Anda di halaman 1dari 7

PENENTUAN PARAMETER SIFAT TERMODINAMIKA DI

LABORATORIUM LIMBAH PADAT DAN B3, LAPANGAN


RUMPUT AMN, DAN ARBORETUM FAHUTAN DAN
PENGARUH TERHADAP KENYAMANAN

DETERMINATION OF THERMODYNAMIC PROPERTIES


PARAMETERS IN SOLID AND B3 WASTE LABORATORY,
AMN GRASS FIELD, AND FAHUTAN ARBORETUM AND
EFFECT ON CONVENIENCE
Adhirajasa Wirayudhatama 1 , Akbar Renaldi Loebis2 , Azzahra Amalia3 , Era Mulia
Pratama4 , Giovan Aldri David Dohong5
1,2,3,4,5)
Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Pertanian Bogor, Jl. Raya Dramaga Kampus IPB
Email: eramulia24@gmail.com

Abstrak: Kehidupan manusia selalu berusaha memperbaiki keadaan sekitarnya agar dapat
menyesuaikan untuk kemudahan dan kenyamanan hidupnya. Kenyamanan terdiri atas
kenyamanan fisik dan kenyamanan psikis. Kenyamanan termal menjadi salah satu unsur
kenyamanan yang sangat penting, karena menyangkut kondisi suhu ruangan yang nyaman.
Praktikum Psikrometri dan Kenyamanan Termal dilaksanakan pada tanggal 19 Agustus 2019
pukul 09.00 - 12.00 bertempat di Laboratorium Kualitas Udara dan Kebisingan, Lapangan
Auditorium Abdul Muis Nasution, dan Arboretum Fahutan IPB. Setelah dilakukan pengukuran
didapat nilai suhu bola kering dari ketiga tempat beruturut-turut yaitu 25,25 0c, 28,75 0c, dan
29,25 0c. Nilai suhu bola basah berturut-turut yaitu 21,75 oc, 25 oc, dan 25 oc. Nilai titik embun
berturut-turut yaitu 20 oc, 23,5 oc, dan 23,25 oc. Kelembapan realtif berturut-turut yaitu
75%,74%,dan 71,5%. Entalpi berturut-turut yaitu 76,5 kJ/kg.uk, 64 kJ/kg.uk, dan 76,5 kJ/kg.uk.
volume spesifik berturut-turut yaitu 0,865 m3/kg.uk, 0,88 m3/kg.uk, dan 0,88 m3/kg.uk. Kelembaban
spesifik berturut-turut yaitu 0,015 kg/kg.uk, 0,0186 kg/kg.uk, dan 0,01825 kg/kg.uk. Setelah
pengukuran dilakukan, diketahui bahwa Laboratorium Limbah dan B3 merupakan bagian netral ,
ketiga tempat percobaan memiliki tingkat kelembaban yang lebih tinggi dari standard SNI T-14-
1993-03. Tingkat kelembaban pada Laboratorium Limbah dan B3 5% lebih tinggi dari standar,
pada Arboretum Fahutan 11.5% lebih tinggi dari standar dan pada Lapangan AMN 14% lebih
tinggi. Praktikum sudah berjalan dengan lancer, namun, akan lebih baik jika satu tempat
menggunakan satu termometer agar hasil yang didapat lebih akurat dan tidak terpengaruh dari
tempat sebelumnya.
Abstract: Human life always tries to improve its surroundings so that it can adjust to the ease
and comfort of his life. Comfort consists of physical comfort and psychological comfort. Thermal
comfort becomes one of the most important comfort elements, because it involves comfortable
room temperature conditions. The Psychrometry and Thermal Comfort Practicum was held on
August 19, 2019 from 09.00 - 12.00 at the Air Quality and Noise Laboratory, Abdul Muis Nasution
Auditorium Field, and the IPB Arboretum. After the measurements were obtained the dry ball
temperature values from the three consecutive places were 25.25 0c, 28.75 0c, and 29.25 0c. The
wet ball temperature values are 21.75 oc, 25 oc, and 25 oc respectively. Dew point values are 20
oc, 23.5 oc, and 23.25 oc. The relative humidity is 75%, 74%, and 71.5%, respectively. The
enthalpies were 76.5 kJ / kg.uk, 64 kJ / kg.uk, and 76.5 kJ / kg.uk. Specific volumes were 0.865 m3
/ kg.uk, 0.88 m3 / kg.uk and 0.88 m3 / kg.uk, respectively. Specific humidity respectively are 0.015
kg / kg.uk, 0.0186 kg / kg.uk, and 0.01825 kg / kg.uk. After the measurements are made, it is known
that the Waste and B3 Laboratory is a neutral part, all three test sites have higher humidity levels
than the SNI T-14-1993-03 standard. The level of humidity in the Wastewater and B3 Laboratory
is 5% higher than the standard, in the Fahutan Arboretum 11.5% higher than the standard and in
the AMN Field 14% higher. Practicum has been running smoothly, however, it would be better if
one place uses a thermometer so that the results obtained are more accurate and not affected from
the previous place.
PENDAHULUAN
Kehidupan manusia selalu berusaha memperbaiki keadaan sekitarnya agar
dapat menyesuaikan untuk kemudahan dan kenyamanan hidupnya. Dengan akal
pikirnya, manusia dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi,
sehingga dapat menemukan peralatan-peralatan yang dapat digunakan untuk
memudahkan dan membuat nyaman kehidupannya. Sistem pendingin sudah
dikenal manusia sejak jaman kuno yaitu menggunakan gumpalan es pada musim
dingin, disimpan pada tempat tertentu dan digunakan pada musim panas (Upara
2012). Udara atmosfer pada dasarnya bukan merupakan zat tunggal, tetapi
campuran antara udara dan uap air. Bila udara mengalir di atas permukaan basah,
udara akan turun suhunya bila bersentuhan dengan air. Apabila udara
memindahkan kalor dan massa (air) ke atau dari permukaan basah, maka keadaan
udara yang terlihat pada bagan psikometri bergerak ke arah garis jenuh pada suhu
permukaan basah tersebut. Diharapkan pada titik yang bertekanan uap lebih tinggi
dari cairan yang bersuhu akan memindahkan massa dengan cara mengembunkan
sejumlah uap air dan juga menurunkan rasio kelembaban udara tersebut
(Walujodjati 2005).
Kenyamanan menjadi bagian terpenting dari salah satu sasaran karya
arsitektur. Kenyamanan terdiri atas kenyamanan fisik dan kenyamanan psikis.
Kenyamanan termal menjadi salah satu unsur kenyamanan yang sangat penting,
karena menyangkut kondisi suhu ruangan yang nyaman. Seperti diketahui,
manusia merasakan panas atau dingin merupakan wujud dari sensor perasa pada
kulit terhadap stimulasi suhu di sekitarnya. Sensor perasa berperan
menyampaikan informasi rangsangan kepada otak, di mana otak akan
memberikan perintah kepada bagian-bagian tubuh tertentu agar melakukan
antisipasi untuk mempertahan suhu sekitar 37 ˚C, hal ini diperlukan agar organ
tubuh dapat berjalan fungsinya dengan baik. Manusia merasakan kenyamanan
termal ketika perasaan pikiran manusia yang mengekspresikan kepuasan terhadap
lingkungan termalnya di mana dari 90 persen koresponden yang diukur
menyatakan nyaman secara termal. Oleh karena itu, tujuan pada praktikum ini
untuk mengetahui parameter sifat termodinamika udara basah di 3 lokasi yang
berbeda melalui pengukuran termometer udara basah dan udara kering serta
menggunakan grafik psikometri (Rilatupa 2008).
METODOLOGI
Praktikum Psikrometri dan Kenyamanan Termal dilaksanakan pada tanggal 19
Agustus 2019 pukul 09.00 - 12.00 bertempat di Laboratorium Kualitas Udara dan
Kebisingan, Lapangan Auditorium Abdul Muis Nasution, dan Arboretum Fahutan
IPB. Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah termometer satu set yang
memiliki pengukuran temperatur basah dan temperatur kering serta grafik
psikrometri. Langkah-langkah dapat dilihat dalam diagram alir berikut.
Mulai

Temperatur diukur pada ketiga tempat yang berbeda dengan 2 kali pengambilan data
setiap tempat

Termometer diletakkan pada posisi setinggi dada dan pada tempat yang tidak
terkena sinar matahari secara langsung

Termometer dibiarkan selama 10 menit sebelum pengukuran data, dan interval


setiap pengukuran dilakukan selama 10 menit

Hasil pengukuran temperatur kering dan basah diukur dan dicatat

Hasil pencatatan temperatur dimasukkan ke dalam grafik psikrometri untuk mencari


nilai kelembaban relatif, titik embun, entalpi, volume spesifik, dan kelembaban
spesifik

Selesai

Gambar 1 Diagram alir prosedur pengambilan data

HASIL DAN PEMBAHASAN


Kenyamanan termal adalah sebuah keadaan di mana secara psikologis,
fisiologis, dan pola perilaku seseorang merasa nyaman untuk melakukan aktivitas
dengan suhu tertentu di sebuah lingkungan. Kenyamanan termal tergantung pada
variabel - variabel tertentu seperti iklim (matahari/radiasinya, suhu udara,
kelembaban udara, dan kecepatan angin) dan beberapa faktor individual/subyektif
seperti pakaian, aklimatisasi, usia dan jenis kelamin, tingkat kegemukan, tingkat
kesehatan, jenis makanan dan minuman yang dikonsumsi, serta warna kulit.
(Lippsmeier dan Georg 1994). Pada ruang tertutup, faktor - faktor penting yang
mempengaruhi kenyamanan termal di dalam ruangan tertutup adalah temperatur
udara, kelembababn udara, radiasi pada dinding dan atap, gerakan udara, dan
tingkat pencahayaan dan distribusi cahaya pada jendela (Talarosha 2005). Pada
ruangan terbuka hijau diketahui bahwa salah satu elemen ruang terbuka hijau,
yaitu vegetasi, dapat menurunkan suhu udara lingkungan dibandingkan dengan
daerah yang tidak memiliki vegetasi (Hidayat 2016). Berdasarkan SNI T-14-
1993-03, suhu nyaman untuk orang Indonesia terbagi atas tiga bagian sebagai
berikut:

Tabel 1 Suhu Nyaman menurut SNI T-14-1993-03


Penggunaan alat seperti CBE Thermal Comfort Tool dapat digunakan dalam
membantu dalam menentukan kondisi daerah tersebut dalam hal kenyamanan
temperatur

Gambar 1 CBE Thermal Comfort Tool untuk Laboratorium Limbah Padat dan B3
Berdasarkan hasil yang didapat, pengukuran pertama pada Laboratorium
Limbah Padat dan B3 memiliki rata - rata suhu temperatur bola kering senilai
25,25 0c dan suhu temperatur bola basah senilai 21,75 oc sehingga memiliki titik
embun senilai 20 oc dengan kelembaban relatif 75%. Nilai entalpi yang didapat
sebesar 64 kJ/kg.uk, volume spesifik sebesar 0,865 m3/kg.uk dan kelembaban
spesifik sebesar 0,015 kg/kg.uk. Ruangan laboratorium termasuk ke dalam bagian
netral namun memiliki tingkat kelembaban yang lebih tinggi 5% dari standar.

Gambar 2 CBE Thermal Comfort Tool untuk Lapangan AMN


Pengukuran kedua pada lapangan AMN memiliki rata - rata suhu temperatur
bola kering senilai 28,75 0c dan suhu temperatur bola basah seniali 25 oc sehingga
memiliki titik embun senilai 23,5 oc dengan kelembaban relatif 74%. Nilai entalpi
yang didapat sebesar 76,5 kJ/kg.uk, volume spesifik sebesar 0,88 m3/kg.uk dan
kelembaban spesifik sebesar 0,0186 kg/kg.uk. Hasil yang didapat menunjukan
bahwa lapangan AMN termasuk ke dalam bagian agak hangat dengan suhu efektif
28,75oc namun terlalu lembab dengan kelembaban lebih tinggi 14% dibandingkan
standar.

Gambar 3 CBE Thermal Comfort Tool untuk Arboretum Fahutan


Pengukuran ketiga dilakukan pada Arboretum Fahutan memiliki rata - rata
suhu temperatur bola kering senilai 29,25 0c dan suhu temperatur bola basah
seniali 25 oc sehingga memiliki titik embun senilai 23,25 oc dengan kelembaban
relatif 71,5%. Nilai entalpi yang didapat sebesar 76,5 kJ/kg.uk, volume spesifik
sebesar 0,88 m3/kg.uk dan kelembaban spesifik sebesar 0,01825 kg/kg.uk. Hasil
yang didapat menunjukan bahwa lapangan AMN termasuk ke dalam bagian
hangatdengan suhu efektif 29,25oc namun terlalu lembab dengan kelembababn
lebih tinggi 11,5% dibandingkan standar.

SIMPULAN
Kenyamanan termal adalah sebuah keadaan di mana secara psikologis,
fisiologis, dan pola perilaku seseorang merasa nyaman untuk melakukan aktivitas
dengan suhu tertentu di sebuah lingkungan. Pada percobaan kali ini dilakukan
pengukuran pada tiga tempat berbeda, yaitu Laboratorium Limbah dan B3,
Lapangan AMN, dan Arboretum Fahutan. Percobaan pertama, dilakukan di
Laboratorium Limbadan B3 didapat rata - rata suhu temperatur bola kering senilai
25,25 0c dan suhu temperatur bola basah seniali 21,75 oc, nilai entalpi yang
didapat sebesar 64 kJ/kg.uk, volume spesifik sebesar 0,865 m3/kg.uk dan
kelembaban spesifik sebesar 0,015 kg/kg.uk. Pengukuran kedua dilakukan di
Lapangan AMN, di tempat ini didapat rata - rata suhu temperatur bola kering
senilai 28,75 0c dan suhu temperatur bola basah seniali 25 oc, nilai entalpi yang
didapat sebesar 76,5 kJ/kg.uk, volume spesifik sebesar 0,88 m3/kg.uk dan
kelembaban spesifik sebesar 0,0186 kg/kg.uk. Pengukuran ketiga dilakukan di
Arboretum Fahutan, sehingga didapat rata - rata suhu temperatur bola kering
senilai 29,25 0c dan suhu temperatur bola basah seniali 25 oc, nilai entalpi yang
didapat sebesar 76,5 kJ/kg.uk, volume spesifik sebesar 0,88 m3/kg.uk dan
kelembaban spesifik sebesar 0,01825 kg/kg.uk. Dari pengukuran yang dilakukan,
diketahui bahwa Laboratorium Limbah dan B3 merupakan bagian netral dengan,
namun ketiga tempat percobaan memiliki tingkat kelembaban yang lebih tinggi
dari standard. Tingkat kelembaban pada Laboratorium Limbah dan B3 5% lebih
tinggi dari standar, pada Arboretum Fahutan 11.5% lebih tinggi dari standar dan
pada Lapangan AMN 14% lebih tinggi.

Saran
Praktikum sudah berjalan dengan lancar, mulai tepat waktu, dan selesai tepat
waktu. Namun, akan lebih baik jika satu tempat menggunakan satu termometer
agar hasil yang didapat lebih akurat dan tidak terpengaruh dari tempat
sebelumnya.

Daftar Pustaka
Hidayat MS. 2016. Kenyamanan termal pada ruang terbuka hijau di Jakarta Pusat.
Jurnal Arsitektur, Bangunan, & Lingkungan 6 (1) : 1 - 8
Hoyt T, Schiavon S, Piccioli A, Cheung T, Moon D, Steinfeld K. 2017. CBE
Thermal Comfort Tool. Center for the Built Environment, University of
California Berkeley, http://comfort.cbe.berkeley.edu/
Lippsmeier, Georg. 1994. Bangunan Tropis. Jakarta(ID): Erlangga.
Rilatupa J. 2008. Aspek kenyamanan termal pada pengkondisian ruang dalam.
Jurnal Sains dan Teknologi. 18(3) : 191-198.
Upara N. 2012. Analisa unjuk prestasi mesin pengkondisian udara kapasitas 395
Watt dengan variasi massa refrigeran pada ruang psikometri. Jurnal
Mekanikal Teknik Mesin. 8(2) : 86-99.
Talarosha B. 2005. Menciptakan kenyamanan thermal dalam bangunan. Jurnal
Sistem Teknik Industri 6 (3) : 149 – 158
Walujodjati A. 2005. Pengaruh kecepatan udara terhadap temperatur bola basah,
temperatur bola kering pada menara pendingin. Jurnal Momentum. 1(2)
:5-9.

Anda mungkin juga menyukai