SETTING
1. Merancang Setting
Tugas penata panggung pada tahap ini adalah menemukan detil lokasi kejadian pada
setiap adegan dalam cerita. Semuanya ditulis dengan lengkap dan didata. Semua data
tersebut digunakan untuk pedoman pembuatan set. Perkiaraan gambaran lengkap set
sudah bisa didapatkan melalui data- data tersebut. Selanjutnya, penata panggung bisa
membuat sketsa tata panggung berdasar data tersebut. Sketsa ini masih berupa
gambaran kasar yang membutuhkan penyesuaian dengan konsep tata artistik secara
menyeluruh.
2. Diskusi dengan Sutradara
Hasil sketsa yang telah dibuat oleh penata panggung selanjutnya dibawa dalam pertemuan
penata artistik dengan sutradara. Dalam pertemuan ini dibahas konsep tata artistik
yang akan digunakan dalam pementasan. Sutradara memberikan gambaran dasar tata
artsitik yang dikehendaki. Kemudian penata artistik atau sutradara artistik menjelaskan
maksud sutradara tersebut secara lebih jelas dalam gambaran tata artistik yang
dimaksudkan.
3. Menghadiri Latihan
Setelah menentukan gambar tata panggung, maka trugas penata panggung adalah
menghadiri latihan. Tata panggung tidak hanya berkaitan dengan keindahan set dekor
tetapi juga berkaitan dengan lalu lintas pemain di atas panggung.
4. Mempelajari Panggung
Karakter panggung satu dengan yang lain berbeda. Ada panggung yang luas dan ada yang
sempit. Jarak artistik yang disediakan pun berbeda- beda. Semakin lebar jarak artistik
maka semakin lebar pula jarak pandang penonton. Hal ini mempengaruhi efek artistik
tata panggung.
5. Membuat Gambar Rancangan
Tahap berikutnya adalah membuat gambar rancangan yang telah disesuaikan dengan
pilihan sutradara dan area panggung tersedia. Gambar rancangan ini sudah dibuat
dengan warna sehingga nampak lebih hidup dan dapat memberikan gambaran
sesungguhnya.
6. Penyesuaian Akhir
Setelah mendapatkan penyesuaian dari tim artistik tahap berikutnya adalah membuat
gambar rancangan final sesuai kesepakatan. Untuk memberikan kejelasan baik bagi
sutradara, pemain, dan tim artistik lain, gambar rancangan ini dibuat dari berbagai macam
sudut.
7. Membuat Maket
Tahap akhir sebelum proses pengerjaan tata panggung adalah membuat maket atau
replika tata panggung. Langkah ini bukanlah suatu keharusan dalam proses penataan
panggung, tetapi maket akan memberikan gambaran nyata tata panggung yang akan
dikerjakan.
JENIS SETTING
A. Drops
Dekorasi yang tidak berbingkai menurut bentuk yang dikehendaki, tetapi digantung di pentas
belakang. Drop yang ditempatkan paling belakang pada pentas, dengan lukisan
pemandangan alam yang akan terlihat lewat jendela, pintu, dan sebagainya disebut
cyclorama.
B. Plastic Pieces
Plastic pieces ini adalah dekorasi yang menirukan objek-onjek seperti adanya dan berbentuk
3 dimensional atau terwujud dengan kontruksi plastis.
Lokasi Kejadian
Letak geografi sangat mempengaruhi desain sebuah bangunan dan perkakas yang
melengkapinya. Bentuk bangunan dan perkakas rumah tangga sangatlah berbeda antara daerah
tandus dan daerah subur. Hal ini pulalah yang menjadikan bentuk bangunan setiap suku bangsa
berbeda. Dengan memanfaatkan ciri-ciri tradisi atau local tertentu dalam mendirikan sebuah
bangunan penata panggung dapat memberikan gambaran lokasi kejadian peristiwa lakon
kepada penonton.
Bahkan dalam satu daerah bentuk bangunan area tertentu berbeda dengan arealain.
Misalnya dalam masa sekarang ini, bangunan perumahan berbeda dengan bangunan rumah
penduduk kampung meskipun mereka tinggal dalam satu wilayah. Dengan mencermati setiap
sisi bangunan mulai dari bentuk, bahan sampai penataan interior, penata panggung akan
mendapatkan gambaran komplit untuk diwujudkan di atas panggung.
Lokasi kejadian tidak hanya sekedar tempat kejadian secara umum tetapi juga ditempat-
tempat khusus dalam satu ruang atau bangunan. Misalnya, sebuah bentuk bangunan yang
ditampilkan member gambaran lokasi kejadian persitiwa terjadi disebuah gedung tua disalah
satu kota pada masa tertentu. Lokasi ini tidak hanya berhenti di sini. Mungkin saja salah satu
peristiwa terjadi diruang dapur gedung tersebut. Peristiwa lain terjadi diruang tamu. Dengan
demikian tata letak perabot serta perkakas yang digunakan harus ditata sedemikian rupa untuk
member kejelasan lokasi kejadian peristiwa.
Properti
Properti di dalam seni teater memiliki arti yaitu sebuah benda mati yang digunakan di
atas panggu untuk membentu settingan cerita, biasanya properti yang digunakan seperti meja,
kursi, pintu, makanan lampu dan perabotan rumah tangga lainnya. Properi memiliki arti sendiri
di dalam sebuah pementasan seni teater, bisa dibilang properti juga sebagai alat pendukung
kesuksesan di dalam seni teater.
Properti disuatu pementasan hanya sebagai pelengkap, untuk lebih lebih mendukung
jalannya cerita yang diinginkan. Namun properti tidak wajib ada dalam pementasan. Properti
memiliki fungsi sebagai berikut :
1. Properti sebagai properti. Yang dimaksud properti sebagai properti adalah
properti yang melekat pada setting misalnya asbak diatas meja.
2. Hand Property. Yang dimaksud hand properti adalah properti yang melekat pada
tokoh, misalnya sabit untuk berprang dan lain sebagainya. Hand property atau
peralatan yang digunakan oleh pemain. Hand Properti dihadirkan, Untuk
memperkuat dan mendandani gerak laku, yaitu suatu benda yang digunakan aktor
yang bisa dibawa ke mana-mana oleh aktor/aktris sebagai pendukung
peran.Setiap pemain mempunyai satu atau lebih hand property yang akan
digunakan untuk menunjang lakunya.
Jenis properti:
Secara umum properti yang digunakan dalam drama ini dapat diklasifikasikan kedalam
dua kategori besar, yakni :
• Properti fungsional
Merupakan properti yang memang dipergunakan secara langsung sesuai skenario.
Contoh : dari properti jenis ini misalnya smartphone yang digunakan dalan adegan
menelepon, motor yang dipakai saat adegan berkendara, atau buku yang digunakan
dalam adegan membaca.
• Properti realis
Merupakan properti yang tidak digunakan secara langsung namun tetap diletakkan di
area pementasan agar suasana yang sedang dibangun semakin hidup. Misalnya dalam
adegan menjahit baju tetap diletakkan beberapa baju dalam posisi menggantung agar
memberi kesan bahwa si penjahit adalah penjahit yang ulung. Contoh lainnya dalam
adegan memperbaiki sepeda dapat diikutsertakan properti berupa perkakas khas
bengkel seperti ban sepeda, mesin pompa angin, serta rak yang berisi sparepart dan
aksesoris sepeda. Properti semacam ini memang tidak akan digunakan secara langsung
akan tetapi kehadirannya membuat cerita yang dibawakan terkesan lebih nyata (lebih
real).
(http://www.definisimenurutparaahli.com/pengertian-properti-dalam-drama/)