Anda di halaman 1dari 6

MENILAI STATUS IMUNISASI

PADA BAYI 0-2 BULAN


A. Pengertian imunisasi
Imunisasi merupakan bentuk intervensi kesehatan yang sangat efektif dalam
menurunukan angka kematian bayi dan balita. Dengan imunisasi, berbagai penyakit
seperti TBC, difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B, poliomyelitis, dan campak dapat
dicegah. Pentingnya pemberian imunisasi dapat dilihat dari banyaknya belita yang
meninggal akibat penyakit yangdapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Hal itu
sebenarnya tidak perlu terjadi karena penyakit-penyakit tesebut bias dicegah dengan
imunisasi. Oleh karena itulah, untuk mencegah balita menderita beberapa penyakit
yang berbahaya, imunisasi pada bayi dari balita harus lengkap serta diberikan sesuai
jadwal. (Vivian 2010)
Imunisasi merupakan salah satu cara yang efisien dalam mencegah penyakit dan
merupakan bagian kedokteran preventif yang mendapatkan prioritas. Sampai saat ini
ada tujuh penyakit infeksi pada anak yang dapat menyebabkan kematian dan cacat,
walaupun sebagian anak dapat bertahan dan menjadi kebal. (Dwi Maryanti 2011)
Perlu diketahui bahwa istilah imunisasi dan vaksinasi sering diartikan sama,
meskipun arti yang sebenarnya adalah berbeda. Imunisasi adalah suatu pemindahan
atau transfer antibody secara pasif, sedangkan vaksinasi adalah pemberian vaksin
(antigen) yang dapat merangsang pembentukan imunitas (antibody) dari system
imun dalam tubuh. (Nur Muslihatun Wafi 2010)
NEXT
B. Jenis-jenis imunisasi
1. Imunisasi BCG
2. Imunisasi Hepatitis B
3.Imunisasi Polio
4. Imunisasi DPT atau DTwP dan DTaP
5. Imunisasi Campak
NEXT
1. Jadwal pemberian imunisasi
a. Diberikan 3 kali sejak umur 2 bulan (tidak boleh diberikan sebelum umur 6
minggu) dengan interval 4-6 minggu.
b. DTP-1 umur 2 bulan.
c. DTP-2 umur 3 bulan.
d. DTP-3 umur 4 bulan
e. DTP-4 diberikan setelah 1 tahun dari DPT-3, yaitu pada umur 18-24 bulan.
f. DTP-5 diberikan pada saat anak masuk sekolah (umur 5 tahun).
g. DT-6 diberikan pada saat anak berumur 12 tahun pada bulan imunisasi anak
sekolah (BIAS), karena kasus difteri masih dijumpai pada anak usia 10 tahun.
Dosis pemberian vaksin DTaP, DTwP, atau DT adalah 0,5 ml, diberikan melalui
suntikan IM. Reaksi KIPI vaksin ini, antara lain reaksi lokal kemerahan,
bengkak, nyeri pada lokasi injeksi, demam ringan, gelisah dan menangis terus
menerus beberapa jam pasca penyuntikan. Reaksi KIPI yang paling serius,
adalah ensefalopati akut dan reaksi anafilaksis.
Next
A. Keberhasilan Imunisasi Tergantung Faktor
1. Status imun penjamu
adanya Ab spesifik pada penjamu, keberhasilan vaksinasi, misalnya
- Campak pada bayi
- Kolustrum ASI IgA polio
- Maturasi imunologik, neonates, fungsi makrofag, kadar
komplemen, aktifasi optonin.
- Pembentukan Ab spesifik terhadap Ag kurang hasil vaksinasi
ditunda sampai umur 2 bulan.
- Cakupan imunisasi semaksimal mungkin agar anak kebal secara
simultan, bayi di imunisasi.
- Frekuensi penyakit, dampaknya pada neonates berat imunisasi
dapat diberikan pada neonates.
-Status imunologik (seperti defisiensi imun) respon terhadap vaksin
kurang. (dwi maryati, sujianti, tri budiarti)
Next
2. Genetik
Secara genetik respon imun manusia terhadap Ag
tertentu baik, cukup, rendah keberhasilan vaksinasi
tidak 100 %.

3. Kualitas vaksin
a. Cara pemberian, missal polio oral imunisasi lokal dan
sistemik
b. Dosis vaksin
c. Frekuensi pemberian
d. Jenis vaksin
Terimah kasih

Anda mungkin juga menyukai