Anda di halaman 1dari 25

ABSORPSI & DISTRIBUSI OBAT

Oleh kelompok 1 (farmasi A)


Citra Fatima Marsidi (19101105020) Astrid M. Runtukahu
(19101105007)
Vania Patrisia Wauran (19101105002) Odelia A. Polakitan
(19101105031)

Miracle Sintha Gonie (19101105013) Senia Blessy Porajow


(17101105023)

Titat A Ratte (19101105033) Iriana N. Tarek (16101105063)


Missyeling F. Saerang (19101105035) Widya H.P Gerung
(17101105075)
Viska D Tompunu (19101105007) Stelly Kaehe (17101105075)
ABSORPSI

• Absorpsi (penyerapan) adalah pergerakan obat ke dalam


aliran darah stelah pemberian. Absorpsi obat meliputi
proses obat dari saat dimasukkan ke dalam tubuh, melalui
jalurnya hingga masuk ke dalam sirkulasi sistemik.

• Pada level seluler, obat diabsorpsi melalui beberapa


metode, terutama transport aktif dan transport pasif
METODE ABSORPSI
Transport Aktif

Transport aktif membutuhkan energi untuk menggerakkan obat dari


daerah dengan konsentrasi obat rendah ke daerah dengan konsentrasi
obat tinggi
Transport Pasif

Transport pasif tidak memerlukan energi, sebab hanya dengan proses


difusi obat dapat berpindah dari daerah dengan kadar konsentrasi tinggi
ke daerah dengan konsentrasi rendah.
Terjadi selama molekul-molekul kecil dapat berdifusi sepanjang membran
dan berhenti bila konsentrasi pada kedua sisi membran seimbang
PINOSITOSIS

Pinositosis adalah bentuk


transfer aktif yang unik
dimana sel ‘menelan’
partikel obat. Biasanya
terjadi pada obat-obat
larut lemak (vit A, D, E, K).
RUTE PEMBERIAN OBAT
PROSES ABSORPSI
PROSES ABSORPSI
KECEPATAN ABSORPSI
Apabila pembatas antara obat aktif dan Faktor yang mempengaruhi
sirkulasi sitemik hanya sedikit sel absorpsi
penyerapan:
terjadi cepat obat segera mencapai level
Aliran darah ke tempat absorpsi
pengobatan dalam tubuh.
Total luas permukaan yang
Detik s/d menit : SL, IV, inhalasai
tersedia sebagai tempat absorpsi
Lebih lambat : oral, IM topikal kulit lapisan
intestinal, otot, kulit Waktu kontak permukaan

menghambat jalan absorpsi

Lambat sekali, nerjam-jam / berhari-hari:


per rektal/ sustainedf
release.
KECEPATAN ABSORPSI
Diperlambat oleh nyeri dan stres

Nyeri dan stres  mengurangi aliran darah, mengurangi pergerakan saluran cerna, retensi
gaster.
Makanan tinggi lemak

Makanan tinggi lemak dan padat akan menghambat pengosongan lambung dan
memperlambat waktu absorpsi obat
Faktor bentuk obat

Absorpsi dipengaruhi formulasi obat: tablet, kapsul, cairan, sustained release, dll)
Kombinasi dengan obat lain

Interaksi satu obat dengan obat lain dapat meningkatkan atau memperlambat tergantung
jenis obat.
FA K T O R YA N G M E M P E N G A R U H I
K E C E PATA N A B S O R P S I O B AT
P E N G A R U H T I N G K AT P E N YA K I T
T E R H A D A P A B S O R P S I O B AT
BIOAVABILITAS
Bioavailabilitas
(Ketersediaan Hayati )
adalah fraksi obat
yang diberikan yang
sampai ke sirkulasi
sistemik dalam
bentuk kimia aslinya
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BIOAVABILITAS

• First-pass metabolism
hepar (metabolisme
lintas pertama hepar)
• Solubilitas obat
• Ketidakstabilan kimiawi
• Formulasi obat
HEPAR
Obat yang diserap oleh usus halus ditransport
ke hepar sebelum beredar ke seluruh tubuh.
Hepar memetabolisme banyak obat sebelum

masuk ke sirkulasi. Hal ini yang disebut


dengan efek first-pass.
Metabolisme hepar dapat menyebabkan obat
menjadi inaktif sehingga menurunkan jumlah
obat yang sampai ke sirkulasi sitemik dosis
obat yang diberikan harus banyak
DISTRIBUSI

Distribusi obat adalah proses obat dihantarkan dari sirkulasi


sistemik ke jaringan dan cairan tubuh.
Distribusi obat yang telah diabsorpsi tergantung beberapa faktor
:
• Aliran darah

• Permeabilitas kapiler

• Ikatan protein
Aliran Darah

Setelah obat sampai ke aliran darah, segera


terdistribusi ke orga berdasarkan jumlah
aliran darahnya. Organ dengan aliran darah
terbesar : Jantung, Hepar, Ginjal.
Distribusi ke organ lain kulit, lemak dan otot
lebih lambat.
 Permeabilitas Kapiler

Tergantung : Struktur kapiler dan Struktur


Obat
Ikatan dengan protein

Obat beredar di seluruh tubuh


berkontak dengan protein > Dapat terikat
atau bebas. Obat yang terikat protein tidak
aktif dan tidak dapat bekerja. Hanya obat
bebas yang dapat memberikan efek. Obat
dikatakan berikatan protein tinggi bila
>80% obat terikat protein.
Distribusi obat berdasarkan penyebarannya
di dalam tubuh, ada 2 fase :
1. ke organ yang perfungsinya sangat baik,
mis : jantung, paru-paru, ginjal, hati dan otak
2. mencakup jaringan yang prefungsinya
tidak sebaik organ diatas, mis : jaringan lemak,
tulang, otot, kulit, dan jaringan ikat.
VOLUME DISTRIBUSI
P E N G I K ATA N O B AT PA D A P R O T E I N
PLASMA
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai