0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
13 tayangan6 halaman
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai pertolongan pertama pada kecelakaan di laut. Ia menjelaskan kondisi geografis laut yang berbahaya, jenis kecelakaan yang sering terjadi di laut seperti tenggelam, dan tindakan pertolongan pertama untuk korban yang gawat darurat seperti gangguan pernafasan, henti jantung, pendarahan, dan shock. Dokumen ini juga membahas triage dan evakuasi korban kecelakaan
Deskripsi Asli:
Judul Asli
Materi Pertolongan Pertama Pada kecelakaan di Laut
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai pertolongan pertama pada kecelakaan di laut. Ia menjelaskan kondisi geografis laut yang berbahaya, jenis kecelakaan yang sering terjadi di laut seperti tenggelam, dan tindakan pertolongan pertama untuk korban yang gawat darurat seperti gangguan pernafasan, henti jantung, pendarahan, dan shock. Dokumen ini juga membahas triage dan evakuasi korban kecelakaan
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai pertolongan pertama pada kecelakaan di laut. Ia menjelaskan kondisi geografis laut yang berbahaya, jenis kecelakaan yang sering terjadi di laut seperti tenggelam, dan tindakan pertolongan pertama untuk korban yang gawat darurat seperti gangguan pernafasan, henti jantung, pendarahan, dan shock. Dokumen ini juga membahas triage dan evakuasi korban kecelakaan
Materi Pertolongan Pertama Pada kecelakaan di Laut
Oleh Pandu Bahari pada 8 Mei 2011 pukul 22:37
PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN DI LAUT
Materi Kak Fanai Tedjokusumo
1. KONDISI GEOGRAFIS DI LAUT. ... Laut seperti halnya sifat-sifat air pada umumnya adalah merupakan suatu medan yang tidak mempunyai bentuk yang tetap, bentuk tersebut akan berubah-ubah sesuai bidang dimana air itu berada, tetapi laut memiliki sifat khusus yaitu bahwa bidangnya sangat luas, memiliki arus tetap dan tidak tetap, ombak, gelombang dan lain-lain yang tidak dimiliki oleh air lainnya. Kekhususan inilah yang bisa mengakibatkan berbahaya bagi manusia apabila tidak mengenalnya terlebih dahulu. Disamping itu, ada gerakan di permukaan laut yang menipu pandangan mata kita, gerakan tersebut adalah gelombang mendatar/ombak mendatar. Dari gerakan tersebut seakan-akan membawa kita ke arah mana gelombang tersebut bergerak, padahal kenyataannya benda yang berada di permukaan tersebut hanya bergerak ke atas dan ke bawah saja. Dari beberapa hal tersebut di atas, memperingatkan kepada kita semua, betapa kita harus berhati-hati apabila kita mengadakan kegiatan yang berada di laut, baik itu merupakan aktivitas kita sendiri maupun dalam rangka kegiatan pertolongan terhadap orang lain. Untuk itu sebelum melaksanakan kegiatan di laut perlu persiapan yang matang, antara lain perencanaan kegiatan yang baik, penyiapan perlengkapan yang memadai, dan lain-lain. 2. KECELAKAAN DI LAUT. Dari beberapa macam kecelakaan yang terjadi di laut dapat dibedakan sebagai berikut : a. Faktor penyebab kejadian. 1) Faktor alam/lingkungan yaitu : Suatu keadaan yang disebabkan karena kondisi geografis setempat, misalnya adanya gugusan karang, arus balik pusaran air dll 2) Faktor biologis/kehidupan didalam laut, yaitu : a) Binatang beracun, binatang buas, dll. b) Adanya tumbuh-tumbuhan beracun. 3) Faktor kemanusiaan. Adalah suatu kecelakaan yang disebabkan kegiatan yang dilakukan manusia itu sendiri. Misal : jatuh dari perahu, main ski air, kejang-kejang, dll. b. Tempat kejadian berlangsung. 1) Di permukaan air. Ialah kecelakaan yang terjadi pada saat manusia sedang melaksanakan kegiatan di atas/di permukaan air. Misal : renang, ski air, dll. 2) Di dalam air. Kecelakaan yang terjadi pada saat sedang melaksanakan kegiatan olah raga selam. Kecelakaan ini merupakan kejadian khusus dimana memerlukan penanganan oleh orang- orang yang ahli dalam penyelaman. / 3. PERTOLONGAN KORBAN. 2.
3. PERTOLONGAN KORBAN. a. Pelayanan medis, meliputi 2 aspek : 1) Aspek manajerial. Manajemen pertolongan di lokasi musibah, pelaksanaan evakuasi (lokasi tempat dengan fasilitas medis yang memadai). 2) Aspek medis teknik. Usaha pertolongan dan perawatan medis terhadap korban sejak di lokasi musibah sampai ke tempat dimana korban diserahkan pihak lain. b. Penanganan korban. 1) Penanganan korban di lokasi musibah memerlukan pengaturan dan tata kerja tertentu bila jumlah korban cukup besar/korban massal. Tata kerja ini diperlukan karena biasanya petugas lapangan lebih sedikit dibandingkan dengan korban yang ada. 2) Triage. Penanganan korban massal di lokasi musibah memerlukan triage, yaitu sistem seleksi korban berdasarkan keadaan kegawatannya untuk menentukan pelayanan medis yang dilakukan. Sistem seleksi ini digunakan label berwarna, sebagai berikut : a) Label hijau. Untuk penderita tidak gawat/tidak darurat. b) Label kuning. Untuk penderita darurat tetapi tidak gawat. c) Label merah. Untuk penderita gawat tetapi tidak darurat. d) Label biru. Untuk penderita gawat darurat. e) Label hitam. Untuk korban yang meninggal dunia. 3) Kegiatan di lokasi musibah (pelaksanaan triage). a) Usaha pertama penanggulangan penderita gawat darurat. b) Seleksi korban dan pemberian label berdasarkan tingkat kegawatan. c) Memindahkan korban ke alat transportasi yang akan digunakan untuk evakuasi. 4) Evakuasi. Hal-hal yang perlu diperhatikan : a) Kondisi korban. b) Dapat dilakukan pelayanan medis selama evakuasi/tidak. c) Memilih alat transportasi untuk evakuasi. d) Memilik lokasi untuk penempatan alat transportasi. e) Memilih lintasan bila harus dilaksanakan evakuasi darat tanpa alat transportasi. f) Memperhatikan keadaan aturan sekitar (cuaca, dll). / 4. PERTOLONGAN KORBAN …. 3.
4. PERTOLONGAN KORBAN GAWAT DARURAT. a. Pertolongan ini bukan dimaksudkan untuk memberikan pengobatan melainkan melakukan suatu usaha berupa tindakan untuk mencegah/melindungi korban dari gangguan fungsi tubuh yang sangat penting bagi kehidupannya. Secara tegas dimaksudkan untuk mencegah terjadinya cacat, bila korban dapat diselamatkan jiwanya. b. Penyebab kematian dari penderita gawat darurat : 1) Gangguan pernafasan dan henti jantung. 2) Pendarahan. 3) Shock. c. Gangguan pernafasan dan henti jantung. Tahap-tahap dalam penanganannya : 1) Bila orang tersebut tidak sadar. a) Perhatikan dadanya bergerak/tidak. b) Letakkan punggung tangan/pipi ke dekat lubang hidung, terasa ada hembusan nafas/tidak. c) Bila terjadi gangguan pernafasan, dilaksanakan resusitasi, yaitu tindakan atau pertolongan untuk mengembalikan fungsi pernafasan dan fungsi jantung yang terganggu guna melangsungkan hidup penderita. 2) Gangguan terhadap fungsi pernafasan. a) Terjadi umumnya disebabkan karena tersumbatnya saluran pernafasan. Hal ini dapat disebabkan karena lidah korban yang jatuh ke belakang pada keadaan tidak sadar atau benda-benda asing seperti muntah-muntah, darah beku, gigi yang tanggal atau benda-benda lain dalam tenggorokan. Untuk itu tindakan yang pertama kali harus dilakukan adalah membuka jalan nafas. b) Usaha membuka jalan nafas. (1) Head till chin lift. Angkat kepala korban sejauh mungkin ke belakang dengan satu tangan di dahi dan tangan lain di dagu tarik keatas, ini untuk membuka jalan nafas lebih besar. Atau dengan 2 tangan dengan posisi 4 jari dileher, 2 jempol di tulang pipi. (2) Bila tidak berhasil, segera miringkan kepala korban, buka mulut korek dengan tangan untuk mencari benda asing, keluarkan benda-benda tersebut dengan mengguna-kan jari telunjuk dan jari tengah. (3) Laksanakan pernafasan buatan dada tidak bergerak, berarti terjadi penyumbatan saluran pernafasan. / (5) Diulang lagi …. 4.
(4) Diulang lagi pernafasan buatan 3-5 kali, lalu check denyut nadi pernafasan buatan tetap dilakukan sampai terjadi pernafasan spontan. Bila denyut nadi tidak teraba, maka berarti terjadi juga gangguan fungsi jantung, untuk itu perlu dilakukan kompres jantung luar. d. Gangguan fungsi jantung/henti jantung : 1) Tanda-tanda jantung : a) Tidak sadar b) Denyut nadi tidak teraba c) Pernafasan berhenti d) Pupil mata melebar e) Warna kulit pucat seperti kelabu.
2) Tindakan yang harus dilakukan. a) Letakkan korban ditempat yang keras dan rata. b) Letakkan 2 telapak tangan saling tumpuk tindih + 2 jari diatas tulang dada. c) Tekan + 3-5 kali kearah tulang belakang dengan kecepatan 60 X per menit. 3) Peredaran darah dan pernafasan berhenti. a) Usaha berhasil bila : (1) Nadi mulai berdenyut. (2) Terjadi penafasan spontan. (3) Kulit yang abu-abu menjadi merah. b) Bila denyut nadi sudah mulai teraba, maka usaha pernafasan buatan tetap dilaksanakan sampai terjadi pernafasan spontan, bila pupil mengecil dan kulit kemerah-merahan segera korban dibawa ke rumah sakit. c) Apabila pupil tetap melebar, warna kulit tetap pucat kelabu dan resusitasi sudah kita lakukan 15-30 menit maka usaha ini kita hentikan. e. Pendarahan. 1) Apabila terjadi pendarahan yang disebabkan oleh karena luka/patah tulang yang paling penting untuk diketahui adalah cara untuk menghentikan pendarahan tersebut. 2) Cara menghentikan pendarahan. a) Dengan menekan pada pembuluh darah yang dekat dengan permukaan kulit (dengan jari- jari). b) Menekan dengan kain bersih/pembalut/sapu tangan dan lain-lain. c) Dengan menggunakan pembalut teka, yaitu kasa steril diletakkan diatas luka, lalu tutup dengan pembalut gulung.
f. Shock. 1) Tanda-tanda orang mengalami shock. a) Kulit pucat, dingin, basah. b) Gelisah. c) Haus. d) Denyut nadi lebih dari 100 X per menit. e) Nafas cepat. f) Pupil mata melebar. 2) Penyebab : Mengalami suatu hal yang tidak terduga mengagetkan atau hal-hal lain yang mampu untuk menggoncangkan kestabilan kejiwaannya / psikologis. 3) Usaha mengatasi. a) Tidurkan penderita terlentang dengan kaki lebih tinggi dari kepala. b) Kendurkan semua pakaian. c) Tutup dengan selimut. d) Jangan beri minum.
5. Pertolongan korban musibah di laut. a. Korban yang tenggelam 1) Sebab-sebab tenggelam : a) Akibat kecelakaan dipermukaan/diatas kapal. b) Kondisi badan menurun saat berenang. c) Terjadi kram pada saat berenang dan lain-lain. 2) Perhatikan kondisi tubuh korban. a) Masih aktif. b) Kondisi ketengah sadar. c) Pingsan. 3) Usaha yang dilakukan. a) Usaha yang paling penting adalah mengangkat korban keatas permukaan, agar kemungkinan minum air laut dapat dihindarkan. b) Setelah korban sampai disekoci/dikapal/didarat segera usahakan mengeluarkan kemungkinan adanya air laut didalam perut. c) Kemudian periksa pernafasan dan jantung korban, apabila ada kelainan, laksanakan pernafasan buatan atau kompres jantung luar atau bahkan kedua-duanya. b. Korban akibat penyelaman (De-compressi). 1) Penyebab. Adalah dikarenakan korban naik kepermukaan dari kedalaman tertentu tanpa melalui proses penyesuaian, sehingga terjadi gelembung udara didalam aliran darah. Hal ini disebabkan beberapa hal antara lain : - Melihat sesuatu yang menakutkan didalam air. - Lupa akan waktu penggunaan oksigen dalam tabung, sehingga karena khawatir kehabisan oksigen, maka cepat-cepat naik kepermukaan. 2) Usaha untuk mengatasi : a) Segera lepas peralatan tabung, ganti yang baru kemudian dibawa menyelam lagi pada kedalaman tertentu, kemudian secara bertahap dibawa ke permukaan dengan melalui proses yang lebih intensif. b) Siapkan sarana evakuasi untuk membawa korban ke RSAL, untuk dilaksanakan pengobatan yang lebih intensif. c. Mengatasi korban yang luka berdarah. Usahakan secepat mungkin untuk menghentikan pendarahan saat berada di laut karena ini sangat berbahaya, karena bisa mengundang datangnya ikan-ikan buas, kalau mungkin cepat diusahakan untuk bebas dari air laut (dinaikkan ke perahu penolong). 6. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN SELAMA DILAUT. a. Laut adalah merupakan media diluar kebiasaan manusia tinggal sehingga banyak hal-hal yang belum kita ketahui. Manusia tidak tahan untuk berada didalam air dalam waktu relatif lama, sehingga perlu bantuan sarana macam-macam sehingga manusia dapat berada didalam laut lebih lama lagi. b. Adanya binatang maupun tumbuh-tumbuhan berbisa adalah berbahaya bagi manusia, apalagi tumbuh-tumbuhan atau binatang tersebut bisanya luar biasa, bisa menyebabkan kematian. Untuk itu perlu perlengkapan untuk melindungi tubuh dari sengatan bisa-bisa tersebut. c. Adanya binatang buas yang sangat tajam penciumannya terhadap darah yang berada disekitarnya, sehingga bagi orang-orang yang sedang luka pada tubuhnya dilarang untuk bermain dilaut. Ada perlengkapan tubuh anti hiu yang sebaiknya dibawa bila orang sedang melaksanakan olah raga di laut. d. Tidak ada tempat bagi mereka yang mudah diserang penyakit gugup, karena hal ini sangat berbahaya bila terjadi dilaut, tidak terkecuali bagi orang yang mempunyai penyakit epolepsi / ayan.