Anda di halaman 1dari 39

TUGAS : KEPERAWATAN MATERNITAS II

DOSEN : Ns. WIWIEK HIDAYANTI JAYA, S.Kep.,M.Kes

INFEKSI SIFILIS PADA IBU HAMIL

DI SUSUN OLEH
KELOMPOK 3
1. OLIVIA NANLOHY
2. WALDETRUDIS IA
3. CRISTINA JAFTORAN
4. WELMI LAMERA
5. ALOWISIA RANOLAT
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………..i

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………ii

BAB I PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG …………………………………………………………………….1
TUJUAN …………………………………………………………………………………..2
BAB II TINJAUAN TEORITIS
Pengertian………………………………………………………………………………….3
Etiologi…………………………………………………………………………………….3
Klasifikasi………………………………………………………………………………....4
Patogenesis…………………………………………………………………………….…..4
Patofisiologi……………………………………………………………………………….5
Diagnosis…………………………………………………………………………………..6
Penatalaksanaan…………………………………………………………………………...7
Komplikasi………………………………………………………………………………….7
Konsep dasar asuhan kebidanan pada kasus………………………………………………10
BAB III PENUTUP
Kesimpulan ……………………………………………………………………………….17
Saran ………………………………………………………………………………………17
DAFTRA PUSTAKA
1.Latar Belakang
Penyakit menular seksual, atau PMS adalah berbagai infeksi yang dapat menular
dari satu orang ke orang yang lain melalui kontak seksual.  Menurut the Centers for
Disease Control (CDC) terdapat lebih dari 15 juta kasus PMS dilaporkan per tahun. 
Kelompok remaja dan dewasa muda (15-24 tahun) adalah kelompok umur yang
memiliki risiko paling tinggi untuk tertular PMS,3 juta kasus baru tiap tahun adalah
dari kelompok ini.
Sifilis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh kuman Treponema pallidum, 
yang menyerang manusia, bersifat kronis, sistemik dan dapat mengenai semua bagian
tubuh, dapat bersifat laten selama bertahun-tahun, menular serta dapat diobati. Sifilis
kongenital adalah sifilis yang ditularkan oleh ibu kepada janinnya secara intra uterin.
Nama lainnya adalah lues connate, syphilis connata, venereal, penyakit raja singa.
Gambaran klinis sifilis kongenital dibagi menjadi sifilis kongenital dini (timbul
sebelum usia 2 tahun), serta sifilis kongenital lanjut (timbul setelah usia 2 tahun).
Hampir semua kasus sifilis didapat melalui kontak seksual langsung dengan lesi dari
individu yang terjangkit sifilis aktif primer ataupun sekunder. Sifilis dapat
ditransmisikan secara kongenital dari ibu yang terinfeksi melalui plasenta ke janin. 
Beberapa PMS dapat berlanjut pada berbagai kondisi seperti Penyakit Radang Panggul
(PRP), kanker serviks dan berbagai komplikasi kehamilan.  Sehingga, pendidikan
mengenai penyakit ini dan upaya-upaya pencegahan penting untuk dilakukan.
2.Tujuan  
1. Mampu melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamildengan kasus
sifilis.
2. Mampu melaksanakan pengkajian dan mengumpulkan data ibu
hamil dengan kasus sifilis.
3. Mampu menginterpretasikan secara benar masalah atau diagnosa
berdasarkan data-data ibu hamil dengan sifilis tersebut.
4. Mampu mengidentifikasi diagnosa / masalah potensial yang
mungkin terjadi pada ibu hamil dengan kasus sifilis
5. Mampu merancanakan asuhan rasional sesuai dengan kebutuhan
ibu hamil dengan kasus sifilis.
6. Mampu melaksanakan implementasi secara langsung rencana
tindakan asuhan pada ibu hamil dengan kasus sifilis
7. Mampu melaksanakan evaluasi efektivitas asuhan yang akan
dicapai pada ibu hamil dengan kasus sifilis
8. Mampu membuat dokumentasi pada ibu hamil dengan kasus
sifilis 
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Pengertian Sifilis
Sifilis adalah salah satu Penyakit Menular Seksual ( PMS ) yang
disebabkan oleh Treponema pallidum dan mempunyai beberapa sifat ,
yaitu perjalanan penyakitnya sangat kronik, dalam perjalanannya
menyerang semua organ tubuhdapat menyerupai macam-macam
penyakit , mempunyai masa laten, dapat kambuh kembali(rekuren),dan
dapat di tularkan dari ibu ke janin sehingga menimbulkan kelainan
kongenital. Selain melalui ibu ke janinnya dan melalui hubugan seksual,
sifilis juga bisa ditularkan melalui luka, tranfusi dan jarum suntik. Jika
cepat terdeteksi dan diobati, sifilis dapat disembuhkan dengan
antibiotika. Tetapi jika tidak diobati, sifilis dapat berkembang ke fase
selanjutnya dan meluas ke bagian tubuh lain di luar alat kelamin.Infeksi
ini dapat ditularkankepadabayididalamkandungan(sifiliskongenital)
(Hutapea,2010).
B. Etiologi
Penyebab sifilis adalah Treponema pallidum, yang
termasuk ordo Spirochaetales, familia Spirochaetaceae, dan
genus Treponema. Bentuknya spiral teratur, panjangnya
antara 6-15 µm, lebar 0,15 µm, terdiri atas delapan sampai
dua puluh empat lekukan.Gerakannya berupa rotasi
sepanjang aksis dan maju seperti gerakan pembuka
botol.Membiak secara pembelahan melintang, pada
stadium aktif terjadi setiap tiga puluh jam.
Bakteri ini masuk kedalam tubuh manusia melalui selaput
lendir (misalnya di vagina atau mulut) atau melalui kulit.
Dalam beberapa jam, bakteri akan sampai kekelenjar getah
bening terdekat, kemudian menyebar ke seluruh tubuh
melalui alirandarah. Sifilis juga bisa menginfeksi janin
selama dalam kandungan dan menyebabkan cacat bawaan.
C. Klasifikasi
Secara garis besar dikelompokkan menjadi :
1. Sifilis Kongenital (Bawaan)
Treponema pallidum dapat melalui placenta dan masuk
ke peredaran darah janin.
 Sifilis kongenital dini.
Dapat muncul beberapa minggu (3 minggu) setelah bayi
dilahirkan. Kelainan berupa vesikel dan bula yang setelah
memecah membentuk erosi yang ditutupi krusta. Kelainan
ini sering terdapat pada telapak tangan dan kaki disebut
pemfigus sifilitika. Bila kelainan muncul beberapa bulan
setelah bayi dilahirkan kelainan berupa papul dengan
skuama yang menyerupai sifilis stadium II. Kelainan pada
selaput lendir berupa sekret hidung yang sering bercampur
darah, kelainan pada tulang, terutama tulang panjang,
berupa osteokondritis yang khas pada foto rontgen
 Sifilis kongenital lanjut
Terdapat pada usia > 2 tahun. Manifestasi klinis
baru ditemukan pada usia 7-9 tahun, dengan adanya
trias Hutcinson yakni kelainan pada mata (keratitis
interstitial yang dapat menyebabkan kebutaan)
ketulian dan gigi Hutchinson perforatum palatum
durum, serta kelainan tulang tibia dan frontalis.
 Stigmata
Terlihat pada sudut mulut berupa garis-garis yang
jalannya radier, gigi Hutcinson, gigi molar pertama
berbentuk seperti murbei dan penonjolan tulang
frontal kepala (frontal bossing).
2. Sifilis Akuisita (Didapat)
 Sifilis stadium I
Antara 10-90 hari (umumnya 3 minggu ) setelah infeksi, timbul lesi
pada tempat treponema pallidum masuk.
a) Efek Primer yaitu sebuah infiltrat berupa papul yang permukaannya
mengelupas menjadi erosi. Besarnya 1-2 cm, berbentuk bulat atau
bulat lonjong , dasarnya bersih, merah, kulit di sekitarnya tidak ada
tanda-tanda radang dan bila di raba ada pengerasan (indurasi) yang
merupakan satu lapisan seperti sebuah kancing di bawah kain atau
di sehelai karton yang tipis, kelainan ini tidak nyeri (indolen)
b) Efek primer pada pria dapat ditemukan pada glans penis ,
prepusium , pangkal penis dan uretra. Sedangkan pada wanita,
dapat ditemukan pada labia mayor/minor, klitoris, uretra, serviks,
dan jarang pada vagina. Selain itu dapat pula berlokasi pada daerah
ekstragenital seperti bibir, lidah, tonsil, jari, puting susu, dan anus.
c) Ulkus Durum yaitu keadaan dimana erosi yang semula terjadi
dapat berubah menjadi ulkus berdinding tegak lurus , sedangkan
sifat-sifatnya yang lain seperti pada afek primer yang dapat menjadi
fagedenik bila ulkusnya meluas ke samping dan ke dalam.
 Sifilis stadium II
Pada umumnya bila gejala-gejala sifilis stadium II menampakkan diri,
siflis stadium I sudah sembuh.Waktu antar sifilis stadium I dan II umumnya
6 – 8 minggu. Kadang-kadang terjadi pada masa transisi yaitu sifilis
stadium I masih ada pada saat timbul gejal sifilis stadium II. Sifilis stadium
II di sebut the great imitator of the skin disease karena dapat memberi
tanda-tanda yang menyerupai penyakit kulit. Sifat lain yang khas pada sifilis
stadium II adalah tidak ada rasa gatal , jika ada sangat jarang.
Secara klinis pada sifilis stadium II terdapat kelainan kulit dan selaput
lendir serta limfadenitis yang generalisata.Kelainan kulit terdiri atas :
a) Macula : roseola, kemerahan, bulat/lonjong terutama pada dada, perut,
punggung, dan lengan, Perubahan warna dapat terjadi terutama di
sekeliling leher yang disebut leukoderma coli atau colar of venus.
b) Papul  : tersebar pada perbatasan rambut kepala disebut korona veneris.
Kondilomalata terdapat pada lipatan-lipatan yang keadaan kulitnya
lembab dan hangat. Letak papul juga terdapat pada folikel rambut
(folikular)dan mengakibatkan alopesia sifilitika. Papul yang besar dapat
bereksudasi membentuk krusta sehingga gambarannya seperti
frambosia maka disebut sifilis frambosiformis.
c.) Pustular : biasanya mulai dengan papul yang menjadi pustule,memecah
menjadi ulkus yang ditutupi oleh krusta yang memberi gambaran seperti tiram
d.) Rupia : kelainan pada selaput lendir berupa plak putih yang banyak
mengandung treponema pallidum
e.) Adenitis : yang umum terutama pada daerah suboksipital bersifat padat,
kenyal, tidak nyeri, terpisah satu dengan yang lainnya dan dengan sekitarnya.
f.) Organ lain yang kadang-kadang diserang pada sifilis stadium II adalah mata,
hati, otak, tulang dan ginjal.

 Sifilis stadium III


Lesi yang khas dalam stadium ini adalah gumma yang dapat terjadi 3 – 7
tahun setelah infeksi. Gumma dapat timbul pada semua jaringan dan organ,
membentuk nekrosis sentral dikelilingi jaringan granulasi dan pada bagian
luarnya jaringan fibrosa, sifatnya destruktif. Kulit diatasnya pada permulaan
terlepas kemudian melekat pada gumma. putih.
Gumma mengalami supurasi dan memecah serta meninggalkan
sebuah ulkus dengan dinding curam dan dalam, dasarnya terdapat
jaringan nekrotik berwarna kuning putih.Sifilis dalam stadium III
sifatnya dapat merusak semuajenis jaringan tulang-tulang rawan hidung
dan palatum dan paling sering menyerang hati. Alat dalam lain yang dapat
terserang adalah kelenjar parotis, lambung, limfa, pankreas, ginjal, jantung,
kandung kemih, serviks uteri, payudara, testis dan lainnya.

 Sifilis stadium IV
Penyakit-penyakit yang dalam tingkat IV menjadi penyakit-penyakit
pokok adalah sebagai berikut :
a) Demensia paralitika : kelumpuhan jiwa,penyakit ini berlangsung
terutama di dalam otak, biasanya terjadi antara 5 dan 20 tahun.
b) Tabes Dorsalis : Penyakit yang diserang adalah berkas-berkas saraf
peraba (sensibel) pada bagian belakang (dorsal) pada sumsum tulang
belakang.
c) Tabo Paralis : penyakit ini terdapat gejala-gejala yang ada pada demensia
paralitika dan tabes Dorsalis.
D. Patogenesis

Sifilisdapatditularkanolehibupadawaktupersalinan,namunsebagianbesar
kasus
sifiliskongenitalmerupakanakibatpenularaninutero.Resikosifiliskongenit
alberhubungan
langsungdenganstadiumsifilisyangdideritaibusemasakehamilan.Lesisifili
skongenitalbiasanyatimbulsetelah4bulan in uteropada saat janin sudah
dalam
keadaanimunokompeten.Penularaninuteroterjaditransplasental,sehingg
adapatdijumpaiTreponemapallidumpadaplasenta,talipusat,sertacairanam
nion
Treponema pallidum melalui plasenta masuk ke dalam peredaran darah
janin dan menyebar ke seluruh jaringan.Kemudian berkembang biak dan
menyebabkan responsperadangan selular yang akan merusak
janin.Kelainan yang timbul dapat bersifat fatal
sehinggaterjadiabortusatau
lahirmatiatauterjadigangguanpertumbuhanpadaberbagaitingkatkehidup
anintrauterinemaupunekstrauterin
E. Patofisiologi
Perjalanan penyakit ini cenderung kronis dan bersifat sistemik.
Hampir semua bagian tubuh dapat diserang, termasuk sistem
kardiovaskuler dan saraf. Selain itu wanita hamil yang menderita
sifilis dapat menularkan penyakitnya ke janin sehingga
menyebabkan sifilis kongenital yang dapat menyababkan kelainan
bawaan atau bahkan kematian. Jika cepat terdeteksi dan diobati,
sifilis dapat disembuhkan dengan antibiotika. Tetapi jika tidak
diobati, sifilis dapat berkembang ke fase selanjutnya dan meluas
ke bagian tubuh lain di luar alat kelamin.
F. Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya. Diagnosis
pasti ditegakkan berdasarkan hasil pemeriskaan laboratorium dan
pemeriksaan fisik. Infeksi pada janin terjadi minggu 16 kehamilan
dapat terjadi; partus prematurus, kelahiran mati, cacat bawaan
pada janin.
Diagnosis pada ibu hamil agak sulit di tegakkan karena pada ibu hamil
terjadi perubahan hormon. Diagnosis dapat ditegakkan :
a) Pemeriksaan serologik: VDRL (veneral diesses research laboratory)
b) Dengan mempergunakan lapangan gelap, untuk membuktikan langsung
terdapat spirokaeta treponea palidum
c) Diagnosis berdasarkan anamnesis dan gambaran klinis, pemeriksaan
mikroskop lapangan gelap atau pewarnaan Burri, pemeriksaan darah
(TSS), pemeriksaan likuor serebrospinalis, dan pemeriksaan Rontgen.

G. Penatalaksanaan sifilis
Wanita hamil dengan sifilis harus diobati sedini mungkin, sebaiknya
sebelum hamil atau pada trimester I untuk mencegah penularan terhadap
janin. Suami harus diperiksa dengan menggunakan tes reaksi wasserman dan
VDRL, bila perlu diobati dangan terapi penisilin G injeksi. Penting untuk
diketahui dalam pemilihan obat-obatan untuk ibu hamil perlu
memperhatikan pengaruh buruk yang akan terjadi pada janinnya. Sedangkan
jenis pinisilin dan eritrosin merupakan obat untuk ibu hamil yang tidak
memberikan efek atau pengaruh buruk terhadap janinnya. Berikut ini adalah
table terapi atau pengobatan Sifilis pada ibu yang sedang hamil.
I. Komplikasi
Sifilis   stadiumlanjut 
yangdapatmenyebakanneurosifilis,sifiliskardiovaskuler,dan sifilis benigna lanjut
dapat menyebabkan kematian bila menyerangotak.
a) Komplikasi Pada Janin Dan Bayi
Dapat menyebabkan kematian janin, partus immaturus dan partus premature.
Bayi dengan sifilis kongenital memiliki kelainan pada tulang, gigi, penglihatan,
pendengaran, gangguan mental dan tumbuh kembang anak. Oleh karena itu,
setiap wanita hamil sangat dianjurkan untuk memeriksakan kesehatan janin
yang dikandungnya. Karena pengobatan yang cepat dan tepat dapat
menghindari terjadinya penularan penyakit dari ibu ke janin.
b) Komplikasi Terhadap Ibu
 Menyebabkan kerusakan berat pada otak dan jantung.
 Kehamilan dapat menimbulkan kelainan dan plasenta lebih besar, pucat,
keabu-abuan dan licin.
 Kehamilan<16 minggu dapat menyebabkan kematian janin
 Kehamilan lanjut dapat menyebabkan kelahiran prematur dan menimbulkan
cacat
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS
1. Biodata
1. Klien
Nama :Ny.M
Umur :26 tahun
Agama :Islam
Suku :Makassar
Pekerjaan :IRT
Pendidikan :SMA
Alamat : jalan matahari nomor 5a
2. Identitas penanggung jawab (situasi klien)
Nama :Tn.K
Umur :29 tahun
Agama :Islam
Suku :Makassar
Pekerjaan :Wiraswasta
Pendidikan :SMA
Alamat :Jalan matahari nomor 5a
3. Status perkawinan
Umur menikah pertama : 22 tahun
Lama menikah : 3 tahun
Dengan suami sekarang : iya
4. Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehtan Keluhan utama: nyeri pinggang
Keluhan lain :Pasien merasakan nyeri pada pinggang,
nyeri dirasakan hilang timbul seprti di rasakan menusuk-
nusuk, nyeri berkurang apabila istirahat dan bertambah
ketika beraktivitas dan diisi makanan, skala nyeri 7,
ekspresi wajah meringis saat nyeri, nyeri di rasakan sudah
2 minggu sebelum masuk RS di mana klien mengalami
mual muntah
Provokatif/pialiatif : pasien mengatakan bahwa tidak ada napsu
makan
Quality : nyeri menusuk nusuk
Region : nyeri pingang dan pengekangan tangan
Severity/ skala : 7 (nyeri berat)
Time :malam
Penyakit yang di derita :sifilis
Penyakit yang perna di derita: infeksi pada kehamilan
Penyakit keturuan : tidak ada

5.Data nutrisi
Makan dalam sehari : porsi makanan ¼- ½ porsi , 3 x sehari,
pasien tidak menghabiskan porsi makan
 
Jenis makanan :
 Lauk pauk : ikan, telur dan daging
 Sayuran : sayuran hijau
 Buah-buahan : jeruk,pisang dan papaya
 Susu / suplemen : tidak ada
Makanan dan minuman tambahan : tidak ada
Napsu makan : menurun/tidak baik
Masalah nutrisi : pasien mengatakan tidak
menghabiskan porsi makanannya dalam sehari
6. Data eliminasi
a. BAK
 Bak : tidak ada kelainan
 Frekuensi : 4 -5 kali sehari
 Volume : -
 Warna : kuning
 Bau : -

b. BAB
 Bab : Saat dikaji belum BAB
 Frekuensi : pasien mengatakan belum BAB
 Volume : -
 Warna : -
 Bau : -
7. Data istirahat
 Tidur dalam sehari : 5-6 jam/hari
 Keluhan : tidak ada gangguan
8. Data aktifitas
 Makan / minum : mandiri
 Mandi : bantuan orang lain
 Berpakaian : bantuan orang lain
 Keluhan : pasien mengeluh nyeri jika terlalu bergerak

II. Pemeriksaan Fisik


1. Keadaan umum
a. Tampak sakit :sakit berat
b. Kesadaran : compos mentis
c. Tanda-tanda vital :
TD : 100/70mmHg
Nadi : 80 x/menit
Pernapasan : 20 x/menit
Suhu : 36°C
Konjungtiva : tidak anemis
2. Keadaan payudara
a. Bentuk : simetris
b. Putting : susu akan menghitam
c. Pengeluaran : -
d. Pembengkakan : tidak ada
3. Abdomen
e. Ivolusi uteri : kehamilan semakin besar
f. Tinggi fundus uteri : setinggi pusat
g. Kontraksi uterus : baik
h. Posisi uterus : normal
i. Distensi fleksus : -
j. Peristaltic : 14 x/ menit
4. Vulva/perineum/rectum
a. Lokhea
Warna : merah
Jenis : -
Banyaknya : -
b. Kebersihan : baik
c. Edema : tidak ada
d. Varices : tidak ada
e. Hemoroid : tidak ada
f. Luka jahitan : tidak ada
g. Keadaan luka : -
h. Infeksi : tidak ada
i. Keluhan nyeri pada : nyeri pada pinggang
5. Tungkai bawah
a. Tromboplebitis : tidak ada
b. Tanda hormone : tidak ada
c. Oedema : tidak ada

III. Klasifikasi data


DS :
 Pasien mengatakan nyeri pada pinggang
 Pasien menyatakan nyeri menusuk-nusuk pada
pinggang
DO :
 Pasien tampak meringis kesakitan
 Pasien terlihat cemas
Provokatif/paliatif : terlalu banyak bergerak
Quality : nyeri menusuk-nusuk
Region : pinggang
Severity/ skala : 7 (nyeri berat)
Time : malam
Vital sign :
TD : 100/70mmHg
Suhu : 36°C
Nadi : 80 x/m
Pernapasan : 20 x/m
DS :
 Pasien mengatakan mual
 Pasien mengatakan tidak ada nafsu makan
 Pasien mengatakan bahwa frekuensi makannya
hanya 1x sehari
DO :
 Muntah 3x
 Porsi makanan habis ¼ porsi
 Porsi makanan tidak di habiskan

BB : penurunan 5 Kg
IMT : 12
ANALISIS DATA

N0 Data Etiologi Masalah


Keperawat
an
1 DS Agen pencederaan Nyeri akut
fisik (inflamasi)
 Pasien mengatakan
nyeri pada pinggang
 Pasien menyatakan
nyeri menusuk-nusuk
pada pinggang

DO

 Pasien tampak meringis


kesakitan
 Pasien terlihat cemas
No Data Etiologi Masalah
Keperawatan
Provokatif/paliatif : terlalu
banyak bergerak
Quality : nyeri menusuk-
nusuk
Region :pinggang
Severity/ skala : 7 (nyeri
berat)
Time : malam

Vital sign :
TD : 100/70mmHg
Suhu : 36°C
Nadi : 80 x/m
Pernapasan : 20 x/m
No Data Etiologi Masalah
Keperawata
n
2 DS : Ketidakmampuan Defisit
 Pasien mengatakan mual Mencerna nutrisi
 Pasien mengatakan tidak ada makanan
nafsu makan
 Pasien mengatakan bahwa
frekuensi makannya hanya 1x
sehari
DO :
 Muntah 3x
 Porsi makanan habis ¼ porsi
 Porsi makanan tidak di
habiskan

BB : penurunan 5 Kg
IMT : 12
DIAGNOSA

No DIAGNOSA KEPERAWATAN

1 Nyeri akut b/d agen pencernaan fisik d/d


mengeluh nyeri dan tampak mengeris

2 Defisit nutrisi b/d ketidakmampuan mencerna


makanan d/d kram, nafsu makan menurun dan
berat badan menurun
INTERVENSI KEPERAWATAN
N0 SDKI SLKI SIKI
1 Nyeri akut Setelah dilakukan 1. Manajemem analgesik
(D.0077) tindakan intervensi (I.08243)
keperawatan selama
3x24 jam maka Observasi :
status nutrisi akan 2. Identifikasi karakteristik nyeri
membaik dengan (mis.pencetus ,pereda,kualitas,lokas
kriteria hasil : i,intensitas, frekuensi, durasi)t
3. Identifikasi kesesuaian jenis
 Keluhan nyeri (5) analgesit (mis.narkotika. non-
 Meringis (5) narkotika, atau NASAID)dengan
tingkat keparahan nyeri
4. Monitor tanda- tanda vital sebelun
dan sesudah pemberian analgestik
5. Monitor efektifitas analgesik
No SDKI SLKI SIKI
Terapeutik :

1. Diskusikan jenis analgesik yang disukai


untuk mencapai analgesia optimal, jika
perlu
2. Pertimbangkan penggunaan infus kontinu,
atau bonus oplold untuk mempertahankan
kadar dalam serum
3. Tetapkan target efektifitas analgesik untuk
mengoptimalkan respon pasien
4. Dokumentasikan respons terhadap efek
yang tidak diinginkan

Edukasi :
5. Jelaskan efek terapi dan efek samping obat
Kolaborasi :
6. Kolaborasi pemberian dosis dan jenis
analgesik, sesuai indikasi
No SDKI SLKI SIKI
2 Defisit Setelah dilakukan 1. Menajemen nutrisi (I. 03119)
nutrisi intervensi
(D .0019) keperawatan Observasi :
selama 3x24 jam 2. Identifikasi status nutrisi
maka 3. Identifikasi alergi dan intoleransi
keseimbangan makanan
nutrisi meningkat 4. Identifikasi makanan yang
dengan kriteria disukai
hasil 5. Identifikasi kebutuhan kalori
 Porsi makan dan jenis nutrient
yang 6. Identifikasi perlunya
dihabiskan(5) penggunaan selang nasogasrik
 Verbalisasi Terapeutik:
keinginan 7. Fasilitas menentukan pedoman
meningkat diet (mis.piramida makanan)
nutrisi (5) 8. Sajikan makanan secara menarik
  dan suhu yang susah
9. Berikan makanan tinggi serat
untuk mencegah konstipasi
10. Berikan makanan tinggi kalori
dan tinggi protein
N0 SDKI SLKI SIKI
Edukasi :
1. Anjurkan posisi duduk,
jika mampu
2. Ajarkan diet yang
diprogramkan

Kolaborasi :
3. Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum makan
(mis.pereda nyeri,
antiemetik) jika perlu
4. Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis
nutrien yang di butuhkan,
jika perlu.
EVALUASI
No TGL SOAP TTD
1 8 Maret S : Pasien mengatakan nyeri pada pinggang
2022
 Pasien tidak lagi mengalami nyeri
O : Pasien terlihat cemas

 Pasien tidak terlihat pucat pada wajah


Vital sign :
TD : 100/70mmHg
Suhu : 36°C
Nadi : 80 x/m
Pernapasan : 20 x/m
No TGL SOAP TTD
A : Masalah teratasi

P : Hentikan intervensi

2 9 Maret S : Pasien menyatakan nyeri


2022 menusuk-nusuk pada
pinggang

 Pasien tidak merasa


menusuk-nusuk lagi

O : Pasien tampak meringis


kesakitan

 Pasien tidak rasa sakit lagi


No TGL SOAP TTD

Provokatif/paliatif :
terlalu banyak bergerak
Quality : nyeri
menusuk-nusuk
Region : Pinggang
Severity/ skala : 0
(tidak nyeri )
Time : malam
A :Masalah teratasi

P : Hentikan intervensi
SEKIAN DAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai