DI SUSUN OLEH
KELOMPOK 3
1. OLIVIA NANLOHY
2. WALDETRUDIS IA
3. CRISTINA JAFTORAN
4. WELMI LAMERA
5. ALOWISIA RANOLAT
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………..i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………ii
BAB I PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG …………………………………………………………………….1
TUJUAN …………………………………………………………………………………..2
BAB II TINJAUAN TEORITIS
Pengertian………………………………………………………………………………….3
Etiologi…………………………………………………………………………………….3
Klasifikasi………………………………………………………………………………....4
Patogenesis…………………………………………………………………………….…..4
Patofisiologi……………………………………………………………………………….5
Diagnosis…………………………………………………………………………………..6
Penatalaksanaan…………………………………………………………………………...7
Komplikasi………………………………………………………………………………….7
Konsep dasar asuhan kebidanan pada kasus………………………………………………10
BAB III PENUTUP
Kesimpulan ……………………………………………………………………………….17
Saran ………………………………………………………………………………………17
DAFTRA PUSTAKA
1.Latar Belakang
Penyakit menular seksual, atau PMS adalah berbagai infeksi yang dapat menular
dari satu orang ke orang yang lain melalui kontak seksual. Menurut the Centers for
Disease Control (CDC) terdapat lebih dari 15 juta kasus PMS dilaporkan per tahun.
Kelompok remaja dan dewasa muda (15-24 tahun) adalah kelompok umur yang
memiliki risiko paling tinggi untuk tertular PMS,3 juta kasus baru tiap tahun adalah
dari kelompok ini.
Sifilis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh kuman Treponema pallidum,
yang menyerang manusia, bersifat kronis, sistemik dan dapat mengenai semua bagian
tubuh, dapat bersifat laten selama bertahun-tahun, menular serta dapat diobati. Sifilis
kongenital adalah sifilis yang ditularkan oleh ibu kepada janinnya secara intra uterin.
Nama lainnya adalah lues connate, syphilis connata, venereal, penyakit raja singa.
Gambaran klinis sifilis kongenital dibagi menjadi sifilis kongenital dini (timbul
sebelum usia 2 tahun), serta sifilis kongenital lanjut (timbul setelah usia 2 tahun).
Hampir semua kasus sifilis didapat melalui kontak seksual langsung dengan lesi dari
individu yang terjangkit sifilis aktif primer ataupun sekunder. Sifilis dapat
ditransmisikan secara kongenital dari ibu yang terinfeksi melalui plasenta ke janin.
Beberapa PMS dapat berlanjut pada berbagai kondisi seperti Penyakit Radang Panggul
(PRP), kanker serviks dan berbagai komplikasi kehamilan. Sehingga, pendidikan
mengenai penyakit ini dan upaya-upaya pencegahan penting untuk dilakukan.
2.Tujuan
1. Mampu melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamildengan kasus
sifilis.
2. Mampu melaksanakan pengkajian dan mengumpulkan data ibu
hamil dengan kasus sifilis.
3. Mampu menginterpretasikan secara benar masalah atau diagnosa
berdasarkan data-data ibu hamil dengan sifilis tersebut.
4. Mampu mengidentifikasi diagnosa / masalah potensial yang
mungkin terjadi pada ibu hamil dengan kasus sifilis
5. Mampu merancanakan asuhan rasional sesuai dengan kebutuhan
ibu hamil dengan kasus sifilis.
6. Mampu melaksanakan implementasi secara langsung rencana
tindakan asuhan pada ibu hamil dengan kasus sifilis
7. Mampu melaksanakan evaluasi efektivitas asuhan yang akan
dicapai pada ibu hamil dengan kasus sifilis
8. Mampu membuat dokumentasi pada ibu hamil dengan kasus
sifilis
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian Sifilis
Sifilis adalah salah satu Penyakit Menular Seksual ( PMS ) yang
disebabkan oleh Treponema pallidum dan mempunyai beberapa sifat ,
yaitu perjalanan penyakitnya sangat kronik, dalam perjalanannya
menyerang semua organ tubuhdapat menyerupai macam-macam
penyakit , mempunyai masa laten, dapat kambuh kembali(rekuren),dan
dapat di tularkan dari ibu ke janin sehingga menimbulkan kelainan
kongenital. Selain melalui ibu ke janinnya dan melalui hubugan seksual,
sifilis juga bisa ditularkan melalui luka, tranfusi dan jarum suntik. Jika
cepat terdeteksi dan diobati, sifilis dapat disembuhkan dengan
antibiotika. Tetapi jika tidak diobati, sifilis dapat berkembang ke fase
selanjutnya dan meluas ke bagian tubuh lain di luar alat kelamin.Infeksi
ini dapat ditularkankepadabayididalamkandungan(sifiliskongenital)
(Hutapea,2010).
B. Etiologi
Penyebab sifilis adalah Treponema pallidum, yang
termasuk ordo Spirochaetales, familia Spirochaetaceae, dan
genus Treponema. Bentuknya spiral teratur, panjangnya
antara 6-15 µm, lebar 0,15 µm, terdiri atas delapan sampai
dua puluh empat lekukan.Gerakannya berupa rotasi
sepanjang aksis dan maju seperti gerakan pembuka
botol.Membiak secara pembelahan melintang, pada
stadium aktif terjadi setiap tiga puluh jam.
Bakteri ini masuk kedalam tubuh manusia melalui selaput
lendir (misalnya di vagina atau mulut) atau melalui kulit.
Dalam beberapa jam, bakteri akan sampai kekelenjar getah
bening terdekat, kemudian menyebar ke seluruh tubuh
melalui alirandarah. Sifilis juga bisa menginfeksi janin
selama dalam kandungan dan menyebabkan cacat bawaan.
C. Klasifikasi
Secara garis besar dikelompokkan menjadi :
1. Sifilis Kongenital (Bawaan)
Treponema pallidum dapat melalui placenta dan masuk
ke peredaran darah janin.
Sifilis kongenital dini.
Dapat muncul beberapa minggu (3 minggu) setelah bayi
dilahirkan. Kelainan berupa vesikel dan bula yang setelah
memecah membentuk erosi yang ditutupi krusta. Kelainan
ini sering terdapat pada telapak tangan dan kaki disebut
pemfigus sifilitika. Bila kelainan muncul beberapa bulan
setelah bayi dilahirkan kelainan berupa papul dengan
skuama yang menyerupai sifilis stadium II. Kelainan pada
selaput lendir berupa sekret hidung yang sering bercampur
darah, kelainan pada tulang, terutama tulang panjang,
berupa osteokondritis yang khas pada foto rontgen
Sifilis kongenital lanjut
Terdapat pada usia > 2 tahun. Manifestasi klinis
baru ditemukan pada usia 7-9 tahun, dengan adanya
trias Hutcinson yakni kelainan pada mata (keratitis
interstitial yang dapat menyebabkan kebutaan)
ketulian dan gigi Hutchinson perforatum palatum
durum, serta kelainan tulang tibia dan frontalis.
Stigmata
Terlihat pada sudut mulut berupa garis-garis yang
jalannya radier, gigi Hutcinson, gigi molar pertama
berbentuk seperti murbei dan penonjolan tulang
frontal kepala (frontal bossing).
2. Sifilis Akuisita (Didapat)
Sifilis stadium I
Antara 10-90 hari (umumnya 3 minggu ) setelah infeksi, timbul lesi
pada tempat treponema pallidum masuk.
a) Efek Primer yaitu sebuah infiltrat berupa papul yang permukaannya
mengelupas menjadi erosi. Besarnya 1-2 cm, berbentuk bulat atau
bulat lonjong , dasarnya bersih, merah, kulit di sekitarnya tidak ada
tanda-tanda radang dan bila di raba ada pengerasan (indurasi) yang
merupakan satu lapisan seperti sebuah kancing di bawah kain atau
di sehelai karton yang tipis, kelainan ini tidak nyeri (indolen)
b) Efek primer pada pria dapat ditemukan pada glans penis ,
prepusium , pangkal penis dan uretra. Sedangkan pada wanita,
dapat ditemukan pada labia mayor/minor, klitoris, uretra, serviks,
dan jarang pada vagina. Selain itu dapat pula berlokasi pada daerah
ekstragenital seperti bibir, lidah, tonsil, jari, puting susu, dan anus.
c) Ulkus Durum yaitu keadaan dimana erosi yang semula terjadi
dapat berubah menjadi ulkus berdinding tegak lurus , sedangkan
sifat-sifatnya yang lain seperti pada afek primer yang dapat menjadi
fagedenik bila ulkusnya meluas ke samping dan ke dalam.
Sifilis stadium II
Pada umumnya bila gejala-gejala sifilis stadium II menampakkan diri,
siflis stadium I sudah sembuh.Waktu antar sifilis stadium I dan II umumnya
6 – 8 minggu. Kadang-kadang terjadi pada masa transisi yaitu sifilis
stadium I masih ada pada saat timbul gejal sifilis stadium II. Sifilis stadium
II di sebut the great imitator of the skin disease karena dapat memberi
tanda-tanda yang menyerupai penyakit kulit. Sifat lain yang khas pada sifilis
stadium II adalah tidak ada rasa gatal , jika ada sangat jarang.
Secara klinis pada sifilis stadium II terdapat kelainan kulit dan selaput
lendir serta limfadenitis yang generalisata.Kelainan kulit terdiri atas :
a) Macula : roseola, kemerahan, bulat/lonjong terutama pada dada, perut,
punggung, dan lengan, Perubahan warna dapat terjadi terutama di
sekeliling leher yang disebut leukoderma coli atau colar of venus.
b) Papul : tersebar pada perbatasan rambut kepala disebut korona veneris.
Kondilomalata terdapat pada lipatan-lipatan yang keadaan kulitnya
lembab dan hangat. Letak papul juga terdapat pada folikel rambut
(folikular)dan mengakibatkan alopesia sifilitika. Papul yang besar dapat
bereksudasi membentuk krusta sehingga gambarannya seperti
frambosia maka disebut sifilis frambosiformis.
c.) Pustular : biasanya mulai dengan papul yang menjadi pustule,memecah
menjadi ulkus yang ditutupi oleh krusta yang memberi gambaran seperti tiram
d.) Rupia : kelainan pada selaput lendir berupa plak putih yang banyak
mengandung treponema pallidum
e.) Adenitis : yang umum terutama pada daerah suboksipital bersifat padat,
kenyal, tidak nyeri, terpisah satu dengan yang lainnya dan dengan sekitarnya.
f.) Organ lain yang kadang-kadang diserang pada sifilis stadium II adalah mata,
hati, otak, tulang dan ginjal.
Sifilis stadium IV
Penyakit-penyakit yang dalam tingkat IV menjadi penyakit-penyakit
pokok adalah sebagai berikut :
a) Demensia paralitika : kelumpuhan jiwa,penyakit ini berlangsung
terutama di dalam otak, biasanya terjadi antara 5 dan 20 tahun.
b) Tabes Dorsalis : Penyakit yang diserang adalah berkas-berkas saraf
peraba (sensibel) pada bagian belakang (dorsal) pada sumsum tulang
belakang.
c) Tabo Paralis : penyakit ini terdapat gejala-gejala yang ada pada demensia
paralitika dan tabes Dorsalis.
D. Patogenesis
Sifilisdapatditularkanolehibupadawaktupersalinan,namunsebagianbesar
kasus
sifiliskongenitalmerupakanakibatpenularaninutero.Resikosifiliskongenit
alberhubungan
langsungdenganstadiumsifilisyangdideritaibusemasakehamilan.Lesisifili
skongenitalbiasanyatimbulsetelah4bulan in uteropada saat janin sudah
dalam
keadaanimunokompeten.Penularaninuteroterjaditransplasental,sehingg
adapatdijumpaiTreponemapallidumpadaplasenta,talipusat,sertacairanam
nion
Treponema pallidum melalui plasenta masuk ke dalam peredaran darah
janin dan menyebar ke seluruh jaringan.Kemudian berkembang biak dan
menyebabkan responsperadangan selular yang akan merusak
janin.Kelainan yang timbul dapat bersifat fatal
sehinggaterjadiabortusatau
lahirmatiatauterjadigangguanpertumbuhanpadaberbagaitingkatkehidup
anintrauterinemaupunekstrauterin
E. Patofisiologi
Perjalanan penyakit ini cenderung kronis dan bersifat sistemik.
Hampir semua bagian tubuh dapat diserang, termasuk sistem
kardiovaskuler dan saraf. Selain itu wanita hamil yang menderita
sifilis dapat menularkan penyakitnya ke janin sehingga
menyebabkan sifilis kongenital yang dapat menyababkan kelainan
bawaan atau bahkan kematian. Jika cepat terdeteksi dan diobati,
sifilis dapat disembuhkan dengan antibiotika. Tetapi jika tidak
diobati, sifilis dapat berkembang ke fase selanjutnya dan meluas
ke bagian tubuh lain di luar alat kelamin.
F. Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya. Diagnosis
pasti ditegakkan berdasarkan hasil pemeriskaan laboratorium dan
pemeriksaan fisik. Infeksi pada janin terjadi minggu 16 kehamilan
dapat terjadi; partus prematurus, kelahiran mati, cacat bawaan
pada janin.
Diagnosis pada ibu hamil agak sulit di tegakkan karena pada ibu hamil
terjadi perubahan hormon. Diagnosis dapat ditegakkan :
a) Pemeriksaan serologik: VDRL (veneral diesses research laboratory)
b) Dengan mempergunakan lapangan gelap, untuk membuktikan langsung
terdapat spirokaeta treponea palidum
c) Diagnosis berdasarkan anamnesis dan gambaran klinis, pemeriksaan
mikroskop lapangan gelap atau pewarnaan Burri, pemeriksaan darah
(TSS), pemeriksaan likuor serebrospinalis, dan pemeriksaan Rontgen.
G. Penatalaksanaan sifilis
Wanita hamil dengan sifilis harus diobati sedini mungkin, sebaiknya
sebelum hamil atau pada trimester I untuk mencegah penularan terhadap
janin. Suami harus diperiksa dengan menggunakan tes reaksi wasserman dan
VDRL, bila perlu diobati dangan terapi penisilin G injeksi. Penting untuk
diketahui dalam pemilihan obat-obatan untuk ibu hamil perlu
memperhatikan pengaruh buruk yang akan terjadi pada janinnya. Sedangkan
jenis pinisilin dan eritrosin merupakan obat untuk ibu hamil yang tidak
memberikan efek atau pengaruh buruk terhadap janinnya. Berikut ini adalah
table terapi atau pengobatan Sifilis pada ibu yang sedang hamil.
I. Komplikasi
Sifilis stadiumlanjut
yangdapatmenyebakanneurosifilis,sifiliskardiovaskuler,dan sifilis benigna lanjut
dapat menyebabkan kematian bila menyerangotak.
a) Komplikasi Pada Janin Dan Bayi
Dapat menyebabkan kematian janin, partus immaturus dan partus premature.
Bayi dengan sifilis kongenital memiliki kelainan pada tulang, gigi, penglihatan,
pendengaran, gangguan mental dan tumbuh kembang anak. Oleh karena itu,
setiap wanita hamil sangat dianjurkan untuk memeriksakan kesehatan janin
yang dikandungnya. Karena pengobatan yang cepat dan tepat dapat
menghindari terjadinya penularan penyakit dari ibu ke janin.
b) Komplikasi Terhadap Ibu
Menyebabkan kerusakan berat pada otak dan jantung.
Kehamilan dapat menimbulkan kelainan dan plasenta lebih besar, pucat,
keabu-abuan dan licin.
Kehamilan<16 minggu dapat menyebabkan kematian janin
Kehamilan lanjut dapat menyebabkan kelahiran prematur dan menimbulkan
cacat
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS
1. Biodata
1. Klien
Nama :Ny.M
Umur :26 tahun
Agama :Islam
Suku :Makassar
Pekerjaan :IRT
Pendidikan :SMA
Alamat : jalan matahari nomor 5a
2. Identitas penanggung jawab (situasi klien)
Nama :Tn.K
Umur :29 tahun
Agama :Islam
Suku :Makassar
Pekerjaan :Wiraswasta
Pendidikan :SMA
Alamat :Jalan matahari nomor 5a
3. Status perkawinan
Umur menikah pertama : 22 tahun
Lama menikah : 3 tahun
Dengan suami sekarang : iya
4. Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehtan Keluhan utama: nyeri pinggang
Keluhan lain :Pasien merasakan nyeri pada pinggang,
nyeri dirasakan hilang timbul seprti di rasakan menusuk-
nusuk, nyeri berkurang apabila istirahat dan bertambah
ketika beraktivitas dan diisi makanan, skala nyeri 7,
ekspresi wajah meringis saat nyeri, nyeri di rasakan sudah
2 minggu sebelum masuk RS di mana klien mengalami
mual muntah
Provokatif/pialiatif : pasien mengatakan bahwa tidak ada napsu
makan
Quality : nyeri menusuk nusuk
Region : nyeri pingang dan pengekangan tangan
Severity/ skala : 7 (nyeri berat)
Time :malam
Penyakit yang di derita :sifilis
Penyakit yang perna di derita: infeksi pada kehamilan
Penyakit keturuan : tidak ada
5.Data nutrisi
Makan dalam sehari : porsi makanan ¼- ½ porsi , 3 x sehari,
pasien tidak menghabiskan porsi makan
Jenis makanan :
Lauk pauk : ikan, telur dan daging
Sayuran : sayuran hijau
Buah-buahan : jeruk,pisang dan papaya
Susu / suplemen : tidak ada
Makanan dan minuman tambahan : tidak ada
Napsu makan : menurun/tidak baik
Masalah nutrisi : pasien mengatakan tidak
menghabiskan porsi makanannya dalam sehari
6. Data eliminasi
a. BAK
Bak : tidak ada kelainan
Frekuensi : 4 -5 kali sehari
Volume : -
Warna : kuning
Bau : -
b. BAB
Bab : Saat dikaji belum BAB
Frekuensi : pasien mengatakan belum BAB
Volume : -
Warna : -
Bau : -
7. Data istirahat
Tidur dalam sehari : 5-6 jam/hari
Keluhan : tidak ada gangguan
8. Data aktifitas
Makan / minum : mandiri
Mandi : bantuan orang lain
Berpakaian : bantuan orang lain
Keluhan : pasien mengeluh nyeri jika terlalu bergerak
BB : penurunan 5 Kg
IMT : 12
ANALISIS DATA
DO
Vital sign :
TD : 100/70mmHg
Suhu : 36°C
Nadi : 80 x/m
Pernapasan : 20 x/m
No Data Etiologi Masalah
Keperawata
n
2 DS : Ketidakmampuan Defisit
Pasien mengatakan mual Mencerna nutrisi
Pasien mengatakan tidak ada makanan
nafsu makan
Pasien mengatakan bahwa
frekuensi makannya hanya 1x
sehari
DO :
Muntah 3x
Porsi makanan habis ¼ porsi
Porsi makanan tidak di
habiskan
BB : penurunan 5 Kg
IMT : 12
DIAGNOSA
No DIAGNOSA KEPERAWATAN
Edukasi :
5. Jelaskan efek terapi dan efek samping obat
Kolaborasi :
6. Kolaborasi pemberian dosis dan jenis
analgesik, sesuai indikasi
No SDKI SLKI SIKI
2 Defisit Setelah dilakukan 1. Menajemen nutrisi (I. 03119)
nutrisi intervensi
(D .0019) keperawatan Observasi :
selama 3x24 jam 2. Identifikasi status nutrisi
maka 3. Identifikasi alergi dan intoleransi
keseimbangan makanan
nutrisi meningkat 4. Identifikasi makanan yang
dengan kriteria disukai
hasil 5. Identifikasi kebutuhan kalori
Porsi makan dan jenis nutrient
yang 6. Identifikasi perlunya
dihabiskan(5) penggunaan selang nasogasrik
Verbalisasi Terapeutik:
keinginan 7. Fasilitas menentukan pedoman
meningkat diet (mis.piramida makanan)
nutrisi (5) 8. Sajikan makanan secara menarik
dan suhu yang susah
9. Berikan makanan tinggi serat
untuk mencegah konstipasi
10. Berikan makanan tinggi kalori
dan tinggi protein
N0 SDKI SLKI SIKI
Edukasi :
1. Anjurkan posisi duduk,
jika mampu
2. Ajarkan diet yang
diprogramkan
Kolaborasi :
3. Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum makan
(mis.pereda nyeri,
antiemetik) jika perlu
4. Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis
nutrien yang di butuhkan,
jika perlu.
EVALUASI
No TGL SOAP TTD
1 8 Maret S : Pasien mengatakan nyeri pada pinggang
2022
Pasien tidak lagi mengalami nyeri
O : Pasien terlihat cemas
P : Hentikan intervensi
Provokatif/paliatif :
terlalu banyak bergerak
Quality : nyeri
menusuk-nusuk
Region : Pinggang
Severity/ skala : 0
(tidak nyeri )
Time : malam
A :Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
SEKIAN DAN
TERIMA KASIH