Anda di halaman 1dari 18

x

/
PERSIAPAN
PEMENTASAN TEATER
By : Muhammad Cahya Syaputra
Class: XI.MIPA3

CONTINUE
Persiapan Sebelum Pementasan Teater: x

/
1.Pemilihan Peran 2. Melatih Peran 3.Persiapan Lampu dan
panggung
(Casting)

5.Persiapan Busana dan 6 .Persiapan Produksi


4.Persiapan Tata Musik
Tata rias

NEXT
NEXT

1. Pemilihan Peran (Casting) x

/
Pemilihan naskah diikuti dengan tahap persiapan pementasan yang x
lain. Salah satu yang utama adalah casting. Apakah casting itu?
Casting adalah pemilihan aktor atau aktris yang akan membawakan
tokoh -tokoh yang ada dalam naskah drama. Casting dilakukan oleh
sutradara.
Dalam melakukan pemilihan pemeran, sutradara dapat menerapkan
satu dari beberapa teknik casting yang ada. teknik casting yang
digunakan seorang sutradara untuk memilih pemain Casting
merupakan suatu proses penyaringan untuk menentukan pemeran
ataupun pemain berdasarkan hasil analisa naskah guna diwujudkan
dalam pertunjukan.
Macam-Macam NEXT

Casting x

/
1. Casting berdasarkan kemampuan (casting by ability): Merupakan casting dengan melihat siapa yang
terbaik dan memiliki kecerdasan dalam akting guna diberi peran utama serta peran yang memiliki kesulitan
tinggi. Misalnya: tokoh yang cerdas dibawakan oleh orang yang cerdas, tokoh pendekar silat dibawakan oleh
orang yang pandai bersilat
2. Casting to type:. Merupakan casting berdasarkan tipe (kecocokan fisik) pemain. Misalnya: tokoh tua
dibawakan oleh orang yang tua, dan tokoh anak-anak dibawakan oleh anak-anak.
3. Anti type casting: Merupakan casting yang berdasarkan pertentangan watak atau fisik pemain. Misalnya:
orang yang halus dan ramah harus memerankan tokoh yang kasar dan tidak ramah. Orang yang lancar
berbicara harus memerankan tokoh yang bisu dan sebagainya
4. Casting to emotional temperament: Merupakan pemilihan pemain berdasarkan kesamaan emosi dan
temperamen yang dimiiki pemain, berdasarkan observasi kehidupan pribadi seseorang
5. Therapeutic Casting: Merupakan casting dengan menentukan seorang pemain yang bertentangan dengan
watak aslinya dengan maksud agar dapat menyembuhkan atau mengurangi ketidak seimbangan jiwanya.
2. Melatih Peran x

/
2. Melatih Peran
Setelah casting (pemilihan peran) dilakukan, langkah selanjutnya adalah melatih peran.
latihan ini juga dipimpin oleh seorang sutradara. Dalam latihan peran ini diharapkan para
pemain dapat menghidupkan tokoh yang ada dalam naskah menjadi tokoh nyata di atas
panggung. Beberapa hal yang harus dilatih agar pemeran dapat membawakan seorang
tokoh dengan baik adalah: Teknik muncul tokoh di atas panggung
• Membawakan dialog dengan baik
•Mengembangkan suasana sehingga pementasan teater tidak menj emukan •Menonjolkan
tahap puncak x
•Mengatur waktu dialog dan gerak tubuh Mengatur cepat lambatnya tempo permainan
•Menanggapi dan mendengar tokoh lain
•Menyesuaikan dengan teknik pentas, yaitu tata cahaya, tata suara, tata musik, tata rias dan
tata busana.

NEXT
NEXT

3. Persiapan Lampu dan Panggung x

/
3. Persiapan Lampu dan Panggung
Seorang sutradara memang harus memiliki kelebihan dan mempunyai pengetahuan yang lebih tentang dunia
seni teater. Sebab, menjadi seorang sutradara memang tidak mudah. Selain mempersiapkan pemain
melalui latihan-Iatihan, bersama penata pentas dan penata lampu, ia juga melakukan persiapan
x panggung pementasan. Dalam persiapan panggung hal-hal yang harus diperhatikan adalah:

a. Persiapan tata panggung


b. Penata pentas menyiapkan panggung yang disesuai dengan isi cerita di dalam naskah. Nah, hal-hal yang perlu
disiapkan adalah: kain backdrop/latar belakang dekorasi yang sesuai dengan isi cerita.
Jika dilihat dari bentuknya, dekorasi yang digunakan dapat berupa dekorasi naturalis maupun dekorasi nonnaturalis.
Dekorasi naturalis adalah dekorasi yang menggunakan bentuk natural, yaitu bentuk nyata dari suatu barang atau
keadaan alam sekitar sesuai dengan aslinya. Dan jika dilihat dari lokasi perwujudannya, terdapat dekorasi interior
x (dekorasi dalam ruangan) dan dekorasi eksterior (dekorasi luar ruangan). Contoh dekorasi interior adalah suasana
ruang tamu, ruang kelas, atau ruangan pesta. Sedang dekorasi eksterior misalnya dekorasi pasar, taman, hutan,
sawah, dan sebagainya.

5 jenis tata panggung:


•Natural background, menata panggung menggunakan backdrop
•Decorative scenery, menata panggung menggunakan peralatan tiruan
•Descriptive scenery, menata panggung menggunakan peralatan asli
•Atmosphere scenery, menata panggung menggunakan perlatan asli dan tiruan
•Active background, menata panggung yang dapat bergerak
x

/
b. Persiapan Tata Cahaya

Lighting adalah penataan peralatan pencahayaan, dalam hal ini adalah untuk
untuk menerangi panggung dan mendukung sebuah pementasan. Sebab, tanpa
adanya cahaya, maka pementasan tidak akan terlihat, suasana yang sesuai
dengan tuntutan naskah akan sulit untuk dibangun, dan pesan untuk penonton
pun tidak tersampaikan.Dekorasi yang telah dirancang kemudian dilengkapi
dengan tata lampu yang sesuai. tujuan penggunaan tata cahay
1). Menerangi dan menyinari aktor dan aktris
2). Mewujudkan setting waktu dalam cerita (jam, musim, dan cuaca)
3). Menambah nilai warna pada setting
4). Membantu memperkuat suasana permainan

NEXT
Contoh2 Lampu dalam pementasan x

/
Ada banyak jenis lighting yang biasa dipakai dalam sebuah pementasan yaitu :
• PAR (Parabolic Aluminized Reflector)

Fixture yang paling umum kita jumpai dalam stage lighting. Pada umumnya, PAR adalah fixture
statik/tidak bergerak, yang menembakkan beam/cahaya yang berpendar tanpa mempunyai batasan
yang jelas, dan berperan sebagai ambient/flood light untuk mengisi seluruh ruangan dan menghasilkan
suasana tertentu. NEXT

•Moving Head

Fixture yang mempunyai head/kepala yang dapat bergerak karena terdapat motor di dalamnya yang
mengatur posisi, arah, dan kecepatan gerakan.
SLIDE TITLE HERE x NEXT

/
•Follow Spot

Fixture yang menembakkan cahaya dengan output besar (biasanya berupa spot light), yang dapat
dioperasikan secara manual oleh operator lighting. Biasanya follow spot digunakan untuk menyorot
figur/obyek tertentu di panggung agar seluruh penonton fokus pada obyek yang disorot.
•Lampu Blitz
•Lampu Sorot x

dekorasi panggung strobo blitz berbentuk kotak untuk


pencahayaan dekorasi lampu panggung, stage lighting,
bersifat kedap kedip blitz untuk menyemarakkan suasana
Jenis cahaya dengan intensitas yang cukup tinggi, dan arah pencahayaannya terpusat pada area tertentu
pesta dengan lampu blitz
dengan batasan yang jelas. Tujuan pencahayaan ini untuk memberikan aksen pada suatu obyek dengan
cara menyorotinya.
/
4. Persiapan Tata Musik
Selain didukung dengan tata panggung dan tata cahaya, pementasan drama akan terasa lebih indah jika disertai dengan tata
bunyi atau musik yang sesuai. Bunyi dan musik itu berfungsi untuk menghidupkan suasana pementasan. Tata bunyi dan
musik yang digunakan tidak boleh sembarangan lho, tapi harus sesuai dengan suasana dalam naskah drama. Bunyi atau
suara yang digunakan dapat berupa suara makhluk hidup, yaitu manusia dan binatang. Tapi bunyi-bunyian itu juga bisa
berasal dari benda mati atau alat musik yang dibunyikan oleh manusia.
Pada teater adalah penting untuk menciptakan suasana agar imajinasi penonton semakin terbawa. Salah satu caranya adalah
dengan menjadikan musik sebagai pengiring. Penggunaan musik dalam seni teater atau drama disebut dengan ILUSTRASI
MUSIK.
Musik memiliki peranan penting dalam suatu pementasan teater. Peranan musik antara lain:  x
a. Mempengaruhi daya imajinasi penonton Membantu aktor dalam membawakan perannya 
b. Membuka dan menutup pementasan 
c. Menghubungkan satu adegan dengan adegan yang lain.
Berikut adalah beberapa contoh fungsi musik dalam pementasan teater:
Sebagai pembuka lakon pada teater
Sebagai pembukan setiap adegan yang dimainkan
Untuk memperindah suasana teater
Berguna untuk merangsang imajinasi dari penonton
Untuk mengkondisikan penonton pada suasana yang diinginkan
Membantu memberi tekanan pada puncak konflik atau pada kondisi yang mendesak
Membantu progresi, penanjaan lakin serta meningkatka irama dalam lakon
Musik sebagai selingan bagi penonton
Sebagai penutup lakon pada teater, Dan lain sebagainya NEXT
/
5. Persiapan Tata Busana dan Rias
Tata busana dan tata rias harus dipersiapkan dengan baik dalam suatu pementasan teater. Keduanya merupakan satu
kesatuan dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
a. Pesiapan tata busana
Busana atau kostum adalah pakaian beserta perlengkapannya yang dikenakan oleh aktor dan aktris di atas pentas.
Perlengkapan kostum para aktor dan aktris itu terdiri dari beberapa bagian, yaitu: 
Pakaian dasar, yaitu pakaian kostum atau bagian dari kostum yang mendasari atau mendukung bentuk pakaian yang terlihat.
Contoh pakaian dasar adalah korset, stagen, pakaian dalam, dan sebagainya. 
Pakaian kaki, merupakan sepatu atau sandal yang mendukung kostum luar sesuai dengan tokoh yang diperankan.
Pakaian tubuh, merupakan pakaian yang kelihatan oleh penonton.
Pakaian kepala, terdiri dari tutup kepala, penataan rambut, dan rambut palsu atau wig yang digunakan oleh aktor untuk
mendukung pembawaan tokohnya. 
Perlengkapan/ asesoris, adalah seluruh tambahan perlengkapan pakaian. Asesoris dapat mengandung unsur hiasan atau
dekoratif dan pendukung karakter. Beberapa contoh asesoris yang biasa digunakan adalah perhiasan, ikat pinggang, kipas
scarf, kacamata dan sebagainya.
Kostum sangat berpengaruh terhadap penonton. Sebab, penonton memperhatikan kostum terlebih dahulu sebelum
pemain berdialog, dan dapat menimbulkan kesan tersendiri bagi penonton untuk merasakan dan memperkuat karakteristik
pemain. lima tipe kostum dalam pementasan teater antara lain:
Kostum histois
Kostum modern
Kostum nasional
Kostum tradisional
Kostum fantasi NEXT
x

/
Tujuan pemakaian kostum
1). Agar penonton dapat membedakan tokoh-tokoh yang berbeda di atas
panggung. 
2). Untuk menunjukkan hubungan tokoh yang satu dengan tokoh yang
lain. 
Adapun fungsi kostum bagi pamain adalah:
1). Mewujudkan karakter atau watak tokoh 
2). Membedakan tokoh yang satu dengan lainnya 
3). Memudahkan gerak pelaku

NEXT
/
b. Persiapan Tata Rias
Tata rias adalah seni menggunakan bahan-bahan kosmetika untuk mewujudkan wajah peranan. Tata rias berguna untuk
membuat wajah dan kepala sesuai dengan tokoh yang dibawakan oleh seorang aktor/aktris. Penggunaan tata rias memang
tidak boleh sembarangan, harus disesuaikan dengan keseluruhan cerita yang ingin ditampilkan.
Secara garis besar, penggunaan tata rias harus memperhatikan : 
1). Tingkatan usia
2). Kepribadian tokoh, watak 
3). Ciri-ciri/ asal-usul tokoh (negara dan warna rambut)
Tata rias dalam teater dibagi dalam beberapa jenis. Jenis tata rias tersebut antara lain:  NEXT
a). Rias Jenis 
Rias jenis bertujuan mengubah jenis kelamin laki-laki menjadi perempuan atau sebaliknya. 
b). Rias bangsa
Rias bangsa bertujuan mengubah wajah dan rambut menjadi bentuk wajah dan rambut dari bangsa asing. Untuk itu agar
pemanggungan bisa berhasil, diperlukan pengetahuan tentang sifat-sifat suatu bangsa beserta tipe wataknya. Misalnya
wajah orang Indonesia yang harus diubah menjadi wajah orang Jepang. 
c). Rias usia 
Jenis rias ini bertujuan membantu menciptakan tokoh yang usianya sangat berbeda dengan usia aktor atau aktris pemeran.
Contohnya seorang gadis yang harus memerankan nenek-nenek tua. Nah, untuk memberikan hasil tata rias yang sempurna
diperlukan berbagai pengetahuan mengenai anatomi/ keadaan tubuh manusia dalam berbagai umur. 
d). Rias Tokoh 
Rias tokoh berusaha menciptakan tokoh dengan memperkuat watak atau karakter seseorang dengan riasan yang sesuai. 
Misalnya rias untuk menciptakan tokoh raja yang kejam. 
/
e). Rias Watak
Rias watak berusaha menonjolkan watak-watak khusus dari seorang tokoh. Rias watak sangat berhubungan
dengan rias tokoh.
f). Rias temporal
Rias temporal menunjukkan perbedaan-perbedaan wajah berdasarkan waktu. Misalnya ketika sedang bekerja di
kantor, tokoh mempunyai keadaan wajah yang berbeda dibandingkan ketika tokoh tersebut sedang santai di
rumah 
g). Rias aksen 
Rias aksen hanya memberikan tekanan pada pelaku yang sudah mendekati penekanan kepada pelaku yang
sudah mendekati peranan yang akan dimainkan. Misalnya peranan pemuda Papua akan memainkan tokoh
Papua, hanya membutuhkan rias aksen. 
h). Rias lokal 
Rias lokal ditentukan oleh perbedaan tempat. Misalnya seorang narapidana di penjara akan menggunakan rias
yang berbeda ketika ia telah dibebaskan dari penjara. Riasan yang berhasil adalah riasan yang dapat
mewujudkan tokoh seperti yang dituntut dalam naskah. 
Rias dilakukan menggunakan bahan-bahan kosmetika yang sangat beragam bentuk dan kualitasnya di pasaran.
Nah, seorang juru rias harus mampu memilih bahan yang sesuai dan tidak membahayakan para pemain.
Beberapa
NEXT
x

/
Tata rias dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
•Mempersiapkan wajah,
•Membersihkannya sebelum diberi riasan,
•Memberi warna dasar/foundation menggunakan rouge untuk
memberi efek tiga dimensi,
•Pemberian garis-garis/ lining sesuai dengan watak yang dibawakan. 

NEXT
/
6. Persiapan Produksi
6. Persiapan Produksi
Selain segala persiapan pementasan yang menyangkut pemeran di atas, dilakukan juga persiapan produksi yang dipimpin
oleh produser. Persiapan produksi penting karena berawal dari sinilah letak kesuksesan pementasan dilihat dari sisi
kuantitas penonton, kesiapan gedung serta terpenuhinya biaya bisa terlihat. Sehingga dapat dikatakan selain sukses
penyampaian pesan lewat cerita juga penting kesuksesan dari sisi produksi. Beberapa hal yang dilakukan dalam persiapan
produksi antara lain:
Mempersiapkan gedung atau tempat pertunjukan
Menggalang dana 
Mencetak tiket atau undangan
Melakukan publikasi
Mempersiapkan hal-hal lain yang bersifat teknis pada saat pementasan 
Teater merupakan sebuah kesenian kelompok yang membutuhkan kerjasama yang erat antara semua pendukungnya. Teater
dapat dipentaskan dengan baik jika pemain, sutradara, produser, tim rias dan semua bagian dapat bekerja dengan baik. Nah,
kerjasama yang baik tersebut akan melahirkan sebuah produksi pementasan yang memuaskan penonton dan seluruh
pendukung pementasan.

Cara menganalisis dan mengadaptasi naskah teater yaitu dengan cara memahami isi, alur cerita, latar belakang sejarahnya.
Kemudian setelah memahami naskah kita dapat mengimprovisasi naskah tersebut dengan tidak keluar dari alur cerita atau
garis merah naskah.

NEXT
/
Tahapan-tahapan yang harus dilewatinya ketika akan mengadaptasi naskah teater:
Pembacaan
Membaca sebuah naskah drama atau menonton pementasanya berbeda jika dilakukan dengan tujuan analisisi dengan tujuan
menikmatinya saja.
Penginventarisan
Menginventaris atau mencatat setiap detail dari dram setiap adegan baik itu dalam naskah maupun saat pementasan.
Pengidentifikasian
Mengidentifikasi dapat dilakukan dengan menyusun data berdasarkan kesamaan tertentu. Data tersebut disusun sedimikian
rupa untuk kepentingan analisis.
Interpretasi
Pada tahap ini seorang penganalisis menganggap suartu karya drama sebagai bentu fiksionitas yang memiliki arti dalam
setiap detail. Pada tahap inilah seorang penganalisi mulai membangun logika dengan mencari maksud dari sebuah data yang
dianggap sebagai perlambang. Sutu adegan pasti memiliki maksud dan relevansi terhadap adegan selanjutnya dan memiliki
makna yang ingin diungkapkan oleh penulis naskah.
 Pembuktian
Mencocokan interpretasi yang ia berikan pada tahp selanjunya dengan data yang ada. Jika interpretasi yang ia lakukan
sebelumnbya bertentangan dengan beberapa data maka analisis sebelumnya tersebut dianggap kurang benar dan harus
segera direvisi.
Kesimpulan
Pada tahap terakhir penganalisian suatu drama baik teks maupun pementasan adalah pada tahap penyimpulan atau
memberikan kesimpulan. Mencari potongan-potongan data yang sudah dianalisis kemudian menyusunya dalam sebuah
kesimpulan yang runtut dan objektif adalah tugas akhir dari sebuah analisis drama
  NEXT
END x

/
Thankyou
For your attention
PRESENTED BY:

EXIT

Anda mungkin juga menyukai