Anda di halaman 1dari 31

-Om

Swastyast
u-
PERAN INVESTASI DALAM
PERTUMBUHAN EKONOMI
BERKELANJUTAN
Oleh :
I Nyoman Mahaendra Yasa

Disampaikan pada : Acara Forum Diskusi yang dilaksanakan oleh Direktorat


Neraca Pengeluaran BPS RI

Bali Dynasty Resort Kuta, 26 November 2018


Tujuan Pembangunan Ekonomi :
Suatu proses multidimensional yang tidak saja mencakup
pertumbuhan ekonomi, tetapi juga perubahan struktur, sikap
hidup dan kelembagaan dengan tiga sasaran utama, yaitu :
pengurangan pengangguran, kemiskinan dan ketimpangan
distribusi pendapatan.

Indikator pembangunan ekonomi (paradigma


pembangunan ekonomi modern) :
1. Ekonomi
2. Sosial
3. Lingkungan
Pembangunan Ekonomi Inklusif :
Pembangunan ekonomi berkeadilan, berkelanjutan
– Memperkuat Triple Track Strategy (Pro Growth, Pro Poor,
Pro Jobs)
– Pro Evironment
– Pro Culture
– Green Economy
Percepatan pertumbuhan ekonomi yang
berkeadilan didukung pemantapan tata kelola dan
sinergi pusat daerah
Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi dapat dicapai melalui
akumulasi sumber daya yang dimiliki oleh suatu
negara, meliputi :
1. Human capital (modal manusia)
2. Physical capital (modal fisik)
3. Natural capital (modal alam)

Investasi kepada ketiga sumber daya tersebut akan


mendorong kemajuan teknologi dan pertumbuhan
ekonomi.
Peran Investasi
 Dari sisi permintaan, investasi determinan
utama untuk menghasilkan pertumbuhan
ekonomi yang inklusif.
 Akselerasi investasi didorong oleh peningkatan
optimisme pelaku usaha terkait dengan kondisi
ekonomi ke depan dan tingkat suku bunga
kredit perbankan.
Konsep Determinan Pertumbuhan
Ekonomi
 Adam Smith : pembentukan modal adalah pengeluaran yang
akan menambah kesanggupan masyarakat untuk menambah
produksi dengan memperbanyak jumlah alat – alat modal
dalam masyarakat
 Optimis (jumlah pddk, spesialisasi, harmonis)
 Full Employment
 Hukum Say

 Ricardo dan Malthus


 Pembentukan modal
 Pesimis (stationary state)
 Hukum pertambahan hasil yang semakin berkurang
 Tekanan pddk vs upah
Konsep Determinan Pertumbuhan
Ekonomi
 John Stuart Mill
 Pembentukan modal
 Tingkat pengetahuan masyarakat
 Penghambat (faktor non ekonomi : kepercayaan
masyarakat, kebiasaan berpikir tradisional, adat istiadat
dan corak institusi – institusi dalam masyarakat)

 Schumpeter
 Pembentukan modal
 Kondisi ekonomi tidak stabil
 Sistem kapitalisme terbaik
 Inisiatif dari golongan pengusaha yang inovatif (golongan
entrepreneur)
Konsep Determinan Pertumbuhan
Ekonomi
 Keynes
 Mengabaikan peran pembentukan modal sebagai pengeluaran yang akan
meningkatkan kesanggupan sektor produksi untuk menghasilkan barang
– barang yang diperlukan masyarakat
 Peran pembentukan modal untuk memperbesar pengeluaran
masyarakat

 Harrod – Domar
 Memperhatikan kedua fungsi dari pembentukan modal (meningkatkan
barang – barang dan meningkatkan permintaan efektif)
 Syarat jangka panjang

 Solow
 Pertambahan penawaran faktor produksi
 Tingkat kemajuan teknologi
 Full employment
Jenis Investasi
 Autonomous & induced investment
 Public & privat investment
 Domestic & foreign investment
 Gross & net investment
PEMERINGKATAN BKPM: FAKTOR PENENTU DAYA SAING INVESTASI DAERAH

 Kebijakan Pemerintah Daerah (a. Perda


Pajak/Retribusi ; b. Upah Minimum; c. Perijinan; d.
Kemampuan Penanganan keluhan ; e. Pusat Informasi
Potensi Daerah).
 Keamanan dan kepastian Hukum(a. Efektivitas
Penanganan Kasus)
 Ekonomi dan Keuangan Daerah (a. PDRB per kapita;
b. Pertumbuhan PDRB; c. Ketersediaan Lulusan
SLTA ke atas; d. Ketersediaan Jasa Keuangan).

11
PEMERINGKATAN BKPM: FAKTOR PENENTU DAYA SAING
INVESTASI DAERAH ….(SAMB)

 Sarana dan Prasarana (a.Ketersediaan


Sambungan Listrik; b. Ketersediaan Sambungan
Telpon; c. Ketersediaan Air Bersih; d.
Ketersediaan Jalan; e. Ketersediaan Pelabuhan
Laut; f. Ketersediaan Pelabuhan Udara; g.
Ketersediaan Sarana Transportasi)

12
PEMERINGKATAN KPPOD: VARIABEL DAN INDIKATOR YANG
DIAMATI

 Kelembagaan (i. Aparatur dan Pelayanan;


ii.Perda/Kebijakan Daerah; iii. Keuangan Daerah;
iv. Kepastian Hukum)→ bobot 31%
 Sosial Politik Budaya (i. Keamanan; ii. Sospol;
iii. Budaya) → bobot 26%
 Ekonomi Daerah (i. Potensi Ekonomi; ii. Struktur
Ekonomi)→ bobot 17%

13
PEMERINGKATAN KPPOD: VARIABEL DAN INDIKATOR YANG
DIAMATI (SAMB)

 Tenaga Kerja dan Produktivitas (i. Ketersediaan


Tenaga Kerja; ii. Produktivitas Tenaga Kerja: iii.
Biaya Tenaga Kerja)→ bobot 13%
 Infrastruktur Fisik (i. Ketersediaan Infrastruktur
Fisik; ii. Kualitas Infrastruktur Fisik)→ bobot
13%

14
PEMERINGKATAN KPPOD: VARIABEL &
INDIKATOR YANG DIAMATI
KELEMBAGAAN (31%) Aparatur dan Pelayanan - Penggunaan
(22%) Wewenang (7%)
- Pelayanan Birokrasi
(15%)
Perda/Kebijakan Daerah - Peraturan Daerah
(25%) (25%)

Keuangan Daerah (14%) -Rasio Retribusi - Pajak


(10%)
- Anggaran Pemb (4%)

Kepastian Hukum (39%) - Hub. Eksekutif-


Legislatif (5%)
- Pungli (6%)
- Konsistensi Peraturan
(11%)
- Penegakan Hukum 15
(17%)
PEMERINGKATAN KPPOD: VARIABEL &
INDIKATOR YANG DIAMATI……..(SAMB)
SOSPOLBUD (26%) Keamanan (60%) - Gangguan Masy
(12%)
- Gangguan Usaha
(20%)
- Respons Aparat (28%)
Sospol (27%) - Partisipasi Masy (5%)
- Unjuk Rasa (4%)
- Konflik Masy (7%)
- Stabilitas Politik (11%)
Budaya (13%) -Etos Kerja (5%)
-Adat Istiadat (3%)
-Non-Diskriminatif (2%)
-Keterbukaan (3%)

16
PEMERINGKATAN KPPOD: VARIABEL &
INDIKATOR YANG DIAMATI……..(SAMB)
EKONOMI DAERAH Potensi Ekonomi (71%) - PDRB per Kapita
(17%) (29%)
- Pertumbuhan
Ekonomi (28%)
- Indeks Pemb.
Manusia (14%)

Struktur Ekonomi (29%) - Nilai Tambah Primer


(13 %)
- Nilai Tambah
Sekunder (9%)
- Nilai Tambah Tersier
(7%)

17
PEMERINGKATAN KPPOD: VARIABEL &
INDIKATOR YANG DIAMATI……..(SAMB)
TENAGA KERJA & Ketersediaan Tenaga - Pencari Kerja (19%)
PRODUKTIVITAS (13%) Kerja (35%) - SLTP Berpengalaman
( 8 %)
- Usia Produktif (8%)

Produktivitas Tenaga - Produktivitas (41 %)


Kerja 41 %)

Biaya Tenaga Kerja -Rasio Upah Aktual- IHK


(24%) (13%)
-Rasio UMP - IHK (11%)

18
PEMERINGKATAN KPPOD: VARIABEL &
INDIKATOR YANG DIAMATI……..(SAMB)
INFRASTRUKTUR Ketersediaan Infrastruktur - Pelabuhan Udara
FISIK ( 13 % ) Fisik (54%) (5%)
- Pelabuhan Laut (11%)
- Telepon (13%)
- Jalan (11%)
- Listrik (14%)
Kualitas Infrastruktur Fisik - Kualitas Listrik (11%)
(46%) - Kualitas Jalan (7%)
- Kualitas Pelabuhan
Laut (7%)
- Kualitas Telepon
(15%)
- Kualitas Pelabuhan
Udara (6%)`

19
Tingkat Kemiskinan Perkotaan dan Perdesaan
Bali Tahun 2014 – 2017 (Persen)
Tingkat Kemiskinan di Perkotaan (%) Tingkat Kemiskinan di Perdesaan (%)

3.46
2014 5.42

3.58 Mar- 2015 5.45

3.53 Sept -2015 5.21

3.68 Mar- 2016 5.23

4.52 Sept - 2016 6.42

4.31 Mar - 2017 5.44

Sept - 2017 5.34


4.01

Tingkat Kemiskinan Kondisi Kemiskinan

 Persentase penduduk miskin  Pada September 2017 terjadi


di perkotaan lebih sedikit penurunan tingkat
dibandingkan perdesaan. kemiskinan baik di perkotaan
maupun perdesaan.
Sumber : BPS Provinsi Bali
GINI RATIO PROVINSI BALI 2017

Maret 2017 : 0,382 • Ketimpangan


KOTA September 2017 : 0,385 pendapatan rumah
tangga daerah
perkotaan di Bali
naik dari Maret
2017 ke September
2017, akan tetapi
di daerah
Maret 2017 : 0,384
perdesaan
BALI September 2017 : 0,379
mengalami
penurunan pada
periode yang sama
• Ketimpangan
pendapatan lebih
tinggi di perkotaan
dibandingkan
Maret 2017 : 0,325 perdesaan
DESA September 2017 : 0,302
21
Sumber : BPS Provinsi Bali
Laju Pertumbuhan Ekonomi Bali

-0,74 % 4,01 % 5,59 %

q-to-q y-on-y c-to-c

Sumber : BPS Provinsi Bali


Ekonomi Bali Triwulan IV-2017 Tumbuh 4,01 Persen (Y-
on-Y)

4,01 %

- 0,74%

Rp 37,17 triliun Rp 36,89


(ADHK) triliun (ADHK)
Rp 35,47 triliun
(ADHK) Rp 55,67
Rp 55,72
triliun (ADHB)
Rp 50,74 triliun triliun (ADHB)
(ADHB)

Triwulan IV Triwulan III Triwulan IV


2016 2017 2017
Secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi Bali pada tahun 2017
tumbuh sebesar 5,59 persen

Sumber : BPS Provinsi Bali


23
Pertumbuhan Ekonomi Bali dan Nasional
Tahun 2011 – 2017 (Persen)
BALI
6.66 6.96 6.69 6.73
6.03 6.24
5.59
6.17 6.03
5.56
5.01 4.88 5.02 5.07

NASIONAL

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Ekonomi BALI
Tahun 2017 Selama 7 tahun
Tumbuh terakhir, Ekonomi BALI
5,59 Persen selalu tumbuh di atas
rata-rata NASIONAL
Sumber : BPS Provinsi Bali
Struktur PDRB dan Pertumbuhan Ekonomi Menurut Pengeluaran Triwulan
IV Tahun 2017
Struktur PDRB (%) Pertumbuhan Ekonomi (Y-on-Y)

53,310
Ekspor (LN & Antar Daerah) -20.504

Konsumsi Rumah Tangga


45.620 3.192

PMTB
32.650 3.433

Konsumsi
15.610 Pemerintah 1.427

1.280 Konsumsi LNPRT


9.640

-48,93 -48.880 Impor


-21.456
(LN & Antar Daerah)
DISTRIBUSI TERBESAR
PERTUMBUHAN TERTINGGI

 Ekspor (53,31 persen)  Konsumsi LNPRT


 Konsumsi Rumah Tangga (9,64 persen)
(45,62 persen)  PMTB (3,43 persen)
 PMTB (32,65 persen)  Konsumsi Rumah Tangga
Sumber : BPS Provinsi Bali
(3,19 persen)
25
Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Pengeluaran
Tahun 2017 (Persen)

Laju Pertumbuhan
Sumber
Tw IV- Laju
Komponen Pengeluaran Tw I- 2017 Tw II-2017 Tw III- Pertum-
2017 thd. Pertumbuh buhan 2017
thd. Tw thd. Tw I- 2017 thd. an 2017
Tw III- y on y
IV-2016 2017 Tw II-2017
2017
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 0,57 1,62 1,04 -0,07 4,04 2,16
2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT
-6,90 2,03 4,71 10,23 3,94 0,05
3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
-51,32 37,33 9,35 38,74 3,63 0,37
4. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto
-3,27 2,88 1,42 2,48 3,45 1,13
5. Perubahan Inventori
1,38 -2,90 3,61 -0,28 6,56 0,01
6. Ekspor (LN & Antar Daerah)
5,71 6,23 -7,68 -23,32 -3,99 -3,15
7. Dikurangi (LN & Antar Daerah)
-3,30 8,78 -9,92 -17,10 -6,54 -5,03
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) -1,50 2,94 3,34 -0,74 5,59 5,59

Sumber : BPS Provinsi Bali


Sumber Pertumbuhan Ekonomi Bali (Y-onY)
Tahun 2015 - 2017
Menurut Pengeluaran (Persen) Sumber
6.03 6.24 Pertumbuhan
5.59

2.13 1.13
Ekonomi Bali
2.78
Tahun 2017
2.16
Pengeluaran konsumsi
3.92 3.52 rumah tangga menjadi
2.31
sumber pertumbuhan
-0.02 -0.05 ekonomi tertinggi, yakni
2015 2016 2017 sebesar

Lainnya Konsumsi Rumah Tangga 2,16 %


PMTB Pertumbuhan PDB

Sumber : BPS Provinsi Bali


Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Berdasarkan Jenis Pengeluaran (%,
yoy)
Pendidikan Determinan Utama
Kemiskinan
Pendidikan Determinan Utama Kemiskinan
-Terima
Kasih -

Anda mungkin juga menyukai