag
r

ica
an
es Improve marg
ins

un
s

m
s Improve custo
es

m
oc mer/stakehold

ge
ss

pr

m
er satisfaction
ce

led

co
re
ro

co
ow

e
tp

ov
ve kn Improve reward & recognition
or

pr
pr
pp

Im
Im
ov

Improve quali
su

ty lts
pr

u
e

s
Im
ov

Impro m e n t re
ve be supplier manage
pr

e e
n c Im p rov ov
Im

h marki

ting
Impro pr
ve com Improve ng
petitiv m easurem Im

t
eness

l-se
ent Improve accuracy
Improve ROI g l e
akin ra

goa
m s o
e c ision a t a et hic e
m
d of d v

rove
pr ove Improve use rove pro Improve planning
Im Im
p Im

Imp
Impr
ove
recru
Improve cycle time iting
n
ro v e e m p lo y ee satisfactio d development
Imp e em pl oy ee trai ni ng an
ImprovLean
Vincent Gaspersz, Six Sigma 3
Master Black Belt Improve compliance
FRUSTRASI KARENA:
Random (Wrong) SYSTEM Approach

Blue
ISO Ocean
SERIES,
Strategy
OHSAS 18001, etc.

Six Sigma

Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma 4


Master Black Belt
Mulai Dari Mana?
• Visi, Misi, dan Nilai-nilai (Values)
• Menetapkan Sistem Manajemen
Terintegrasi
• Menetapkan Program-program Peningkatan
Sistematik (Systematic Improvement
Programs)
• Menyebarluaskan Corporate Master
Improvement Story & Program-program
Peningkatan Sistematik ke Seluruh Area
Kerja
• Just DO IT!!!!!!!
5
Prinsip 5P Menuju Keunggulan Bisnis Kelas Dunia

6
KONSEP MANAJEMEN PROSES BISNIS
(BUSINESS PROCESS MANAGEMENT)

7
Konsep Dasar
Manajemen Proses Bisnis (BPM = Business Process Management)
adalah pendekatan sistematik yang digunakan untuk membuat aliran
kerja organisasi menjadi efektif, efisien, dan tanggap terhadap
perubahan lingkungan.

Tujuan BPM adalah menurunkan/meminimumkan kesalahan manusia


(human error) dan menghindari mis-komunikasi, Mengukur indikator-
indikator kinerja dari proses untuk mengevaluasi keberhasilan bisnis.

Suatu Model Proses Bisnis biasanya terdiri dari diagram-diagram


aliran kerja, deskripsi-deskripsi, input dan output, indikator kinerja
kunci (KPIs = Key Performance Indicators) dan data yang
memberikan overview dan informasi detail tentang suatu proses bisnis
organisasi. 8
Siklus Hidup BPM

9
BUSINESS PROCESS MANAGEMENT (HORIZONTAL MANAGEMENT)

Purchasing Production Sales Distribution

BEST QUALITY PRODUCTS/SERVICES


C
U
S
LOWEST COST/COMPETITIVE PRICE
T
O
FASTEST DELIVERY M
E
Purchasing Goals Production Goals Sales Goals Distribution Goals R
S
TRADITIONAL MANAGEMENT (FUNCTIONAL MANAGEMENT)

10
Bagaimana Membangun Manajemen Proses Bisnis Terintegrasi

Core and Supporting Functions


O S Vision/
C A Mission
BEST QUALITY SERVICES P B
U T
R J I
S
O E M S M
A T A
LOWEST COST C F
C T
T O A
T
C C
E M C Corp.
I H H
S E T Strategic
V I Plan
RELIABILITY/AVAILABILITY R
S E
S O
S N

Key
Control& Business
Board of Improve
FUNCTIONAL OBJECTIVES MATCH Directors Objectives
(KPIs)

11
World Class Management System
Sistem Manajemen yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja
secara terus-menerus dari semua proses dalam organisasi agar
mencapai tujuan-tujuan perusahaan kelas dunia dalam hal:
PQCSDME (productivity, quality, cost, service/safety, delivery,
motivation, and environment) pada tingkat tertinggi yang mungkin.

I MAN
POWER
METHOD MONEY

N WC Company
CI in Productivity, Quality, Cost, Service/Safety,
P Delivery, Motivation, Environment (PQCSDME) Objectives
U
T MACHINE MATERIAL MEASUREMENT

S 12
Membangun Keunggulan Proses Bisnis (Business Process Excellence)
Untuk Menghasilkan CASH:
• C = Customer Loyalty
• A = Always Improving Value Innovation
• S = Strategically Managed
• H = Hard Knowledge-Based Performance Management
System
Tujuan Membangun Master Improvement Story

• Meningkatkan pemahaman terhadap Tujuan-tujuan Strategik, KPIs dan target-


target pencapaian KPIs itu. Merupakan bagian penting dari Perencanaan
Strategik.

+ =
• Meningkatkan kesadaran terhadap pencapaian tujuan-tujuan
strategik dan peningkatan kinerja (KPIs) terus-menerus.

14
Corporate Master Improvement Story (Hanya Contoh) Measures Goals Targets (Year) Initiatives
VISION
Results-Oriented
5 years 1 2 3 4 5
Perspective KPIs Programs

Market PPK 1
Market&
VALUES
Financial
Financial PPK 2

Customer PPK 3

Product
Product PPK 4
&Service
PPK 5
Service
Internal
Process PPK 6
PPK =
Program
Training PPK 7
Peningkatan
Human
Kinerja
Resource
Rewards&
Recognition PPK 8

Leadership PPK 9
Leadership &
Corporate Social
Responsibility Corporate
Social PPK 10
Responsibility
16
Mengapa Mendesain Master
Improvement Story Perusahaan?

17
KOMPETISI DAN MANAJEMEN INOVASI

18
Manfaat Kompetisi untuk
Peningkatan Kinerja
• Kompetisi atau Persaingan merupakan
pendorong yang positif bagi manusia dan
masyarakat untuk terus-menerus mencapai
tahap-tahap kemajuan yang lebih tinggi.
• Melalui Kompetisi orang-orang akan
terdorong untuk memusatkan perhatian dan
pikiran, tenaga dan saran untuk mencapai
kinerja yang lebih baik daripada kinerja
yang sekarang, bahkan kinerja terbaik yang
mungkin.
• Semangat Kompetisi mendorong orang
untuk membuat penemuan baru melalui
inovasi dan continual improvement
(perbaikan terus-menerus).
Kriteria Indeks Daya Saing:
1. Stabilitas Ekonomi Makro
2. Pengaturan Institusional & Pemerintahan
3. Kondisi SDM, Bisnis & Finansial
4. Pembangunan Infrastruktur dan Kualitas
Kehidupan

Sumber: Asia Competitiveness Institute, Singapore, 2013


21
Indeks Daya Saing Global
Indeks Kompetisi Global 2014-2015
(Skala 1 - 7)
Negara Rank Skor
Switzerland 1 5.70
Singapura 2 5.65
Amerika Serikat 3 5.54
Finlandia 4 5.50
Jerman 5 5.49
Jepang 6 5.47
Hong Kong 7 5.46
Belanda 8 5.45
Inggris 9 5.41
Swedia 10 5.41
Kanada 15 5.24
Malaysia 20 5.16
Korea Selatan 26 4.96
China 28 4.89
Thailand 31 4.66
Indonesia 34 4.57
Filipina 52 4.40
Vietnam 68 4.23
Chad 143 2.85
Guinea 144 2.79
Sumber: The Global Competitiveness Report, 2014-2015, World Economic Forum 22
Indeks Inovasi Global
Indeks inovasi global yang diukur berdasarkan 7 (tujuh) indikator berikut:

(1) lembaga, (2) sumber daya manusia dan penelitian, (3) infrastruktur, (4) kecanggihan
pasar, (5) kecanggihan bisnis, (6) output pengetahuan dan teknologi, dan (7) output
kreatif.

Masing-masing indikator terdiri dari beberapa variabel yang secara total terdapat 84 variabel
individual.

Skor Inovasi berkisar dari 0 (terendah) sampai 100 (tertinggi). Berdasarkan Indeks Inovasi
Global 2013 diketahui bahwa Indonesia berada pada urutan ke-85 dari 142 negara di
dunia. Peringkat dari Negara-negara ASEAN: (1) Singapura (peringkat 8 dari 142
negara, Skor: 59,41), (2) Malaysia (Peringkat 32, Skor: 46,92), (3) Thailand (57; Skor:
37,63), (4) Brunei Darussalam (74; Skor: 35,53), (5) Vietnam (76; Skor: 34,82), (6)
Indonesia (85; Skor: 31,92), (7) Filipina (90; Skor: 31,18), dan (8) Kamboja (110; Skor:
28,07). Catatan: Laos dan Myanmar tidak diukur.

Sumber: The Global Innovation Index: The Local Dynamics of Innovation. (2013). Cornell
University, INSEAD, and WIPO, Geneva, Switzerland, 2013.
Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma 24
Master Black Belt
26
Change Formula: E = Q x A
A E
Q
Keterlibatan Efektif dalam
Master Improvement
x Manajemen = Hasil-hasil
Story dan Karyawan (Tujuan
Perusahaan Tercapai)

Visi, Misi, dan Nilai-nilai


Komitmen dan Dukungan: Top Management
(Dewan Direksi dan Dewan Komisaris)
E = Effectiveness, Q = Qualitative/Technical Solution, A = Acceptance/Engagement
27
PLAN (P) S
O
Continual Improvement & Innovation L
B U
E
S
DO (D) S
I

T M
A
S
P A
R L
A CHECK (C) Tidak A
H
C or
T STUDY (S)?
I Check (C) or Study (S) terhadap
C Target (Apakah Actual > Target)?
E Ya
S
Reward & ACT (A) to
Recognition Standardize

PDCA/PDSA dalam
Continual Improvement & Innovation 28
Implementasi Manajemen Inovasi

Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma 29


Master Black Belt
Contoh Meningkatkan Inovasi Nilai

30
Model Kesempatan Peningkatan Inovasi Nilai

31
Continual Performance Improvement (CPI)
Team: Group Mission (CPI)
1.
2.
3.
4.
5.

Corporate KPIs (Continual Performance Improvement)


What (KPIs) Who (Responsible) When (Achievement)
1.
2.
3.
4.
Action Plan to Improve KPIs (5W-2H)
Why Who Where When How How Much
What (Actionable) (Reasonable)
(Responsible) (Place) (Duration) (Roadmap) (Rp)

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

32
S
DEFINE (D) O
L
Continual Improvement & Innovation U
S
MEASURE (M) I

S M
T A
S
A A
N L
D ANALYZE (A) Tidak A
H
A
R
D Analyze terhadap
I Target (Apakah Actual > Target)?
Ya
Z
E IMPROVE (I)
(S)

CONTROL (C)
BEST PRACTICES

DMAICS dalam Continual Improvement & Innovation


Model Proses Bisnis Kelas Dunia

34
ISO 9001:2015

35
Model ISO 9001:2015

36
Model Proses Bisnis MBCfPE

1 – 6 Disebut Pendekatan Proses  Maksimum Poin = 550


7 Disebut Pendekatan Hasil-hasil  Maksimum Poin 450
38
Desain dan Implementasi “Modified MBCfPE”
Input Kategori 3: Fokus Pelanggan (85 Poin)

Driver Kategori 1: Kepemimpinan (120 Poin)


C
I

& Kategori 4: Pengukuran, MIS


Analisis, dan Manajemen Kategori 2: Perencanaan
I Pengetahuan (90 Poin)
Master Improvement Strategik (85 Poin)
Story
N
N P
O R Kategori 5: Fokus Sumber Daya Manusia (85 Poin)
V O
A
C
T
I E Kategori 6: Fokus Operasional (85 Poin)
O S
N S
Output Kategori 7: Hasil-hasil (450 Poin)

Feedback/Feedforward
(Management Review/Meeting)
Pembagian 5 Tim (Team)
• Team Kepemimpinan & Sistem Manajemen
• Team Sumber Daya Manusia
• Team Produk & Proses
• Team Pelanggan
• Team Pasar dan Finansial

40
Mengembangkan Full Time Team Peningkatan Kinerja

No Full Time Team Skor 1 2 3 4 5 6 7,1 7,2 7,3 7,4 7,5


1 Kepemimpinan & Sistem 240 V V - V - - - - - V -
2 Sumber Daya Manusia 140 - - - V V - - - V - -
3 Proses & Produk 170 - - - V - V V - - - -
4 Pelanggan 170 - - V V - - - V - - -
5 Pasar & Finansial 80 - - V V - - - - - - V
Target Skor MBCfPE 800 (Tahun 1: Minimum 550)
V = Terkait erat dengan kategori MBCfPE

1. Kepemimpinan (120 Poin)


2. Perencanaan Strategik (85 Poin)
3. Fokus Pelanggan (85 Poin)
4. Pengukuran, Analisis, dan Manajemen Pengetahuan (90 Poin)
5. Fokus Sumber Daya Manusia (85 Poin) 1000
6. Fokus Operasional (85 Poin)
7.1 Hasil Proses dan Produk (120 Poin)
Poin
7.2 Hasil Berfokus Pelanggan (85 Poin)
7.3 Hasil Berfokus Sumber Daya Manusia (85 Poin)
7.4 Hasil Kepemimpinan & Governance (80 Poin)
7.5 Hasil Pasar & Finansial (80 Poin)

Malcolm Baldrige Criteria for Performance Excellence (MBCfPE)


41
Skor MBCfPE dan Kategori Organisasi

No Interval Skor Kategori Organisasi


1. 0 – 275 Early Development
2. 276 – 375 Early Result
3. 376 – 475 Early Improvement
4. 476 – 575 Good Performance
5. 576 – 675 Emerging Organization Leader
6. 676 – 775 Organization Leader
7. 776 – 875 Benchmark Leader
8. 876 – 1000 World Leader

42
43
Public-Private Partnership (PPP)

Public-Private Partnership adalah layanan pemerintah


yang dibiayai dan dioperasikan melalui hubungan
kemitraan dari pemerintah dengan satu atau lebih
perusahaan swasta. Skema ini sering disebut sebagai PPP
atau P3. PPP melibatkan kontrak antara otoritas sektor
publik dan pihak swasta, di mana pihak swasta memberikan
layanan publik atau proyek termasuk bertanggung jawab
dalam hal pendanaan (keuangan), risiko teknikal dan
operasional dalam proyek itu.

44
Kunci Keberhasilan PPP (P3)
Sumber: www.ncppp.org/
The National Council For Public-Private Partnership
1. Champion Sektor Publik:
Tokoh masyarakat yang diakui harus berfungsi sebagai juru bicara dan pendukung
bagi proyek dan penggunaan skema P3 (Public-Private Partnership).Champion
yang memiliki informasi yang baik akan memainkan peran penting dalam
meminimumkan kesalahan persepsi tentang nilai kepada masyarakat dari
pengembangan P3 secara efektif.

2. Landasan Hukum:
Harus ada dasar hukum untuk pelaksanaan setiap kemitraan. Transparansi dan
proses proposal yang kompetitif harus dijabarkan dalam undang-undang atau
peraturan pemerintah. Bagaimanapun, proposal dapat menjadi katalisator positif
untuk memulai usaha-usaha kreatif, pendekatan inovatif untuk mengatasi kebutuhan
sektor publik tertentu.

45
Kunci Keberhasilan PPP (P3)
3. Struktur Sektor Publik Yang Terorganisasi:
Sektor publik harus memiliki tim yang berdedikasi untuk proyek-proyek atau
program P3. Unit ini harus terlibat dari tahap konsep sampai negosiasi, melalui
pemantauan akhir dari pelaksanaan kemitraan. Unit ini harus mengembangkan
Permintaan Proposal (Request for Proposal) yang mencakup sasaran kinerja,
BUKAN spesifikasi desain. Pertimbangan proposal harus didasarkan pada nilai
terbaik, bukan harga terendah. Ketelitian, termasuk perhitungan nilai uang (Value
for Money) akan menjadi alat yang ampuh untuk mengevaluasi nilai ekonomi
secara keseluruhan.

4. Kontrak Lengkap (Rencana Bisnis):


Suatu PPP adalah hubungan kontraktual antara sektor publik dan swasta untuk
pelaksanaan suatu proyek atau layanan publik. Kontrak ini harus mencakup
penjelasan rinci tentang tanggung jawab, risiko dan manfaat dari kedua mitra publik
dan swasta. Kesepakatan akan meningkatkan kemungkinan keberhasilan kemitraan.
Menyadari bahwa semua kontinjensi tidak dapat diramalkan, kontrak yang baik
akan mencakup metode yang jelas dari penyelesaian sengketa.
46
Kunci Keberhasilan PPP (P3)
5. Definisi Skema Pendapatan Secara Jelas:
Karena mitra swasta dapat memberikan sebagian atau seluruh dana untuk penambahan
modal, maka harus ada aliran pendapatan yang dapat diidentifikasi yang mampu
memberikan tingkat pengembalian investasi selama jangka waktu kemitraan.

6. Dukungan Pemangku Kepentingan (Stakeholders):


Banyak orang akan terpengaruh oleh kemitraan daripada sekadar pejabat publik dan
mitra swasta. Karyawan yang terkena dampak, bagian-bagian dari masyarakat penerima
layanan, media massa/pers, serikat buruh, dan kelompok-kelompok kepentingan yang
relevan perlu mendukung PPP agar tidak terjadi kesalahpahaman tentang kemitraan
yang berguna bagi semua masyarakat. Hal ini penting untuk dilakukan komunikasi
secara terbuka dan terus terang terhadap para pemangku kepentingan ini untuk
meminimumkan resistensi dalam membangun kemitraan.

47
Kunci Keberhasilan PPP (P3)
7. Memilih Mitra Secara Hati-hati:
"Nilai terbaik" (tidak selalu harga termurah) dalam suatu kemitraan sangat penting
dalam menjaga hubungan jangka panjang yang merupakan inti kemitraan yang
sukses. Pengalaman calon dalam area spesifik kemitraan yang dipertimbangkan
adalah faktor penting dalam mengidentifikasi mitra yang tepat. Kemampuan
keuangan mitra swasta harus dipertimbangkan dalam proses seleksi akhir.

48
Jenis-jenis PPP (P3)
O & M (Operations and Maintenance): Operasi dan Pemeliharaan
Mitra Publik (otoritas pemerintah) melakukan kontrak dengan mitra swasta untuk
menyediakan dan / atau memelihara layanan publik tertentu. Dalam opsi O & M dari
pihak swasta, mitra publik tetap mempertahankan kepemilikan dan manajemen
keseluruhan dari fasilitas umum (publik) atau sistem.

OMM (Operations, Maintenance, and Management): Operasi, Pemeliharaan & Manajemen


Mitra Publik (otoritas pemerintah) melakukan kontrak dengan mitra swasta untuk
mengoperasikan, memelihara, dan mengelola fasilitas atau sistem layanan. Di bawah pilihan
kontrak OMM ini, mitra publik mempertahankan kepemilikan fasilitas publik atau sistem,
tetapi pihak swasta dapat berinvestasi dengan modal sendiri di fasilitas atau sistem. Setiap
investasi swasta diperhitungkan secara hati-hati berkaitan dengan efisiensi operasional dan
penghematan selama jangka waktu kontrak. Umumnya, semakin lama masa kontrak, semakin
besar peluang untuk meningkatkan investasi swasta karena ada lebih banyak waktu tersedia
untuk pengembalian investasi. Banyak pemerintah daerah di luar negeri menggunakan
kemitraan kontrak OMM ini untuk menyediakan layanan pengolahan air limbah.
Jenis-jenis PPP (P3)
DB (Design-Build): Desain - Bangun
Mitra swasta menyediakan desain dan konstruksi proyek untuk mitra publik. Jenis
kemitraan DB ini dapat mengurangi waktu, menghemat uang, memberikan jaminan yang
lebih kuat dan mengalokasikan risiko proyek tambahan untuk sektor swasta. Hal ini juga
mengurangi konflik dengan memiliki satu kesatuan yang bertanggung jawab kepada
pemilik publik untuk desain dan konstruksi. Mitra sektor publik memiliki aset dan
memiliki tanggung jawab untuk operasi dan pemeliharaan.

DBM (Design-Build-Maintain): Desain – Bangun - Memelihara


DBM ini mirip dengan DB kecuali pemeliharaan fasilitas selama jangka waktu menjadi
tanggung jawab mitra swasta. Manfaat yang mirip dengan DB dengan risiko pemeliharaan
yang dialokasikan untuk mitra sektor swasta dan jaminan diperluas untuk mencakup
pemeliharaan. Mitra sektor publik memiliki dan mengoperasikan aset.
Jenis-jenis PPP (P3)
DBO (Design-Build-Operate): Desain – Bangun - Operasi
Sebuah kontrak tunggal diberikan untuk desain, konstruksi, dan pengoperasian layanan atau
sistem. Pendekatan DBO mempertahankan kelangsungan keterlibatan sektor swasta dan
dapat memfasilitasi pembiayaan sektor swasta dari proyek-proyek publik yang didukung oleh
retribusi yang dihasilkan selama tahap operasi.

DBOM​​ (Design-Build-Operate-Maintain): Desain-Bangun-Operasi-Memelihara


DBOM merupakan model kemitraan terintegrasi yang mengkombinasikan tanggung jawab
desain dan konstruksi dari pengadaan rancang bangun dengan operasi dan pemeliharaan.
Komponen proyek ini diperoleh dari bagian swasta dalam kontrak tunggal dengan
pembiayaan dijamin dengan sektor publik. Sektor publik mempertahankan kepemilikan dan
mempertahankan secara signifikan pengawasan operasional melalui ketentuan yang
ditetapkan dalam kontrak.
Jenis-jenis PPP (P3)
DBFOM (Design-Build-Finance-Operate-Maintain): Desain-Bangun-Pembiayaan-Operasi-
Pemeliharaan. Dalam opsi DBFOM, tanggung jawab untuk mendesain (merancang),
membangun, pembiayaan, operasi dan pemeliharaan dialihkan ke mitra sektor swasta.

DBFOMT (Design-Build-Finance-Operate-Maintain-Transfer): Desain-Bangun-Pembiayaan-


Operasi-Pemeliharaan-Transfer. Model kemitraan DBFOMT adalah sama dengan DBFOM
kecuali bahwa sektor swasta memiliki aset sampai akhir kontrak ketika kepemilikan
ditransfer ke sektor publik.

BOT (Build-Operate-Transfer): Bangun-Operasi-Transfer. Mitra swasta membangun


fasilitas dengan spesifikasi disetujui oleh sektor publik, mengoperasikan fasilitas untuk
jangka waktu tertentu berdasarkan kontrak, dan kemudian mentransfer fasilitas pada akhir
periode waktu tertentu. Dalam kebanyakan kasus, mitra swasta juga akan menanggung
sebagian atau semua pembiayaan untuk fasilitas, sehingga lama kontrak harus cukup
panjang untuk memungkinkan mitra swasta itu mewujudkan pengembalian investasi
melalui pendapatan yang diterimanya.
Jenis-jenis PPP (P3)
BOO (Build-Own-Operate): Bangun-Memiliki-Operasi. Kontraktor (sektor swasta)
membangun dan mengoperasikan fasilitas tanpa mentransfer kepemilikan kepada sektor
publik. Hak legal untuk fasilitas tetap berada di sektor swasta, dan tidak ada kewajiban bagi
sektor publik untuk membeli fasilitas atau mengambil alih fasilitas setelah dibangun.

BBO (Buy-Build-Operate): Beli-Bangun-Operasi. Opsi BBO adalah bentuk penjualan aset


dari sektor publik kepada sektor swasta. Sektor publik menjual aset kepada sektor swasta,
yang kemudian membangun atau melakukan perbaikan yang diperlukan untuk
mengoperasikan fasilitas itu secara komersial yang menguntungkan.
Turnkey. Sebuah kontrak antara sektor publik dengan investor / sektor swasta untuk
mendesain (merancang) dan membangun fasilitas yang lengkap sesuai dengan standar
kinerja tertentu dan kriteria yang disepakati bersama. Pengembang swasta berkomitmen
untuk membangun fasilitas untuk harga tetap dan menanggung risiko konstruksi yang
memenuhi komitmen harga. Dalam transaksi turnkey, pembiayaan dan kepemilikan
fasilitas dapat berada pada mitra publik atau swasta. Sebagai contoh, sektor publik bisa
menyediakan pembiayaan, dengan menanggung biaya untuk petugas/pengawas dan
asuransi risiko. Atau, pihak swasta mungkin menyediakan modal pembiayaan, yang
umumnya disepakati dalam kontrak jangka panjang untuk mengoperasikan fasilitas
tersebut.
Jenis-Jenis PPP (P3)

54
Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma 55
Master Black Belt
•THANK YOU

56

Anda mungkin juga menyukai