Oleh :
Rini Margaretha Br. Tambunan, S.Farm, M.Farm, Apt
Definisi Farmakologi
Farmakologi : ilmu yang mempelajari pengetahuan tentang obat dengan
seluruh aspeknya, baik sifat kimiawi maupun fisikanya, kegiatan fisiologi,
resorbsi, dan nasibnya dalam tubuh.
Obat : Sediaan atau paduan bahan-bahan yg siap digunakan untuk
mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam
rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan,
peningkatan kesehatan dan kontrasepsi
7
Fase farmakokinetik :
• Absorpsi
• Distribusi
• Metabolisme
• Ekskresi
8
Bagian Proses Farmakokinetik :
obat
INVASI ELIMINASI
METABOLIS
ABSORPSI DISTRIBUSI EKSKRESI
ME
Cara-Cara Pemberian obat :
• Peroral
sistemik • Intramuskular
• Intraarteri
• inhalasi
lokal • topikal
Efek Sistemik :
Intravascular :
• Intravena Extravascular :
• Intraarteri • Peroral
• intracardial • Intramuskular
• Intrakutan
• Rektal
• Intraperitonial
• Intravaginal
• Intranasal
• Sublingual
• inhalasi
ABSORPSI
• Absorpsi : proses penyerapan obat dari permukaan tubuh/dari tempat
tertentu dalam organ kedlm aliran darah/sistem pembuluh limfe.
• Tempat absorpsi tergantung dari tempat pemberiannya.
• Obat dlm bentuk oral harus melewati usus halus (absorpsi) karena
memiliki permukaan lebih luas untuk memasuki aliran darah.
• Faktor utama yang mempengaruhi absorpsi adalah kelarutan obat
dalam lemak.
• Bioavailabilitas menyatakan jumlah obat, dalam persen terhadap
dosis, yang mencapai sirkulasi sistemik dalam bentuk utuh/aktif.
Mekanisme Absorpsi :
• Difusi Pasif : obat menembus membran sel/membran pembuluh
darah berdifusi dengan cara yg sangat mudah sesuai dg komponen
membran tsb sehingga obat dg mudah menembus membran dan
masuk kedlm aliran darah
• Difusi terfasilitasi : obat membutuhkan suatu fasilitas atau pembantu
bisa berupa protein/enzim yg terdapat dlm membran, obat akan
terikat, enzim tersbt akan membawa obat sampai pd pinggir
membran, obat akan terlepas dri protein/enzim dn masuk kedlm
aliran darah
Mekanisme Absorpsi :
• Transport aktif : sama dg difusi terfasilitasi, tetapi untuk membawa
obat menyebrangi membran, membutuhkan energi yaitu dari ATP yg
terdpt dlm membran, dgn melepaskan satu fosfat menghasilkan
energi yg tinggi, setelah dipinggir membran, obatnya akan terlepas
• Pinositosis : membran akan melekuk membentuk suatu lekukan, obat
akan diselimuti oleh membran tsbt, obat bergerak, bergeser sampai
dipinggir membran.
Faktor-Faktor yang mempengaruhi absorpsi :
• Sifat fisikokimia dan kelarutan
• Besarnya partikel obat
• Bentuk sediaan obat
• Dosis obat yg diberikan
• Cara pemberian obat
• Lamanya kontak
• Nilai PH
• Integrasi membran
• Aliran darah organ
Distribusi
• Obat yang mencapai pembuluh darah kemudian ditransport bersama
aliran darah dlm sistem sirkulasi/distribusi keseluruh organ,
selanjutnya obat harus masuk kedlm jaringan untuk bekerja.
• Distribusi dibedakan atas 2 fase :
• fase pertama terjadi segera setelah penyerapan, yaitu ke organ yang
perfusinya sangat baik, misalnya jantung, hati, ginjal, dan otak.
• fase kedua jauh lebih luas, yaitu mencakup jaringan yang perfusinya tidak
sebaik organ diatas, misalnya otot, visera, kulit, dan jaringan lemak.
Perintang Distribusi :
1. Cairan cerebrospinal :
• Obat yang bersifat hidrofil tidak dpt menembus misal : streptomisin
• Obat yang bersifat lipofil dpt menembus misal : kloramfenikol dan penisilin
2. Pengikatan Protein Plasma
• Obat berikatan dg protein plasma, efek farmakologinya hilang, hanya obat
bebas yang dapat memberikan efek farmakologi.
• Derajat ikatan obat dengan protein plasma ditentukan oleh afinitas obat
terhadap protein, kadar obat, dan kadar proteinnya sendiri.
• Pengikatan obat oleh protein akan berkurang pada malnutrisi berat karena
adanya defisiensi protein.
Contoh : ampisilin terikat protein 15%
Fenobarbital terikat protein 20%
Jadi harus diperhitungkan dosisnya karena sebagian terikat protein.
METABOLISME
• Metabolisme obat adalah proses perubahan struktur kimia obat yang
terjadi dalam tubuh dan dikatalisis oleh enzim. Hasil metabolisme
disebut metabolit bisa berupa : metabolit aktif, toksik dan tidak aktif.
• Fungsi metabolisme mempercepat eliminasi obat sehingga :
menentukan lama kerja obat
Menentukan konsentrasi obat dalam darah
• Organ Metabolisme : Terutama di hati, bisa jg di ginjal, dinding usus,
paru-paru, otot dan darah
• Metabolisme obat mempunyai dua efek penting :
1. Obat menjadi lebih hidrofilik/lebih polar, sehingga mempercepat
proses ekskresinya melalui ginjal
2. Metabolit umumnya menjdi kurang aktif daripd obat asalnya, tetapi
kadang metabolinya menjdi sama aktif atau lebih aktif. Prodrug
bersifat inaktif sampai dimetabolisme dlm tubuh menjdi aktif.
• obat pada umumnya menjadi inaktif, sehingga biotranformasi sangat
berperan dalam mengakhiri kerja obat.
• Metabolit aktif akan mengalami biotransformasi lebih lanjutan /atau
diekskresi sehingga kerjanya berakhir.
• Hati merupakan organ utama untuk metabolisme obat, dan terlibat
dalam dua tipe reaksi :
• Reaksi fase I ialah oksidasi, reduksi dan hidrolisis
• Reaksi fase I ini mengubah obat menjadi metabolit yang lebih polar, yang dapat bersifat
inaktif, kurang aktif, atau lebih aktif daripada bentuk aslinya.
• Reaksi fase II yang disebut juga reaksi sintetik, merupakan konjugasi obat atau
metabolit hasil reaksi fase I dengan senyawa endogen dlm hati, misalnya asam
glukuronat, sulfat, asetat, atau asam amino.
• Hasil konjugasi ini bersifat lebih polar dan lebih mudah terionisasi sehingga lebih mudah
diekskresi metabolit hasil konjugasi biasanya tidak aktif
Enzim yang berperan dalam biotransformasi obat dapat dibedakan berdasarkan letaknya
didalam sel, yakni enzim mikrosom dan enzim nonmikrosom.
Bagan Proses Penting pada biotransformasi :
OBAT
EKSKRESI
First Pass Effect/First pass metabolism
( metabolisme lintas Pertama)
• Perombakan/metabolisme yang dialami obat dalam dinding usus dan
hati pada peredaran pertama disistem portal sebelum tiba di
peredaran darah umum. Dimana obat yg di metabolisme sempurna
menjadi inaktif. Contoh : Efedrin, Lidokain, beta blocker.
• Untuk menghindari metabolisme lintas pertama, maka pemberian
obat dapat secara parenteral, sublingual, dan rektal.
Kecepatan biotransformasi dipengaruhi oleh :
1. Konsentrasi obat
2. Fungsi hati :
Metabolisme dapat terganggu bila terjadi kerusakan parenkim hati
misalnya oleh adanya zat hepatotoksik atau pada sirosis hati, sehingga
menurunkan produksi enzim dan obat lama tertimbun dalam darah.
3. Pemakaian obat lain :
• Induksi enzim, beberapa obat (fenobarbital, rifampisin) dan polutan
(asap tembakau) dapat meningkatkn produksi dan aktifitas enzim yg
memetabolisme obat.
• Inhibisi enzim, beberapa obat (simetidin) dpt menghambat produksi dan
aktifitas enzim khususnya sitokrom p-450, sehingga dpt menghambat
metabolisme obat lain yg dapat berpotensi toksik (warfarin, digoksin)
Kecepatan biotransformasi dipengaruhi oleh :
4. Polimorfisme genetik (Faktor genetik)
5. Usia
• Pada bayi baru lahir terutama prematur, fungsi hati belum sempurna,
dimana produksi enzim yang dibutuhkan untuk biotransformasi belum
cukup, oleh karena itu diperlukan penyesuaian dosis.
• Pada anak usia 1-8 thn, biotransformasi lebih cepat dari orang dewasa
karena rasio bobot hati terhadap bobot badan lebih besar.
• Pada usia lanjut biotransformasi lebih lambat karena pasokan darah
dari hati berkurang sehingga enzim berkurang.
Pro Drug
• Senyawa yang secara biologi tidak aktif dalam tubuh berubah secara
enzimatik menjadi bentuk yang aktif.
• Pengembangan prodrug dilakukan bila perlu perbaikan pada sifat :
Teknologi
Farmakokinetik
Farmakodinamik
Toksikologi
Pengembangan Pro drug :
Pro drug Bentuk Berkhasiat Tujuan
• Ekskresi obat melalui ginjal menurun pada gangguan fungsi ginjal sehingga dosis perlu
diturunkan atau interval pemberian diperpanjang.
DOSIS OBAT
• Klirens merupakan volume darah atau plasma yg dibersihkan dari
obat dalam satuan waktu.
• Nilai klirens dapat digunakan untuk merencanakan regimen dosis.
Pada pemberian obat, dibutuhkan keadaan konsentrasi plasma yg
stabil dalam suatu kisaran teraupetik yg diketahui. Idealny Keadaan
stabil tercapai bila kecepatan obat memasuki sirkulasi sistemik sama
dengan kecepatan eliminasi
• T ½ (waktu paruh) waktu yang dibutuhan sehingga konsentrasi obat
dlm darah berkurang setengah dari nilai awalnya.
• Nilai T1/2 berguna dalam pemilihan interval pemberian dosis obat yg
tidak menyebabbkan kadar puncak berlebihan (kadar toksik) dan
kadar yg sangat rendah (kadar inefektif).
Farmakodinamik
• Farmakodinamik : ialah cabang ilmu yang mempelajari efek
biokimiawi dan fisiologi obat serta mekanisme kerjanya.
• Tujuan mempelajari mekanisme kerja obat ialah untuk meneliti efek
utama obat, mengetahui interaksi obat dengan sel, dan mengetahui
urutan peristiwa serta spektrum efek dan respon yang terjadi.
• Reseptor adalah molekul protein yang secara normal diaktivasi zat
transmitor atau hormon.
• Efek obat umumnya timbul karena interaksi obat dengan reseptor
pada sel.
• Interaksi obat dengan reseptornya ini mencetuskan perubahan
biokimiawi dan fisiologi yang merupakan efek untuk obat tersebut
Interaksi Obat dengan Reseptor :
• Agonis : apabila obat berikatan dengan reseptor mengaktivasi
reseptor dan menghasilkan respon.
• Antagonis : apabila obat berikatan dengan reseptor tetapi tidak
mengaktivasinya. Antagonis bisa bersifat kompetitif atau irreversible.
• Antagonis kompetitif : berikatan secara reversible dengan reseptor
dan respon jaringan dapat kembali normal oleh peningkatan dosis
agonis.
• Antagonis irreversible : mempunyai efek yang tidak dapat dipulihkan
dengan meningkatkan konsentrasi agonis.
Macam-macam Reseptor Obat :