Anda di halaman 1dari 13

1.

Usur unsur pendukung seni teater


Tata Rias
• Tata rias dapat memberikan bantuan kepada pemain untuk membuat perubahan pada
wajah pemain sesuai dengan karakter yang akan diperankan. Misalnya, mengubah
pemain yang masih muda menjadi nenek tua.
Pakaian atau Kostum
• Pakaian atau kostum dapat mendukung pemain untuk memerankan karakter yang
diperankan. Misalnya, pemain menggunakan baju kotor dan compang- camping untuk
memerankan tokoh pengemis.
Tata Panggung
• Tata panggung menggambarkan latar cerita drama. Misalnya, di panggung terdapat
lampu minyak dan beberapa kursi tamu berarti cerita drama yang dipentaskan
mempunyai latar tempat di ruang tamu pada saat malam hari
Tata Bunyi
• Tata bunyi akan membantu menggambarkan situasi yang terjadi daiam pementasan
drama. Misalnya, saat pementasan terdengar suara jangkrik berarti suasana saat
pementasan drama sedang sunyi sehingga hanya suara jangkrik yang terdengar.
• Selain hal-hal yang terkait dengan pementasan drama, Anda dapat menilai hal-hal
berikut

✓ Penjiwaan pemain dalam memerankan karakter yang dimainkan.


✓ Ekspresi yang digunakan pemain. Gerak-gerik pemain.
✓ Lafal yang digunakan pemain.
✓ Intonasi yang digunakan pemain.
✓ Volume suara yang digunakan pemain.

2. Karakter dalam penokohan teater


Peran Protagonis
Peran protagonis adalah peran yang harus mewakili hal-hal positif dalam kebutuhan
cerita. Peran ini biasanya cenderung menjadi tokoh yang disakiti, baik, dan menderita
sehingga akan menimbulkan simpati bagi penontonnya. Peran protagonis ini biasanya
menjadi tokoh sentral, yaitu tokoh yang menentukan gerak adegan.

Peran Antagonis
Peran antagonis adalah kebalikan dari peran protagonis. Peran ini adalah peran yang
harus mewakili hal-hal negatif dalam kebutuhan cerita. Peran ini biasanya cenderung
menjadi tokoh yang menyakiti tokoh protagonis. Dia adalah tokoh yang jahat sehingga
akan menimbulkan rasa benci bagi penonton.

Peran Tritagonis
Peran tritagonis adalah peran pendamping, baik untuk peran protagonis maupun
antagonis. Peran ini bisa menjadi pendukung atau penentang tokoh sentral, tetapi
juga bisa menjadi penengah atau perantara tokoh sentral. Posisinya menjadi pembela
tokoh yang didampinginya.

Karakter di bagi menjadi tiga bagian menurut kedudukannya di dalam cerita:


1. Karakter Utama (Main Character)
Karakter utama adalah karakter yang mengambil perhatian terbanyak dari penonton
dan menjadi pusat perhatian penonton.. Karakter ini juga paling banyak aksinya dalam
cerita.

2. Karekter Pendukung (Secondary Character)


Karakter pendukung adalah orang-orang yang menciptakan situasi dan yang
memancing konflik untuk karakter utama. Kadang-kangan karakter pendukung bisa
memainkan peranan yang membantu karakter utama. Misalnya sebagai orang
keparcayaan karakter utama. Contohnya, sebagai sopir atau bodyguard di dalam
sebuah cerita.

3. Karakter Figuran (Incedentral Character)


Karakter ini duperlukan untuk mengisi dan melengkapi sebuah cerita. Mereka sering
disebut figuran, karena yang dibutuhkan figuran saja. Mereka sering tampil tanpa
dialog. Kalaupun ada, dialognya hanya bersifat informatif. Biasanya mereka
digunakan dalam adegan-adegan kolosal dan keramaian. Atau jika tidak kolosal,
biasanya mereka memegang profesi di dalam pelayanan umum, misalnya sopir taksi,
pembantu, atau penjual bakso keliling.

3. Sutradara dan tugasnya


Sutradara adalah orang yang memberi pengarahan dan bertanggung jawab atas
masalah artistik dan teknis dalam pementasan drama, pembuatan film, dan
sebagainya.
TUGAS :
✓ Memilih pemain
✓ Menjelaskan penafsiran lakon kepada pemain
✓ Menyusun rencana pembiayaan
✓ Mendiskusikan rancangan tata panggung, tata rias, dan tata cahaya
✓ Menyusun program teaterikal
✓ Melatih para pemain
✓ Mewujudkan lakon di atas pentas
✓ Memberikan dorongan moral dan mengamati pertunjukkan selama
pertunjukkan berlangsung

4. Fase dalam pementasan teater

Tahap Prapementasan

Prapementasan adalah kegiatan akhir persiapan atau kegiatan pertama sebelum


berlangsungnya pementasan dalam hitungan hari atau waktu menjelang pementasan.
Kegiatan prapementasan, meliputi persiapan pementasan teater menjelang
pementasan yang sesungguhnya berupa serangkaian tindakan dari panitia non artistik
dan artistik pentas guna menyukseskan pementasan sesuai waktu yang sudah
direncanakan.

a. Persiapan Materi Artistik Pementasan Teater

Persiapan materi artistik pementasan teater ialah persiapanakhir pementasan sebagai


tindak lanjut dari kegiatan gladi kotor yang dilakukan pelaku seni pada tempat atau
gedung pementasan yang akan dipakai tempat pementasan teater.
Persiapan pementasan ini, berupa kegiatan orientasi pentas bagi para pelaku seni
(pemeran, pemain musik,penari, para penata pentas dan crew pentas ), diantaranya
melakukan:adaptasi pentas, pola adegan, blocking, keluar masuk pemain sesuai
dengan serius lampu dan pengecekan, chek ulang atau chek and recheck perihal
segala hal yang berkaitan dengan artistik pementasan atau skenik pementasan,
berupa;pengecekan para pemain, metode keluar masuk setting pentas, pengecekan
property, handprop, busana, setting gamelan atau alat musik, setting microphone,
balancing sound system, pengecekan multimedia, dan seterusnya.

b. Persiapan Materi Non Artistik Pementasan

Persiapan materi non artistik pementasan adalah persiapan akhir panitia non materi
seni berupa serangkaian kegiatan persiapan pementasan berupa pengecekan dan
pengadaan masukana pendukung pementasan teater.

Kegiatan pengecekan dan masukana penunjang kegiatan pementasan, antara lain


meliputi; penyusunan acara, penugasan pembawa acara atau Master of Ceremony
(MC), pengecekan pengisi acara sambutan, pengecekan pengisi acara pemdiberian
penghargaan dan doorprise, koordinasi petugas
gedung, koordinasi petugas keamanan, pengecekan penonton dan undangan yang
akan hadir, pengadaan buku acara atau leaflet, pengadaan buku tamu, penugasan
penjaga tamu, penugasan pendamping tamu, pengecekan konsumsi panitia dan
petugas, pengecekan transportasi pemain, pengecekan dokumentasi, publikasi,
kemitraan, dst.

Pementasan

Kegiatan pementasan teater, berupa pengkondisian dan pelaksanaan di lapangan dari


masing-masing bidang sesuai dengan tugas dan tanggung jawaban kerja panitia dengan
azas saling percaya berdasarkan rencana pementasan yang sudah diputuskan.

Kegiatan pementasan teater adalah praktik langsung dalam melaksanakan


pementasan,meliputi: pengendalian hal-hal yang tidak diharapkan dan optimalisasi
kinerja panitia dari kegiatan persiapan pementasan sampai terlaksananya pementasan
teater dengan baik dan lancar.

Pada pelaksanaan pementasan teater, perlu engkau ketahui baha bidang acara
memiliki peran penting sebagai pengatur dan pengendali jalannya acara pementasan di
luar kegiatan artistik atau materi seni teater.
Pascapementasan

Pascapementasan ialah kegiatan akhir dari pelaksanaan pementasan teater yang


engkau lakukan. Dimana tiruana peralatan dan kebutuhan pentasyang sudah dipakai
dalam pementasan harus kembali pada tempat atau pada pemiliknya secara tertib dan
aman. melaluiataubersamaini tidak lupa melakukan chek and rechek sesuai dengan
daftar peralatan atau masukana pramasukana yang dibawa dan dipinjam dari orang
lain.

Hal lain yang harus dibina adalah kerjasama dalam bentuk dokumentasi fisik
kemitraan sebagai bukti kerjasama yang baik dan saling menguntungkan yakni adanya
data dokumentasi promosi dan publikasi keitraan berupa; poster, spanduk, pamlet, t-
shirt, booklet atau leaflet yang dipilih sesuai perjanjian agar kerjasama yang dibangun
dapat terjalin dan terbina dengan baik dan saling menguntungkan kedua belah pihak.

Tahapan pascapementasan pun dapat dijadikan sebagai wahana evaluasi kegiatan


terhadap kualitas pementasan teater maupun laporan panitia non artistik sebagai
pengelola produksi pementasan teater sebagai acuan untuk melangkah dan bertindak
lebih baik dari segala kelemahan dan keberhasilan yang sudah didapat oleh engkau.

Kegiatan laporan yang dilakukan Pimpinan Produksi harus bersifat tercatat, tertulis
dan terbuka kepada penanggungjawaban kegiatan dan tiruana pendukung acara,
terutama menyangkut: laporan keuangan yang diperoleh dari sumber-sumber yang
sudah direncanakan dengan jumlah pengeluaran yang dipakai kegiatan pementasan.
Sekaligus sebagai ajang penghargaan kepada seluruh pendukung acara berupa
kesejahteraan atau honorarium dan produk sponsor, itu pun kalau ada dan
memungkinkan. Jika tidak ada, tetap laporan harus dibuat tertulis dan disampaikan
kepada tiruana pendukung pementasan dan pembimbing.

Pada prinsipnya bahwa kreativitas dalam pementasan teater adalah berupa prosedur
atau tahapan dalam proses implementasi seni peran dengan beberapa unsur penting
pementasan teater yang engkau ketahui dan pahami! Untuk memperoleh hasil
pementasan teater yang optimal bersumber teater tradisional, engkau harus
melakukan langkah-langkah pembelajaran sebagai diberikut.

5. Latihan Latihan dalam persiapan pementasan teater


1. Latihan Tubuh (olah tubuh)
Olah tubuh adalah latihan fisik seorang aktor atau aktris. Dengan latihan ini
diharapkan aktor dan aktris akan memiliki tubuh yang bugar dan fit, sehingga dapat
bergerak secara fleksibel, disiplin, dan ekspresif sesuai dengan karakter tokoh yang
diperankan.

2. Latihan Suara (olah vokal)


Olah vokal adalah latihan menggunakan vokal (suara) dengan jelas dan keras (nyaring).
Tapi suara keras dan nyaring saja tidak cukup. Para pemain juga harus dilatih cara
menghasilkan warna suara yang berbeda-beda. Mereka harus fleksibel dalam
menggunakan warna suara sesuai dengan watak atau karakter tokoh, usia, dan
keadaan sosial.
3. Latihan Imajinasi
Untuk menampilkan karakter tokoh yang dimainkan, seorang aktor harus mengetahui
dengan tepat keadaan fisiologis, sosiologis, dan psikologis dari peran yang dimainkan.
Dan untuk membantu mendapatkan gambaran yang nyata, seorang aktor dapat mencari
model tokoh yang mempunyai karakter serupa dan melakukan pengamatan atau
observasi.
Jadi, latihan imajinasi akan membuat seorang aktor lebih mudah membayangkan dan
mewujudkan tokoh yang dituntut oleh naskah dengan menggunakan tubuh dan
suaranya.

4. Latihan konsentrasi
Latihan konsentrasi merupakan latihan memusatkan pikiran pada hal-hal tertentu.
Konsentrasi yang baik sangat diperlukan di dalam teater. Ada berbagai cara untuk
melakukan latihan konsentrasi.

6. Tata rias dalam pementasan teater


Persiapan tata rias
Tata rias adalah seni menggunakan bahan-bahan kosmetika untuk mewujudkan wajah
peranan. Tata rias berguna untuk membuat wajah dan kepala sesuai dengan tokoh yang
dibawakan oleh seorang aktor/aktris. Penggunaan tata rias memang tidak boleh
sembarangan, harus disesuaikan dengan keseluruhan cerita yang ingin ditampilkan.
Secara garis besar, penggunaan tata rias harus memperhatikan :
1). Tingkatan usia
2). Kepribadian tokoh, watak
3). Ciri-ciri/ asal-usul tokoh (negara dan warna rambut)

Tata rias dalam teater dibagi dalam beberapa jenis. Jenis tata rias tersebut antara lain:
a). Rias Jenis
Rias jenis bertujuan mengubah jenis kelamin laki-laki menjadi perempuan atau
sebaliknya.

b). Rias bangsa


Rias bangsa bertujuan mengubah wajah dan rambut menjadi bentuk wajah dan rambut
dari bangsa asing. Untuk itu agar pemanggungan bisa berhasil, diperlukan pengetahuan
tentang sifat-sifat suatu bangsa beserta tipe wataknya. Misalnya wajah orang
Indonesia yang harus diubah menjadi wajah orang Jepang.

c). Rias usia


Jenis rias ini bertujuan membantu menciptakan tokoh yang usianya sangat berbeda
dengan usia aktor atau aktris pemeran. Contohnya seorang gadis yang harus
memerankan nenek-nenek tua. Nah, untuk memberikan hasil tata rias yang sempurna
diperlukan berbagai pengetahuan mengenai anatomi/ keadaan tubuh manusia dalam
berbagai umur.

d). Rias Tokoh


Rias tokoh berusaha menciptakan tokoh dengan memperkuat watak atau karakter
seseorang dengan riasan yang sesuai.
Misalnya rias untuk menciptakan tokoh raja yang kejam.

e). Rias Watak


Rias watak berusaha menonjolkan watak-watak khusus dari seorang tokoh. Rias watak
sangat berhubungan dengan rias tokoh.

f). Rias temporal


Rias temporal menunjukkan perbedaan-perbedaan wajah berdasarkan waktu. Misalnya
ketika sedang bekerja di kantor, tokoh mempunyai keadaan wajah yang berbeda
dibandingkan ketika tokoh tersebut sedang santai di rumah

g). Rias aksen


Rias aksen hanya memberikan tekanan pada pelaku yang sudah mendekati penekanan
kepada pelaku yang sudah mendekati peranan yang akan dimainkan. Misalnya peranan
pemuda Papua akan memainkan tokoh Papua, hanya membutuhkan rias aksen.

h). Rias lokal


Rias lokal ditentukan oleh perbedaan tempat. Misalnya seorang narapidana di penjara
akan menggunakan rias yang berbeda ketika ia telah dibebaskan dari penjara. Riasan
yang berhasil adalah riasan yang dapat mewujudkan tokoh seperti yang dituntut dalam
naskah.

Rias dilakukan menggunakan bahan-bahan kosmetika yang sangat beragam bentuk dan
kualitasnya di pasaran. Nah, seorang juru rias harus mampu memilih bahan yang sesuai
dan tidak membahayakan para pemain. Beberapa bahan dasar make up adalah :
a). Base (sebagai dasar riasan)
b). Foundation (untuk menutup ketidakrataan pada kulit)
c). Lines (untuk memberi batas anatomi muka), jenis lines antara lain :
eyebrow pencil (membentuk alis mata dan mata).
eyelash (membentuk bulu mata) lipstik (membentuk bibir)
highlight (memberikan efek tiga dimensi)
eyeshadow (membentuk dimensi pada mata)
Rouge (menghidupkan bagian pipi di dekat mata, tulang pipi, dagu dan kelopak mata).
Leansing (membersihkan bekas riasan)
Bagaimanakah melakukan tata rias yang benar? Tata rias dilakukan dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
mempersiapkan wajah,
membersihkannya sebelum diberi riasan,
memberi warna dasar/foundation menggunakan rouge untuk memberi efek tiga
dimensi,
pemberian garis-garis/ lining sesuai dengan watak yang dibawakan.

7. Teater tradisional dan teater modern

Teater Tradisional Kasim Achmad dalam bukunya Mengenal Teater Tradisional di


Indonesia (2006) mengatakan, sejarah teater tradisional di Indonesia dimulai sejak
sebelum Zaman Hindu. Pada zaman itu, ada tkamu-tkamu bahwa unsur-unsur teater
tradisional banyak digunakan untuk mendukung upacara ritual. Teater 13 tradisional
merupakan bagian dari suatu upacara keagamaan ataupun upacara adat-istiadat dalam
tata cara kehidupan masyarakat kita. Pada saat itu, yang disebut “teater”,
sebenarnyabaru merupakan unsur-unsur teater, dan belum merupakan suatu bentuk
kesatuan teater yang utuh. Setelah melepaskan diri dari kaitan upacara, unsur-unsur
teatertersebut membentuk suatu seni pertunjukan yang lahir dari spontanitas rakyat
dalam masyarakat lingkungannya. Proses terjadinya atau munculnya teater tradisional
di Indonesia sangat bervariasi darisatu daerah dengan daerah lainnya. Hal ini
disebabkan oleh unsur-unsur pembentuk teater tradisional itu berbeda beda,
tergantung kondisi dan sikap budaya masyarakat, sumber dan tata-cara dimana teater
tradisional lahir. Macam-macam teater tradisional Indonesia adalah : wayang kulit,
wayang wong, lenong, rkamui, drama gong, arja, ubrug, ketoprak, dan sebagainya.

Teater Transisi (Modern) Teater transisi adalah penamaan atas kelompok teater pada
periode saat teater tradisional mulai mengalami perubahan karena pengaruh budaya
lain. Kelompok teater yang masih tergolong kelompok teater tradisional dengan model
garapan memasukkan unsur-unsur teknik teater Barat, dinamakan teater bangsawan.
Perubahan tersebut terletak pada cerita yang sudah mulai ditulis, meskipun masih
dalam wujud cerita ringkas atau outline story (garis besar cerita per adegan). Cara
penyajian cerita dengan menggunakan panggung dan dekorasi. Mulai memperhitungkan
teknik yang mendukung pertunjukan. Pada periode transisi inilahteater tradisional
berkenalan dengan teater non-tradisi. Selain pengaruh dari teater bangsawan, teater
tradisional berkenalan juga dengan teater Barat yang dipentaskan oleh orang-orang
Belkamu di Indonesia sekitar tahun 1805 yang kemudian berkembang hingga di Betawi
(Batavia) dan mengawali berdirinya gedung Schouwburg pada tahun 1821 (Sekarang
Gedung Kesenian Jakarta).

8. Struktur pementasan teater


Struktur pementasan kesenian ludruk adalah:
o Pembukaan, diisi dengan atraksi Tari Remo pria maupun wanita. Penari Remo
biasanya melantunkan kidungan Jula-juli.
o Selanjutnya Tarian Bedayan, berupa tampilan beberapa parodi dengan berjoget
ringan sambil melantunkan kidungan jula-juli.
o Kemudian atraksi dagelan berupa tampilan seorang pelawak yang melantunkan
satu kidungan jula-juli disusul oleh beberapa pelawak lain. Mereka kemudian
berdialog dengan materi humor yang lucu.
o Penyajian lakon atau cerita. Bagian ini merupakan inti dari pementasan.
Biasanya dibagi beberapa babak dan setiap babak dibagi lagi menjadi beberapa
adegan. Di sela-sela bagian ini biasanya diisi selingan dengan melantunkan satu
kidungan jula-juli.

Struktur pementasan kesenian ketoprak adalah :


urutan struktur pementasan Kethoprak yaitu :
Pertama,pembukaan yang biasanya menampilkan beberapa tarian seperti tari-
tariantradisional sebagai penghibur utama sebelum penampilan kethoprak
dimulai.
Kedua, penampilan lakon dalam cerita yang disampaikan kethoprak,
biasanyabercerita tentang cerita-cerita rakyat, atau seputar kehidupan sehari-
haribahkan cerita-cerita ragam babad. Dengan diiringi instrument-instrument
yangsekarang berkembang menggunakan gamelan dengan alat musik barat
seperti biola.
Kemudian diselingi adegan-adegan lawakan atau lelucon dengan menggunakan
dialogtembang dan gancaran.
Penampilannya diikuti dengan tarian-tarian yang seringkali dilebih-lebihkan.
Tembang yang dinyanyikan seperti pucung dan mijil.

Struktur pementasan lenong adalah :


Pembukaan
Suatu pertunjukan Teater Lenong Betawi dibuka dengan lagu-lagu
instrumental, gambang kromong pada pembukaan ini berfungsi sebagai
pemberitahuan bahwa di sana ada pertunjukan Teater Lenong. Selain
berfungsi sebagai undangan bagi masyarakat sekitaryang tidak menerima
undangan resmi si yang punya hajat, dan juga merupakan pemberitahuan bagi
para pedagang. Undangan yang disebarkan melalui gema music gambang
kromong ini bertujuan supaya lebih banyak orang yang dating menonton
pertunjukan atau lebih banyak pedagang yang dating, karena biasanya mereka
akan menambah semarak suasana pertunjukan. Teater Lenong mengisi
pembukaan dengan lagu-lagu instrumental gambang kromong, tetapi kwantitas
gambang kromong yang diperdengarkan berbeda dari satu perkumpulan lagu-
lagu instrumentalia. Gambang kromong merupakan sebagai tanda dimulainya
pertunjukan teater lenong, mulai diperdengarkan kira-kira pukul 20.15. Irama
gambang kromong biasanya dipertunjukan adalah khong gi lok.

Hiburan

Setelah lagu-lagu instrumentaalia, gambang kromong melanjutkan pertunjukan


dengan satu acarayang mereka namakan hiburan. Hiburan yang mengisi acara
ini di antara pembukaan dan cerita, merupakan pertunjukan nyanyi, dan
penyayi yang penyanyiannya menyanyikan lagu-lagu berirama,orkes, dan disertai
dengan joget. Acara hiburan yang dimulai kira-kira pada pukuk 21.30. Pada
acara ini penonton menuliskan nama lagu (lagu orkes) dalam selembar kertas
yang diisi uang ala kadarnya. Untuk dikirimkan pada seseorang disertai dengan
berbagai ucapan.

Cerita

Cerita dalam pertunjukan teater lenong baru dimulai pada pukul sepuluh
malam dan akan mengakhiri pertunjukan beberapa menit sebelum saat Sholat
Subuh tiba. Dan ada juga yang mengakhiri pertunjukan pada pukul 03.00 dini
hari.
Seperti yang telah dibicarakan sbelumnya cerita akan dipentaskan ditentukan
oleh sutradara, yang akan membagi cerita itu ke dalam beberapa babak.
Banyaknya babak tergantung dari panjangnya verita. Babak tervagi dalam 3
bagian pokok, yaitu babak pertama, kedua, dan ketiga
– Babak pertama
Merupakan pendahuluan yang akan mengantarkan cerita. Dalam hal ini
ditampilkan tokoh-tokoh utama yang memegang peranan penting dalam cerita.
– Babak Kedua
Merupakan pertemuan dari paling sedikitnya kelompok yang bermasalah dan
persoalan yang ada dalam cerita juga mulai tampak jelas.
– Babak ketiga
Merupakan pemecahan masalah : Tipe dan Sifat Cerita

Struktur pementasan makyong


Prolog
Pementasan Mak Yong diawali dengan terdengarnya alat musik tetawak, gend
ang, dan rebab. Pementasan ini menyuguhkan iringan musik yang berpadu har
monis yang
di bawakan oleh pemainnya dan salah satu pemainnya lengkap memakai baju be
warna kuning khas dengan aksesoris di kepala yang disebut senggeng,
di leher di sebut teratai, dan yang dikenakan di pinggir pinggang disebut cabo
k.
Dialog
Seni teater Mak Yong menceritakan kisah dongeng dan daya Tarik tersendiri,
dan pemeran Mak Yong terdiri dari
Pak Yong (memerankan Raja)
Pak Yong muda (memerankan Pangeran)
Putri Mak Yong (memerankan putri raja)
Selain itu ada juga tokoh lain dalam cerita tersebut contohnya seperti muncul
nya pelawak,dewa jin,pegawai istana,binatang dengan ciri khas memakai topen
g.
C. EpilogPertunjukan Mak Yong biasanya tidak selesai dalam satu malam bias
anya hingga 15 sampai 44 malam,Tetapi biasanya sekarang hanya 1-3 jam saja.

Struktur pementasan mamanda

Pembukaan : biasanya dibuka dengan adanya bunyi-bunyian yang berfungsi sebagai


pemberitahuan kepada penonton bahwa pertunjukan akan dimulai.

Awal pembukaan : Pertunjukan di awal biasanya berupa acara perkenalan dengan


nyanyian dan tarian. Setelah itu lakon baru dipertunjukkan.

Lakon : Proses penyajian lakon dilakukan secara berurutan yang disesuaikan


dengan jalan cerita.

Penyajian : Penyajiannya tidak hanya berupa dialog dan laku, namun juga diringi
dengan tarian dan nyanyian. Tidak jarang cara penyajiannya dibungkus dengan
lawakan dan lelucon yang biasanya muncul secara spontan sebagai bentuk
kreativitas para pemainnya sendiri.

Struktur pementasan reog

Reog modern biasanya dipentaskan dalam beberapa acara seperti pernikahan,


khitanan, dan hari-hari besar Nasional. Seni Reog Ponorogo terdiri dari beberapa
rangkaian 2 sampai 3 tarian pembukaan. Tarian pertama biasanya dibawakan oleh 6–
8 pria gagah berani dengan pakaian serba hitam, dengan muka dipoles warna merah.
Para penari ini menggambarkan sosok singa yang pemberani. Berikutnya adalah
tarian yang dibawakan oleh 6–8 gadis yang menaiki kuda. Pada Reog tradisional,
penari ini biasanya diperankan oleh gemblak, penari laki-laki yang berpakaian wanita.
Tarian ini dinamakan tari jaran kepang atau jathilan, yang harus dibedakan dengan
seni tari lain yaitu tari kuda lumping.

Tarian pembukaan lainnya jika ada biasanya berupa tarian oleh anak kecil yang
membawakan adegan lucu yang disebut Bujang Ganong atau Ganongan.

Setelah tarian pembukaan selesai, baru ditampilkan adegan inti yang isinya
bergantung kondisi di mana seni Reog ditampilkan. Jika berhubungan dengan
pernikahan maka yang ditampilkan adalah adegan percintaan. Untuk hajatan
khitanan atau sunatan, biasanya cerita pendekar.

Adegan dalam seni Reog biasanya tidak mengikuti skenario yang tersusun rapi. Di
sini selalu ada interaksi antara pemain dan dalang (biasanya pemimpin rombongan)
dan kadang-kadang dengan penonton. Terkadang seorang pemain yang sedang
pentas dapat digantikan oleh pemain lain bila pemain tersebut kelelahan. Yang lebih
dipentingkan dalam pementasan seni Reog adalah memberikan kepuasan kepada
penontonnya.

Adegan terakhir adalah Singa Barong, di mana pelaku memakai topeng berbentuk
kepala singa dengan mahkota yang terbuat dari bulu burung merak. Berat topeng
ini bisa mencapai 50–60 kg.[7] Topeng yang berat ini dibawa oleh penarinya dengan
gigi. Kemampuan untuk membawakan topeng ini selain diperoleh dengan latihan
yang berat, juga dipercaya diperoleh dengan latihan spiritual seperti puasa dan
tapa.

9. Manajemen team produksi teater

o Tim produksi ini tugasnya mengatur segala sesuatu yang diperlukan dalam
sebuah produksi pementasan teater. Pekerja-pekerja yang ada dalam tim
produksi meliputi ;
o Pimpinan Produksi (Pimpro), adalah seseorang yang bengatur, mengelola atau
memanage, serta mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan dalam
sebuah produksi pementasan teater.
o Bendahara Produksi, adalah seseorang yang mengatur atau memanage
keuangan selama pra-produksi, produksi, dan pasca produksi.
o Koordinator Latihan, adalah seseorang yang mengatur jadwal latihan dan
meng-koordinir para pendukung (pemain) yang ikut terlibat dalam produksi
pementasan teater. Biasanya koordinator latihan ini ditangani langsung oleh
Pimpro.
o Humas/ Publikasi, adalah sebuah tim yang mempublikasikan atau
mempromosikan sebuah produksi pementasan teater yang akan ditampilkan
dengan tujuan untuk men-datangkan penonton.
o Pada intinya Tim produksi dalam manajemen produksi pada sebuah
pementasan teater terdiri dari lima bidang pekerjaan yang telah dibahas di
atas. Namun ada pula yang menambahkan dengan seksi konsumsi, seksi
dokumentasi, dan seksi transportasi, apabila hal itu dianggap perlu dalam
sebuah produksi pementasan teater tersebut.

o Ø Tim Pementasan.
o Tim pementasan yaitu suatu tim yang tugasnya melaksanakan dan menjalankan
seluruh kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan pementasan. Pekerja-
pekerja yang ada dalam tim pementasan ;
o Sutradara (derector), adalah seseorang yang memimpin dan bertanggungjawab
penuh selama latihan atau selama persiapan pementasan sampai pementasan
dilaksanakan.
o Penata Artistik, seseorang yang merancang setting panggung dan
mempersiapkan property yang dibutuhkan oleh para pemain.
o Penata Musik, seseorang yang merancang dan mendisain penataan musik dan
efek-efek suara lainnya untuk membawa suasa yang dibutuhkan dalam
pementasan,
o Penata Lampu, seseorang yang merancang dan mendisain penataan efek
cahaya untuk membawa suasa yang dibutuhkan dalam pementasan.
o Penata Rias dan Busana, seseorang yang mempersiapkan tata rias para pemain
untuk menimbulkan karakter yang dibutuhkan dan pemeranan serta
mempersiapkan, mendisain, dan mengkoordinir pakaian yang diperlukan oleh
setiap pemain.
o Pekerja Panggung (stage crew), adalah orang-orang yang mengerjakan hal-hal
teknis di belakang layar dan bekerja sebagai pembantu umum, tugas stage
crew adalah ;
▪ Membantu tugas penata artistik untuk mengadakan, membuat,
mengumpulkan, menyiapkan, dan menjaga serta memelihara segala
perlengkapan dan peralatan panggung.
▪ Membantu tugas penata lampu dalam merangcang dan mendisain
dalam penataan efek cahaya.

10. Jenis jenis pertunjukkan wayang

o Wayang Beber

Wayang kulit yang pertama adalah wayang Beber. Wayang Beber adalah salah satu
wayang tertua yang ada di Indonesia. Nama Beber tersebut diambil dari cara
memainkannya yaitu dengan cara membeberkan atau dibentangkan.

o Wayang Purwa

Wayang yang selanjutnya adalah wayang Purwa. Wayang Purwa pertama kali dikenal di
Indonesia pada sekitar abad ke-11, yakni pada masa pemerintahan raja Airlangga.
Wayang Purwa mempunyai bentuk yang pipih dan terbuat dari kulit kerbau yang
tebal. Wayang Purwa juga mempunyai lengan dan kaki yang bisa digerakkan sehingga
ketika dimainkan akan terlihat lebih menarik lagi.

o Wayang Golek

Jenis wayang yang selanjutnya adalah Wayang Golek. Wayang jenis ini merupakan salah
satu wayang yang terkenal dan banyak tersebar pada daerah pulau Jawa bagian
Barat. Wayang Golek termasuk ke dalam salah satu wayang yang lebih muda usianya
karena pertama kali dikenal pada sekitar abad ke-17. Dalam pertunjukkan Wayang
Golek sedikit berbeda karena tidak menggunakan bahasa Jawa, melainkan
menggunakan bahasa Sunda.

o Wayang Orang

Wayang yang hingga saat ini cukup populer di Indonesia adalah Wayang Orang.
Keberadaan wayang Orang pertama kali dikenal pada sekitar abad ke-18 dan
menjadikannya salah satu wayang yang memiliki usia muda seperti wayang Golek.
Kehadiran wayang Orang juga terinspirasi dari seni drama yang berasal dari Eropa
dan kemudian diadaptasikan menjadi salah satu seni di Indonesia.

o Wayang Klitik

Wayang Klitik memiliki sedikit perbedaan dengan wayang yang lainnya karena wayang
ini tidak dibuat sepenuhnya dengan kulit, melainkan terbuat dari kayu. Istilah Klitik
dipakai dari suara kayu yang saling bersentuhan ketika wayang sedang digerakkan
atau dimainkan.

11. Struktur penulisan naskah drama

Plot/alur. Plot atau kerangka cerita, yaitu jalinan cerita atau kerangka cerita awal
hingga akhir yang merupakan jalinan konflik antara dua tokoh atau lebih yang saling
berlawanan.

Penokohan dan perwatakan. Penokohan erat hubungannya dengan perwatakan.


penokohan merupakan susunan tokoh-tokoh yang berperan dalam drama. Tokoh-
tokoh itu selanjutnya akan dijelaskan keadaan fisik dan psikisnya sehingga akan
memiliki watak atau karakter yang berbeda-beda.

Dialog/percakapan. Ciri khas naskah drama adalah naskahnya berbentuk percakapan


atau dialog. Dialog dalam naskah drama berupa ragam bahasa yang komunikatif
sebagai tiruan bahasa sehari-hari bukan ragam bahasa tulis.

Setting (tempat, waktu dan sarana). Setting disebut juga latar cerita yaitu
penggambaran waktu, tempat, suasana terjadinya sebuah cerita.

Tema (dasar cerita). Tema merupakan gagasan pokok yang mendasari sebuah cerita
dalam drama. Tema dikembangkan melalui alur dramatik dalam polt melalu tokoh-
tokoh antagonis dan protagonis dengan perwatakan yang berlawanan sehingga
memungkinkan munculnya konflik diantara keduanya.

Amanat atau pesan pengarang. Pesan dalam sebuah drama dapat tersirat dan
tersurat. Pembaca yang jeli akan mampu mencari pesan yang terkandung dalam
naskah drama. Pesan dapat disampaikan melalui percakapan antar tokoh atau
perilaku setiap tokoh.
Petunjuk teknis/teks samping. Dalam naskah drama diperlukan petunjuk teknis atau
teks samping yang sangat diperlukan apabila naskah drama itu dipentaskan. Petunjuk
itu berguna untuk petunjuk teknis tokoh, waktu, suasana, pentas, suara, musik,
keluar masuk tokoh, keras lemahnya dialog, warna suara, dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai