PEMANTAUAN
LINGKUNGAN (RPL)
Abdul Aziz
3333170031
Latar • Agar lingkungan
kemampuannya,
tetap
maka
terpelihara
aktivitas
keberadaan
pembangunan
dan
harus
Belakang dilandasi pelestarian lingkungan. Sehingga diperlukannya
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) sebagai
sarana untuk mengetahui adanya dampak dari suatu
pembangunan secara dini, salah salah satunya dengan
mengkaji dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL)
dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL). Pembangunan
akan menimbulkan dampak negatif diantaranya
terganggunya penduduk sekitar proyek akibat dari
penurunan kualitas udara, kebisingan, peningkatan air larian,
penurunan kualitas air permukaan, penurunan kualitas tanah
akibat kegiatan pembangunan proyek, dan lain-lain.
• 1. Bagaimana evaluasi bentuk pengelolaan dan pemantauan
Masalah
dilaksanakan atau tidak dilaksanakan.
• Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup yang selanjutnya disingkat RPL adalah upaya pemantauan komponen
lingkungan hidup yang terkena dampak akibat dari rencana usaha dan/atau kegiatan.
• Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup, yang selanjutnya disebut UKL-UPL,
adalah pengelolaan dan pemantauan terhadap Usaha dan/atau Kegiatan yang tidak berdampak penting terhadap
lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan Usaha dan/atau
Kegiatan.
• Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup, yang selanjutnya disingkat SPPL,
adalah pernyataan kesanggupan dari penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan untuk melakukan pengelolaan dan
pemantauan lingkungan hidup atas dampak lingkungan hidup dari usaha dan/atau kegiatannya di luar usaha dan/atau
kegiatan yang wajib amdal atau UKL-UPL.
Metodologi Penelitian
• Jurnal 1 : Metode pendekatan menggunakan deskriptif kualitatif melalui teknik analisis isi
(content analysis).Penelitian dilaksanakan dari bulan Februari 2019 – Juni 2019. Bahan yang
digunakan dalam penulisan ini adalah dokumen ANDAL, dokumen RKL – RPL proyek serta data –
data hasil pengujian parameter lingkungan. Metode analisa data penulisan dengan mempelajari
dokumen RKL – RPL serta melakukan peninjauan langsung di lapangan yaitu dengan melakukan
interview dengan HSE Proyek dan warga sekitar proyek. Hasil penulisan berupa tinjauan terhadap
kesesuaian dan ketidaksesuaian antara dokumen RKL – RPL terhadap pelaksanaannya di
lapangan serta menjelaskan permasalahan yang terjadi dan memberikan solusi yang tepat.
• Jurnal 2 : Peneliti menggunakan pendekatan penelitian yuridis normatif yang bersifat kualitatif.
Hasil dan Pembahasan
• Bentuk pemantauan terhadap penurunan kualitas udara dilakukan dengan melakukan pengambilan sampel dan
menganalisa di laboratorium
• Bentuk pemantauan terhadapa peningkatan kebisingan dapat dilakukan dengan melakukan pengukuran
dilokasi dan membandingkan hasilnya dengan baku mutu lingkungan
• Bentuk pemantaun yang dilakukan pada peningkatan kuantitas air adalah dengan melakukan pemeriksaan
langsung dilapangan dan membandingkan hasil perhitungan debit air dengan perhitungan daya tampung
• Bentuk pemantauan yang dilakukan pada kualitas air adalah dengan melakukan pemeriksaan langsung dengan
melakukan pengambilan sampel dan melakukan analisa di laboratorium
• Bentuk pemantauan yang dilakukan pada penurunan kuantitas air adalah dengan melakukan pemeriksaan
langsung dilapangan dengan melakukan analisis data dan membandingkan hasilnya dengan pemantauan sumur
berkala
• Bentuk pemantauan yang dilakukan pada peningkatan kesempatan kerja dan berusuaha adalah dengan
melakukan observasi lapangan dengan dengan data penerimaan pekerja dan kesempatan berusaha kemudian
membandingkan dengan kebutuhan tenaga kerja dan usaha yang mungkin dapat dilakukan oleh warga sekitar.
Namun, bentuk pemantauan dalam dokumen tersebut tidak dilaksanakan oleh pihak pemrakarsa maupun
kontraktor
Kedudukan Tindak Pidana Lingkungan Dalam Penegakan
Hukum Lingkungan
• Berdasarkan regulasi yang berlaku sebagaimana Indonesia sebagai negara hukum (Pasal 1 ayat (3)
UUD 1945), selanjutnya tertuang atas dasar Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 serta berbagai
peraturan pelaksanaannya, nampak bahwa karakteristik yang nyata adalah bahwa kategori suatu
tindakan sebagai tindak pidana lingkungan erat hubungannya dengan tidak dipenuhinya kewajiban-
kewajiban administrasi, seperti tercantum di dalam izin atau lisensi.
• Dalam merumuskan tindak pidana lingkungan hendaknya selalu dipertimbangkan adanya dua
macam elemen, yakni elemen material dan elemen mental yang mencakup pengertian bahwa
berbuat atau tidak berbuat dilakukan dengan sengaja, atau kealpaan (negligence). Elemen material
mencakup: (1) adanya perbuatan atau tidak berbuat sesuatu yang menyebabkan terjadinya tindak
pidana atau (2) perbuatan atau tidak berbuat yang melanggar atau bertentangan dengan standar
lingkungan yang ada.
Konspetual Upaya Pengelolaan dan Pemantauan
Lingkungan Perspektif Pengakan Hukum
• Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) bersifat spesifik
bagi masing-masing jenis usaha atau kegiatan yang dikaitkan dengan dampak yang
ditimbulkannya. Oleh karena itu Pedoman Teknis UKL dan UPL ditetapkan oleh instansi yang
bertanggung jawab (sektoral) untuk setiap jenis usaha atau kegiatan dan dikaitkan langsung
dengan aktivitas teknis usaha atau kegiatan yang bersangkutan. Pemrakarsa usaha atau kegiatan
terikat pada dokumen yang telah diisi dan ditandatanganinya, dan menjadi syarat-syarat
pemberian izin usaha atau kegiatan dimaksud.
Upaya Pengelolaan • 1. Acuan dalam penyusunan Pedoman Teknis Upaya
Lingkungan dan Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan
Pemantauan Lingkungan Lingkungan bagi Departemen/Lembaga Pemerintah
berfungsi sebagai: Non- Departemen Sektoral.
4. Upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan bersifat spesifik sesuai kegiatan dan dampak
yang terjadi/ditimbulkan. Kedudukan hukum lingkungan sebagai hukum fungsional,
berpengaruh pula terhadap proses penegakan hukumnya yang mengacu pada tiga bidang
hukum yaitu hukum perdata, hukum pidana dan hukum administrasi. Penegakan hukum secara
represif dengan penerapan sanksi administrasi terhadap pelanggar. Melalui pengawasan,
pemerintah dapat diketahui apakah hukum tersebut telah ditaati ataukah telah terjadi
pelanggaran-pelanggaran terhadap hukum administrasi. Selanjutnya apabila terjadi
pelanggaran, maka Pemerintah dapat menerapkan sanksi administrasi sebagai upaya penegakan
hukum represif. Dengan demikian kedudukan sanksi administrasi dalam penegakan hukum
mempunyai peran yang sangat penting sebagai penghujung dari penegakan hukum.
TERIMAKASIH
THANK YOU