Anda di halaman 1dari 8

KENYAMANAN TERMAL

DAN VISUAL PADA IKLIM


TROPIS LEMBAB
Kenyamanan termal dapat didefinisikan
sebagai suatu kondisi pikiran yang
mengekspresikan kepuasan dengan lingkungan
termal (Nugroho, 2006).

Kondisi kepuasan termis dari pikiran kita (ASHRAE)

Berhubungan dengan perasaan/ekspresi dari respon kondisi


panas atau dingin

Kondisi yang tidak panas dan tidak dingin = nyaman


Standar Internasional (ISO 7730:1994) menyatakan bahwa
sensasi termis yang dialamimanusia merupakan fungsi dari
empat faktor iklim yakni, suhu udara, suhu radiasi,
kelembabanudara, kecepatan angin, serta dua faktor individu
yakni, tingkat aktifitas yang berkaitan dengan laju metabolisme
tubuh, serta jenis pakaian yang dikenakan.

Standar Internasional (ISO 7730:1994) menyatakan bahwa


sensasi termis yang dialami manusia merupakan fungsi dari
empat faktor iklim yakni, suhu udara, suhu radiasi,
kelembabanudara, kecepatan angin, serta dua faktor individu
yakni, tingkat aktifitas yang berkaitan dengan laju metabolisme
tubuh, serta jenis pakaian yang dikenakan.
Dari berbagai penelitian kenyamanan termal yang dilakukan di
daerah iklim tropis lembab,seperti halnya Mom dan Wiesebron
Satwiko (2004)
di Bandung, Webb, Ellis, de Dear di Singapore, Busch
diBangkok, Ballantyne di Port Moresby , kemudian Karyono di
RH 40-60%
Jakarta, memperlihatkan rentangsuhu antara 24 hingga 30o
WV 0.6-1.5m/s
C yang dianggap nyaman bagi manusia yang berdiam pada
daerah iklim tersebut.
dalam buku Standar Tata Cara Perencanaan Teknis Konservasi
Energipada Bangunan Gedung yang diterbitkan oleh Yayasan
LPMB

PU dinyatakan bahwa suhunyaman untuk orang Indonesia
adalah sebagai berikut:- Sejuk nyaman antara 20,5 - 22,8
o
C ET (suhu efektif)- Suhu nyaman optimal antara 22,8 -25,8
o
C ET- Hangat nyaman antara 25,8 - 27,1
o
C ET
Faktor kenyamanan termal :

Faktor lingkungan
Temperatur udara
Kelembaban udara
Radiasi
Pergerakan udara (aliran, kecepatan angin)

Faktor individu (subjektf)


Aktivitas (metabolic rate)
Pakaian
Bentuk tubuh
Usia
Gender
Lifestyle
Kondisi Kesehatan
Dll

Faktor psikologi
Faktor adaptive behaviour
Scope building atau sistem
  6
a. membuat dinding lapis (berongga) yang diberi ventilasi pada
rongganya.b. menempatkan ruang - ruang service (tangga, toilet, pantry, gudang, dsb.) pada sisi-sisi jatuhnya radiasi matahari la
(sisi timur dan barat)c. memberi ventilasi pada ruang antara atap dan langit -langit (pada bangunan rendah) agartidak terjadi aku
panas pada ruang tersebut. Seandainya tidak, panas yang terkumpulpada ruang ini akan ditransmisikan kebawah, ke dalam ruang
bawahnya. Ventilasi atap inisangat berarti untuk pencapaian suhu ruang yang rendah.
4. Memaksimalkan pelepasan panas dalam bangunan.
Hal ini dapat dilakukan dengan pemecahan rancangan arsitektur yang memungkinkanterjadinya aliran udara silang secara maksi
dalam bangunan. Alirang udara sangatberpengaruh dalam menciptaka
n ‘efek
dingin
’ pada tubuh manusia, sehingga sangat membantu
pencapaian kenyamanan termal.
5. Rancangan Kota Tropis
Dengan karakter iklim yang berbeda, setiap tempat di dunia seharusnya memiliki rancangankota yang berbeda disesuaikan denga
kondisi iklim setempat. Hal ini dimaksudkan untukmengantisipasi kebutuhan manusia terhadap kenyamanan fisik, terutama keny
termal.Suhu udara, radiasi matahari, serta kelembaban yang tinggi perlu di atasi karena tidakdiharapkan bagi pencapaian kenyam
termal manusia tropis.
Adalah kondisi dimana manusia merasa tidak terganggu
dengan kondisi sekeliling yang diterima oleh indra
penglihatannya. Pada umumnya terkait intensitas cahaya yang
ada di sekitarnya

Anda mungkin juga menyukai