KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK
KESEHATAN KEMENKES MALUKU PROGRAM STUDI
KEPERAWATAN TUAL
2019
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Masa nifas (post partum) adalah waktu yang dimulai setelah
plasenta lahir dan berakhir kira-kira 6 minggu. Akan tetapi seluruh
alat kandungan kembali seperti semula (sebelum hamil) dalam waktu
kurang lebih 3 bulan. Pasca melahirkan (post partum) merupakan
masa atau keadaan selama enam minggu atau 40 hari. Pada masa
post partum atau setelah proses persalinan selesai akan
menimbulkan rangsangan untuk memicu laktasi. Laktasi merupakan
keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi, disekresi
dan sampai pada proses bayi menghisap dan menelan ASI (Mochtar,
2013).
Pemberian Air Susu Ibu (ASI) bagi bayi baru lahir merupakan
salah satu upaya untuk mencegah kematian dan masalah
kekurangan gizi pada bayi dan balita. World Health Organization
(WHO) (2010), merekomendasikan agar bayi baru lahir diberikan ASI
hingga usia 6 bulan tanpa memberikan makanan atau cairan lain,
kecuali vitamin, mineral dan obat-obatan yang telah diijinkan karena
adanya alasan medis.
Menurut data Kemenkes RI (2015), persentase pemberian
laktasi pada bayi usia 0-6 bulan di negara-negara ASEAN,
menunjukan Indonesia menduduki peringkat ke 10 dari 18
negara yaitu dengan persentase 32%. Sedangkan Sri Langka
menduduki urutan ke satu dengan presentase 76% dan diikuti
oleh Korea Selatan dengan 65%. Dari data tersebut
menunjukan bahwa Indonesia masih jauh tertinggal dalam hal
pemberian ASI apabila dibandingkan dengan negara-negara
ASEAN yang lain.
Berdasarkan data awal yang penulis dapatkan di ruang
kebidanan RSUD Karel Sadsuitubun Langgur periode 4 tahun
terakhir jumlah ibu post partum sebanyak 1.928 orang dengan
rincian tahun 2016 terdapat 574 pasien, tahun 2017 terdapat
558 pasien, tahun 2018 terdapat 748 pasien dan di tahun
2019 periode bulan januari-februari sebanyak 48 ibu post
partum yang menjalani perawatan di ruang kebidanan RSUD
Karel Sadsuitubun Langgur.
Perawat dapat berperan dalam peningkatan pengetahuan
ibu post partum dalam pemberian laktasi yaitu dengan
melakukan demonstrasi teknik menyusui yang benar. Selain
itu adanya pemberian asuhan keperawatan dapat dilakukan
perawat dengan melakukan pendampingan ketika ibu
sedang menyusui bayinya sehingga dapat meningkatkan
jalinan kasih sayang antara ibu dan bayi, meningkatkan
kecerdasan dan perkembangan emosi yang lebih matang
serta dapat menurunkan risiko pendarahan paska
melahirkan, kanker payudara dan kanker rahim (Suradi,
2010).
Bedasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik
untuk melakukan studi kasus dengan judul “Asuhan
Keperawatan Pada Ibu Post Partum Dalam Penatalaksanaan
Manajemen Laktasi Di Ruang Kebidanan RSUD Karel
Sadsuitubun Langgur”.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis dapat
merumuskan masalah sebagai berikut “Bagaimanakah
Asuhan Keperawatan Pada Ibu Post Partum Dalam
Penatalaksanaan Manajemen Laktasi Di Ruang Kebidanan
RSUD Karel Sadsuitubun Langgur?”.
1.3. Tujuan Studi Kasus
Mengambarkan asuhan keperawatan pada ibu post partum
dalam penatalaksanaan manajemen laktasi di Ruang
Kebidanan RSUD Karel Sadsuitubun Langgur.
1.4. Manfaat Studi Kasus
Adapun manfaat studi kasus ini meliputi:
1.4.1. Bagi Masyarakat
1.4.2. Bagi Pengembangan Ilmu dan Teknologi Keperawatan
1.4.3. Bagi Institusi Pendidikan
1.4.4. Bagi Penulis
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Adapun Tinjauan Pustaka Dalam Studi Kasus
Ini Meliputi:
2.1. Asuhan Keperawatan Ibu Post Partum
2.2. Konsep Dasar Post Partum
2.3. Konsep Dasar Manajemen Laktasi
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Rancangan Studi Kasus
Di dalam penelitian ini peneliti menggunakan desain penelitian
deskriptif dalam bentuk studi kasus dengan pendekatan asuhan
keperawatan yaitu melakukan pengumpulkan data yang dimulai dari
data pengkajian, menentukan diagnosis, melakukan perencanaan,
melaksanakan tindakan dan melakukan evaluasi keperawatan
kepada ibu post partum dalam penatalaksanaan manajemen laktasi
di Ruang Kebidanan Karel Sadsuitubun Langgur.
3.2. Subjek Studi Kasus
Subjek pada studi kasus ini adalah pasien dengan masa post
partum dalam penatalaksanaan manajemen laktasi. Pada studi
kasus ini, subjek penelitian yang akan diteliti sebanyak 2 subjek
dengan kriteria inklusi dan eksklusi.
3.3. Fokus Studi Kasus
Fokus studi kasus dalam penelitian ini adalah untuk
memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu post
partum tentang penatalaksanaan manajemen laktasi.
3.4. Definisi Operasional
Asuhan keperawatan, masa post partum dan
manajemen laktasi.
3.5. Tempat dan Waktu Studi Kasus
1. Tempat: studi kasus ini dilakukan di ruang
kebidanan RSUD Karel Sadsuitubun Langgur.
2. Waktu: studi kasus ini dilaksanakan pada tanggal
21-25 Mei 2019.
3.6. Pengumpulan Data
1. Wawancara: pada studi kasus ini sumber data diperoleh dari
wawancara terhadap klien dan keluarga.
2. Pemeriksaan fisik: pada studi kasus ini dilakukan pemeriksaan
dari ujung rambut hingga ujung kaki pasien.
3. Observasi: pada studi kasus ini yang diobservasi adalah
keadaan umum, tanda-tanda vital, keadaan payudara dan
perineum.
4. Studi dokumentasi: pada studi kasus ini pendokumentasian
diperoleh dari buku catatan KIA pasien selama hamil.
3.7. Penyajian Data
Hasil dari penelitian studi kasus ini akan disusun dalam bentuk
narasi secara mendalam dan terperinci tentang penatalaksanaan
manajemen laktasi pada ibu post partum.
3.8. Etika Studi Kasus
Bebas dari penderitaan, Bebas dari esploitasi dan partisipasi , Hak
untuk ikut atau tidak ikut menjadi responden dan Informed consent
yaitu hak untuk mendapatkan keadilan serta hak untuk dijaga
kerahasiaanya.
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan involusi 1. Nyeri akut berhubungan dengan involusi
uterus dan nyeri setelah proses persalian. uterus dan nyeri setelah proses persalian.
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan 2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan
respon hormonal psikologis dan proses respon hormonal psikologis dan proses
persalinan yang melelahkan. persalinan yang melelahkan.
3. Resiko menyusi tidak efektif berhubungan
dengan kurangnya pengetahuan tentang
pemberian ASI eksklusif pada bayinya.