Anda di halaman 1dari 47

TEKNIK NOTASI

ILMIAH
pengambilalihan
KUTIPAN pernyataan orang lain
(baik satu kalimat,
maupun lebih) dengan
tujuan memperkukuh
argumen pada tulisan
sendiri.
JENIS
KUTIPAN
Kutipan
langsung

ditulis persis sama dengan sumber aslinya


KUTIPAN
LANGSUNG
Kutipan
Langsung
Pendek
Carey (1989: 21)
mengatakan, “News is not
CONTOH
KUTIPAN information, but drama. It does not
LANGSUNG
PENDEK (1) describe the world, but potrays an
arena of dramatic forces and
action…”. Jadi, berita benar-benar
linear dan lepas dari kepentingan
tertentu.
Carey mengatakan, “News is
CONTOH not information, but drama. It does
KUTIPAN not describe the world, but potrays
LANGSUNG
an arena of dramatic forces and
PENDEK (2)
action…” (1989: 21). Jadi, berita
benar-benar linear dan lepas dari
kepentingan tertentu.
“News is not information, but
drama. It does not describe the
CONTOH world, but potrays an arena of
KUTIPAN
LANGSUNG dramatic forces and action…”
PENDEK (3) (Carey, 1989: 21). Jadi, berita
benar-benar linear dan lepas dari
kepentingan tertentu.
Carey (1989) mengatakan,
CONTOH “News is not information, but drama.
KUTIPAN It does not describe the world, but
LANGSUNG
potrays an arena of dramatic forces
PENDEK (4)
and action…”.¹ Jadi, berita benar-
benar linear dan lepas dari
kepentingan tertentu.
• lebih dari 40 kata
• tanpa tanda petik ganda
• kutipan dipisahkan dari teks
utama
KUTIPAN • diketik dengan spasi tunggal
LANGSUNG • pias kiri teks sejajar dengan huruf
PANJANG awal paragraf teks utama
• penulis, tahun terbit, dan nomor
halaman ditulis sebelum atau
sesudah kutipan (atau diakhiri
dengan nomor catatan kaki)
CONTOH
KUTIPAN LANGSUNG PANJANG

Anton Mulyono menyatakan,

spasi
Ragam bahasa standar memiliki sifat
rapat/ kemantapan dinamis, yang berupa kaidah
spasi 1 dan aturan yang tetap. Baku atau standar
tidak dapat berubah setiap saat. Kaidah
pembentukan kata yang menerbitkan perasa
dan perumus dengan taat asas harus
menghasilkan bentuk perajin dan perusak
dan bukan pengrajin atau pengrusak.²
• menyadur
• mengambil ide dari suatu sumber dan
menuliskannya dengan bahasa sendiri
• terintegrasi di dalam teks
KUTIPAN • tidak diapit tanda petik
TIDAK • spasi sama dengan teks
LANGSUNG • tidak mengubah isi atau ide penulis asli
• diikuti sumber yang dikutip (nomor catatan
kaki)
• bertolak dari karangan asli
• mereproduksi karya asli dalam bentuk ringkas
KUTIPAN • menyusun ringkasan dengan mempertahankan:
TIDAK - pikiran penulis asli
LANGSUNG - urutan pikiran
- sudut pandang penulis asli
- pengetikan: spasi, huruf, marjin sama dengan
uraian teks

atau sama dengan membuat ikhtisar


CONTOH
KUTIPAN TIDAK LANGSUNG

Menurut Poloma (1984: 308-310), teori definisi


sosial beranggapan bahwa manusialah yang
membentuk perilaku masyarakat. Norma,
struktur, dan institusi sosial dibentuk oleh
individu-individu yang ada di dalamnya. Manusia
benar-benar otonom. Ia bebas membentuk dan
memaknakan realitas, bahkan menciptakannya.
Jadi, realitas dipandang sebagai sesuatu yang
internal, subjektif, dan nisbi.
CONTOH
KUTIPAN TIDAK LANGSUNG
(2)
Menurut Poloma, teori definisi sosial beranggapan
bahwa manusialah yang membentuk perilaku
masyarakat. Norma, struktur, dan institusi sosial
dibentuk oleh individu-individu yang ada di
dalamnya. Manusia benar-benar otonom. Ia bebas
membentuk dan memaknakan realitas, bahkan
menciptakannya. Jadi, realitas dipandang sebagai
sesuatu yang internal, subjektif, dan nisbi (1984:
308-310).
CONTOH
KUTIPAN TIDAK LANGSUNG
(3)

Menurut Poloma (1984), teori definisi sosial


beranggapan bahwa manusialah yang membentuk
perilaku masyarakat. Norma, struktur, dan institusi
sosial dibentuk oleh individu-individu yang ada di
dalamnya. Manusia benar-benar otonom. Ia bebas
membentuk dan memaknakan realitas, bahkan
menciptakannya. Jadi, realitas dipandang sebagai
sesuatu yang internal, subjektif, dan nisbi.³
KUTIPAN
1) KUTIPAN TIDAK LANGSUNG PENDEK
TIDAK
LANGSUNG - satu paragraf kutipan

2) KUTIPAN TIDAK LANGSUNG PANJANG

- lebih dari satu paragraf kutipan


keterangan-keterangan atas
teks karangan yang
CATATAN ditempatkan pada kaki
KAKI
(FOOTNOTE ) halaman karangan yang
bersangkutan
FUNGSI
CATATAN
KAKI
CATATAN KAKI
DALAM PENULISAN KARYA ILMIAH

1. Ditulis pada bagian bawah setelah akhir


konsep pada halaman tersebut.
2. Catatan kode berupa angka urut dalam
halaman tersebut.
3. Catatan kaki ditulis dengan diawali pemberian
nomor dalam bentuk angka.
a. Pemberian angka diurutkan sampai
nomor terakhir
b. Di dalam setiap bab selalu diawali
dengan angka 1 (satu).
4. Penulisan dimulai setelah garis
memanjang kira-kira 5 cm sebagai garis
pemisah konsep dan diberi jarak 3 spasi
setelah akhir konsep
5. Jarak antara penulisan catatan kaki dua
spasi apabila terdapat lebih dari satu
catatan kaki.
6. Penulisan catatan kaki dimulai dengan
tujuh ketukan dengan menuliskan
angka, dan apabila tidak mencukupi
dilanjutkan pada baris berikutnya.
1. Nama pengarang ditulis sesuai dengan yang
PENULISAN tercantum di dalam buku tempat teori
SUMBER diambil.
YANG 2. Judul buku yang diambil sebagai sumber
DIAMBIL ditulis miring dan diakhiri dengan tanda
DARI BUKU koma.
3. Kurung buka, tempat terbit titik dua, nama
penerbit koma dan tahun terbit, kurung
tutup, dan diakhiri koma.
4. Cetakan ke berapa, apabila ada seri atau
jilid dicantumkan dalam penerbitan ini dan
diakhiri dangan koma.
5. Dilanjutkan dengan nomor halaman buku
tersebut.
PENULISAN NAMA DAN GELAR
PENDIDIKAN

Gelar apa pun, baik di muka maupun di


belakang tidak dicantumkan.
contoh :
___________
1
Moh. Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia
Indonesia, 1985), cetakan pertama, hlm. 14-15.
2
F. Isjwara (saduran), Pengantar Hukum
Internasional, (Bandung: Alumni, 972), edisi ke
III, hlm. 29.
PENULISAN SUMBER YANG
SAMA

A.Penulisan sumber yang sama, baik halaman,


pengarang, maupun judul bukunya sama seperti
yang tercantum di atasnya, cukup dengan menulis
istilah Ibid. (pada nomor berikutnya).

B.Apabila dijumpai halaman yang berbeda dengan


sumber di atasnya, halaman tersebut ditulis
setelah istilah Ibid.
Contoh :
1
Padmo Wahyono, Indonesia Negara
Berdasarkan atas Hukum, (Jakarta: Ghalia
Indonesia, 2004), hlm. 41.
2
Ibid..
3
Ibid., hlm. 50.
SUMBER DARI PENGARANG YANG SAMA,
TETAPI BEDA JUDUL BUKU

Contoh
1
Soejono Soekanto, Kriminologi suatu Pengantar, (Jakarta: Ghalia
Indonesia, 1999), hlm. 15.

2
Soejono Soekanto, Bantuan Hukum Suatu Tinjauan Sosio Yuridis,
(Jakarta: Ghalia Indonesia, 2000), hlm. 25.
PENGULANGAN SUMBER PADA HALAMAN YANG BEDA, TETAPI
TELAH DISELINGI DENGAN SUMBER LAINNYA

ditulis menggunakan Op.Cit.

Contoh :
1
Padmo Wahyono, Survei tentang Perkembangan Tata Hukum Nasional
Indonesia, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002), hlm. 18.
2
Roeslan Saleh, Segi lain Hukum Pidana, (Jakarta: Ghalia Indonesia,
2003), hlm. 48–50.
3
Wahyono, Op. Cit., hlm. 25.
PENGULANGAN SUMBER YANG SAMA PADA HALAMAN
YANG SAMA, TETAPI TELAH DISELINGI REFERENSI LAIN

ditulis menggunakan Loc.Cit.

Contoh:
K Wantik Saleh. Tindak Pidana Korupsi dan Suap, (Jakarta: Ghalia
1

Indonesia, 2000), hlm. 4.


2
Martiman Prodjohamidjojo, Tanya Jawab KUHAP, (Jakarta: Ghalia
Indonesia, 2001, hlm. 10 –15.
3
Saleh, Loc.Cit..
SUSUNAN CATATAN KAKI

• Nama penulis (untuk referensi kedua dan seterusnya cukup menggunakan


1

nama akhir penulis), Judul Buku, (Tempat: Penerbit, Tahun), Halaman.


• 2
Nama penulis, “Judul Artikel,” dalam Nama Surat Kabar, Tanggal, Bulan,
dan Tahun, Halaman.
• 3
Nama belakang penulis, “Judul Artikel,” dalam Nama Majalah,
Edisi/Nomor, Tahun, Halaman, Tempat.
• Nama penulis, “Judul Artikel,” dalam Nama Antologi dan Penulis (Tempat:
4

Penerbit, Tahun), Halaman.


• 5
Nama penulis, “Judul Makalah,” Data Publikasi, Halaman.
• 6
Nama penulis, “Judul Laporan Tugas Akhir,” (Tempat: Nama Perguruan
Tinggi, Tahun), Halaman.
• Nama penulis, “Judul Skripsi /Tesis /Disertasi,” (Tempat: Nama
7

Lembaga/Perguruan Tinggi, Tahun), Halaman.


• 8
Nama penulis, “Judul Artikel,” dalam Alamat Website, Tanggal Mengunduh.
BPERBEDAAN PENULISAN CATATAN KAKI PADA
BUKU DENGAN SURAT KABAR, MAJALAH,
BULETIN, DAN SEBAGAINYA

1. Nama majalah atau surat kabar tempat tulisan itu


diambil, diakhiri dengan tanda koma.
2. Nama penulis yang bersangkutan, diakhiri dengan
tanda koma.
3. Judul tulisan atau judul berita, diakhiri dengan
tanda koma.
4. Tanggal, bulan, dan tahun penerbitan serta
halaman surat kabar atau majalah diakhiri dengan
tanda titik.
Semua sumber yang
menjadi rujukan seorang
DAFTAR penulis dalam
PUSTAKA kegiatannya menulis
sebuah karya ilmiah.
membantu pembaca mengetahui ruang
lingkup studi penulis;
memberikan petunjuk kepada pembaca
yang ingin mengetahui lebih dalam
FUNGSI mengenai tulisan yang dibacanya serta
DAFTAR hubungannya dengan tulisan lain yang
berkaitan;
PUSTAKA
membantu pembaca memilih referensi
yang sesuai dengan bidang studinya; dan
sebagai bentuk keterbukaan dan kejujuran
penulis mengenai sumber-sumber yang
digunakan sebagai acuannya.
1. ditulis pada bagian belakang dan pada
PENULISAN akhir naskah
DAFTAR 2. isinya sebagai bacaan bukan sebagai
PUSTAKA kutipan maupun formulasi
3. ditulis dalam halaman tersendiri
4. disusun secara alfabetis
5. bentuk peraturan diawali dengan kata-
kata Indonesia
6. daftar pustaka memuat buku dan
sumber lain yang digunakan dalam
catatan tubuh atau catatan kaki
Nama Pengarang
Tahun Terbit
UNSUR Judul Buku atau
DAFTAR
PUSTAKA Karangan
Tempat Terbit
Nama Penerbit
1. Nama pengarang ditulis lengkap sesuai
yang tertera dalam sumber acuan.
2. Gelar akademik tidak dicantumkan.
3. Nama akhir pengarang ditulis terlebih
dahulu, kemudian nama pertama.
NAMA
PENGARAN 4. Jika ada dua nama pengarang, hanya
nama pengarang pertama yang ditulis
G terbalik.
5. Jika ada lebih dari tiga nama pengarang,
hanya nama pengarang pertama yang
ditulis terbalik, lalu ditambahkan dkk.
6. Jika hanya ada nama editor, bukan nama
pengarang, nama editor ditulis dengan
ditambah singkatan ed. setelahnya.
1. Prof. Gorys 1. Keraf, Gorys
Keraf 2. Keraf, Gorys
2. Gorys Keraf dan Sartono
dan Sartono Wieyono
Wieyono 3. Hadi, Sofyan
CONTOH 3. Sofyan Hadi, dkk.
Sutjipto, Sri
Lestari,
Ghozali
• Tahun terbit ditulis setelah nama
pengarang.
• Jika pengarang yang sama menulis
beberapa buku dengan tahun terbit
berbeda, penulisan diurutkan dari tahun
PENULISA terbit yang terkecil.
N TAHUN Keraf, Gorys. 1987….
___________. 1989….
TERBIT
• Jika tahun terbit sama, penulisannya diikuti
kode alfabet.
Keraf, Gorys. 1989a….
___________. 1989b….
• Judul buku ditulis setelah tahun terbit,
digarisbawahi (jika ditulis tangan atau ditik
manual) atau dicetak dengan huruf miring
Penulisan Judul (italic).
Buku/Karangan
Keraf, Gorys. 1989. Argumentasi dan
Narasi….

• Judul makalah, artikel surat kabar/majalah


ditulis dengan diapit tanda petik. Nama
majalah atau surat kabar ditulis dengan
huruf miring.
Indriyati, Diah. 2001.”Mengelola Air”.
Kompas, 22 Oktober 2001. Jakarta.
• Tempat terbit ditulis
setelah judul buku dan
PENULISA diikuti titik dua
N TEMPAT
TERBIT Keraf, Gorys. 1989.
Argumentasi dan Narasi.
Jakarta:…..
PENULISAN NAMA PENERBIT

• Nama penerbit ditulis setelah nama tempat terbit.


Keraf, Gorys. 1989. Argumentasi dan Narasi. Jakarta:
Gramedia.
• Jika penerbitnya sebuah lembaga, lembaga tersebut
dituliskan sebagai pengganti nama orang, nama
penerbit tidak dituliskan lagi.
Pusat Kurikulum-Badan Penelitian dan
Pengembangan Depdiknas. 2001. Kurikulum
Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa dan
Sastra Indonesia SMA. Jakarta.
Rahman. 2005. “PTK”. http://www.jurnalptk.co.id,
diakses 20 November 2011. (URL cetak miring tidak bergaris
bawah)
HAL-HAL LAIN Penyusunan referensi adalah
YANG PERLU satu bagian penting yang harus
DIPERHATIKAN dilakukan seseorang ketika menulis
DALAM
PENYUSUNAN
karya ilmiah.
REFERENSI Keluasan wawasan dan
pengetahuan seorang penulis
tecermin dari kekayaan referensi yang
diacunya.
Sumber referensi harus
mutakhir dan harus memperhatikan
tahun terbitnya.
Bibliografi merupakan istilah yang
tidak lazim digunakan dalam karya
tulis ilmiah karena istilah itu
mengacu pada semua pustaka yang
belum tentu relevan dengan karya
tulis yang disiapkan penulisnya atau
belum tentu diacu oleh penulisnya.

Dengan demikian, istilah referensi,


daftar pustaka, atau daftar acuan
lebih baik digunakan daripada istilah
bibliografi atau kepustakaan.
Kelemahan penulis dalam menyusun
referensi adalah sering menganggap
referensi tak sepenting penulisan
naskahnya.

Akibatnya, penulis dapat menjadi


kelabakan ketika ia harus menuliskan
referensinya.

Ketakcermatan menyebabkan
tertundanya penyelesaian naskah
tepat waktu.
HAL-HAL YANG MENJADI MASALAH DALAM
PENCATATAN REFERENSI

1) tidak dicantumkannya nomor halaman suatu


artikel dalam jurnal ilmiah atau suatu bab
dalam buku;
2) tidak mencantumkan lengkap nama
penyunting suatu artikel atau buku; dan
3) mengabaikan nama penulis kedua, ketiga
dst. karena menggunakan dkk.
Orisinalitas dan kejujuran
harus dijunjung tinggi dalam
setiap tulisan ilmiah.

Hal tersebut untuk


menghindari terjadinya
plagiarisme.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai