Anda di halaman 1dari 19

SITASI

PERTEMUAN KE-10
MENU BAHASAN

 TEKNIK PENULISAN ILMIAH


 SITASI
TEKNIK PENULISAN ILMIAH

Teknik penulisan ilmiah mempunyai dua aspek, yaitu:


a. Gaya penulisan dalam membuat pernyataan ilmiah;
b. Teknik notasi dalam menyebutkan
sumber/referensi pengetahuan yang digunakan dalam
penulisan ilmiah.
SITASI
 Dalam penulisan ilmiah, sitasi hanya dilakukan apabila
memang diperlukan.
 PERHATIAN:Janganlah tulisan ilmiah itu penuh dengan
kutipan!!
 Fungsi Sitasi:
a. Landasan Teori
b. Sebagai penjelasan
c. Penguat pendapat yang dikemukakan oleh penulis.
Pengertian dan Pembagian Sitasi

Sitasi Tidak Langsung:


Sitasi Langsung: pengungkapan kembali maksud
pernyataan yang ditulis dalam penulis referensi dengan
susunan aslinya tanpa mengalami mempergunakan kata-kata/gaya
perubahan sedikitpun. bahasa sendiri.

Dibagi menjadi: Dibagi menjadi


 Langsung Pendek  Tidak Langsung Pendek
 Langsung Panjang  Tidak Langsung Panjang
SITASI SECARA LANGSUNG

 Sitasi secara langsung merupakan Intensitas sitasi langsung dalam suatu tulisan
ilmiah tidak boleh melebihi 30% dari keseluruhan tulisan.
 Sitasi langsung yang tidak dapat dihindari adalah
 pengutipan rumus,
 Undang-Undang,
 peribahasa/sajak/dialog drama,
 statement ilmiah,
 ayat-ayat dari kitab suci.
CARA PENULISAN

SITASI LANGSUNG PENDEK SITASI LANGSUNG PANJANG


 Definisi: Kutipan langsung tidak lebih  Definisi: Kutipan langsung yang lebih
dari tiga baris ketikan. dari tiga baris ketikan.
 Penulisan: Kutipan dijalin dalam teks  Penulisan: Kutipan tidak dijalin dalam
dengan meletakkan dalam dua tanda teks, tetapi diberi tempat tersendiri
petik (“…”) dengan jarak baris spasi tunggal pada
garis tepi baru yang berjarak empat
ketukan huruf dari garis margin.
 Indensi kalimat pertama tujuh ketukan
dari garis margin.
Contoh Sitasi Langsung Pendek

Kemunculan karya sastra senantiasa


dilingkupi oleh faktor ekstrinsiknya, seperti yang
dikatakan Teeuw (1986) bahwa “karya sastra
tidak lahir dari kekosongan budaya.”
Contoh Sitasi Langsung Panjang
Konstruksi makna konotatif dalam simbol-simbol yang melekat pada masyarakat

Tionghoa merupakan konstruksi yang diciptakan masyarakat non-Tionghoa seperti

konstruksi Timur sebagai bentukan Barat yang berupaya menimurkan Timur

sehingga kodifikasi-kodifikasi mengenai Timur dilihat sebagai Timur yang

sebenarnya (Said, 2010: 100). Konstruksi Tionghoa yang muncul adalah konstruksi

Tionghoa yang seharusnya, bukan Tionghoa yang apa adanya. Konstruksi konotatif

tersebut menjadi pengetahuan alam bawah sadar mengenai berbagai hal terkait

dengan penggunaan istilah Tionghoa yang direproduksi sejalan dengan

penstereotipan atas masyarakat Tionghoa dengan menyederhanakan karakteristik

heterogen menjadi homogen. Konstruksi pengetahuan yang berakar dari istilah:

In Chinese, ini both the spoken and the written language, many
terms are used to reflect racial, cultural, ethnic, and national
attribute...These terms have evolved through time; some are recently
invented; some originated before the Cristian era, but are still popular
among Chinese. Such singular terms alone, however cannot describe the
complex situations of Chinese identity. (Wu, 1991: 159)
SITASI TIDAK LANGSUNG PENDEK SITASI TIDAK LANGSUNG PANJANG

 Tidak lebih dari satu paragraf.  Lebih dari satu paragraf.


 Penulisan sama dengan kutipan  Penulisan: menyebutkan nama
tidak langsung panjang. penulis dari referensi yang dikutip
pada permulaan parafrase dan
memberikan angka catatan kaki
pada akhir kalimat parafrase.
Sementara itu, untuk pemakaian
catatan tubuh cukup menuliskan
nama penulis dan tahun terbit.
Sitasi Body Note

Sistem dominasi pada dasarnya dipengaruhi oleh selera. Dalam hal ini, selera akan

membangun hubungan timbal balik dengan klasifikasi pelaku produksi dan masyarakat

penikmatnya. Selera diklasifikasi oleh masyarakat, tetapi selera juga akan mengklasifikasi

masyarakat. Masyarakat sebagai subjek sosial diklasifikasi secara tidak langsung dengan

klasifikasi atas selera yang mereka buat sendiri. Oleh karena itu, konsumsi seni dan budaya

bertujuan untuk memenuhi fungsi sosial pada perbedaan legitimasi sosial (Bourdieu, 1996:

264-265).
Sitasi Foot Note
CATATAN KAKI (FOOT NOTE)
DEFINISI
Catatan Kaki adalah keterangan atas teks karangan
yang ditempatkan pada kaki halaman karangan yang
bersangkutan.

Catatan kaki dapat berupa:


1. Sumber rujukan bahan tulisan
2. Keterangan tambahan
FUNGSI CATATAN KAKI

 menunjukkan sumber informasi bagi pernyataan


ilmiah yang terdapat dalam tulisan ilmiah;
 sebagai tempat bagi catatan-catatan kecil yang
kalau disatukan dengan uraian akan mengganggu
kelancaran penulisan;
 pemenuhan kode etik yang berlaku sebagai
penghargaan terhadap karya orang lain.
UNSUR CATATAN KAKI
BUKU ARTIKEL

 Nama pengarang (editor/penerjemah),  nama pengarang


ditulis dalam urutan;
 judul artikel, ditulis dalam tanda kutip
 Judul buku diketik cetak miring; “…”
 Data Publikasi:  nama majalah, dicetak miring
- Jumlah jilid
- Nomor cetakan  nomor majalah
- Kota penerbit, diikuti titik
dua (:)  tanggal penerbitan
- Nama penerbit, diikuti
koma
- Tahun penerbitan
 nomor halaman
 Nomor halaman, diikuti titik (.)
ISTILAH CATATAN KAKI
 Ibid (singkatan dari ibidum, artinya sama dengan atas),
untuk catatan kaki yang sumbernya sama dengan
catatan kaki yang tepat di atasnya.
 op.cit (singkatan dari opere citati, artinya dalam karya
yeng telah dikutip), untuk catatan kaki dari sumber yang
pernah dikutip tetapi telah disisipi oleh catatan kaki dari
sumber lain.
 loc.cit (singkatan dari loco citati, artinya tempat yang
telah dikutip), seperti op.cit tetapi dari halaman yang
sama.
CONTOH
1
John Dewey, How We Think (Chicago: Henry Regnery Company,
1974) p. 75.
Ibid., p. 105.
2

3
BP3K, Strategi Pengembangan Kekuatan Penalaran (Jakarta:
Departemen P dan K, 1979) p.81.
4
Madina Hutami, Cara Jitu Menulis Artikel Ilmiah (Yogyakarta: Araska,
2015) p.25.
BP3K, op.cit., p.97.
5

Madina Hutami, loc.cit.


6
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai