Ahsp Permen Pupr No 1 THN 2022
Ahsp Permen Pupr No 1 THN 2022
6. LAMPIRAN
3
01 KETENTUAN UMUM
Peraturan Menteri ini menjadi acuan
Bagi kementerian/lembaga atau Penyusunan perkiraan biaya pekerjaan
pemerintah daerah dalam melakukan dilakukan untuk menghasilkan
perkiraan biaya pekerjaan yang HPP,rencana anggaran biaya, atau HPS.
menggunakan sumber pembiayaan
dari Keuangan negara. Penyusunan perkiraan biaya pekerjaan
dilakukan melalui:
Dalam perkiraan biaya menggunakan •AHSP;
sumber pembiayaan diluar keuangan •Analisis Biaya Penerapan SMKK
negara, dapat mengacu pada
ketentuan dalam Peraturan Menteri
ini.
Pasal 2 Pasal 3
4
A. LATAR BELAKANG
“
Biaya Penerapan SMKK sudah menjadi biaya
Dalam menghitung biaya pekerjaan konstruksi tersendiri tersendiri, bukan lagi biaya umum
diperlukan sebuah proses perkiraan biaya yang (overhead);
menggabungkan analisis harga satuan pekerjaan dan Perbedaan mekanisme penghitungan HSP yang
analisis biaya penerapan sistem manajemen menyebabkan munculnya fenomena penawaran
keselamatan konstruksi untuk mendapatkan HPP, RAB, harga dibawah 80% x Harga Perkiraan Sendiri
atau HPS, dan dalam mendukung penerapan standar (HPS).
K3, dan keberlanjutan.
5
B. URGENSI PERUBAHAN KARENA SMKK
PENGATURAN BIAYA
PERATURAN DAMPAK
TERKAIT K3
6
C. FLOW CHAT
9
Analisa Harga Satuan Pekerjaan (AHSP) = Perhitungan kebutuhan biaya Tenaga Kerja, Bahan dan
Peralatan untuk mendapatkan harga satuan untuk satu jenis pekerjaan tertentu.
Perkiraan Biaya Pekerjaan Konstruksi = Perhitungan biaya komponen tenaga kerja, bahan dan alat
yang dibutuhkan serta telah ditambah Biaya Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi
dalam melaksanakan Pekerjaan Konstruksi.
BIAYA
tenaga kerja + bahan + peralatan
LANGSUNG
HARGA SATUAN
PEKERJAAN
BIAYA TIDAK
biaya umum + keuntungan;
LANGSUNG.
10
02 ANALISIS HARGA SATUAN PEKERJAAN
2.1. UMUM PASAL 4
(1) AHSP dilakukan untuk menghasilkan (5) Analisis biaya langsung memperhitungkan:
Harga Satuan Pekerjaan. a. Lokasi pekerjaan;
(2) Harga Satuan Pekerjaan merupakan b. Jarak dari quarry ke lokasi pekerjaan,
jumlah dari biaya langsung dan biaya basecamp, asphalt mixing plant, batching
tidak langsung. plant, dan/atau stone crushing plant;
(3) Dalam hal pekerjaan bersifat lumsum, c. Kondisi jalan ke lokasi pekerjaan;
HSP tidak memperhitungkan biaya d. Metode kerja yang
tidak langsung.
mempertimbangkan keselamatan
(4) Biaya langsung disusun melalui konstruksi;
analisis biaya langsung berdasarkan
e. Rencana detail desain; dan
analisis HSD dan penghitungan nilai
koefisien. f. Spesifikasi teknis
(6) Perhitungan Analisis HSD dan nilai koefisien dirinci berdasarkan data desain, asumsi
sesuai kaidah keteknikan yang digunakan dan metode kerja yang berkeselamatan
11
B. BIAYA LANGSUNG DAN BIAYA TIDAK LANGSUNG
2.2.1. UMUM
01 02 03
BIAYA LANGSUNG BIAYA LANGSUNG BIAYA TIDAK LANGSUNG
13
c. Analisa harga satuan dasar (hsd)
Pasal 9
(1) HSD bahan terdiri atas: HSD Bahan
a. HSD bahan baku;
b. HSD bahan olahan; dan/atau
c. HSD bahan jadi.
(2) HSD bahan diperoleh dari ketentuan yang terdiri atas:
a. Penetapan oleh kementerian/lembaga atau pemerintah daerah setempat;
b. Data hasil analisis;
c. Data hasil survey; atau
d. Data lainnya yang dapat dipertanggungjawabkan
(3) Penyusunan HSD bahan harus dihitung dengan mengutamakan penggunaan produk dalam negeri,
tingkat komponen dalam negeri, dan produk ramah lingkungan hidup sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
14
c. Analisa harga satuan dasar (hsd)
HSD PERALATAN Pasal 10
(2) Biaya Pasti diperoleh dengan
memperhitungkan:
(1) HSD Peralatan meliputi:
01 Biaya Pasti dan Biaya Operasi
a. Harga pokok alat; b. nilai sisa alat; c.
faktor angsuran atau pengembalian modal;
d. biaya pengembalian modal; e. biaya 02
(3) Biaya Operasi diperoleh dengan asuransi alat dan pajak; dan f. jumlah jam
memperhitungkan: kerja alat dalam 1 (satu) tahun.
AHSP
BIDANG (2) AHSP bidang umum mencakup AHSP yang berlaku di
UMUM semua bidang.
AHSP
BIDANG (3) AHSP bidang sumber daya berdasarkan jenis pekerjaan atas:
SDA
a. umum;
AHSP b. penerapan SMKK;
BIDANG c. drainase;
BINA d. pekerjaan tanah dan geosintetik;
MARGA e. pekerjaan preventif;
f. perkerasan berbutir dan perkerasan beton semen;
g. perkerasan aspal;
h. rehabilitasi jembatan;
i. pekerjaan harian dan lain-lain; dan
j. pekerjaan pemeliharaan
2.3 KELOMPOK BIDANG AHSP
Pasal 12
a. persiapan;
b. penerapan SMKK;
c. struktur;
d. arsitektur;
e. mekanikal;
AHSP BIDANG f. Elektrikal
CK DAN g. plambing;
PERUMAHAN h. lansekap dan kawasan
i. eksterior bangunan; dan
j. lain-lain.
2.3 KELOMPOK BIDANG AHSP
Pasal 13
(7) Pada tahap pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi, AHSP digunakan untuk negosiasi:
a.penambahan pokok pekerjaan baru; 5 PELAKSANAAN
PEKERJAAN
b.penambahan kuantitas pekerjaan lebih dari 10% (sepuluh persen) dari kuantitas .
c. Penambahan kuantitas pekerjaan yang mempunyai harga satuan timpang. KONSTRUKSI
2.4 PENGGUNAAN AHSP
Pasal 17
Pasal 16
Penggunaan AHSP pada Pekerjaan
Konstruksi terintegrasi mengacu pada Penggunaan AHSP pada Pekerjaan
Konstruksi secara swakelola maupun padat
HSP Pekerjaan Konstruksi sejenis karya memperhatikan jenis pekerjaan,
dan/atau tipikal yang telah metode pelaksanaan, peralatan, kondisi
dilaksanakan sebelumnya dan lapangan, keterampilan, dan kebutuhan
disesuaikan dengan kondisi tenaga kerja
karakteristik pekerjaan
03 ANALISIS BIAYA PENERAPAN SMKK
(2) Penghitungan biaya penerapan SMKK dilakukan
Pasal 18 berdasarkan:
a. uraian pekerjaan, identifikasi bahaya, penetapan (4) Biaya Penerapan SMKK
risiko, dan pengendalian bahaya di dalam RKK; dimasukkan sebagai pokok
b. pengendalian terkait lalu lintas di RMLLP (bila ada); pekerjaan tersendiri di dalam
c. pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup di suatu Pekerjaan Konstruksi.
dalam RKPPL (jika ada).
02 04
01 03 05
(1) Analisis Biaya Penerapan (3) Biaya penerapan SMKK harus (5) Analisis Biaya Penerapan
SMKK dilakukan untuk dimasukkan dengan besaran sesuai SMKK mengacu pada ketentuan
menghasilkan Biaya penerapan kebutuhan pada: peraturan perundang- undangan
SMKK yang merupakan biaya a. Daftar Kuantitas dan Harga; atau bidang SMKK.
tersendiri dan bukan bagian dari
biaya umum.
b. Daftar Keluaran dan Harga.
04 SISTEM INFORMASI HPS
Pasal 18
1
(1) Penyusunan HPS menggunakan aplikasi sistem informasi HPS yang
merupakan bagian dari sistem informasi jasa konstruksi terintegrasi
(4) Dalam hal aplikasi sistem informasi HPS tidak dapat digunakan, penghitungan HPS
dapat dilakukan dengan cara manual 4
05 KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 20
Pada saat Peraturan Mentri PUPR No. 1 Tahun 2022
ditetapkan tanggal 5 Januari 2022, maka Peraturan
Mentri PUPR No. 28 Tahun 2016 tidak berlaku lagi.
Pasal 21
06. LAMPIRAN
A. AHSP BIDANG UMUM Terdiri atas:
*Ruang lingkup;
*Acuan normatif;
*Istilah dan definisi;
*Kegunaan dan struktur analisis harga satuan; dan
*ketentuan dan persyaratan
AHSP Bidang Umum disusun berdasarkan jenis pekerjaan yang terdiri atas:
01 02 03 04 05
Pekerjaan Persiapan
*Persiapan; Pekerjaan Struktur Pekerjaan Arsitektural Pekerjaan Perpipaan
Rincian Biaya
*Tanah ; *Pondasi; *Besi dan Aluminium; *Pipa di luar gedung;
Penerapan SMKK
*Pekerjaan dewatering ; *Beton; *Plesteran; *Pemotongan pipa;
*Pekerjaan air tanah; *Beton pracetak *Pengecatan. *Pemasangan aksesoris
*Pekerjaan Pompa; pipa;
*Pekerjaan pasangan batu, *Pemasangan pipa
bronjong; baru ke pipa lama
*Pasangan batu candi dan
geotekstil.
AHSP BIDANG U M U M
AHSP SDA telah mempertimbangkan berbagai karakteristik pekerjaan SDA yang umumnya berhubungan
dengan air (underwater dan underground), keterbatasan aksesibilitas ke lokasi pekerjaan, waktu pelaksanaan
pekerjaan terkait dengan musim ataupun kondisi air di sungai (banjir), di laut (pasang atau surut) serta
ketersediaan bahan yang kurang berkualitas dan juga penggunaan jenis material khusus dan/atau bahan
aditif/admixture.
AHSP BIDANG SUMBER DAYA AIR
Umum
Penerapan SMKK
Drainase
Pekerjaan tanah dan geosintetik
Pekerjaan preventif
Perkerasan berbutir dan perkerasan beton semen
Perkerasan aspal
Struktur
Rehabilitasi jembatan
Pekerjaan harian dan lain-lain
AHSP BIDANG BINA MARGA
Structure
Bangunan
Gedung 01 02 03 04 05
06 09 10 09 10
51
AHSP BIDANG CIPTA KARYA DAN PERUMAHAN
55