Rumah Desa Sehat (RDS) adalah sekretariat bersama bagi para pegiat
pemberdayaan masyarakat dan pelaku pembangunan Desa di bidang
kesehatan, yang berfungsi sebagai mang literasi kesehatan, pusat
penyebaran informasi kesehatan dan fomm advokasi kebijakan di bidang
kesehatan.
Aktivitas RDS menggunakan berbagai sumber daya pembangunan Desa. Karenanya, hasil-hasil kegiatan
RDS wajib dipublikasikan kepada masyarakat Desa secara menyelumh dan berkelanjutan.
Berdasarkan informasi tentang kegiatan RDS ini, masyarakat Desa dapat meningkatkan partisipasinya
dalam beragam kegiatan di RDS, meningkatkan dukungan keswadayaan masyarakat untuk
menghidupkan dan menggerakkan RDS serta mengawasi pertanggungjawaban penggunaan sumberdaya
pembangunan di Desa secara transparan.
Kegiatan-kegiatan RDS yang harus di iriformasikan kepada masyarakat, antara lain: kegiatan pembelajaran
masyarakat, literasi kesehatan, kaderisasi KPM, dan hasil advokasi kebijakan pembangunan Desa.
D. Pertanggungjawaban Kegiatan Rumah Desa Sehat
Setiap hasll pelaksanaan kegiatan RDS yang didanai dengan anggaran pembangunan Desa, wajib
dipertanggungjawabkan kepada masyarakat Desa. Pengurus harian RDS mempertanggungjawabkan kepada
seluruh anggota RDS berkaitan dengan penggunaan anggaran pembangunan Desa untuk kegiatan RDS.
Selanjutnya, perwakilan RDS akan menyampalkan pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan RDS kepada
Kepala Desa melalui musyawarah Desa yang dihadiri oleh masyarakat Desa.
E. Pelaporan Hasil Pelaksanaan Kegiatan Rumah Desa Sehat
Pengurus harian RDS wajib menyusun laporan pelaksanaan kegiatan RDS secara rutin setiap bulan untuk
disampaikan kepada anggota RDS dan Kepala Desa.
RSD
(Rembuk Stunting Desa)
Tahapan RSD
Rembuk stunting merupakan pertemuan dalam rangka membahas hasil perumusan
kegiatan melalui diskusi terarah untuk membuat komitmen Desa dan menetapkan
kegiatan-kegiatan konvergensi dalam menangani stunting. Dalam rembuk stunting ini
membahas dua hal, pertama kegiatan konvergensi penanganan stunting yang akan
dilakukan pada tahun berjalan (2022) dan yang kedua komitmen Desa untuk
kegiatan penanganan stunting dalam untuk RKP Des tahun berikutnya (2023).
Peserta meliputi: Aparat dan Kepala Desa, BPD, Tim perencana kegiatan desa,
Unsur PKK, KPMD, Kader Posyandu, Bidan Desa, Tendik PAUD, Pelaku program
terkait penanganan stunting termasuk UPT terkait (Puskesmas terutama Sanitarian
dan Ahli Gizi, Pamsimas, PKH, KRPL, KWT, dll) dan organisasi masyarakat seperti
kelompok tani/KWT, kelompok keagamaan dan karang taruna.
Langkah fasilitasi rembuk stunting sebagai berikut :
- Siapkan rumusan kegiatan hasil diskusi kelompok terarah,
- Presentasikan kondisi desa dengan menggunakan peta sosial, data sasaran,
kondisi layanan, peta kelembagaan desa.
Diskusi rancangan kegiatan konvergensi stunting hasil perumusan kegiatan:
Apakah strategi kegiatannya sudah tepat?
Apakah pelaksananya sudah tepat?
Apakah usulan ke desa sudah tepat?
Bagaimana kekuatan pembiayaan oleh desa?
Bagaimana UPTD dapat mendukung program konvergensi stuntingdesa?
Usulan perubahan penjadwalan kegiatan
Diskusi tentang 7 kegiatan alternatif untuk pencegahan stunting dari hasil
pendataan KPM/RDS
Catat hasil diskusi ke dalam Rencana Kegiatan Konvergensi Penanganan Stunting.
Fasilitasi kesepakatan dalam rembuk stunting ini untuk mengadakan rapat
koordinasi setiap 3 bulan sekali untuk membahas pelaksanaan konvergensi dan
monitoring penanganan stunting di desa.
Fasilitasi Kepala Desa untuk membuat komitmen sesuai kewenangan desa atas
pembiayaan kegiatan konvergensi stunting pada RKPDes tahun berikutnya
(2023). Misalnya Desa berkomitmen akan mengalokasi kegiatan penanganan
stunting minimal 15% atau 20% dari APBDes sesuai hasil musyawarah.
Buat notulensi dan berita acara hasil rembuk stunting yang ditanda tangani
Kepala Desa dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD).
C O N T O H P ET A S O S IA L D U SU N - K O N D ISI IB U H A M IL D A N B A D U T A