OLEH
NAMA:
MARIA ELVIANA PEGA ENO
(1962201012)
SEMRI LAE
(1962201015)
BAB 3
ENTITAS KONSOLIDASI DAN LAPORAN KEUANGAN
Laporan keuangan konsolidasian umumnya diangap lebih brguna di bandingkan laporan keuangan tersendiri
perusahaan individual jika perusahaan perusahaan tersebut berelasi prinsip akauntasi yang di terapkn untuk
membuat laporan keuangan konsolidasian sama dengan prinsip akuntansi yang di terapkan untuk membuat
laporan keuangan perusahaan tersendiri.
p
p p
8,3 8,90 ,70 ,90 ,80
,80
x x y w x y
,61 ,40
,30 ,15 30 ,35
z z z
Di(1),P memiliki 80% X,yang memiliki 60% Z
Di(2),P memiliki 90%X dab 70% Y;Xmemiliki 40% Zdan Y memiliki 30%Z
Di (3) P memiliki 90%Xdan 80%Y;Xmemiliki80% Wdan 305 Z;Y memiliki 15%Z ;Wmemiliki 15% Z
Pada masing masing situasi pengendalian P dan Z bersiffat tidak langsung karena P memperoleh pengendalian
tersebut dengan mengendalikan perusahaan perusahaan lain yang mengendalikan Z.
Kemampuan untuk memiliki pengendalian
Dalam situasi tertentu pemegang saham mayoritas anak perusahaan mungkin tidak mampu untuk mempunyai
kendali walaupun mereka mempunyai lebih darim50% saham berhak suara yang beredar.sebagaai contoh
jika anak perudsahaan dalam reorganisasian legal aytau dalam kepalitan walaupun induk perusahaan
mempunyai kepemilikanj mayoritas ,pengendalian ada pada pengendalian atau trustee yang ditunjuk oleh
pengendaklian begitu pula jika anak perusahaan berada di negara laindan negara tersenut memberikan
batasan pada anak prusahaan yang mencegah pengembalian laba atau aset ke induk perusahaan
Perbedaan periode fiskal
Sering terjadi periode fiskal anak perusahaan jika berbeda dengan induk perusahaan ,di ubah untuk disamakan
dengan periode fiskal induk perusahaan.baik OJK maupun srandar akuntansi yang berlaku
memperbolehklan konsolidasi dari laporan keuangan anak perusahaan tampa menyesuaikan periode fiskal
anak perusahaan jika periode fiskal tersebut tidak berbeda lebih dari 3 bulan dari periode fiskal induk
perusahaan dan jika di lakukan pengakuan terhadap kejadian kejadian yang memppunyai pengaruh
material terhadap posisi keuangan atau hasil operasi.
GAMBARAN UMUM PROSES KONSOLIDASIAN
,
proses konslidasi menambah secatra bersama laporan keuangan dari dua atau lebih perusahan legal yang
terpisah,menghasilkan satu kumpulan laporan keuangan.prosedur tersebut ditunjukan untuk menghasilkan
laporan keuangan seakan akan perusahaan yang terkonsolidasi adalah satu perusahaan tunggal.
Laporan keuangan terdiri dari perusahaan perusahaan yang terlibat merupakan titik awal tiap kali laporan
keuangan konsoliadian di buat.laporan keuangan tersendiri tersbut di tambahkan bersama sama setelah
beberapa penyesuaiaan dan eliminasi untuk menghasilkan laporan keuangan konsolidasian .
Untuk menyajikan laporan keuangan konsolidasian yang tepatPSAK 65 memberikan pedoman berikut.
1. Investasi perusahaan induk di prusahaan anak di hilabkan menurut kepemilikan proposional perusahaan
induk di perusahaan anak.
2. kepentingan non perngendali atas keuntungan dan kerugian selama periode konsolidasi di anak perusahaan
di dentifikasi.
3. Setiap kepengantingan non pengendali di aset bersih anak perusahaan konsolidasi di dentifikasikan secara
terpisah.
4. Saldo transaksi,perndapatan ,dan bevan antar perusahaan di hilangkan seluruhnya.
Entitas konsolidasi
Induk
perusahaan
entitas
konsolidasi
Anak
perusahaaan
Laporan keuangan konsolidasian
PT indah
Laporan posisi keuangan konsolidasian
31 desember 20x1
Aset liabilitas dan ekuitas
saham
biasa
PT
PT indah indah
PT andika
Saldo laba PT andika tidak di laporkan di laporan posisi keuangan konsolidasian karena saldo laba tersebut
berhubungan dengan kepemilikan yang di miliki seluruhnya dalam entitas konsolidasi.senbal;iknya saldo
laba PT indah mencerminkan klaim pemegang saham induk perudsahaan,yang merupakan pemilik sisia dari
entitas konsolidaasi.saldo laba PT indah(dikurangi laba antar perusahaan yang belum di realisasi)
mengidikasikan jumlah laba masalalu yang belum di sdistribusikan dari entitas konsolidasi yang menjadi
milik pemegang saham induk prusahaan dan karenanya di laporkan sebgai saldo laba konsolidaion.
Piutang dan utang antar perusahaan
piutang dan utang antar perusahaan dapot di lihat sebagai beriku.
PT indah
PT andika
Satu perusahaan tidak dapat berutang kepada dirinya sendiri.walaupun sebagai erusahaan terpisah PT ndah
melaporkan piutang usaha sebesar 1.000.000 ke PT indah,piutang dan utang seperti tidak ada dari sudut
pandang konsolidasi .oleh karena itu Rp 1000.000 di eliminasidari piutang dan utang dalam membuat
lapotran posisi keuamngan konsolidasi.
Penjualan antar perusahaan
Penjualan baranfg dari PT indah ke PT andika juga harrus di lihat dari konteks entitas tunggal,sebagaimana di
ilustrasikan dalam diagram berikut.
entitas konsolidasi
penjualan
Rp 6.000.000
PT andika
Dalam contoh ini persedisaan antar perusahaan yang tersisa pada akhir periode (Rp 6.000.000) harus dinyatakan
keembali menjadi biaya perolehan awalnya untuk entitas konsolidasi Rp 4.000.000 yang di bayarkan PT indah
pada saat membeli persedian tersebut. Begitu pila laba sebesar Rp 2.000.000 yang di akui dari penjualan antar
perusahaan dan termasuk dalam saldo laba antar perusahaan tidak boleh dimasukan dalam laporan posisi
keuangan konsolidasian.
Perbedaan antara biaya perolehan dan nialai buku
pada contoh diatas , diasumsikan bahwa nilai wajar dari penialaian yang di beriakan oleh PT indah untuk
mengakuisisi PT andika adalah sama dengan nilai wajar aset bersih PT Andika, dan nilai wajar aset dan leabilitas
PT andika sama dengan nilai bukunya.
Sudut pandang entitas tunggal
Untuk memehami tiap penyesuian yang di perlukan dalam pembuatan laporan keuangan konsolidasian pembaca
harus fokus pada (1) mengidentifikasi perlakuan atas hal kusus dari pihak perusahaan terpisah dan (2)
mengidentifikasi jumlah nilai nominal yang akan muncul dalam laporan keuangan dari hal kusus tersebut jika
entitas konsolidasi merupakan perusahaan tunggal.
kepentingan non pengedali
Induk perusahaan dapat memiliki kurang dari 100% saham suatu perusahaan dalam kombinasi bisnis atau pada
awalnya memiliki 100% tetapi kemudian dijual atau diberikan beberapa lembar ke pihak lain.saham lain dari
anak perusahaan yang tidak dimiliki induk periusahaan disebu pemegang saham “ non pengendali” lain dari
pemegang saham tersebut atas laba dan aset bersihg anak perusahan di sebut kepentingan non pengendalian
(non contoling interst) pemegang saham non pengendalian jelas mempunyai klaim atas aset dan laba anak
perusahaan karena adanya kepemilikan saham mereka.karena umunya aset,liabilitas ,dan laba anak perusahaan
di masukan dalam laporan keuangan konsolidasian klaim pemegang saham non pengendali atas hal tersebut
harus di laporkan.
PT INDAH DAN ANAK PERUSAHAAN
kertas kerja laporan posisi keuangan konsolidasian
31 desember 20x
eliminasi
PT indah PT andika debit kredit konsolidasian
kas Rp 5.000.000 Rp 3.000.000 Rp 8.000.000
Piutang ( bersih) 84.000.000 30.000.000 Rp 1.000.000 113.000.000
Persedian 95.000.000 60.000.000 2.000.000 153.000.000
Aset tetap( bersih) 375.000.000 250.000.000 625.000.000
2.000.000
Rp 884.000.000 Rp 358.000.000 Rp 303.000.000 Rp 303.000.000 Rp 939.000.000
Contoh,jika anak perusahaan mempunyai laba bersih Rp 150.000.000 dan pemegang saham non pengendali mempunyai 10% sahaam anak
perusahaa,maka bagianmereka atas laba adalah Rp 15.000.000(Rp 150.000.000 x 0,10 )begitu pula jika ekuitas pemegang saham anak
perusahaannya terdiri dari saham biasa sebsar Rp 600.000.000 dan saldo laba Rp 200.000.000 total kepentingan non pengendali yang
mencerminkan klaim pemegang saham non pengendalli atas aset bersih anak perusahaan di hitung sebagai berikut
Goodwill
Kenaikan nilai
Wajar
nilai buku
Sebagai contoh misalkan PT P memperoleh 80% atas saham PT S pada 1 januari 20x1 sebsar Rp 96.000.000 pada tanggal
tersebut nilai buku aset bersih PT S sebesar Rp 100.000.000 dan nilai wajar sebesar Rp 120.000.000 terdapat Rp
20.000.000 kenaikan nilai wajar atas gedung dan peralatan PT s dengan sisa manfaat 10 tahun.metode penyusutan
yang di gunakan adalah garis lurus. Utuk tahun 20x1 PT p melaporkan laba dari hasil operasinya sendiri sebesar Rp
200.000.000 dan PT s melaporkan laba bersih sebsar Rp 30.000.000. di asumsihkan bahwa nilai laba tidak terdapat
keuntungan belum terealisasi daroi penjualan antar perusahaan jika terdapat keuntungan belum terealisasi dalam
laba maka perbedaan tamvbahan antar pendekatan dapat di perlihatkan.
Pengakuan pendapatan ,beban,dan laba bersih anak perusahaan
Elmen teori
perorangan induk perusahaan entitas
bagian bagian bagian bagian bagian bagian
induk perusahaan non pengendali induk perusahaan non pengendali induk perusahaan non pengendali
Pendapatan
Beban
Laba neto
Pengaruh akibat perbedaan pendekatan dalam menyiapkan laporan keuangan konsolidasian
Teori
Peorangan induk perusahaan entitas praktik akuntansi saat ini
Nilai aset bersih Anak
( perusahaan yang di akui
pada saat akuisisi)
Nilai buku
Rp 100.000.000x0,80 Rp 80.000.000
Rp 100.000.000x1,00 Rp 100.000.000 Rp 100.000.000 Rp 100.000.000
pendapatan Rp 1.800.000.000
Beban 800.000.000
Laba bersih konsolidasi Rp 1.000.000.000.
ekuitas :
kepentingan pengendali
saham biasa Rp 10.000.000.000
agio saham biasa Rp 50.000.000.000
saldo laba Rp 30.000.000.000
total kepentingan pengendali Rp 90.000.000.000
Kepentingan non pengendali di anak perusahaan Rp 5.000.000.000
Total ekuitas Rp 95.000.000.000
Sebagai ilustrasi misalnya, PT Piranha membeli 80% saham biasa PT Sarden seharga Rp 550.000.000 .nilai wajar
keseluruhan PT sarden di estimasikan sebesar Rp 687.500.000. aset bersih PT Sarden mempunyai nilai buku
Rp 500.000.000 dan nilai wajar 600.000.000 . Aset bersih ke PT piranha setelah kombinasi bisnis idak
termasuk investasinyadi PT sarden, mempunyai nilai buku sebasar Rp 2.000.000.000. jumlah yang dilaporkan
dalam laporan posisi keuangan konsolidasian sesaat setelah kombinasi bisnis berdasarkan pendekatan yang
digunakan dalam praktik saat ini dan pendekatan entitas adalah sebagai berikut.
praktik saat ini pendekatan entitas
Aset bersih Rp 2.580.000.000 Rp 2.600.000.000
Goodwill 70.000.000 87.500.000
Berdasarkan praktik saat ini jumlah yang di alokasikan ke aset bersih entitas konsolidasi adalah nilai buku aset
bersih induk perusahaan (RP 2.000.000.000) ditambahkan nilai buku aset bersih anak perusahaan (Rp
500.000.000) ditambah bagian induk perusahaan atas kenaikan nilai aset bersih anak perusahaan (Rp
100.000.000x 0,80). Goodwill dalam praktik saat ini di hitung sebagai selisih antara harga beli ( Rp
550.000.000) yang lebih besar dari bagian induk berdasarkan praktik masa depan aset bersih di nilai pada
buku aset bersih induk perusahaan ( Rp 2.000.000.000)di tambah nilai wajar penuh aset bersih anak
perusahaan pada tanggal kombinasi bisnis (Rp 600.000.000) .goodwill sebesar Rp 87.500.000 dihitung dari
perbedaan antar nilai wajar keseluruhan PT Sarden (Rp 687.500.000) dan nilai wajar aset bersihnya (Rp
600.000.000)