Anda di halaman 1dari 40

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K)

A. Arti P3K
Memberikan pertolongan pertama kepada korban kecelakaan dengan cepat cepat dan
tepat sebelum korban dibawa ke tempat rujukan (dokter/puskesmas/rumah sakit)
B. Tujuan P3K
1.

Mencegah cidera bertambah parah

2.

Menunjang upaya penyembuhan

C. Pedoman yang harus dipegang oleh pelaku P3K


P = Penolong mengamankan diri sendiri lebih dahulu sebelum bertindak
A= Amankan korban dari gangguan ditempat kejadian sehingga bebas dari bahaya
T= Tandai tempat kejadian sehingga orang lain tahu bahwa di tempat itu ada
kecelakaan
U = usahakan menghubungi ambulans, dokter, rumah sakit atau yang berwajib
(polisi/keamanan setempat)
T = Tindakan pertolongan terhadap korban dalam urutan yang paling tepat
D. Peralatan P3K terdiri atas
1.

Bahan yang minimal harus tersedia


a. Bahan untuk membersihkan tangan misalnya : sabun, alkohol.
b. Obat untuk mencuci luka misalnya: air bersih, boorwater, Providone iodine
c. Obat untuk mengurangi rasa nyeri misalnya parasetamol
d. Bahan untuk menyadarkan misalnya moniak, parfum.

2. Alat minimal yang disediakan


a. 10 pembalut cepat
b. Pembalut gulung
c. Pembalut segitiga
d. Kapas
e. Plester
f. Kassa steril
g. Gunting
h. Pinset

E. Pelaksanaan P3K
Langkah-langkah pemeriksaan korban kecelakaan
1.

Periksa kesadaran

Apakah korban sadar atau tidak, pingsan, gelisah, acuh tak acuh. Hilangkan
penyebab gangguan kesadaran, istirahatkan dan tenangkan korban yang gelisah,
bila korban tidak sadar selama 30 menit ia langsung diangkut ke dokter atau
puskesmas/ rumah sakit
2.

Periksa pernafasan

Apakah pernafasan kornban berhenti, cepat, lambat, tidak teratur, amati korban
(lihat cuping hidung-dengar). Tindakan awal adalah memebebaskan jalan nafas
dan memepertahankan saluran pernafasan. Bila pernafasan berhenti maka harus
dilakukan pernafasan buatan.
3.

Periksa tanda-tanda perdarahan dan peredaran darah

Apakah teraba denyut jantung?


Tindakan yang harus dilakukan dengan segera adalah menghentikan perdarahan
4.

Periksa keadaan local (patah tulang, luka) dan perhatikan keluhan :

Tanyakan kepada korban apakah korban adarasa nyeri, linu, sakit? Minta
tunjukkan tempat yang sakit
Apabila ada luka harus dilihat juga apakah luka lain, beritahu korban bahwa ia
akan ditolong dan ajaklah bercakap-cakap
F. Gangguan yang diderita korban kecelakaan :
Pada dasarnya pada setiap korban kecelakaan dapat dibedakan gangguan berupa :
Gangguan umum :
Dimana keadaan umum/kesehatan korban terganggu yang daalm waktu singkat
akan mengancam jiwa korban, misalnya
1.

Gangguan pernapasan
a. Pengertian : kesulitan bernapas, sampai tidak bernafas
b. Penyebab : sumbatan jalan nafas, kelemahan atau kejang otot pernapasan ,
menghisap asap atau gas beracun
c. Penggolongan : korban sadar dan korban tidak sadar
d. Prioritas pertolongan : pada korban yang tidak sadar
e. Lokasi gangguan : di rongga hidung, kerongkongan, sampai paru-paru
f. Tindakan P3K : berikan prnafasan buatan

2.

Gangguan kesadaran
a.

Pengertian : keadaan dimana kesadarn berkurang atau hilang sama sekali

b.

Penyebab
1) Benturan/ pukulan kepala
2) Sinar terik matahari langsung mengenai kepala
3) Berada dalam ruangan penuh orang, sehingga kekurangan zat asam
4) Keadaan tertentu di maan tubuh lemah, kurang latihan, perut kosong,dll

c.

Penggolongan : kesadaran kurang dan kesadaran hilang

d. Prioritas pertolongan :
1) Korban tidak sadar denagn gangguan pernafasan
2) Korban yang kesadarannay berkurang
e.

Lokasi gangguan : pada sususnan saraf pusat (SSP)

f.

Tindakan P3K :
1) Angkat penderita ketempat yang teduh dan baik sirkulasi udaranya
2) Tidurkan terlentangtanpa bantal bila mukanya pucat/ biru,jika mukanya
merah berikan bantal
3) Longgarkan semua pakaian yang mengikat
4) Bila penderita sadar berikan minum yang hangat
5) Beri selimut supaya badannya hangat
6) Jika perlu kirim ke rumah sakit

3.

Gangguan peredaran darah/berat (syok)


a.

Pengertian : keadaan yang dapat mengancam kehidupan dimaan otak dan


alat vital lain kekurangan darah oleh berbagai sebab

b.

c.

Penyebab :
1)

Kekurangan darah/cairan (muntaber)

2)

Luka bakar yang luas

3)

Nyeri yang hebat

4)

Tidak tahan terhadap obat/ bahan kimia tertentu

Penggolongan
1) Ringan , dengan tanda-tanda ; pucat, kulit dingin, nadi lemah dan cepat
(100x/menit), korban gelisah, rasa haus, kadang-kadang ngacau
2) Berat, dengan tanda-tanda : sangat pucat, mata cekung, pernafasan cepat
dan tidak teratur, nadi susah teraba dan apabila teraba sangat cepat
(150x/menit)

d. Lokasi gangguan : kulit, saluran pencernaan dan patah tulang


e. Tindakan P3K
1)Bawa korban ke tempat teduh dan aman, dan bila tidak terdapat
perdarahan di kepala tidurkan terlentang tanpa bantal, atas kepala lebih
rendah dari kaki, bila tidsak ada patah tulang dan perdarahan dianggota
badan, kaki diluruskan dan tangannya
2) Pakaian korban dikendorkan
3) Tenangkan korban dan usahakan agar badan tetap hangat
4) Bila ada luka atau perdarahan, rawat lukanya dan hentikan
perdarahannya
5) Bila ada patah tulang kerjakan pembidaian
6) Bila munteber beri oralit
4.

Perdarahan
a. Pengertian : perdarahan adalah keluarnya darah dari pembuluh darahyang
rusaknya. Perdarahan ada 2 macam, yaitu perdarakhan keluar dan perdarahan
ke dalam
b. Penyebab : putusnya pembuluh darah atau perlukaan paad pembuluh darah
c. Penggolongan
1) Perdarahan pembuluh darah nadi/arteri
2) Perdarahan pembuluh darah balik atau vena
3) Perdarahan pembuluh darah rambut/kapiler
d. Prioritas pertolongan : pembuluh darah nadi
e. Tindakan P3K
1) Bagian anggota badan yang berdarah tinggikan
2) Tekan pembuluh darah yang terletak di antara tempat perdarahan

METODE PERTOLONGAN PERTAMA (Penanganan Korban


Pingsan)
Pingsan

Pingsan adalah suatu keadaan tidak sadarkan diri seperti orang


tidur pada seseorang akibat sakit, kecelakaan, kekurangan oksigen,
kekurangan darah, keracunan, terkejut/kaget, lapar/haus, kondisi
fisik lemah, dan lain sebagainya. Pingsan (Syncope/collapse) yaitu
hilangnya kesadaran sementara karena otak kekurangan O2,
kecelakaan, lapar, terlalu banyak mengeluarkan tenaga, terkejut /
kaget, dehidrasi (kekurangan cairan tubuh), anemia, dan lain-lain
Gejala umum :

Perasaan limbung

Lemas

Pandangan berkunang-

Keringat dingin

kunang

Menguap berlebihan

Telinga berdenging

Tak respon (beberapa menit)

Nafas tidak teratur

Denyut nadi lambat

Muka pucat

Biji mata melebar

Penanganan

Baringkan korban dalam posisi terlentang

Tinggikan tungkai melebihi tinggi jantung

Longgarkan pakaian yang mengikat dan hilangkan barang


yang menghambat pernafasan

Beri udara segar

Periksa kemungkinan cedera lain

Selimuti korban

Korban diistirahatkan beberapa saat

Untuk mengembalikan kesadaran orang yang mengalami


kepingsanan dapat menggunakan bau-bauan yang menyengat
dan merangsang seperti minyak wangi, minyak nyong-nyong,
anomiak, durian dan lain-lain.

Jika wajah orang pingsan itu pucat pasi maka sebaiknya


buat badannya lebih tinggi dari kepala dengan disanggah
sesuatu agar darah dapat mengalir ke kepala korban pingsan
tersebut.

Jika muka orang yang pingsan itu merah maka sanggah


kepalanya dengan bantal atau sesuatu agar darah di
kepalanya bisa mengalir ke tubuhnya secara normal.

Apabila si korban pingsan tadi muntah, maka sebaiknya


miringkan kepalanya agar untah orang itu bisa keluar
dengan mudah sehingga jalur penapasan orang itu bisa lancar
kembali.

Jika orang yang pingsan sudah siuman maka bisa diberi


minum seperti kopi atau teh hangat. Jika orangnya diabetes
jangan diberi gula dan jika orangnya masih belum kuat
memegang gelas atau minum sendiri dengan tangannya
harap jangan diberi dulu agar tidak tersedak.

Apabila tidak sadar-sadar dan berangsur-angsur membaik /


pulih maka sebaiknya hubungi ambulan atau dibawa ke pusat
kesehatan terdekat seperti puskesmas, klinik, dokter,
rumahsakit, dsb agar mendapatkan perawatan yang lebih
baik.

Perhatikan orang lain di sekitar korban, jangan sampai harta


benda milik orang yang jatuh pingsan tersebut raib digondol
maling / copet yang senang beraksi dikala orang lain sengsara.
Perhatikan pula ornag lain yang membantu atau menonton korban,
jangan sampai mereka kecopetan saat serius membantu korban
atau asyik melihat kejadian.
(Pendarahan dan Luka Bakar)
Kasus kasus yang Membutuhkan Pertolongan Pertama
Luka
Luka yaitu suatu keadaan terputusnya kontinuitas jaringan secara
tiba-tiba karena kekerasan atau injury.
Gejala

Terbukanya kulit

Pendarahan

Rasa nyeri

Penanganan
1.

Bersihkan luka dengan antiseptic (alcohol atau boorwater)

2.

Tutup luka dengan kasa steril / plester

3.

Balut tekan (jika pendarahannya besar)

4.

Jika hanya lecet, biarkan terbuka untuk proses pengeringan luka

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menangani luka:1.


Ketika memeriksa luka: adakah benda asing, bila ada:

Keluarkan tanpa menyinggung luka

Kasa/balut steril (jangan dengan kapas atau kain berbulu)

Evakuasi korban ke pusat kesehatan

2. Bekuan darah: bila sudah ada bekuan darah pada suatu luka ini
berarti luka mulai menutup. Bekuan tidak boleh dibuang, jika luka
akan berdarah lagi.
Luka dan Pencegahan terhadap kemungkinan Tetanus:
Luka Bakar
Luka Bakar yaitu luka yang terjadi akibat sentuhan tubuh dengan
benda-benda yang menghasilkan panas (api, air panas, listrik, atau
zat-zat yang bersifat membakar)Tujuan pertolongan pertama pada
korban luka bakar adalah :

Untuk mengurangi rasa sakit

Mencegah terjadinya infeksi

Mencegah dan mengatasi peristiwa shyok yang mungkin


dialami korban

Gejala :
- kemerahan pada bagian yang terbakar
- bengkak
- nyeri
- kulit melepuh
- Muncul gelembung berisi cairan
Penanganan:

1. Siram dengan air mengalir bagian luka yang terbakar atau


kompres dengan air dingin. Pakailah handuk kecil atau sapu
tangan yang dicelup air).
2. Lakukan sampai rasa sakit menghilang.
3. Tutup luka bakar dengan kain perban steril untuk mencegah
infeksi.
4. Jangan memberi mentega atau minyak pada luka bakar
5. Jangan memberikan obat lain atau ramuan tanpa persetujuan
dokter.
Perhatikan tempat atau letak bagian tubuh yang akan
dibalut dengan menjawab pertanyaan ini:

Bagian dari tubuh yang mana? (untuk menentukan macam


pembalut yang digunakan dan ukuran pembalut bila
menggunakan pita)

Luka terbuka atau tidak? (untuk perawatan luka dan


menghentikan perdarahan)

Bagaimana luas luka? (untuk menentukan macam


pembalut)

Perlu dibatasi gerak bagian tubuh tertentu atau tidak?


(untuk menentukan perlu dibidai/tidak?)

Pilih jenis pembalut yang akan digunakan. Dapat satu atau


kombinasi.
Sebelum dibalut, jika luka terbuka perlu diberi desinfektan
atau dibalut dengan pembalut yang mengandung
desinfektan. Jika terjadi disposisi/dislokasi perlu direposisi.
Urut-urutan tindakan desinfeksi luka terbuka:

Letakkan sepotong kasa steril di tengah luka (tidak usah


ditekan) untuk melindungi luka selama didesinfeksi.

Kulit sekitar luka dibasuh dengan air, disabun dan dicuci


dengan zat antiseptik.

Kasa penutup luka diambil kembali. Luka disiram dengan air


steril untuk membasuh bekuan darah dan kotoran yang
terdapat di dalamnya.

Dengan menggunakan pinset steril (dibakar atau direbus lebih


dahulu) kotoran yang tidak hanyut ketika disiram dibersihkan.

Tutup lukanya dengan sehelai sofratulle atau kasa steril biasa.


Kemudian di atasnya dilapisi dengan kasa yang agak tebal
dan lembut.

Kemudian berikan balutan yang menekan.

Apabila terjadi pendarahan, tindakan penghentian


pendarahan dapat dilakukan dengan cara:

Pembalut tekan, dipertahankan sampai pendarahan berhenti


atau sampai pertolongan yang lebih mantap dapat diberikan.

Penekanan dengan jari tangan di pangkal arteri yang terluka.


Penekanan paling lama 15 menit.

Pengikatan dengan tourniquet.


Digunakan bila pendarahan sangat sulit dihentikan dengan

cara biasa.
1

Lokasi pemasangan: lima jari di bawah ketiak (untuk

pendarahan di lengan) dan lima jari di bawah lipat paha (untuk


pendarahan di kaki)

Cara: lilitkan torniket di tempat yang dikehendaki, sebelumnya


dialasi dengan kain atau kasa untuk mencegah lecet di kulit
yang terkena torniket. Untuk torniket kain, perlu dikencangkan
dengan sepotong kayu. Tanda torniket sudah kencang ialah
menghilangnya denyut nadi di distal dan kulit menjadi pucat
kekuningan.

Setiap 10 menit torniket dikendorkan selama 30 detik,


sementara luka ditekan dengan kasa steril.

Elevasi bagian yang terluka

Tentukan posisi balutan dengan mempertimbangkan:

Dapat membatasi pergeseran/gerak bagian tubuh yang


memang perlu difiksasi

Sesedikit mungkin membatasi gerak bgaian tubuh yang lain

Usahakan posisi balutan paling nyaman untuk kegiatan pokok


penderita.

Tidak mengganggu peredaran darah, misalnya balutan


berlapis, yang paling bawah letaknya di sebelah distal.

Tidak mudah kendor atau lepas

Gigitan Binatang
Gigitan binatang gigitan binatang dan sengatan, biasanya
merupakan alat dari binatang tersebut untuk mempertahankan diri
dari lingkungan atau sesuatu yang mengancam keselamatan
jiwanya. Gigitan binatang terbagi menjadi dua jenis; yang berbisa
(beracun) dan yang tidak memiliki bisa. Pada umumnya resiko
infeksi pada gigitan binatang lebih besar daripada luka biasa.
Pertolongan Pertamanya adalah:

Cucilah bagian yang tergigit dengan air hangat dengan sedikit

antiseptic

Bila pendarahan, segera dirawat dan kemudian dibalut

Ada beberapa jenis binatang yang sering menimbulkan ganguan


saat melakukan kegiatan di alam terbuka, diantaranya:
Gigitan Ular
Tidak semua ular berbisa, akan tetapi hidup penderita/korban
tergantung pada ketepatan diagnosa, maka pad keadaan yang
meragukan ambillah sikap menganggap ular tersebut berbisa. Sifat
bisa/racun ular terbagi menjadi 3, yaitu:
1.

Hematotoksin (keracunan dalam)

2.

Neurotoksin (bisa/racun menyerang sistem saraf)

3.

Histaminik (bisa menyebabkan alergi pada korban)

Nyeri yang sangat dan pembengkakan dapat timbul pada gigitan,


penderita dapat pingsan, sukar bernafas dan mungkin disertai
muntah. Sikap penolong yaitu menenangkan penderita adalah
sangat penting karena rata-rata penderita biasanya takut mati.
Penanganan untuk Pertolongan Pertama :

Telentangkan atau baringkan penderita dengan bagian yang


tergigit lebih rendah dari jantung.
Tenangkan penderita, agar penjalaran bisa ular tidak semakin
cepat
Cegah penyebaran bias penderita dari daerah gigitan:
Torniquet di bagian proximal daerah gigitan pembengkakan untuk
membendung sebagian aliran limfa dan vena, tetapi tidak
menghalangi aliran arteri. Torniquet/ toniket dikendorkan setiap
15 menit selama + 30 detik
- Berikan kompres es
- Perawatan luka: Hindari kontak luka dengan larutan asam, yodium
atau benda panas
- segera bawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan Anti Bisa
Ular
Gigitan Lipan
Ciri-ciri1.

Ada sepasang luka bekas gigitan2. Sekitar luka

bengkak, rasa terbakar, pegal dan sakit biasanya hilang dengan


sendirinya setelah 4-5 jam
Penanganan1.
antiseptik2.

Kompres dengan yang dingin dan cuci dengan obat

Beri obat pelawan rasa sakit, bila gelisah bawa ke

fasilitas kesehatan.
Gigitan Lintah dan Pacet
Ciri-ciriPembengkakan, gatal dan kemerah-merahan (lintah)
Penanganan1.

Lepaskan lintah/pacet dengan bantuan air

tembakau/air garam2.

Bila ada tanda-tanda reaksi alergi, bawa ke

fasilitas kesehatan terdekat.

Sengatan Lebah/Tawon dan Hewan Penyengat lainnya

Biasanya sengatan ini kurang berbahaya walaupun bengkak,


memerah, dan gatal. Namun beberapa sengatan pada waktu yang
sama dapat memasukkan racun dalam tubuh korban yang sangat
menyakiti.
Perhatian :Dalam hal sengatan lebah, pertama cabutlah sengat,
bersihkan dan cuci luka, dapat dikompres dengan air dingin. Bila
timbul reaksi alergi segera bawa ke fasilitas kesehatan terdekat.

Asma
Asma yaitu penyempitan/gangguan saluran pernafasan.
Gejala

Sukar bicara tanpa berhenti, untuk menarik nafas

Canned be heard the voice of the additional breath


nafas terlihat menonjol (dileher)

Otot Bantu

Irama nafas tidak teratur

Terjadinya perubahan warna kulit (merah/pucat/kebiruan/sianosis)


Kesadaran menurun (gelisah/meracau)
Penanganan
1.

Tenangkan korban

4.

Atur nafas

2.

Bawa ketempat yang luas dan

5.

Beri oksigen (bantu) bila

sejuk
3.

diperlukan

Posisikan setengah duduk

Mimisan
Mimisan yaitu pecahnya pembuluh darah di dalam lubang hidung
karena suhu ekstrim (terlalu panas/terlalu
dingin)/kelelahan/benturan.
Gejala Dari lubang hidung keluar darah dan terasa nyeri.
Korban sulit bernafas dengan hidung karena lubang hidung
tersumbat oleh darah
Penanganan1.

Bawa korban ke tempat sejuk/nyaman2.

Tenangkan korban3.
cuping hidung4.

Kadang disertai pusing


Korban diminta menunduk sambil menekan

Diminta bernafas lewat mulut5.

Bersihkan

hidung luar dari darah6. Buka setiap 5/10 menit. Jika masih keluar

ulangi tindakan Pertolongan Pertama sambil dibawa ke fasilitas


kesehatan terdekat.

Sakit Maag
Gejala

Perut terasa nyeri/mual

Penanganan1.

Lemas

Istirahatkan korban dalam posisi duduk ataupun

berbaring sesuai kondisi korban2.


3.

Berkeringat dingin

Beri minuman hangat (teh/kopi)

Jangan beri makan terlalu cepat

Keseleo
Keseleo yaitu pergeseran yang terjadi pada persendian biasanya
disertai kram.
Gejala

Bengkak dan nyeri bila ditekan

derah luka

Sendi terkunci

Penanganan1.
3.

Kebiruan/merah pada

Ada perubahan bentuk pada sendi

Korban diposisikan nyaman2.

Kompres es/dingin

Balut tekan untuk mengurangi pergerakan4.

Tinggikan bagian

tubuh yang luka

Kram
Kram yaitu otot yang mengejang/kontraksi berlebihan.Gejala
Nyeri pada otot
Istirahatkan2.

Kadang disertai bengkakPenanganan1.


Posisi nyaman3.

Relaksasi4.

Pijat berlawanan

arah dengan kontraksi

Histeria
Histeria yaitu sikap berlebih-lebihan yang dibuat-buat (berteriak,
berguling-guling) oleh korban; secara kejiwaan mencari perhatian.
Gejala

Seolah-olah hilang kesadaran

Sikapnya berlebihan

(meraung-raung, berguling-guling di tanah)

Tidak dapat

bergerak/berjalan tanpa sebab yang jelasPenanganan1.


Tenangkan korban2.
tempat yang tenang4.

Pisahkan dari keramaian3.


Awasi

Letakkan di

Keracunan Makanan atau Minuman


Gejala

Mual, muntah

Penanganan1.

Keringat dingin

Wajah pucat/kebiruan

Bawa ke tempat teduh dan segar2.

diminta muntah3.

Diberi norit4.

Istirahatkan5.

Korban

Jangan diberi air

minum sampai kondisinya lebih baik


PENCEGAHAN PENYAKIT MENULAR
A. Penyakit kulit
Contoh: kudis, kadas, cacar air dan panu
Pencegahan:
a.

Menjaga kebersihan kulit, mandi dengan sabun dan air bersih

b.

Menghindari kontak dengan penderita

c.

Menghindari mengguanakan barang-barang yang dipakai penderita

d. Pakaian penderita dicuci dengan bersih


B. Penyakit TBC
Pencegahan:
a.

Hindari kontak dengan penderita

b. Vaksinasi dengan BCG semasa bayi


c.

Makan makanan yang bergizi

C. ISPA(Infeksi Saluran Pernafasan Bagian Atas)


Contoh: influenza, dan radang tenggorokan
Pencegahan:
a.

Makan makanan yang mengandung vit. C seperti sayur dan buah

b.

Hindari kena hujan

c.

Kurangi minuman dingin

d. Hindari daerah yang berasap dan berdebu


e.

Hindari kontak dengan penderita

f.

Bila bersin atau batuk tutup mulut atau hidung dengan sapu tangan

g.

Ingus jangan dibuang sembarangan

D. Penyakit pada saluran pencernaan

Contoh: kolera, disentri, typus, dan diare


Pencegahan:
a.

Menjaga kebersihan diri, lingkungan, makanan dan minuman

b. Alat yang dipakai penderita dicuci dengan sabun


PEMBALUTAN DAN PEMBIDAIAN
A. PEMBALUTAN
1.

Pengertian

Suatu tindakan medis untuk menyangga atau menahan bagian tubuh tertentu agar
tidak bergeser atau berubah dari posisi yang dikehendaki.
2. Tujuan
Tujuan dari pembalutan, yaitu ;
a.

Menahan sesuatu misalnya bidai (spalk), kasa penutup luka, dan sebagainya agar

tidak bergeser dari tempatnya.


b.

Menahan pembengkakan (menghentikan pendarahan: pembalut tekanan).

c.

Menunjang bagian tubuh yang cedera.

d. Menjaga agar bagian yang cedera tidak bergerak.


e.

Menutup bagian tubuh agar tidak terkontaminasi.

3.

Macam-macam alat balut

a.

Mitella (pembalut segitiga)


Bahan pembalut dari kain yang berbentuk segitiga sama kaki dengan berbagai
ukuran. Panjang kaki antara 50-100 cm.
Pembalut ini biasa dipakai pada cedera di kepala, bahu, dada, siku, telapak
tangan, pinggul, telapak kaki, dan untuk menggantung lengan.
Dapat dilipat-lipat sejajar dengan alasnya dan menjadi pembalut bentuk dasi.

b.

Dasi (cravat)
Merupakan mitella yang dilipat-lipat dari salah satu ujungnya sehingga
berbentuk pita dengan kedua ujung-ujungnya lancip dan lebarnya antara 5-10 cm.
Pembalut ini biasa dipergunakan untuk membalut mata, dahi (atau bagian
kepala yang lain), rahang, ketiak, lengan, siku, paha, lutut, betis, dan kaki yang
terkilir.

Cara membalut:
Bebatkan pada tempat yang akan dibalut sampai kedua ujungnya dapat
diikatkan.
Diusahakan agar balutan tidak mudah kendor, dengan cara sebelum diikat
arahnya saling menarik.
Kedua ujung diikatkan secukupnya.
c.

Pita (pembalut gulung)


Dapat terbuat dari kain katun, kain kasa, flanel atau bahan elastis. Yang paling
sering adalah kasa. Hal ini dikarenakan kasa mudah menyerap air dan darah,
serta tidak mudah kendor.
Macam ukuran lebar pembalut dan penggunaannya:
2,5 cm : untuk jari-jari
5 cm : untuk leher dan pergelangan tangan
7,5 cm : untuk kepala, lengan atas, lengan bawah, betis dan kaki
10 cm : untuk paha dan sendi pinggul
10-15 cm : untuk dada, perut dan punggung.

d. Plester (pembalut berperekat)


Pembalut ini untuk merekatkan penutup luka, untuk fiksasi pada sendi yang
terkilir, untuk merekatkan pada kelainan patah tulang. Cara pembidaian langsung
dengan plester disebut strapping. Plester dibebatkan berlapis-lapis dari distal ke
proksimal dan untuk membatasi gerakan perlu pita yang masing-masing ujungnya
difiksasi dengan plester.
Untuk menutup luka yang sederhana dapat dipakai plester yang sudah
dilengkapi dengan kasa yang mengandung antiseptik (Tensoplast, Band-aid,
Handyplast dsb).
Cara membalut luka terbuka dengan plester:
Luka diberi antiseptik
Tutup luka dengan kassa
Letakkan pembalut plester.
e.

Pembalut lainnya
Snelverband: pembalut pita yang sudah ditambah kasa penutup luka, dan steril.
Baru dibuka saat akan digunakan, sering dipakai untuk menutup luka-luka lebar.

Sofratulle: kasa steril yang sudah direndam dalam antibiotika. Digunakan


untuk menutup luka-luka kecil.
f.

Kassa steril
Adalah potongan pembalut kasa yang sudah disterilkan dan dibungkus
sepotong demi sepotong. Pembungkus tidak boleh dibuka sebelum digunakan.
Digunakan untuk menutup luka-luka kecil yang sudah didisinfeksi atau diobati
(misalnya sudah ditutupi sofratulle), yaitu sebelum luka dibalut atau diplester.

4.

Prosedur pembalutan
a.

Perhatikan tempat atau letak bagian tubuh yang akan dibalut, seperti:

Bagian dari tubuh yang mana,

Luka terbuka atau tidak,

Bagaimana luas luka,

Perlu dibatasi gerak bagian tubuh tertentu atau tidak.

b.

Pilih jenis pembalut yang akan digunakan. Dapat satu atau kombinasi.

c.

Sebelum dibalut, jika luka terbuka perlu diberi desinfektan atau dibalut dengan
pembalut yang mengandung desinfektan. Jika terjadi disposisi/dislokasi perlu
direposisi. Urut-urutan tindakan desinfeksi luka terbuka:

Letakkan sepotong kasa steril di tengah luka (tidak usah ditekan) untuk

melindungi luka selama didesinfeksi.

Kulit sekitar luka dibasuh dengan air, disabun dan dicuci dengan zat

antiseptik.

Kasa penutup luka diambil kembali. Luka disiram dengan air steril untuk

membasuh bekuan darah dan kotoran yang terdapat di dalamnya.

Dengan menggunakan pinset steril (dibakar atau direbus lebih dahulu)

kotoran yang tidak hanyut ketika disiram dibersihkan.

Tutup lukanya dengan sehelai sofratulle atau kasa steril biasa. Kemudian

di atasnya dilapisi dengan kasa yang agak tebal dan lembut.

Kemudian berikan balutan yang menekan.

Apabila terjadi pendarahan, tindakan penghentian pendarahan dapat dilakukan


dengan cara:

Pembalut tekan, dipertahankan sampai pendarahan berhenti atau sampai

pertolongan yang lebih mantap dapat diberikan.

Penekanan dengan jari tangan di pangkal arteri yang terluka. Penekanan

paling lama 15 menit.

Pengikatan dengan tourniquet.

Digunakan bila pendarahan sangat sulit dihentikan dengan cara biasa.


Lokasi pemasangan: lima jari di bawah ketiak (untuk pendarahan di lengan)
dan lima jari di bawah lipat paha (untuk pendarahan di kaki)
Cara: lilitkan torniket di tempat yang dikehendaki, sebelumnya dialasi
dengan kain atau kasa untuk mencegah lecet di kulit yang terkena torniket.
Untuk torniket kain, perlu dikencangkan dengan sepotong kayu. Tanda
torniket sudah kencang ialah menghilangnya denyut nadi di distal dan kulit
menjadi pucat kekuningan.
Setiap 10 menit torniket dikendorkan selama 30 detik, sementara luka
ditekan dengan kasa steril.

Elevasi bagian yang terluka

d. Tentukan posisi balutan dengan mempertimbangkan:


Dapat membatasi pergeseran/gerak bagian tubuh yang memang perlu
difiksasi
Sesedikit mungkin membatasi gerak bgaian tubuh yang lain
Usahakan posisi balutan paling nyaman untuk kegiatan pokok penderita.
Tidak mengganggu peredaran darah, misalnya balutan berlapis, yang paling
bawah letaknya di sebelah distal.
Tidak mudah kendor atau lepas.
B. PEMBIDAIAN
1.

Pengertian

Pembidaian adalah tindakan memfiksasi/mengimobilisasi bagian tubuh yang


mengalami cedera, dengan menggunakan benda yang bersifat kaku maupun fleksibel
sebagai fixator/imobilisator.
2. Tujuan
a.

Mencegah gerakan bagian yang sakit sehingga mengurangi nyeri dan

mencegah kerusakan lebih lanjut

b.

Mempertahankan posisi yang nyaman

c.

Mempermudah transportasi korban

d. Mengistirahatkan bagian tubuh yang cedera


e.
3.

Mempercepat penyembuhan

Prinsip Pembidaian

Prinsip pembidaian

a.

Lakukan pembidaian di mana anggota badan mengalami cedera (korban

jangan dipindahkan sebelum dibidai). Korban dengan dugaan fraktur lebih


aman dipindahkan ke tandu medis darurat setelah dilakukan tindakan
perawatan luka, pembalutan dan pembidaian.

b.

Lakukan juga pembidaian pada persangkaan patah tulang, jadi tidak perlu

harus dipastikan dulu ada tidaknya patah tulang. Kemungkinan fraktur harus
selalu dipikirkan setiap terjadi kecelakaan akibat benturan yang keras. Apabila
ada keraguan, perlakukan sebagai fraktur.

Tanda dan gejala patah tulang:

Adanya tanda ruda paksa pada bagian tubuh yang diduga terjadi patah
tulang: pembengkakan, memar, rasa nyeri.

Nyeri sumbu: apabila diberi tekanan yang arahnya sejajar dengan tulang
yang patah akan memberikan nyeri yang hebat pada penderita.

Deformitas: apabila dibandingkan dengan bagian tulang yang sehat terlihat


tidak sama bentuk dan panjangnya.

Bagian tulang yang patah tidak dapat berfungsi dengan baik atau sama
sekali tidak dapat digunakan lagi.

c.

Melewati minimal dua sendi yang berbatasan.

4.

Jenis Alat Bidai

a.

Bidai Keras

Umumnya terbuat dari kayu, alumunium, karton, plastik atau bahan lain yang kuat
dan ringan. Pada dasarnya merupakan bidai yang paling baik dan sempurna dalam
keadaan darurat. Kesulitannya adalah mendapatkan bahan yang memenuhi syarat di
lapangan.
Contoh : bidai kayu, bidai udara, bidai vakum.
b.

Bidai Traksi

Bidai bentuk jadi dan bervariasi tergantung dari pembuatannya, hanya dipergunakan
oleh tenaga yang terlatih khusus, umumnya dipakai pada patah tulang paha.
Contoh : bidai traksi tulang paha
c.

Bidai Improvisasi

Bidai yang dibuat dengan bahan yang cukup kuat dan ringan untuk penopang.
Pembuatannya sangat tergantung dari bahan yang tersedia dan kemampuan
improvisasi si penolong.
Contoh : majalah, koran, karton dan lain-lain.
d. Gendongan Belat/Bebat
Pembidaian dengan menggunakan pembalut, umumnya dipakai mitela (kain segitiga)
dan memanfaatkan tubuh penderita sebagai sarana untuk menghentikan pergerakan
daerah cedera.
Contoh : gendongan lengan.
5.

Prosedur Pembidaian

a.

Siapkan alat-alat selengkapnya

b.

Apabila penderita mengalami fraktur terbuka, hentikan perdarahan dan rawat

lukanya dengan cara menutup dengan kasa steril dan membalutnya.


c.

Bidai harus meliputi dua sendi dari tulang yang patah. Sebelum dipasang, diukur

dahulu pada sendi yang sehat.


d. Bidai dibalut dengan pembalut sebelum digunakan. Memakai bantalan di antara
bagian yang patah agar tidak terjadi kerusakan jaringan kulit, pembuluh darah, atau
penekanan syaraf, terutama pada bagian tubuh yang ada tonjolan tulang.
e.

Mengikat bidai dengan pengikat kain (dapat kain, baju, kopel, dll) dimulai dari

sebelah atas dan bawah fraktur. Tiap ikatan tidak boleh menyilang tepat di atas bagian
fraktur. Simpul ikatan jatuh pada permukaan bidainya, tidak pada permukaan anggota
tubuh yang dibidai.
f.

Ikatan jangan terlalu keras atau kendor. Ikatan harus cukup jumlahnya agar

secara keseluruhan bagian tubuh yang patah tidak bergerak.


g.

Kalau memungkinkan anggota gerak tersebut ditinggikan setelah dibidai.

h.

Sepatu, gelang, jam tangan dan alat pengikat perlu dilepas.

KEBERSIHAN PRIBADI
A. Mandi
Pupuklah kebiasaan-kebiasaan:
Mandi 2 kali sehari cucilah tangan dengan dengan air bersih dan menggunakan sabun
sebelum makan dan sesudah buang air besar dan kecil, minumlah air yang sudah
dimasak, gunakan jambankalau mau buang air besar/buang air kecil dan bersihkan
tempat tinggal kita dari sampah dan genangan air.
B. Pakaian
Pakaian yang sudah sehat adalah pakaian yang bersih, sesuai dengan postur tubuh
artinya tidak terlalu ketat maupun tidak terlalu longgar, sopan artinya enak dipandang
dan sesuai sdengan kebudayaan kita, selalu dicuci setelah habis dipakai serta
disetrika, agar tampak rapih.
C.

Badan

Badan adalah suatu kesatuan bentuk diri kita yang perlu kita jaga keberihan dan
kesehatannya, menjaga kebersihan dan kesehatannya adalah suatu kewajiban yang
tidak bisa ditunda-tunda sebab kelangsungan tubuh kita hidup kita, patut disukuri bila
kita memiliki tubuh dan badan yang normaldan sehat.
D.

Makan dan Minum

Untuk menjaga kesehatan tubuh, makan dan minum adalah merupakan kebuuthan
pokok manusia untuk dapat bergerak dan menjalankan aktivitas kegiatan apapun,
tubuh memerlukan energi atau tenaga yang kesemuanya ini diperoleh dari apa yang
kita makan, minum sehari-hari. Makanan yang seimbang mengandung unsur:
a.

Hidrat arang/ karbohhidrat: nasi, roti, sagu, jagung dan lain-lain

b.

Protein: daging, telur, tahu, tempe, dll

c.

Vitamin dan mineral: sayur-sayuran dan buah-buahan

d. Air minum untuk memperlancar penyerapan makanan dalam tubuh kita


e.

Istirahat, rekreasi dan kesehatan mental (rohani)

Setelah melakukan kegiatan sehari-hari tubuh kita memerlukan istirahat baik jiwa dan
rohanikehidupan manusia sangat dipengaruhi dengan keseimbangan antara kesehatan
jasmani rohani oleh karena itu istirahat yang cukup dan rekreasi yang seimbang
adalah obat agar kita tetap sehat.
Usia manusia sepertiganya digunakan untuk tidur dalam sehari kita wajib tidur selama
8 jam, maka gunakanlah sebaik-baiknya waktu tersebut untuk tidur dengan
nyenyakagar sewaktu kita bangun tubuh sudah segar dan siap melakukan kegiatan

atau aktivitas kembali.


Olahraga yang teratur dan penuh kesenangan adalah salah satu contoh bentuk rekreasi
yang menyehatkan, dan melakukan kegiatan lintas alam, jalan pagi setiap hari
minggu, sepeda santai, senam kesegaran, dan lain-lain yang teratur adalah suatu upaya
untuk menjaga kesegaran dan kesehatan jasmani dan rohani.
E.
1.

Kebersihan Atau Kesehatan Pribadi Meliputi


Melindungi jaringan dibawahnya

Fungsi kulit:
a.

Melindungi jaringan dibawahnya

b.

Melindungi cairan tubuh

c.

Mengatur suhu tubuh

d. Sebagai indera peraba


e.

Membentuk vitamin D

f.

Sebagai alat sekresi

Cara memelihara kulit:


a.

Mandi dan memakai sabun minimal 2kali sehari

b.

Habis mandi dikeringkan dengan handuk yang bersih

c.

Memakai pakaian yang bersih

2.

Memlihara kebersihan rambut

Rambut berfungsi untuk melindungi kepala terhadap suhu yang datang dari luar baik
panas maupun dingin
Cara merawat rambut:
a.

Mencuci rambut dengan teratur 2 kali seminggu

b.

Menyisir rambut

3.

Mamlihara kebersihan mata

Fungsi mata:
a.

Sebagian indera penglihatan

b.

Membantu keseimbangan dan menyampaikan pesan

Cara membersihkan mata:


a. Ambil kapas simpan di ujung lidi
b.

Celupkan di boorwater atau air matang

c.

Usapkan dari arah pinggir ke tengan menuju ke arah hidung

4.

Memelihara kebersiahan kuku

Cara membersihkan kuku:

a.

Memotong kuku sekurang-kurangnya 1 kali seminggu

b.

Mencuci kuku dengan sabun

5.

Memelihara kesehatan hidung

Didalam hidung terdapat bulu dan lendir yang berfungsi menyaring udara yang masuk
dari kotoran debu sehingga udara masuk ke paru-paru lebih bersih
6.

Memelihara kebersihan telinga

Fungsi telinga sebagai alat pendengarn dan keseimbangan tubuh


Cara membersihkan:
a.

Bersihkan daun telinga pada waktu mandi ingat lekuk-lekuknya

b.

Bersihkan kotoran berkali-kali

c.

Telinga jangan sampai kemasukan air

7.

Memelihara kebersihan mulut dan gigi

Lihat uraian pada kesehatan gigi dan mulut


8.

Membersihkan kaki dan tangan

Cara memelihara:
a.

Cuci tangan sebelum dan sesudah memegang sesuatu

b.

Cuci kaki setiap kali kotor

c.

Pakai alas kaki atau sandal yang pas dan tidak sempit

9.

Pakai pakaian dan keperluan pribadi atau peralatan yang bersih

Cara memelihara:
a.

Mengganti pakaian yang kotor dengan yang bersih

b.

Pakai-pakaian yang sesuai dengan ukuran badan

c.

Jangan memaki pakaian atau barang pribadi milik orang lain

d. Jangan menggantung pakaian di kamar


e.
10.

Bedakan pakaian sekolah dengan pakaian rumah


Memelihara kebersihan sesudah buang air besar dan buang air kecil

Kotoran manusia banyak sekali mengandung kuman yang berbahaya bagi kesehatan
oleh karena itu jarang dibuang sembarangan tapi harus di jamban atau WC bukan di
sungai, buang air kecil tidak boleh dilantai kamar mandi, sesudah buang air kecil
disiram sampai bersih agar tidak menimbulkan bau.

IMUNISASI
A. Pengertian
Usaha memberikan kekebalan kepada seseorang terhadap suatu
penyakit dengan jalan memasukkan sesuatu zat ke dalam tubuh
dengan tujuan mencegah terjadinya penyakit tertentu
Kekebalan Tubuh
1. Kekebalan Pasif
a. Bawaan
b. Didapat
2. Kekebalan Aktif
a. Bawaan
b. Didapat
Kekebalan Tubuh
1. Non Spesifik
a. Fisis dan Mekanis
b. Biokimia
c. Humoral
d. Seluler
2. Spesifik
Penyakit Yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi
1. Poliomielitis
2. Campak
3. Difteri
4. Pertusis
5. Tetanus
6. Tuberculosis
7. Hepatitis B
B. Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
TBC, Dipteri, Pertusis, Tetanus, Campak, Polio, Hepatitis B, meningitis, dll
C. Manfaat imunisasi dan bahaya bila tidak imunisasi
Manfaat imunisasi adalah:
- Akan menjadi tahan/kebal terhadap penyakit TBC, Pertusis, Tetanus, polio, Campak,

dan Hepatitis B sehingga bayi/anak sehat, biaya pengobatan tidak diperlukan.


- Anak dapat tumbuh dan berkembang menjadi manusia sehat.
Bahaya bila tidak diimunisasi:
- Anak akan mudah erserang penyakit, dengan akibat yang lebih berat, dapat
menimbulkan

kematian.

Untuk

polio

akan

menimbulkan

cacat

seumur

hidup/kematian.
Imunisasi Polio

Virus Yang dilemahkan

Diteteskan melalui mulut, 2 tetes

Diberikan 4x usia 0-11 bulan, dengan jarak 1 bulan sekali.

Imunisasi Campak

Virus yang dilemahkan

IM

1x, mulai usia 6 bulan

Imunisasi BCG

Bakteri hidup yang dilemahkan

Intrakutan

1x, usia 0 11 bulan

Imunisasi Hepatitis B

Virus Hepatitis B yang telah dimurnikan

SK

1x usia 0-7 hari, dilanjutkan usia 2,3,4 bulan

Imunisasi DPT

Diptheri

Toxin yang dilemahkan

Pertusis

Bakteri yang dimatikan

Tetanus

Toxin yang dilemahkan

Diberikan 3x, usia 2-11 bulan selang 4 minggu

Imunisasi TT

Diberikan pada :

Calon pengantin wanita

Ibu hamil mulai trimester 2 (kehamilan usia 4 bulan)

Anak usia 8, 9 tahun( Kelas 2 dan 3 SD)

Imunisasi DT, Diberikan usia 7 tahun (kelas 1 SD)

Sasaran Imunisasi

Bayi 0-11 bulan : BCG, Polio, DPT, Campak, HiB, dan Hepatitis
B

Anak Kelas 1 SD : DT

Anak kelas 2 dan 3 SD : TT

Calon Pengantin Wanita : TT

Ibu Hamil : TT

Siapa saja Beresiko tinggi dan belum imunisasi saat bayi :


Hepatitis B
KESEHATAN LINGKUNGAN

A. Lingkungan sehat
Lingkungan sehat adalah jika sampah, air limbah dan tinja di buang secara benar.
Ruang lingkup kesehatan lingkungan meliputi:
1.

Lingkungan sekolah yang sehat

a.

Lokasi sekolah yang jauh dari kebisingan, polusi dan memiliki halamn untuk

bermain dan olah raga


b.

Bangunan yang kokoh, pencahayaan baik dengan suasana yang nyaman

c.

Tata ruang yang rapi

d. Terdapat kotak P3K


e.
f.

Terdapat tabung pemadam kebakaran


Terdapat tempat penampungan sampah yang tertutup

g. Terdapat tempat cuci tangan dan penyediaan air minum


h. Terdapat hubungan yang harmonis antar sesama penghuni sekolah

Pembinaan lingkungan sehat dilaksanakan melalui kegiatan intra dan ekstra kurikuler.
Kegiatan intra kurikuler terutama melalui pelajaran penjaskes atau pendidikan
kesehatan yang disatukan dengan mata pelajaran lain yang relevan.
2.

Perumahan

Syarat rumah sehat secara sederhana:


a.

Rumah yang memiliki ruangan terpisah untuk keperluan sehari-hari dengan

ukuran yang memadai, misalnya ruang makan, kamar tidur, dapur, kamar mandi, WC,
dan tempat cuci pakaian.
b.

Tersedianya air bersih, penampungan air bekas, tempat sampah, jamban, dan

saluran pembuangan air hujan


c.

Kamar-kamar harus berjendela dan harus selalu terbuka pada siang hari. Jendela

harus menghadap arah angin


d. Sinar matahari dapat masuk ke rumah dan penerangan malam yang cukup untuk
membaca.
e.

Dinding lantai harus kering dan tidak lembab

f.

Asap dapur mempunyai jalan keluar melalui lubang langit-langit.

g.

Halaman rumah harus selalu dibersihkan

h.

Kandang ternak terpisah lebih 10 meter jaraknya dari rumah

i.

Di manapun tidak terdapat jentik-jentik nyamuk, kecoa dan tikus

3.

Pengadaan Air bersih

Syarat-syarat air bersih:


a.

Syarat fisik: tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa, jernih, dan segar.

b.

Syarat kimiawi: tidak mengandung logam berat dan beracun misal Pb, Zn, Cu,

Mg, dan Hg
c.

Syarat bakteriologis: tidak mengandung bakteri penyebab penyakit, misal E. coli.

Sumber air bersih dapat diperoleh dari:


a.

Sumur pompa tangan

b.

Sumur gali tertutup

c.

Mata air yang dirawat atau air perpipaan

d. Penampungan air hujan, letak sumber air bersih, jarak > 10 cm dari lubang
penampungan tinja atau kotoran
Air sehat merupakan air bersih yang sudah di masak dan tidak mengandung bibit

penyakit.
4.

Pembuangan kotoran manusia

Tempat pembuangan kotoran manusia yang baik adalah di WC/jamban/kakus.


Syarat pembuatan kakus yang baik yaitu:
a.

Tertutup, harus terlindungi dari matahari dan hujan

b.

Pada lokasi yang tidak mengganggu pemandangan, dan tidak menimbulkan bau.

c.

Lantainya disapu dan disikat bersih biar tidak licin

d. Dindingnya sering dibersihkan dan tampak terang


e. Air dalam bak sering diganti dengan yang baru
Tiga jenis jamban keluarga:
1.

Jamban leher angsa

Air dibagian leher angsa berguna agar menahan bau tinja agar tidak keluar. Pipa udara
dari lubang tinja gunanya untuk membuang bau busuk.
2.

Jamban cemplung

3.

Jamban plengsengan

Kotoran langsung dialirkan melalui pipa yang dipasang miring ke lubang


penampungan kotoran.
5.

Pembuangan air limbah

Air limbah disalurkan melalui pipa atau got ke tempat penampungan air limabah,
sungai yang letaknya lebih rendah dari dapur, tempat mandi dan tempat cucian.
Syarat pembuangan air limbah yang sehat:
a.

Tidak mengotori sumur, sungai dan danau

b. Tidak menjadi tempat berkembangbiaknya nyamuk, lalat dan kecoa


c.

Tidak menyebabkan kecelakaan

d. Tidak mengganggu pemandangan


6.

Pembuangan sampah

Cara pembuangan sampah:


a.

Sampah dibuang ke tanah yang lebih rendah kemudian ditutup dengan tanah

b.

Dibakar

c.

Dibuat kompos

d. Untuk makanan ternak

e.

Pulverisation yaitu semua jenis sampah dihancurkan kemudian baru di buang ke

laut.
Penyakit yang dapat ditimbulkan oleh sampah antara lain: menceret, muntaber,
disentri, typus, dan penyakit kaki gajah. Keuntungan membuang sampah yang benar:
a).

Terhindar dari timbulnya penyakit

b).

Dapat menghasilkan pupuk

c).

Keadaan bersih dapat menimbulkan kepuasan batin tersendiri

d).

Menciptakan keindahan

e).

Menimbulkan suasana nyaman

7.

Pencemaran lingkungan

Pencemaran lingkungan dapat berupa:


a.

Pencemaran air dan tanah

b.

Pencemaran udara

c.

Pencemaran suara

d. Pencemaran bahan-bahan radioaktif

PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR

Cara Penularan Penyakit

Udara : TBC, Influensa, Diptheri

Makanan dan Minuman : Diare, Cacingan, Typus

Binatang : Malaria, Demam Berdarah

Air : Penyakit kulit

Kontak langsung : Gudig, Kudis

Kontak tidak langsung : Gatal

Scabies (Gudig, Kudis)

Penyebab : Parasit

Penularan : Kontak langsung

Gejala : Gatal, luka bernanah terutama lipatan jari, siku, paha,


pantat, telapak tangan

Pencegahan : Menghindari kontak langsung dengan penderita

Tindakan : Mandi bersih, keringkan, dan diberikan pengobatan

Demam Berdarah Dengue (DBD)

Penyebab : Virus

Penularan : Gigitan nyamuk Aides aegypti

Gejala : Panas 2-7 hari, bercak merah di tubuh, perdarahan


gusi, hidung, saluran cerna, bila tidak ditangani kesadaran
bisa menurun dan terjadi kematian.

Pencegahan : Mencegah gigitan nyamuk Menghilangkan


sarang nyamuk dan mencegah adanya sarang nyamuk.

Tindakan : Beri penurun panas kemudian bawa ke


puskesmas / pelayanan kesehatan.

Diare/Mencret/Berak berak

Penyebab : Bakteri/Virus/Keracunan Makanan

Penularan : Makanan yang terkontaminasi

Gejala : Sering berak tanpa darah dan lendir, nyeri perut,


badan terasa lemas dan mual.

Pencegahan : Cuci tangan dengan sabun sebelum makan,


makan makanan yang bersih dan sehat

Tindakan :Berikan oralit kemudian bawa ke puskesmas /


pelayanan kesehatan

Radang Selaput Mata (Conjungtivitis)

Penyebab : Bakteri atau virus

Penularan : Kontak langsung

Gejala : Mata merah berair, keluar kotoran seperti berpasir,


perih dan sakit, silau bila kena sinar

Pencegahan : Jaga kebersihan mata

Tindakan : Cuci mata dengan boorwater beri obat tetes mata


dan bawa ke puskesmas / pelayanan kesehatan

Influenza

Penyebab : Virus

Penularan : Udara

Gejala : Demam, sakit kepala, bersin, keluar ingus encer


kemudian kental kehijauan

Pencegahan : Bila batuk/bersin menutup mulut dan hidung,


jangan membuang ingus disembarang tempat

Tindakan : Istirahat, beri obat penurun panas, vitamin C, bawa


ke puskesmas atau pelayanan kesehatan bila gejala tidak
berkurang

Diphteri

Penyebab : Bakteri

Penularan : udara, droplet

Gejala : Panas tinggi, sakit tenggorokan timbul selaput putih


disekitar tenggorokan

Pencegahan : Imunisasi DPT, menghindari berdekatan dengan


penderita

Tindakan : Bawa ke puskesmas / pelayanan kesehatan

Pertusis (Batuk Rejan)

Penyebab : Bakteri

Penularan : Udara/droplet

Gejala : Batuk, pilek, panas tidak nafsu makan, batuk panjang


diselingi tarikan napas panjang dan bunyi melengking
kemudian muntah dengan air ludah kental

Pencegahan : Imunisasi DPT

Tindakan : Bawa ke puskesmas / pelayanan kesehatan

Tonsilitis (Amandel)

Cara pemeriksaan : Mulut dibuka lebar, lidah ditekan dengan


spatel lidah akan tampak benjolan sebesar
kelereng/duku/bakso disebelah kanan kiri tenggorokan.

Pencegahan : Mengurangi gorengan yang mengandung


banyak minyak, menjaga kebersihan mulut dan gigi.

Gangguan karena tonsilitis : Sering batuk, pilek , pusing, sulit


konsentrasi.

TBC (Tuberculosa)

Penyebab : Bakteri Mycobacteium tuberculosa

Penularan : udara/droplet

Gejala : Batuk > 2 minggu, demam, keringat dingin waktu


malam, berat badan menurun, nafsu makan menurun, sesak
nafas kadang disertai batuk darah

Pencegahan : Ventilasi rumah/sekolah cukup, memasang


genting kaca, jangan meludah sembarang tempat, Vaksinasi
BCG pada anak

Tindakan : bawa ke puskesmas / pelayanan kesehatan

Typus

Penyebab : Bakteri

Penularan : Makanan yang terkontaminasi

Gejala : Demam lebih dari satu minggu

Minggu pertama demam sore hari

kedua demam terus menerus

ketiga panas berangsur turun

Gangguan pada saluran pencernaan

Bau mulut tak sedap, bibir kering, lidah kotor keputihan, perut
sakit.

Pencegahan : Berak di WC, jaga kebersihan

KESEHATAN MATA
Bagian-bagian Mata
1. Kelopak mata
Melindungi bola mata dari gangguan luar
2. Bulu Mata
Melindungi mata dari air dan debu
2. Selaput lendir mata (Sklera)
Melindungi bola mata
3. Kornea
Tempat masuknya cahaya ke dalam bola mata
4. Iris (Selaput Pelangi)
Terdiri dari selaput halus seperti tirai yang mengandung zat warna,
merupakan bagian yang membentuk pupil yang berguna
Mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk mata
5. Lensa mata
Bagian mata bening, bentuk cembung, tembus cahaya
Untuk memusatkan cahaya yang memasuki mata melalui kornea
tepat pada retina
Tanda Mata Sehat

Bagian Sklera benar benar putih

Kornea benar benar jernih

Pupil benar benar hitam

Kelopak mata dapat membuka dan menutup dengan baik

Bulu mata teratur dan mengarah keluar

Cara Membaca yang Benar

Duduk dengan sikap tegak waktu membaca

Sinar lampu dari sisi kiri belakang

Letak lampu cukup jauh sehingga tidak terjadi bayangan


tubuh

Bacaan terletak kira kira 25-40 cm dengan sudut 40-70


derajat dari permukaan meja

Kebiasaan Membaca Yang Salah

Cahaya saat membaca terkena langsung mata

Memaksakan diri berlebihan untuk membaca, saat mata


terasa penat

Membaca dengan cahaya kurang

Uji Tajam Penglihatan

Uji kartu Snellen (Snellen Chart)

Penyakit Mata
1. Menular
a. Conjungtivitis
b. Trachoma
2. Tidak Menular
a. Xerophtalmia
b. Trauma Mata
Conjungtivitis

Penyebab : Bakteri atau virus

Penularan : Kontak langsung

Gejala : Mata merah berair, keluar kotoran seperti berpasir,


perih dan sakit, gatal, silau bila kena sinar, tidak disertai
penurunan tajam penglihatan

Pencegahan : Jaga kebersihan mata, cuci tangan setelah


kontak dengan mata yang sakit.

Tindakan : bawa ke puskesmas / pelayanan kesehatan, jangan


dikucek.

Xerophtalmia (Kekurangan Vit A)

Penyebab : Kekurangan Vit A

Gejala :

Awal : Rabun senja

Selanjutnya : Bercak bitot (Kekeringan dan penebalan serta


keriput dan keruh dari selaput lendir mata)

Kemudian sebagian atau seluruh kornea mengalami tukak

Pencegahan : Makan makanan yang banyak mengandung vit


A ( berwarna merah dan hijau)

Tindakan : Beri Vitamin A segera, tablet Vit A 200.000 IU,


bawa ke puskesmas / pelayanan kesehatan

Trauma Mata

Trauma mekanik

Trauma Kimia

Trauma Radiasi

Termis

Tindakan
1. Trauma Kimia :
Segera sesudah terkena, mata diguyur air (misalnya dengan teko, gayung dll) selama
30 menit terus menerus. Segera kirim ke puskesmas/RS.
2. Trauma mekanik, radiasi atau termis :

Tutup mata dengan pembalut steril, Jangan menekan bola mata dengan apapun
Segera bawa ke puskesmas/RS.

Pencegahan
Jangan bermain dengan benda tajam/ berbahaya.
Jangan melihat langsung cahaya yang menyilaukan.
Hati hati saat menggunakan zat kimia.

3.

Kemasukan benda asing/ kotoran dikelopak mata atas/ bawah bagian dalam:

Tindakan : angkat kotoran/ benda asing hati-hati dengan menggunakan


cottonbuds, jangan dikucek.

Pemeriksaan Mata
1) Tajam Penglihatan
- Tujuan dari pemeriksaan tajam penglihatan untuk mengetahui tajam penglihatan
seseorang dan memberikan penilaian menurut ukuran baku yang ada.
-

Dasar dari pemeriksaan : Tajam penglihatan diperiksa langsung dengan

memperlihatkan seri simbol dengan ukuran berbeda-beda pada jarak tertentu terhadap
penderiata dan menentukan ukuran huruf terkecil yang da[at dikenal/ dilihat
penderita.
- Alat pemeriksaan : Kartu Snellen Chart
- Teknik pemeriksaan :
Penderita duduk 6 meter dari kartu pemeriksaan
Mata yang kiri atau kanan ditutup.
Penderita diminta membaca huruf yang tertulis pada kartu Snellen mulai dari baris
atas kebawah dan ditentukan baris terakhir yang masih dapat dibaca.
- Nilai bila huruf yang terbaca terdapat pada garis dengan tanda 30 dikatakan tajam
penglihatan 6/30.
Bila yang terbaca terdapat pada baris dengan tanda 10, dikatakan tajam penglihatan
6/10. Sedangkan tajam penglihatan normal 6/6.
2) Memeriksa/ melihat bagian-bagian mata yang tampak dari luar :
a)

Kelopak mata tidak bergerak, dapat membuka dan menutup dengan baik.

b) Bulu mata teratur tumbuh dan mengarah ke luar.


c)

Konjungtiva (selaput lendir mata) tampak jernih keputih-putihan.

d) Pupil mata (manik-manik mata) tampak mengecil bila kena sinar dan melebar
kembali bila tidak disinari lampu senter dan benar-benar hitam.
3) Memperhatikan gerakan dan arah bola mata
a)

Gerakan kedua bola mata dapat bergerak kesemua arah secara bersamaan.

b) Arah kedua bola mata kedepan.


Menjaga Kesehatan Mata
1.

Membiasakan makan makanan yang bergizi (banyak mengandung Vitamin A

seperti sayu-sayuran hijau, telur, buah-buahan dll.).


2.

Membasuh muka dan membersihkan kulit sekitar mata dengan air bersih.

3.

Duduklah dengan sikap badan yang tegak (jangan berbaring) pada waktu

membaca dan menulis. Sinar lampu yang baik untuk membaca adalah yang datang
dari sebelah kiri. Letak lampu hendaknya cukup jauh dari sisi meja sehingga tidak
terjadi bayangn dari tubuh. Bacaan terletak kira-kira 40cm dari mata.
4.

Memaksakan diri berlebih-lebihan untuk membaca tidak baik untuk kesehatan

mata. Istirahatlah sejenak bila merasa penat saat membaca dengan melihat-lihat objek
yang jauh atau pemandangan yang hijau/ berwarna-warni.
5.

Jangan mnggunakan alat-alat bersama-sama dengan orang yang sakit mata karena

bisa menular seperti handuk, saputangan dan alt tulis.


6.

Jangan bermain-main dengan benda tajam atau benda-benda lain yang berbahaya.

Pemeriksaan Pendengaran /Telinga


Tujuan : Untuk mengetahui kelainan sedini mungkin sehingga tidak menimbulkan
kelainan yang menetap dan dapat dilakukan tindakan-tindakan khusus bagi mereka
yang menderita gangguan pendengaran (pengaturan tempat duduk dan sebagainya)
Alat yang dipakai :
1.

a. Cara berbisik untuk pemeriksaan pendengaran kasar.

b. Garpu tala/ arloji (jam tangan)


c. Audio meter untuk pemeriksaan yang teliti.
2.

Kayu/ pita pengukur jarak.

3.

Ruangan/ tempat yang tenang.

Cara :
Pemeriksaan dengan cara berbisik :
a.

Jelaskan maksud pemeriksaan pada murid

b.

Pilih ruangan yang tenang di luar kelas yang jauh dari keributan.

c.

Ukur jarak anak dengan pemeriksa sejauh 6m/20 feet.

Dahulukan telinga kanan, anak berdiri dengan telinga kanan menghadap pemeriksa
serta lobang telinga kiri ditutup rapat dengan tangan kirinya.
Bisikan kata-kata yang sederhana dan mudah ditangkap.
Anak sebaiknya tidak melihat pada mulut pemeriksa.
Bila jarak 6m/ 20 feet dapat mengulang kata-kata dengan baik, maka pendengaran
anak adalah 20/ 20 atau 6/ 6
Bila anak tidak dapat mengulang kata-kata dengan jelas, maka pemeriksaan maju satu

meter dan berbisik mengulang kata-kata tadi, bila anak dapat mengulang dengan jelas
maka pendengaran anak tersebut adalah 5/6 atau 15/20
Demikian seterusnya, dan periksalah juga telinga yang kiri dengan cara yang sama.
d. Hasil catatan dicatat dikartu kesehatan/ buku catatan yang diberikan.
e.

Bagi anak-anak kelas I dan II karena masih kecil penjelasannya harus sedemikian

rupa sehingga tidak bingung dan ragu-ragu.


f.

Pemeriksaan pendengaran dilakukan1 tahun 1 kali atau setiap saat bila dianggap

perlu.
Pemeriksaan dengan jam tangan
Yaitu dengan mendengarkan detik jarum jam dan dihitung jarak dimana anak tidak
dapat mendengarkan lagi detik jarum jam tersebut (beberapa cm)
Pemeriksaan dengan audio meter
Dikerjakan dirumah sakit yang lengkap dibagian telinga hidung dan tenggorokan
(THT).
Pemeriksaan ini dilakukan bila dengan pemeriksaan berbisik ditemui kelainan
diteruskan ke rumah sakit.
Tanda-tanda dan keluhan pada anak dengan penurunan ketajaman pendengaran.
1.

Kurang perhatian/ kurang minat dalam mengikuti pembicaraan biasa.

2. Terlamabat menjawab jika dipanggil


3.
4.

Sering salah menjawab


Kurang mengerti atau tidak mengerti sama sekali bila diberi penjelasan-

penjelasan dikelas.
5.

Memalingkan kepala untuk mendekatkan telinga yang masih baik kepda orang

yang berbicara.
6.

Suka menarik diri dari pergaulan temannya, senang bermain sendiri, menjadi

anak yang anti sosial atau pemarah, penangis.


7. Telinga mengeluarkan kotoran/ cairan, tersumbat.
ILMU GIZI
Ilmu gizi adalah ilmu yang mempelejari tentang unsur-unsur tertentu dari makanan
(zat gizi) yang akan diserap oleh tubuh dan sisanya dibuang keluar tubuh.
A. Fungsi Makanan

Disini dapat dikemukakan 3 (tiga) fungsi utama, yaitu:


1.

Sebagai zat pembangun

Zat pembangun (penyusun sel-sel tubuh) adalah kelompok (protein dan mineral)
terdapat dalam telur, tahu, tempe, daging, ikan dan lain-lain.Sel-sel dalam tubuh, selsel darah perlu diperbaharui karena masa kerja terbatas kurun waktu 120 hari (tiga
bulan) akan mengalami kerusakan (pecah), kerusakan ini perlu diganti secara proses
biologis di dalam tubuh. Unsur dalam makanan yang berfungsi mengganti,
membengun dan memelihara sel-sel adalah protein dan mineral.
2.

Sebagai sumber tenaga

Sumber tenaga adalah kelompok hidrat arang dan lemak yang terdapat dalam
makanan pokok, seperti nasi, bihun, mie, tepung-tepungan, gula, minyak goreng,
mentega dan lain-lain.
3.

Sebagai zat pengatur

Zat pengatur adalah kelompok sayuran dan buah. Di dalam tubuh zat-zat makanan itu
(vitamin dan mineral) berfungsi mengatur proses pencernaan, penyerapan, dan
penggunaan zat-zat gizi yang lain.
B. Zat gizi
Makanan yang baik adalah makanan yang mencakup fungsi makanan di atas yang
kesemuanya tertuang dalam makanan 4 sehat 5 sempurna. Dalam makanan terdapat 5
kelompok zat yaitu :
a.

Karbohidrat : zat yang menghasilkan tenaga. Contoh nasi, jagung, sagu dan lan-

lain.
b.

Protein: protein banyak terdapat dalam lauk pauk dan protein nabati seperti telur,

tempe, tahu, kacang kedelai, kacang-kacangan, ikan dan lain-lain.


c.

Lemak: banyak terdapat dalam lauk pauk (daging yang berlemak) dan minyak

(minyak goreng).
d. Vitamin
Zat ini banyak terdapat dalam semua bahan makanan terutama sayur dan buah segar.
Vitamin A berperan dalam proses pertumbuhan dan penglihatan. Banyak
terdapat pada daun singkong, papaya dan mangga. Kekuarangan vitamin ini akan
menyebabkan kebutaan dan pertumbuhan terhambat.
Vitamin B1 berperan dalam metabolism karbohidrat di dalam tubuh. Jika

kekurangan akan mengakibatkan kekurangan nafsu makan.


Vitamin B12 berperan dalam pembentukan sel darah merah

dan jika

kekurangan menyebabkan kelumpuhan tungkai.


Vitamin C berperan dalam pemeliharaan jaringan dan berperan dalam
peningkatan daya tahan tubuh terhadap serangan berbagai macam penyakit.
Vitamin D dalam tubuh biasanya belum aktif dan untuk mengaktifkan
diperlukan sinar ultraviolet dari sinar matahari. Apabila seseorang kekurangan
vitamin D maka akan terjadi penghambatan pertumbuhan tulang.
Vitamin E yang dibutuhkan dalam tubuh relative sedikit jika dibanding dengan
vitamin yang lain.
Vitamin K berguna dalam proses pemebekuan darah yang biasanya terdapat
dalam hati sapi maupun ayam. Kekuarangan vitamin K akan menyebabkan darah
sukar membeku.
e.

Mineral: banyak terdapat dalam lauk-pauk dan sayuran. Contoh mineral yang

penting adalah Fe (zat besi) dan Ca (kalsium). Zat besi biasanya terdapat dalam
bayam, kangkung, telur dan sayuran hijau yang lainnya. Zat besi itu sendiri penting
untuk pembentukan sel darah merah. Kekurang zat besi dalam tubuh akan
menyebabkan gejala cepat pusing, konsentrasi belajar menurun yang bisanya dikenal
dengan keadaan kurang darah. Kalsium (zat kapur) erdapat dalam ikan laut. Kalsium
berfungsi dalam pembentukan gizi dan tulang bersama dengan vitamin D. kekurangan
kalsium akan menyebabkan rapuhnya tulang (rakhitis).
C. Kantin sekolah
Lokasi dan ruang makan
Kantin yang baik yaitu yag berada di dalam lingkungan sekolah, tidak berdekatn
dengan jamban, kamar mandi dan temapt pembuangan sampah dengan ruangan yang
cukup luas, bersih dan nyaman serta ventilasi cukup.
D. Makanan sehat disekolah
Makanan yang dijajakan disekolah hendaknya porsi kecil dengan jumlah energi
kurang lebih 50-300 kalori yaitu kira-kira sepertiga sampai seperempat makanan siang
hari.

Anda mungkin juga menyukai