Anda di halaman 1dari 26

KONSEP DASAR PERILAKU

PERILAKU??????
Esensi Pengkajian Perilaku
pengkajian terhadap perilaku manusia merupakan upaya

PERILAKU??????
untuk mengungkap makna asasi dari eksistensi kehidupan
manusia
pengkajian dan penginterpretasian perilaku manusia dalam
kenyataannya amat dipengaruhi oleh aspek ontologis yang
dianut oleh orang atau kelompok yang melakukan
penelaahan
psikologi telah melahirkan beberapa aliran, antara lain aliran
tingkah laku, aliran psikoanalisa, aliran psikologi humanistik,
dan aliran psikologi transpersonal, yang masing-masing
memiliki konsep dasar penelaahan perilaku yang khas
Pengertian Perilaku
Perilaku adalah setiap respons atau perbuatan
seseorang, sesuatu yang dilakukan oleh seseorang.

Apa yang dimaksud


Suatu perubahan perilaku merupakan suatu perubahan
kepribadian
segala tindakan yang dilakukan oleh suatu organisme.
dengan Perilaku?
Berbagai respons terhadap stimuli, motorik atau glan­
dular, dipandang sebagai jenis perilaku.
Proses mental dan emosional yang tidak tampak atau
tidak dapat diamati juga merupakan perilaku, demikian
juga pikiran dan perasaan merupakan jenis perilaku
Pengertian Perilaku
sebagian besar pendidik mengistilahkan perilaku
menunjuk hanya pada perkembangan anak, misalnya
apakah anak mengikuti perintah guru, apakah anak
bercakap-cakap tanpa minta izin guru, dan sebagainya.
Dalam konteks pembelajaran, perilaku itu sebenarnya
mencakup berbagai perbuatan anak, misalnya
membaca.
Jadi perilaku itu mencakup semua perbuatan seseorang
yang dapat diamati, yang tidak dapat diamati, yang
sederhana dan yang kompleks.
Jenis-jenis Perilaku
Skinner:
perilaku respondent,  menunjuk pada perilaku refleks
atau respons spontan secara otomatis, misalnya dilasi
pupil mata ketika individu memasuki ruang gelap
sehingga pupil secara spontan menjadi lebih lebar, yang
perilaku ini prosesnya dapat juga menggunakan
pembiasaan klasik (classical conditioning)
perilaku operan (operant behavior), menunjuk pada
perilaku yang disadari, misalnya membaca buku,
mengangkat tangan, dan protes terhadap guru
JAM BANDUL

DIAM

MATI HIDUP
JAM BANDUL

AMPLITUDO

NORMA NORMAL
JAM BANDUL

JAM
BANDIL
JAM GILA

RUSAK
Jenis-jenis Perilaku
Berdasarkan acuan norma :
Perilaku normal  merujuk pada perilaku manusia
yang selaras dengan norma masyarakat atau perilaku
yang sesuai dengan norma yang ada yang berlaku
secara umum
perilaku menyimpang (deviant)  merujuk pada
perilaku manusia yang berada di luar norma sosiai
atau perilaku yang tidak selaras dengan norma yang
ada yang berlaku secara umum
perilaku menyimpang disebabkan oleh ketidaknyamanan
dan ketidakhangatan kondisi fisik atau psikologis pada
seseorang dan melanggar peraturan yang telah mapan
perilaku menyimpang merupakan konsep yang bersifat
relatif
perilaku menyimpang itu tergantung pada aturan atau
norma umum yang berlaku pada suatu kelas atau
kelompok, daerah atau wilayah, dan budaya masyarakat
yang penerapannya amat ditentukan oleh kerelevanannya
menurut waktu, konteks lingkungan, dan adat istiadat
setempat sehingga penilaian subjektif terkadang amat
mencorakinya karena manusia ditentukan dan
menentukan budayanya, termasuk produk dan penerapan
norma umum
Dimensi Perilaku
Dibedakan berdasarkan:
1. kecepatan (rate) dan frekuens/ (frequency), 
jumlah munculnya perilaku pada suatu periode
khusus,
2. lamanya (dura­tion),  panjang/lama waktu
munculnya perilaku,
3. topografi (topography), fisik perilaku, dan
4. besarnya (magnitude),  kekuatan atau intensitas
perilaku
Frekuensi
Frekuensi merujuk pada jumlah munculnya suatu
perilaku daiam periode waktu khusus atau periode
waktu tertentu, misalnya menit, jam, periode jeda
atau hari,
Durasi
Lamanya/panjang waktu mulai awal sampai akhir
munculnya perilaku.
Durasi perilaku itu perlu diukur bila perilaku itu dianggap
penting,
misalnya berapa lama siswa menyelesaikan tugasnya atau
berapa panjang waktu keseluruhan untuk perilaku
menyimpang, (menggigit jari, menangis, menulis,
mondar-mandir, dan meninggalkan kelas selama
pembelajaran).
Untuk mengetahui durasi terjadinya perilaku seseorang
itu diperlukan alat ukur tertentu
Topografi
Setiap perilaku memiliki topografi atau bentuk.
Deskripsi bentuk perilaku khusus yang tepat amatlah
penting ketika melakukan asesmen gangguan perilaku
atau ketika memeriksa ruang lingkup kegagalan yang
terjadi.
Sebagai contoh topografi perilaku, siswa memegang
pensil digenggam dan mengatur posisi buku dalam
kondisi 90 derajat serta postur tubuh membungkuk saat
menulis; siswa menulis huruf arab dari kiri ke kanan;
siswa membaca kata "buku", dibacanya "kubu" selama 8
kali selama 25 menit
Besarnya (magnitude)
kekuatan atau intensitas perilaku
ketika guru mengukur perilaku siswa tentang menggigit
misalnya, besarnya digambarkan secara naratif untuk
menjelaskan kuatnya perilaku itu, misalnya Gigitan Ali pada
Adi amat kuat dan cideranya amat dalam karena sekitar 3 menit
Ali baru melepaskannya sehingga membuat Adi pingsan dan
menjerit, yang akhirnya guru kelas Adi melarikannya ke rumah
sakit terdekat.
Setelah Ali menggigit Adi, ia lari bersembunyi di belakang
almari buku selama 30 menit dan tidak mau dibujuk untuk
duduk kembali. Setelah 30 menit bersembunyi, Ali baru mau
duduk di kursinya dengan bantuan teman dekatnya.
Pandangan tentang Perilaku
psikologi sebagai ilmu, mempelajari perilaku manusia
dengan menerapkan prinsip-prinsip metode ilmiah
Sigmund Freud, bapak psikoanalisa dan bapak psikiatri,
yang studi empiriknya tentang individu yang mengalami
penyimpangan pada perkembangan kepribadiannya.
Hasil pemikirannya berupa model pendekatan
konseptual yang mendominasi kancah psikologi dan
amat diperhitungkan sebagai konsep yang memberikan
pertimbangan munculnya konsep pemikiran berikutnya
untuk memahami perilaku manusia.
Pandangan tentang Perilaku
Behaviorisme yang amat kontradiktif dengan
pendekatan psikoanalisa, terutama dalam substansi
materi tentang ketidaksadaran/kesadaran yang
menjadi inti dari bahasan psikoanalisa tentang posisi
dari struktur jiwa, tetapi yang keberadaannya justru
tidak dipedulikan oleh aliran behaviorisme. Aliran
perilaku lebih mengagungkan aspek stimulasi
lingkungan yang bisa membentuk perilaku makhluk
dengan sesuka hati lingkungan eksternal.
Pandangan tentang Perilaku
aliran humanistik  manusia dipandang sebagai
makhluk yang bebas menentukan perkembangan
dirinya menjadi sehat mental bila ia mendapat
kesempatan, sehingga ia dapat berperilaku optimal
sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Aliran
humanistik ini tidak nenolak mentah-mentah konsep
yang mendukung kedua aliran sebelumnya, tetapi
berupaya untuk mengintegrasikan segi yang
bermanfaat, bermakna, dan dapat diterapkan bagi
kemanusiaan dari kedua aliran tersebut.
Pelatar Belakang Perilaku
kepribadian dan budaya seseorang merupakan dua hal
yang tak mungkin dapat dipisahkan satu sama lain
Ekologi sebagai Pelatar Belakang Perilaku
Manusia tinggal dalam berbagai lingkungan fisik (ekologi)
yang amat bervariasi. Dalam konteks ini, kata ekologi
mengacu pada tempat seseorang tinggal, yang terdiri atas
objek, sumberdaya, geografi lingkungan, dan cara-cara
menciptakan dan mempertahankan kehidupan.
Lingkungan menciptakan kondisi bagi perkembangan budaya
khusus, sosialisasi, dan pola-pola perilaku. Ini berarti melalui
kondisi ekologis yang ada dapat digunakan untuk
mengungkap perkembangan budaya. Jadi, ekologi
membentuk budaya, berikutnya budaya membentuk jenis
perilaku khusus. Cara pandang di atas dapat digambarkan:
Ekologi -> Budaya -> Perilaku Sosial.
Bahasa sebagai Pelatar Belakang Perilaku
bahwa bahasa mempengaruhi cara berpikir
dunia pandang tentang anggota budaya tergantung
pada bahasa yang dipakai
bahasa memiliki efek terhadap beberapa aspek
pengalaman manusia tentang dunia, namun efeknya
relatif kecil
bahasa mempengaruhi dunia pandang atas anggota
suatu budaya
bahasa mempengaruhi cara berpikir dan berperilaku
individu
Bahasa sebagai Pelatar Belakang Perilaku
Bahasa merupakan bagian budaya manusia dan
sebagai gejala budaya yang dapat diamati dan diukur,
karena itu penerapan bahasa seseorang dalam
kehidupan dan pergaulan merupakan cerminan dari
pribadi dan sekaligus sebagai perilaku si penuturnya
berbahasa santun merujuk pada penggunanan kaidah
bahasa dan berbahasa sesuai pada tempatnya
Berbahasa seseorang yang dikehendaki oleh
masyarakat yang beradab, yaitu berbahasa santun
Sejarah Hidup sebagai Pelatar Belakang
Perilaku
Evolusi budaya dan manusia berlangsung pada arah
meningkat secara rumit
Orang membuat sejumlah perbedaan besar antar
objek dan peristiwa lingkungannya. Ekologi dan
sejarah masyarakat menentukan kerumitan budaya.
Masyarakat pemburu, pemancing cenderung
sederhana, masyarakat agrikultural cenderung
kompleks, masyarakat industri cenderung iebih
kompleks, dan masyarakat informasi adaiah paling
kompleks.
Sejarah Hidup sebagai Pelatar Belakang
Perilaku
Perlawanan antara budaya tersederhana dan terkompleks adalah
faktor terpenting variasi budaya dalam perilaku sosial.
Pada budaya yang ketat memiliki norma yang mapan. Penyimpangan
sedikit dari perikaku normatif ditoleransi, dan sanksi berat diberikan
bagi mereka yang menyimpang.
Budaya longgar memiliki norma tak jelas atau toleransi
penyimpangan dari norma.
Pada budaya pluralistik amat sulit orang sepakat dengan norma
khusus bahkan amat sulit menjatuhkan sanksi berat. Sedang
homoginitas budaya menimbulkan kesepakatan tentang perilaku
betul.
Pada budaya yang amat longgar sanksi bukan sebagai pemberat bila
norma hanya berlaku secara informal.
Situasi sebagai Pelatar Belakang Perilaku
Seseorang berperilaku dalam situasi khusus seperti yang ia pahami.
Perilaku sosial tergantung pada persetujuan yang dibuat oleh individu
dengan individu lain, ini merupakan jenis khusus norma pribadi.
Pada sisi lain, pemanfaatan perilaku sebagai variabel dapat digunakan
untuk mengungkapkan penerimaan konsekuensi aksi dan nilai dari
konsekuensi.
Pernyataan di atas berimplikasi luas di antaranya, seorang hina papa
yang berhari-hari tidak makan bisa nekat berbuat mencuri, sekalipun
mencuri itu mempunyai resiko dan konsekuensi yang berat biia
kedapatan oleh massa. Demikian juga seorang koruptor terus
bertindak korup jika hukum amat longgar dan sanksi hukum amat
ringan
05/02/2022 26

Anda mungkin juga menyukai