Anda di halaman 1dari 7

NAOMI ASHILAH

02311840000059

KENYAMANAN TERMAL RUANG KULIAH

Jenis Ruangan : Ruang Kuliah

Lokasi : Jurusan Teknik Arsitektur UIN Alauddin Makassar di Gedung D Fakultas Sains dan
Teknologi

kenyamanan termal adalah sebuah kondisi pemikiran yang mengekspresikan kepuasan atas
lingkungan termalnya, sehingga kondisi/situasi lingkungan itu dikatakan nyaman apabila tidak
kurang dari 90% responden yang diukur mengatakan nyaman secara termal (ASHRAE ,1992).
Berdasarkan SNI, rentang suhu sejuk-nyaman 20.5°C- 22.8°C dengan kelembaban relatif
50%-80%, rentang suhu nyaman-optimal 22.8°C-25.8°C dengan kelembaban relatif 70%-80%,
dan rentang suhu hampir nyaman 25.8°C-27.1°C dengan kelembaban relatif 60%-70%.

Pada pengukuran Jurusan Teknik Arsitektur UIN Alauddin Makassar di Gedung D Fakultas
Sains dan Teknologi didapatkan temperatur udara luar rata-rata 27.2°C, temperatur maksimal
terjadi pada pukul 10.00 – 11.00 sebesar 30.02°C dan temperatur minimum terjadi pada pukul
05.00 – 06.00 sebesar 25.2°C, dengan rata-rata kelembaban relatif 79.45%. Data radiasi
matahari menunjukkan bahwa rata-rata radiasi matahari pada pukul 06.00 – 19.00 sebesar 243
w/m2 untuk dengan waktu puncak sebesar 680 w/m2 pada pukul 10.00 – 11.00.

Kondisi lingkungan termal di dalam ruang kelas perkuliahan pada pengukuran dengan kondisi
ruang kelas tanpa penghuni dan menggunakan ventilasi alami di ruang D 305, rata-rata suhu
pada ruang tersebut berkisar lebih dari 28.3°C, nilai temperatur minimum rata-rata lebih dari
26.5°C yang terjadi di kisaran pukul 00.00 – 08.00, untuk nilai temperatur maksimum rata-rata
lebih dari 30°C yang terjadi di kisaran pukul 10.00 – 14.00. Sedangkan hasil pengukuran
kelembaban udara menunjukkan bahwa rata-rata kelembaban udara di ruang D 305 berkisar
antara 82.2% – 83.1%.

Berdasarkan hasil tersebut maka ruang perkuliahan Jurusan Teknik Arsitektur UIN Alauddin
Makassar di Gedung D Fakultas Sains dan Teknologi tidak sesuai kenyamanan termalnya hal
itu disebabkan suhu di dalam ruang kelas lebih besar dibandingkan suhu yang berada di luar
ruangan, di mana rata-rata suhu di dalam ruang sebesar 28.3°C dan suhu ruang luar rata-rata
sebesar 27.2°C. Sehingga ruang perkuliahan tersebut membutuhkan temperatur AC yang lebih
rendah dari temperatur AC ketiga ruang kelas perkuliahan yang lain untuk mendinginkan
ruang. Karena suhu ruang di dalam ruang lebih besar dari suhu ruang luar, yang mengakibatakn
ruangan tidak sesuai kenyamanan termalnya.
NAOMI ASHILAH

02311840000059

Kriteria Kenyamanan
Berdasarkan SNI 03-6572-2001, kriteria kenyamanan memiliki 2 poin utama, yaitu:
kenyamanan termal dan zona kenyamanan ruang. Masing-masing poin tersebut memiliki
parameter dengan besaran fisis yang berbeda. Faktor serta parameter pada kedua poin utama
akan dijelaskan pada poin berikut:
A. Kenyamanan Termal
1. Temperatur Udara Kering
Daerah kenyamanan termal untuk daerah tropis dibagi ke dalam tabel berikut:

Tabel 2. Pembagian kondisi kenyamanan termal pada daerah tropis


Kondisi Temperatur Efektif
Sejuk Nyaman 20,5°C ~ 22,8°C
Nyaman Optimal 22,8°C ~ 25,8°C
Hangat Nyaman 25,8°C ~ 27,1°C

2. Kelembaban Udara Relatif


Kelembaban udara relatif dalam ruangan adalah perbandingan antara jumlah uap air
yang dikandung oleh udara tersebut dibandingkan dengan jumlah kandungan uap air
pada keadaan jenuh pada temperatur udara ruangan tersebut. Untuk daerah tropis,
kelembaban udara relatif yang dianjurkan antara 40% ~ 50%, tetapi untuk ruangan
yang jumlah orangnya padat seperti ruang pertemuan, kelembaban udara relatif masih
diperbolehkan berkisar antara 55% ~ 60%.

3. Kecepatan Udara
Dalam kondisi kenyamanan, besar kecepatan udara yang jatuh di atas kepala
direkomendasikan sebesar 0,15 m/detik ~ 0,25 m/detik. Namun, dalam kondisi
tertentu, untuk mengkompensasi kenaikan temperatur udara kering, kebutuhan akan
kecepatan udara untuk kondisi nyaman akan meningkat, sehingga dalam kondisi
tersebut, nilai kecepatan udara yang jatuh di atas kepala akan seperti grafik berikut:
NAOMI ASHILAH

02311840000059

Gambar 1. Kebutuhan peningkatan kecepatan udara untuk mengkompensasi kenaikan


temperatur udara kering.

4. Radiasi Permukaan
Apabila di dalam suatu ruangan dinding-dinding sekitarnya lebih panas daripada
temperatur ruangan, hal tersebut akan mempengaruhi kenyamanan seseorang di
dalam ruangan tersebut, meskipun temperatur udara sekitar sesuai dengan tingkat
kenyamannya (misalnya di dekat oven atau dapur). Apabila temperatur radiasi
rata-rata lebih tinggi dari temperatur udara kering ruangan, maka temperatur
udara ruangan rancangan dibuat lebih rendah dari temperatur rancangan
biasanya. Temperatur operatif didefinisikan sebagai temperatur rata-rata dari
temperatur radiasi rata-rata dan temperatur udara kering ruangan. Untuk kecepatan
udara yang rendah (V = 0,1 m/detik), besar temperatur operatif mengikuti persamaan
berikut:

𝒕𝑹𝑨𝑫𝑰𝑨𝑺𝑰 + 𝒕𝑹𝑼𝑨𝑵𝑮𝑨𝑵
𝒕𝑶𝑷𝑬𝑹𝑨𝑻𝑰𝑭 =
𝟐

5. Aktivitas
Pada dasarnya, ketika manusia beraktivitas, manusia akan mengeluarkan energi
terhadap udara sekitar dalam bentuk kalor, energi kalor tersebut akan membuat
pembebanan dalam ruangan yang mengakibatkan naiknya suhu ruangan. Semakin
banyak manusia dalam satu ruangan, semakin besar pembebanan kalor pada ruangan
yang mengakibatkan naiknya laju kenaikan suhu pada ruangan. Kalor yang
dikeluarkan untuk setiap aktivitas memiliki nilai yang berbeda-beda. Besarnya kalor
total yang dihasilkan untuk suatu aktivitas yang dilakukan oleh seorang pria dewasa
ditampilkan pada tabel berikut:
NAOMI ASHILAH

02311840000059

Tabel 3. Kalor yang dikeluarkan untuk beberapa jenis aktivitas.

Catatan:
a) Untuk wanita dewasa dapat diambil 85% dari kalor yang dihasilkan pria dewasa dan
anak-anak 75% dari kalor yang dihasilkan pria dewasa.
b) Nilai dalam tabel didasarkan pada temperatur udara kering 75°F (23,9°C).
c) Untuk 80°F (26,7°C) temperatur udara kering, total kalor tetap sama, tetapi nilai kalor
sensibel harus diturunkan mendekati 20%, dan nilai kalor laten mengikuti naik
(dinaikkan mendekati 20%).
d) Penambahan kalor yang diatur, didasarkan pada prosentase normal pria, wanita dan
anak-anak sesuai daftar penggunaan, dengan rumus bahwa penambahan untuk wanita
dewasa 85% dari pria dewasa, dan penambahan untuk anak-anak 75% dari pria dewasa.
e) Penambahan total kalor yang diatur untuk pekerjaan yang menerus, restoran, termasuk
60 Btu/jam makanan per orang (30 Btu/jam sensibel dan 30 Btu/jam laten).
6. Pakaian yang Dipakai
Besarnya kalor yang dilepas oleh tubuh dipengaruhi oleh jenis pakaian yang sedang
dipakai pada saat itu, terutama mengenai nilai isolasi termal dari bahan pakaian dan
tebalnya. Isolasi termal dari bahan pakaian yang dipakai dinyatakan dalam clo,
dimana :
1 clo = 0,155 m2.K / Watt

Besarnya isolasi termal dari bahan pakaian yang dipakai ditunjukkan pada tabel
berikut:
NAOMI ASHILAH

02311840000059

Tabel 4. Nilai isolasi termal pada beberapa jenis bahan pakaian.

Catatan:
a) Dikurangi 10% jika tanpa lengan atau lengan pendek.
b) Ditambah 5% jika panjangnya dibawah lutut, dikurangi 5% jika diatas lutut.

Untuk menghitung seluruh clo dari pakaian yang dipakai, ditunjukkan dengan
persamaan berikut:

Untuk Pria : 𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 𝒄𝒍𝒐 = 𝟎, 𝟕𝟐𝟕 . ∑(𝒎𝒂𝒔𝒊𝒏𝒈 − 𝒎𝒂𝒔𝒊𝒏𝒈 𝒄𝒍𝒐) + 𝟎, 𝟏𝟏𝟑


Untuk Wanita : 𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 𝒄𝒍𝒐 = 𝟎, 𝟕𝟕𝟎 . ∑(𝒎𝒂𝒔𝒊𝒏𝒈 − 𝒎𝒂𝒔𝒊𝒏𝒈 𝒄𝒍𝒐) + 𝟎, 𝟎𝟓𝟎

7. Pengaruh Aktivitas & Pakaian yang Dipakai Terhadap Temperatur Operatif


Besarnya kalor yang dihasilkan dari aktivitas dapat pula dinyatakan dalam satuan
met, dimana:
1 met = 58,2 Watt/m2
Dengan satuan m2 menunjukkan luas permukaan kulit tubuh yang besarnya dapat
dinyatakan dengan persamaan:
𝑨𝑲𝒖𝒍𝒊𝒕 𝑻𝒖𝒃𝒖𝒉 = 𝟎, 𝟐𝟎𝟐 . 𝒎𝟎,𝟒𝟐𝟓 . 𝒉𝟎,𝟕𝟐𝟓
Dimana:
m = massa tubuh (kg)
h = tinggi tubuh (m)

Makin besar clo pakaian, makin rendah temperatur operatif yang dibutuhkan untuk
NAOMI ASHILAH

02311840000059

memperoleh tingkat kenyamanan yang optimal. Besar kalor yang dihasilkan dari
aktivitas dalam satuan met ditunjukkan pada tabel berikut:

Tabel 5. Besar kalor yang dihasilkan dari aktivitas dalam satuan met
NAOMI ASHILAH

02311840000059

B. Zona Kenyamanan Ruang


1. Temperatur Efektif
Temperatur efektif didefinisikan sebagai indeks lingkungan yang menggabungkan
temperatur dan kelembaban udara menjadi satu indeks. Standar ASHRAE untuk
temperatur efektif ini didefinisikan sebagai temperatur udara ekuivalen pada
lingkungan isotermal dengan kelembaban udara relatif 50%, dimana orang
memakai pakaian standar dan melakukan aktifitas tertentu serta menghasilkan
temperatur kulit dan kebasahan kulit yang sama. ASHRAE mengeluarkan standar
zona nyaman (comfort zone) dengan batasan koordinat seperti berikut:
a) Musim dingin
Temperatur operatif tOP berkisar antara 20°C ~ 23,5°C pada kelembaban udara
relatif 60% dan berkisar antara 20,5°C ~ 24,5°C pada titik embun 20°C dan
dibatasi oleh temperatur efektif 20°C dan 23,5°C.
b) Musim panas
Temperatur operatif tOP berkisar antara 22,5°C ~ 26°C pada kelembaban udara
relatif 60% dan berkisar antara 23,5°C ~ 27°C pada titik embun 20°C dan dibatasi
oleh temperatur efektif 23°C dan 26°C.

2. Zona Kenyamanan Termal


Zona kenyamanan termal untuk orang Indonesia dan untuk perancangan umumnya
diambil : 25°C ± 1°C dan kelembaban udara relatif 55 % ± 10 %.

Anda mungkin juga menyukai