Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH SENI BUDAYA

PROSEDUR DALAM TEATER

KELOMPOK 3

Anggota Kelompok :

Imam Hanif Mulia Rahman

M Zorif Robbani

Sufiyan Fahrial Faiz Paranadhita

Baiq Rizkia Amalia

Dwina Alfi Ramadhani

Indah Khairul Bariyanti

Yulia Dwi Utari


MADRASAH ALIYAH NEGERI INSAN CENDEKIA LOMBOK TIMUR

TAHUN PELAJARAN 2021/2022


A. PERSIAPAN NASKAH ATAU LAKON
Naskah atau Lakon
Naskah atau lakon harus dibuat terlebih dahulu karena perannya sangat
penting dalam sebuah pertunjukan teater. Naskah ini akan memberi batasan kepada
sutradara dan pemain serta untuk penyesuaian panggung dan latar.
Sebelum sebuah cerita sampai ke tangan sutradara dan para pemeran,
diperlukan penyusunan naskah lakon terlebih dahulu. Naskah lakon disebut pula
dengan skenario. Naskah ini menjadi bentuk penuangan ide cerita ke dalam alur cerita
dan susunannya. Awal pembuatan naskah lakon adalah membuat tema. Lantas,
melalui tema disusun peristiwa-peristiwa yang mempunyai alur jelas. Ukuran dan
panjang cerita dibuat dengan memperhitungkan kebutuhan sebuah pertunjukan.
Dalam buku Seni Budaya (2015) yang diterbitkan Kemdikbud disebutkan,
filsuf Aristoteles membagi struktur naskah lakon terdiri dari pemaparan, komplikasi,
klimaks, antiklimaks, dan konklusi. Struktur ini tidak berlaku secara kaku dan lebih
bersifat fungsional. Struktur lebih sederhana memuat pemaparan, konflik, dan
penyelesaian.
Menyusun naskah lakon Langkah awal dalam menyusun naskah lakon
memperhatikan hal-hal berikut ini:
1. Menentukan tema
Tema merupakan gagasan atau ide cerita yang berfungsi sebagai inti cerita.
Penulis cerita dapat menemukan ide dari mana pun dan kapan pun. Cara yang
dipakai dalam memperoleh ide yaitu melalui pengamatan segala hal yang ada di
sekitar. Tema dapat pula disebut muatan intelektual pada sebuah permainan. Tema
bisa menjadi premis atau rumusan intisari cerita yang menjadi landasan untuk
menentukan arah tujuan cerita. Oleh sebab itu, tema menjadi ide dasar, gagasan,
atau pesan pada naskah lakon dan menjadi penentu arah jalannya cerita.
2. Menentukan plot atau kerangka
Plot atau alur merupakan rangkaian peristiwa yang direka dan dijalin sedemikian
rupa, sehingga menggerakkan jalan cerita melalui perumitan masalah menuju
klimaks atau penyelesaian. Dalam membuat plot menerapkan hubungan sebab
akibat. Plot disebut pula sebagai kerangka cerita yang di dalamnya terdiri dari
beragam peristiwa . Peristiwa-peristiwa ini lantas membentuk rangkaian peristiwa
dan mampu menjalankan gerak cerita sampai akhir. Plot biasanya terdiri dari
beberapa bagian. Misalnya, bagian awal berisi penjelasan atau perkenalan tokoh
cerita. Bagian tengah mulai muncul masalah-masalah yang dihadapi pemeran
termasuk sampai ke klimaks dari masalah. Bagian terakhir akan mengemukakan
solusi atas konflik yang dihadapi pada bagian tengah. Rangkaian dari beragam
peristiwa ini membuat jalan cerita menjadi bisa dinikmati.
3. Menentukan latar atau setting
Dalam menulis naskah lakon, latar cerita akan memberikan gambaran tentang
situasi tempat kejadian, gambaran tempat kejadian, hingga aktu terjadinya
peristiwa. Situasi, tempat, dan waktu merupakan hasil imajinasi penulis yang bisa
diperoleh idenya berdasarkan pengamatan dalam kehidupan sehari-hari. Apapun
keadaan suatu tempat dapat dijadikan latar cerita. Misalnya tempat sepi, ramai,
bising, keadaan sibuk, menakutkan, kotor, sampai tempat bau dapat dituliskan
untuk mendukung isi cerita. Kepekaan penulis cerita dalam mengamati
lingkungan cukup berpengaruh pada penggambaran latar. Sudut pandang setiap
penulis juga akan berbeda-beda pada pengamatan tersebut. Agar mengasah
ketajaman dan makin kaya dalam menggambarkan latar, penulis perlu lebih sering
untuk melakukan pengamatan.
4. Menentukan tokoh
Tokoh atau peran adalah makhluk hidup yang mempunyai hidup dan kehidupan di
dunia lakon hasil rekaan penulis cerita. Para tokoh ini diberikan karakternya
masing-masing sehingga tampak hidup di dalam cerita. Misalnya ada tokoh jahat,
baik, kaya, miskin, pintar, dan sebagainya. Di samping karakter, perlu pula
diberikan identitas pada tokoh seperti nama, jenis kelamin, fisik, jabatan, dan
sebagainya. Dalam memilih tokoh dan segala hal yang melekat padanya, penulis
bisa melakukan pengamatan dari kehidupan. Semua detail tokoh dituliskan
sehingga bisa mendeskripsikan tokoh tersebut.
B. PENENTUAN TIM
Langkah-Langkah Membentuk Tim Pementasan Teater
Agar suatu pementasan dapat berjalan lancar, maka dibentuklah tim
pementasan dengan melakukan beberapa tahapan sebagai berikut:
a. Pra Pementasan
1. Persiapan
- Pekerjaan Produksi Pimpinan produksi melakukan koordinasi tim terhadap
persiapan pementasan, serta bertugas membuat rencana dan jadwal kerja,
serta mengontrol pelaksanaan produksi.
- Sekretaris bertugas membuat surat yang dan menyusun dokumen keluar
masuk pementasan.
- Bendahara melakukan pembukuan pendanaan produksi. Seksi
dokumentasi menyediakan kebutuhan alat dan bahan dokumentasi . Seksi
publikasi membuat rancangan media publikasi seperti poster. Seksi
pendanaan bertugas mencari sumber dana dengan cara melobi calon
penyandang dana.
- House Manager bertugas mengkoordinasikan seksi keamanan, konsumsi,
ticketing, penanggung jawab gedung. Seksi keamanan bertugas menata
parkir kendaraan saat pementasan dan menjaga ketertiban demi kelancaran
pementasan.
- Seksi konsumsi mengatur dan menyediakan konsumsi dari pra produksi
sampai pasca produksi.
- Seksi transportasi bekerja sama dengan house manager untuk menyediakan
kebutuhan transportasi.
- Tim ticketing bertugas merancang tiket pementasan dan melaporkan hasil
penjualan tiket kepada seksi pendanaan.
- Penanggung jawab gedung mempersiapkan ruangan atau gedung untuk
latihan dan pelaksanaan.Dan bertanggung jawab terhadap kebersihan.
2. Persiapan Pekerjaan Artistik
- Penguasaan lakon dilakukan dengan menganalisis naskah lakon. Naskah
lakon terdiri dari dua lakon yaitu struktur lakon dan tekstur lakon. Pada
struktur lakon terdapat tema, plot, latar cerita, dan penokohan. Sedangkan
tekstur lakon dijumpai saat pementasan berlangsung.
- Penguasaan peran sangat penting bagi pemeran karena harus
menghidupkan tokoh dalam naskah melalui dirinya.
3. Penguasaan artistik.
- Pimpinan artistik melakukan pembahasan konsep artistik yang akan dibuat
dan melakukan pembagian tugas kepada anggotanya.
- Stage manager melakukan pendataan barang-barang artistik yang
diperlukan (keluar masuknya barang) dan merancang serta membuat
jadwal urutan pengisi suara pementasan.
- Penata panggung bertugas merancang barang-barang pementasan.
- Penata kostum atau busana bertugas menyediakan dan merancang kostum
serta tambahan aksesoris pada kostum. Penata rias mulai menata rias
pemeran pementasan.
- Penata cahaya mulai menyediakan dan menata cahaya (lighting).
- Penata bunyi mulai menyediakan dan menata bunyi.
- Penata musik (sound) mulai menyediakan dan menata sound.
b. Pementasan
1. Tim Produksi
- Pimpinan produksi bertugas mengontrol jalannya pementasan dan
menyelesaikan masalah saat terjadi kesalahan pementasan.
- Sekretaris bertugas mencatat dan mengarsipkan dokumen selama
pementasan. Bendahara bertugas mengelola pendanaan.
- Tim dokumentasi merekam pementasan berlangsung.
- Seksi pendanaan bekerja sama dengan ticketing dan bendahara terhadap
keluar masuknya dana. Tim ticketing menjual tiket ke penonton.
- Seksi konsumsi menyiapkan konsumsi saat pementasan.
- Seksi keamanan mengatur kenyamanan parkir penonton.
- Seksi gedung bertugas mengontrol kenyamanan penonton dan pemain saat
pementasan.
- Seksi transportasi menyediakan transportasi jika perlukan.
2. Tim Artistik
- Sutradara mengawasi jalannya pementasan.
- Pemeran melakukan peran sesuai naskah.
- Penata panggung mengatur pergantian setting pementasan.
- Penata cahaya menata sumber cahaya sesuai rencana dan disepakati
sutradara.
- Penata busana menata kostum/busana pemeran dan memperbaiki jika
kostum rusak.
- Penata rias menata riasan wajah pemeran dan memperbaiki riasan.
- Penata bunyi bertugas mengatur dan menginstalasi sumber bunyi sesuai
rencana.
- Penata musik bertugas manata musik sesuai isi pementasan.
c. Pasca Pementasan
1. Evaluasi Kerja
Evaluasi kerja dilakukan oleh pemimpin produksi dan dilakukan setelah
penonton pulang. Dalam pelaksanaannya semua anggota mengemukakan
kendala yang dihadapi dari pra produksi sampai pasca produksi dan
memberikan solusi. Dalam evaluasi ini, seluruh tim menyampaikan laporan
kerja tiap bidang atau divisi. Kemudian, hasil evaluasi kerja menjadi catatan
bersama agar pementasan selanjutnya dapat lebih baik.
2. Evaluasi Pementasan
Evaluasi ini dilakukan dengan melihat apa kelebihan dan kekurangan selama
pementasan. Kemudian, diwujudkan dalam tulisan evaluasi agar dibaca oleh
tim pementasan.
C. PEMILIHAN PEMAIN
Salah satu langkah yang penting untuk dilakukan adalah memilih pemain
dengan tepat. Pemain dalam drama harus benar-benar menghayati watak tokoh yang
dimainkan. Adapun kriteria dalam memilih pemain dalam pentas drama yaitu:
1. Kemampuan calon pemain.
Berhati-hatilah dalam menempatkan posisi aktor dan aktris. Orang yang
ditempatkan untuk posisi aktor/aktris utama sebaiknya punya kemampuan akting
yang sangat baik, karena ia akan jadi pusat perhatian hampir di sepanjang
pementasan drama.
2. Kesesuaian postur tubuh, tipe gerak, dan suara yang dimiliki calon pemain dengan
tokoh yang akan dimainkan.
Misalnya kalau kamu ingin memilih seorang pemain untuk memerankan tokoh
pengemis miskin, pilihlah aktor atau aktris yang tubuhnya lebih kurus. Kalau
kamu ingin memilih pemain untuk memerankan tokoh seorang raja, pilihlah yang
suaranya berwibawa.
3. Kesanggupan calon pemain untuk memerankan tokoh dalam drama.
Kesanggupan erat kaitannya dengan komitmen. Meskipun seseorang punya
kemampuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menjadi tokoh utama, tapi
kalau ia nggak sanggup untuk latihan rutin, maka sebaiknya, pilih pemain lain
untuk posisi itu.
D. JENIS JENIS KARAKTER TOKOH
Untuk dapat menggambarkan sifat atau watak dari seorang tokoh di dalam cerita,
pengarang atau penulis tentu menciptakan penokohan berdasarkan jenis-jenis karakter tokoh.
Jenis-jenis karakter tokoh yang membedakan watak atau penokohan tokoh yang satu dan tokoh
yang lainnya sebagai berikut :
1. Protagonis
Protagonis adalah jenis-jenis karakter tokoh yang paling disoroti di dalam jalannya atau alur
cerita. Biasanya tokoh protagonis ini digambarkan memiliki watak dan sifat yang baik dan
juga bersifat positif. Sehingga tokoh protagonis ini banyak disukai oleh penonton atau
pembaca karya sastra.
Selain itu, tokoh protagonis juga biasanya digambarkan memiliki sifat yang rendah hati,
sabar, tidak sombong, jujur, setia, suka menolong, dan sifat baik lainnya. Biasanya, tokoh
protagonis ini menjadi tokoh utama sehingga menjadi perhatian di dalam jalannya cerita
tersebut.
Tak heran jika tokoh protagonis ini berhasil menyita empati dan perhatian dari para
pembaca. Hal ini karena pembaca ajakan diajak mengikuti kisah tokoh protagonis untuk
menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Masalah yang dihadapi tokoh protagonis ini
bisa datang dari siapa saja, bahkan dari tokoh lain.
Sehingga bisa dibilang bila tokoh protagonis ini akan menentukan bagaimana jalannya
cerita dan segala keputusan yang terjadi dan menjadi penentu di dalam alur cerita yang
berjalan.
2. Antagonis
Selain tokoh protagonis, jenis-jenis karakter tokoh yang selanjutnya adalah karakter
antagonis. Tokoh antagonis ini adalah tokoh yang kontras dengan tokoh protagonis. Di
mana tokoh antagonis ini digambarkan sebagai tokoh yang memiliki watak atau sifat yang
buruk dan biasanya menjadi musuh atau memusuhi tokoh protagonis.
Tokoh antagonis juga bisa disebut sebagai tokoh yang menentang cerita karena tokoh
antagonis ini sering digambarkan sebagai sosok tokoh yang memiliki sifat negatif, yaitu
memiliki dendam, pembohong, jahat, sombong, penipu, kasar, tidak bersahabat, suka
membuat masalah, dan berbagai sikap buruk lainnya.
Tokoh antagonis ini biasanya dibenci oleh penonton atau pembaca cerita karena sifatnya
yang dinilai merugikan atau menyebalkan. Meski demikian, biasanya penulis sengaja
memberikan porsi yang cukup banyak bagi tokoh antagonis ini sehingga semakin
membuat pembaca atau penonton jengkel tetapi tetap menyita perhatian penonton atau
pembaca.
Dengan adanya sifat buruk pada tokoh antagonis tersebut, masalah di dalam cerita atau
konflik biasanya semakin memanas. Konflik di dalam cerita yang digambarkan di dalam
alur juga biasanya muncul karena peran atau perilaku yang dilakukan tokoh antagonis.
3. Tritagonis
Tokoh selanjutnya yang biasa muncul di dalam karakter tokoh atau penokohan adalah
tokoh tritagonis. Tokoh tritagonis ini biasanya muncul di dalam cerita sebagai tokoh yang
mampu menjadi penengah antara pertikaian atau konflik yang hadir di antara tokoh
antagonis dan tokoh protagonis.
Karena tokoh tritagonis ini diciptakan sebagai tokoh penengah, maka watak yang dimiliki
tokoh tritagonis biasanya bijak dan berwibawa. Hal ini karena tokoh tritagonis
digambarkan harus mampu menjadi pendamai atau jembatan atas penyelesaian konflik
yang muncul di dalam jalannya cerita.
Selain menjadi penengah, tritagonis juga bisa memberikan pendapat dan memberi nasihat
bagi tokoh protagonis dan tokoh antagonis yang berkonflik. Sehingga jika disimpulkan,
kehadiran tokoh tritagonis di dalam cerita atau karya sastra adalah menjadi tokoh yang
mencari jalan keluar terbaik dari permasalahan yang terjadi antara tokoh antagonis dan
tokoh protagonis.
4. Skeptic
Secara umum, pembagian jenis-jenis karakter tokoh yang terkenal memang hanya ada tiga
yang dijelaskan di atas yakni tokoh protagonis, tokoh antagonis, dan tokoh tritagonis.
Namun ada pula jenis-jenis karakter tokoh lain yang mewarnai jalannya alur di dalam
sebuah cerita.
Salah satunya adalah tokoh skeptic. Tokoh skeptic ini biasa dikenal sebagai tokoh yang
memusuhi karakter baik. Artinya, tokoh skeptic ini merupakan tokoh yang mendukung
tokoh antagonis dalam cerita. Berbeda dengan tokoh antagonis, tokoh skeptic ini
merupakan tokoh pendukung yang tidak terlalu sering muncul di dalam cerita.
Meski hanya jadi tokoh pendukung, tokoh skeptic ini biasanya menjadi pelengkap
munculnya konflik. Tokoh skeptic ini juga bisa berperan menghidupkan alur atau jalan
cerita agar jalan cerita tidak terkesan datar dan monoton.
5. Sidekick
Selain tokoh skeptic, karakter tokoh yang juga mendukung jalannya cerita selain tokoh
protagonis, tokoh antagonis, dan tokoh tritagonis adalah tokoh sidekick. Tokoh sidekick ini
biasanya tokoh yang muncul atau dimunculkan sebagai penyeimbang munculnya tokoh
skeptic.
Konsep tokoh sidekick yang menyeimbangkan tokoh skeptic ini hampir sama dengan
peran tokoh protagonis dan tokoh antagonis, namun bedanya tokoh sidekick ini merupakan
tokoh pendukung. Tokoh sidekick ini tokoh yang menjadi pendukung tokoh protagonis
atau pendukung tokoh yang berperilaku baik.
Hadirnya tokoh sidekick ini menjadi pendukung yang berperan menghidupkan alur cerita
atau jalan cerita agar tidak monoton dan konflik yang terjadi juga semakin menarik dan
berkembang.
6. Contagonist
Selanjutnya adalah tokoh contagonist. Meski tidak terlalu familiar dibandingkan tokoh
protagonis, tokoh antagonis, dan tokoh tritagonis, tokoh contagonist ini juga berperan baik
dalam mengembangkan atau mendukung jalannya cerita atau alur di dalam cerita dan
mendukung para pemeran di dalamnya.
Tokoh contagonist ini adalah tokoh yang mendukung atau tokoh pendukung dengan
karakter yang berseberangan dengan tokoh protagonis. Biasanya, tokoh contagonist ini
muncul di tengah-tengah jalannya cerita. Mengapa demikian? Penulis atau pengarang
memang biasanya memunculkan tokoh contagonist di tengah cerita.
Hal ini karena sifat dari tokoh contagonist ini hanya menjadi pendukung konflik yang
muncul, sehingga konflik atau jalannya cerita yang terjadi atau berlangsung lebih hidup dan
lebih menarik lagi.
7. Guardian
Selanjutnya, muncul tokoh guardian. Sama dengan peran seperti namanya, tokoh guardian
ini muncul sebagai pelindung dari peran utama. Tokoh guardian ini biasanya muncul
setelah hadirnya tokoh contagonist. Tokoh guardian akan muncul sebagai penyeimbang
para tokoh yang muncul sebelumnya.
Karena tokoh guardian ini berperan sebagai pelindung pemeran utama, tokoh guardian ini
biasanya digambarkan sebagai seorang tokoh yang memiliki sifat yang bijak dan baik hati
sehingga mampu menjadi pelindung bagi pemeran utama di dalam cerita yang
berlangsung.
8. Reason
Selain itu, jenis-jenis karakter tokoh yang muncul lainnya adalah tokoh reason. Tokoh
reason ini juga merupakan tokoh pendukung. Yang mana meskipun tidak berperan sebagai
pemeran utama, namun perannya akan menjadi penentu dan menjadi warna bagi alur cerita
yang berlangsung.
Tokoh reason ini digambarkan sebagai tokoh yang memiliki karakter yang tenang dan
selalu berpikiran logis serta sabar. Oleh sebab itu, tokoh reason ini akan membantu
menyelesaikan masalah dengan cara membantu tokoh utama dalam penyelesaian masalah
atau konflik yang dihadapi.
9. Emotion
Selanjutnya muncul juga tokoh pendukung lain yakni tokoh emotion. Meski merupakan
tokoh pendukung, namun tokoh emotion ini juga memiliki peran yang cukup penting
dalam jalannya sebuah alur cerita, yang mana tokoh ini akan mampu jadi tokoh yang
memicu konflik di dalam sebuah cerita sehingga jalan cerita jadi semakin menarik.
Tokoh emotion ini memiliki sikap atau sifat yakni tidak bisa berpikir tenang. Tokoh
emotion ini digambarkan sebagai tokoh yang tidak bisa mengendalikan perasaannya dan
tidak bisa berpikir tenang. Oleh sebab itu, kehadiran tokoh emotion ini menambah bumbu
di dalam jalannya sebuah cerita.
Tokoh emotion ini bisa muncul dan memicu adanya konflik baru atau memicu konflik
besar yang akan terjadi di dalam rangkaian cerita sehingga cerita semakin panjang dan juga
semakin menarik.
10. Deutragonis
Selanjutnya, ada jenis-jenis karakter tokoh lain yakni tokoh deutragonis. Sama dengan
tokoh sidekick, tokoh pendukung yakni tokoh deutragonis ini menjadi teman setia bagi
tokoh protagonis yang akan selalu menemani dan mendukung para tokoh utama, yakni
tokoh protagonis.
Tokoh deutragonis ini digambarkan sebagai sosok tokoh yang menjadi teman, baik tempat
curhat atau sosok yang selalu ada bagi tokoh protagonis dan membantu tokoh protagonis
menyelesaikan masalah yang dihadapinya.
11. Foil
Selanjutnya adalah tokoh pendukung yang sama dengan tokoh pendukung skeptic. Tokoh
pendukung foil yang memiliki peran sama dengan tokoh skeptic ini merupakan tokoh yang
akan selalu menemani dan mendukung peran dari tokoh utama dalam hal ini adalah tokoh
antagonis.
Tokoh foil ini nanti akan berperan sebagai tokoh yang membantu tokoh antagonis dalam
menyelesaikan masalah atau memenangkan konflik di dalam cerita atau alur cerita yang
disajikan.
12. Figuran
Jenis-jenis karakteristik tokoh yang selanjutnya adalah tokoh figuran. Seperti yang kita
ketahui bersama, tokoh figuran yang ada di dalam jalannya cerita adalah sebagai karakter
yang melengkapi jalannya sebuah cerita. Tokoh figuran di dalam cerita ini tidak terlalu
sering muncul seperti pemeran utama.
Namun meski demikian, peran dari tokoh figuran ini tidak kalah penting dari tokoh utama.
Tokoh figuran ini bahkan biasanya menjadi pemanis dan membuat jalan cerita akan lebih
menarik. Hal ini karena tokoh figuran biasanya digambarkan sebagai sosok yang memiliki
sifat unik sehingga menjadi warna dalam jalannya cerita.
Tokoh figuran seringkali memiliki sifat yang lucu dan menyenangkan, sehingga bisa
menjadi penghibur bagi tokoh utama dan juga mampu menyeimbangkan jalannya cerita
sehingga bisa diterima pembaca atau penonton dengan baik.

E. PENGELOLAAN KEBUTUHAN PEMENTASAN


Pengelolaan pentas adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh pemimpin pentas
dengan dibantu oleh sekelompok orang dalam suatu organisasi pergelaran. Pengelolaan pentas
bertujuan untuk menghasilkan bentuk tontonan yang baik dan enak dinikmati.
Dalam melakukan pengelolaan pentas, seorang pemimpin pentas harus menguasai
materi pertunjukan, mampu mengendalikan dan mengoordinasikan segenap unsur pentas
dengan segala peralatannya, serta dapat mengerti aspirasi penonton. Pemimpin pentas juga
harus dapat membawakan tugasnya dengan baik dan luwes, tegas serta tanggap terhadap setiap
perkembangan di atas pentas, sehingga tidak terjadi kekakuan dalam pelaksanaan pementasan.
Pun, pengelola pementasan harus dapat memulai dan mengakhiri pertunjukan tepat pada
waktunya.
Pun pelaku-pelaku yang menyukseskan sebuah pentas kesenian adalah sebagai
berikut :
1. Produsen atau seniman merupakan sekelompok orang/pribadi yang berusaha untuk
menciptakan sebuah karya seni dan memiliki misi dalam berkarya.
2. Konsumen atau penikmat merupakan sekelompok orang yang memberikan reaksi dan
apresiasi terhadap sebuah pementasan. Pun, sekelompok orang yang datang ke sebuah
gedung untuk menyaksikan pertunjukan yang sedang berlangsung disebut penonton.
3. Patron atau donatur merupakan sekelompok orang, pribadi, organisasi, yayasan atau
lembaga pemerintah yang memiliki tujuan untuk mendukung dan menghidupkan kesenian,
misalnya untuk pelestarian dan pengembangan kesenian.
4. Sponsor merupakan perusahaan maupun pribadi yang mendukung kegiatan kesenian,
terutama dalam hal finansial atau dana keuangan, dengan ikatan kerja dan kerja sama saling
menguntungkan.
5. Pengelola atau manajer merupakan lembaga, organisasi, badan usaha/perorangan yang
mengomunikasikan karya-karya seni pada masyarakat dimana manajer mengelola karya-
karya seni agar dapat dinikmati oleh konsumen.
6. Kritikus seni atau pengamat seni merupakan seorang yang mengamati proses pembuatan
hingga penyajian karya seni dan membuat ulasan tentang bobot karya yang telah disajikan
yang mana kritikus seni diharapkan dapat menjembatani seniman dan penonton.
a. Menyusun Jadwal Kegiatan Produksi
Jauh hari sebelum pementasan, jadwal produksi harus sudah dibuat dengan terperinci dan
kronologis. Hal ini bermanfaat supaya semua unsur mengetahui secara pasti waktu latihan,
waktu menata panggung, waktu menata dekorasi panggung dan ruangan, serta waktu
penataan cahaya dan suara.
b. Menyusun Jadwal Latihan
Latihan sangat diperlukan dalam berteater. Semakin banyak latihan, pemain akan cepat
menguasai peran yang diemban. Agar latihan teratur, susunlah jadwal latihan secara teratur
dengan tahapan-tahapan yang jelas. Pengaturan jadwal latihan bisa dilakukan dengan cara
mengatur jadwal latihan per individu dan keseluruhan. Pengembangan latihan secara
keseluruhan atau geladi kotor bisa dilakukan beberapa kali di tempat latihan. Setelah
mendekati waktu pementasan, lakukan geladi bersih di tempat pentaspanggung. Geladi
bersih ini bisa dilakukan sehari atau dua hari sebelum pertunjukan.
c. Perencanaan Penataan Dekorasi
Penataan dekorasi berhubungan dengan kegiatan menghias sedemikian r u p a , b a i k p a n
g g u n g m a u p u n ruangan sehingga memberi kesan sesuai dengan adegan. Penataan
panggung bisa dilakukan dengan memasang gambar atau bentuk 3 dimensi yang sesuai
dengan cerita atau se ing. Penataan dekorasi ini akan menjadi daya tarik bagi para penonton
dan menunjang pada pementasan teater. Selain penataan panggung, harus diperhatikan pula
bagaimana penataan ruang penonton, tempat duduk penonton sehingga nyaman.
d. Penataan Lampu
Lampu berhubungan dengan cahaya dan penerangan. Penataan lampu hendaknya
disesuaikan dengan besar kecilnya arena pementasan, tempat pementasan berlangsung, atau
permintaan efek pencahayaan. Jika arena pementasan besar, penata lampu harus
memasang lampu yang besar pula. Jika pementasan berada di luar, penata lampu harus
memasang lampu yang sesuai. Kalau pertunjukan teater tradisi, biasanya menggunakan
penerangan obor atau petromak.
F. MENYUSUN RENCANA PEMENTASAN
Teknik adalah cara, upaya, strategi dan metode untuk memudahkan kerja
dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Terkait teknik dalam pementasan teater dapat
dipahami sebagai suatu cara dan upaya kamu bersama atau kelompok yang dibentuk
untuk terlibat dalam merencanakan, mengorganisasikan, menggerakan dan
mengevaluasi pementasan teater yang kamu akan lakukan.
Teknik pementasan teater yang dapat dilakukan bersama-sama dalam
pementasan dapat dibagi dalam dua wilayah kegiatan. Wilayah kegiatan artistik dan
non artistik. Kegiatan wilayah artistik bertugas untuk menyiapkan materi (produk)
seni teater. Wilayah non artistik bertugas sebagai penyelenggara pementasan.
Dengan demikian, secara teknis pementasan teater adalah suatu kegiatan yang
tidak dapat lepas dari kegiatan manajemen dengan memfungsikan sumber-sumber
yang ada, Sebagai contoh jika dilakukan disekolah maka meliputi; siswa, guru dan
orang tua; keuangan; metode; mesin/teknologi; bahan dan alat; sampai pada
pemasaran jika memungkinkan.
Pementasan teater dapat dilakukan dengan cara pembagian wilayah kerja;
artistik dan non artistik, meliputi kegiatan merencanakan, pengorganisasian,
penggerakan dan pengawasan terhadap kegiatan merancang pementasan teater.

Tahapan merencanakan pementasan teater sebagai langkah kerja dalam kegiatan


merancang pementasan dapat dikemukan sebagai berikut.

a. Pertemuan Sekolah dan Komite Sekola


b. Pembentukan Panitia Inti
c. Penentuan Naskah Lakon
d. Menyusun Panitia
e. Tugas dan Tanggung Jawab Panitia
 Pelindung
Pelindung adalah seorang atau beberapa orang panitia diangkat sebagai pelindung
atau pengayom kegiatan pementasan, tugas dan tanggungjawab:
1. Bertugas melindungi atau mengayomi seluruh kegiatan pementasan, baik
secara kedinasan atau pun pribadi, terutama berkaitan dengan kepentingan
pembuatan surat rekomendasi dan izin kegiatan bagi para birokrat maupun
orang tua kamu yang terlibat di dalamnya.
2. Tanggungjawabnya, berhak mengajukan usul, saran dan pendapat kepada
pimpinan produksi dan sutradara berkaitan dengan masukan positif
keselamatan pementasan.
 Penasehat
Penasehat adalah seorang atau beberapa orang panitia yang diangkat sebagai
penasehat kegiatan pementasan. Tugas dan tanggungjawab:
1. Bertugas memberi masukan-masukan tentang hal-hal yang positif dan hal
yang negatif, terutama dalam hal proses produksi dan proses penciptaan teater
di lapangan baik teknik maupun non teknis.
2. Tanggungjawabnya berhak mengajukan usul, saran dan pendapat kepada
pimpinan produksi dan sutradara berkaitan dengan pementasan seni.
 Penanggungjawab
Penanggungjawab adalah seorang atau beberapa orang panitia diangkat sebagai
penanggungjawab kegiatan pementasan, Tugas dan tanggungjawab:
1. Bertugas menanggungjawabi seluruh kegiatan pementasan, baik secara teknis
maupun non teknis dilapangan terutama berkaitan dengan kepentingan
pemberdayaan organisasi sebagai bagian dari kreativitas di sekolah.
2. Tanggungjawabnya berhak mengajukan usul, saran dan pendapat kepada
pimpinan produksi dan sutradara berkaitan dengan hal- hal
pertanggungjawaban seluruh kegiatan pementasan.
 Pembimbing
Pembimbing adalah seorang atau beberapa orang panitia diangkat sebagai
pembimbing kegiatan pementasan, Tugas dan tanggungjawab.
1. Bertugas membimbing dan membantu kegiatan pementasan, baik teknis
maupun non teknis di lapangan, terutama berkaitan dengan memotivasi agar
anak terdorong kemampuannya dan berbuat serta bersikap penuh dengan
kebebasan tanpa paksaan.
2. Tanggungjawabnya berhak mengajukan usul, saran dan pendapat kepada
pimpinan produksi dan sutradara berkaitan dengan proses pembimbingan agar
lebih baik dan optimal.
 Pimpinan Produksi
Pimpinan produksi adalah seorang panitia inti yang diangkat melalui musyawarah
sekolah dan komite sekolah dengan persetujuan dan dikukuhkan melalui surat
keputusan. Tugas dan tanggungjawab:
1. Bertugas merencanakan, mengorganisir, menggerakan dan melakukan kontrol
atau pengawasan terhadap kegiatan yang tengah dan akan dilaksanakan guna
tercapainya suatu tujuan pementasan teater secara efektif dan efisien.
2. Berhak menegur dan memberi saran serta peringatan kepada panitia apabila
terjadi kekeliruan atau indisipliner kerja.
3. Berwenang untuk mengadakan evaluasi kerja terhadap masing-masing bidang/
seksi dalam kepanitiaan.
4. Bertanggungjawab pada pimpinan, anggota, dan diri sendiri, terutama dalam
hal pertanggungjawaban kegiatan pementasan serta termasuk di dalamnya
masalah kesejahteraan seluruh pendukung pementasan.
 Sekretaris
Sekretaris adalah seorang panitia atau lebih yang diangkat dan diberhentikan oleh
pimpinan produksi berdasarkan musyawarah. Tugas dan tanggungjawab:
1. Sekretaris bertugas melakukan pencatatan, penghimpunan, inventarisir,
pendataan, penataan kegiatan dibidang administratiforganisasi. Dalam
pelaksanaannya sekretaris dibantu oleh bidang sekretariat.
2. Sekretaris bertugas membantu dan melaporkan seluruh program kegiatan
masing-masing bidang kepada seluruh panitia pementasan.
3. Sekretaris berhak untuk mengajukan kebutuhan peralatan administrasi, guna
kebutuhan sarana pendukung pelaksanaan kegiatan organisasi.
4. Sekretaris berhak mengajukan usul, saran dan pendapat kepada pimpinan
produksi.
5. Bertanggungjawab kepada pimpinan produksi.
 Bendahara
Bendahara adalah seorang panitia atau lebih yang diangkat dan diberhentikan oleh
pimpinan produksi berdasarkan musyawarah.
Tugas dan tanggungjawab:
1. Bendahara adalah sebagai pemegang kekuasan keuangan dalam sebuah
organisasi atas persetujuan pimpinan produksi.
2. Bertugas merencanakan dan melaksanakan pencarian sumbersumber
pendanaan (donor organisasi) atau pinjaman, guna memperlancar jalannya
kegiatan pementasan yang tengah dan akan dilaksanakan.
3. Bertugas melakukan pencatatan dan pendataan tentang pendapatan dan
pengeluaran keuangan panitia.
4. Bertugas melaporkan seluruh keuangan dalam setiap kegiatan kepada panitia.
5. Berhak mengajukan usul, saran dan pendapat kepada pimpinan produksi.
6. Bertanggungjawab kepada pimpinan produksi.
 Bidang Acara
Bidang acara adalah seorang panitia atau lebih yang diangkat dan diberhentikan
oleh pimpinan produksi berdasarkan musyawarah.
Tugas dan tanggungjawab:
1. Bidang acara adalah pemegang keseluruhan acara dalam sebuah kepanitiaan
atas persetujuan pimpinan produksi.
2. Bertugas merencanakan, menyusun dan melaksanakan seluruh rangkai acara
pementasan teater. Terutama, menyusun jadwal kegiatan, jadwal acara
pementasan, mulai menunjuk master of ceremony (MC), protokoler,
penempatan tamu undangan, penonton, dan kegiatan diskusi setelah atau
sebelum pementasan.
3. Bertugas melaporkan seluruh acara dan rangkaian acara kepada panitia dan
pendukung acara.
4. Berhak mengajukan usul, saran dan pendapat kepada pimpinan produksi
tentang kegiatan bidang acara.
5. Bertanggungjawab kepada pimpinan produksi.
 Bidang Sekretariat
Bidang sekretariat adalah seorang panitia atau lebih yang diangkat dan
diberhentikan oleh pimpinan produksi berdasarkan musyawarah.
Tugas dan tanggung jawab:
1. Bertugas merencanakan, menyusun dan melaksanakan seluruh kegiatan
administrasi pementasan teater. Terutama membuat dan mengarsipkan surat-
menyurat, mendesain dan membuat undangan, tiket, acara; menyusun dan
membuat proposal serta membuat laporan pementasan teater.
2. Membantu bidang lain yang berkaitan dengan wewenang bidang sekretariat
atau kegiatan pengetikan.
3. Berhak mengajukan usul, saran dan pendapat kepada Sekretaris tentang bidang
sekretariat.
4. Bertanggungjawab kepada pimpinan produksi.
 Bidang Dana Usaha
Bidang dana usaha adalah seorang panitia atau lebih yang diangkat dan
diberhentikan oleh pimpinan produksi berdasarkan musyawarah. Tugas dan
tanggungjawab:
1. Bidang dana usaha adalah sebagai pemegang kekuasaan pencarian dana dalam
sebuah kepanitiaan atas persetujuan pimpinan produksi dan bendahara.
2. Bertugas merencanakan, menyusun dan melaksanakan seluruh kegiatan
penghimpunan dana dan barang atau produk acara pementasan teater.
Terutama, penjaringan dana melalui penjualan tiket, sponsor, donator dan
bentuk usaha lain yang dapat mendatangkan keuangan bagi terselengggaranya
pementasan teater.
3. Bertugas melaporkan seluruh kegiatan pencarian dana dan barang atau produk
kepada pimpinan produksi dan bendahara.
4. Diminta atau tidak, berhak mengajukan usul, saran dan pendapat kepada
pimpinan produksi dan bendahara tentang bidang dana usaha.
5. Bertanggungjawab kepada pimpinan produksi.
 Bidang Publikasi
Bidang publikasi adalah seorang panitia atau lebih yang diangkat dan
diberhentikan oleh pimpinan produksi berdasarkan musyawarah.
Tugas dan tanggungjawab:
1. Bidang publikasi adalah sebagai pemegang kekuasaan dibidang publikasi
dalam suatu panitia pementasan.
2. Bertugas merencanakan, menyusun dan melaksanakan seluruh kegiatan
publikasi berupa informasi pementasan teater, melalui media: radio, televisi,
media cetak, poster, spanduk, baligo atau pun selebaran/ flayer.
3. Bertugas melaporkan seluruh kegiatan publikasi dan hal-hal yang terjadi
selama proses dan kegiatan pementasan berakhir.
4. Berhak mengajukan usul, saran dan pendapat kepada pimpinan produksi
tentang lingkup bidang publikasi.
5. Bertanggungjawab kepada pimpinan produksi.
 Bidang Dokumentasi
Bidang dokumentasi adalah seorang panitia atau lebih yang diangkat dan
diberhentikan oleh pimpinan produksi berdasarkan musyawarah.
Tugas dan tanggungjawab:
1. Bidang dokumentasi adalah pemegang kekuasaan dibidang dokumentasi
dalam suatu kepanitiaan.
2. Bertugas merencanakan, menyusun dan melaksanakan seluruh kegiatan
dokumentasi pementasan teater, baik berupa photo, video maupun membantu
pengarsipan sebagai bahan laporan.
3. Bertugas melaporkan seluruh kegiatan dokumentasi dan hal-hal yang terjadi
selama proses dan kegiatan pementasan berakhir.
4. Berhak mengajukan usul, saran dan pendapat kepada pimpinan produksi
tentang lingkup bidang dokumentasi.
5. Bertanggungjawab kepada pimpinan produksi.
 Bidang Sarana dan Perlengkapan
Bidang sarana dan perlengkapan adalah seorang panitia atau lebih yang diangkat
dan diberhentikan oleh pimpinan produksi berdasarkan musyawarah.
Tugas dan tanggungjawab:
1. Bidang sarana dan perlengkapan adalah pemegang kekuasaan dibidang sarana
dan perlengkapan dalam sebuah kepanitiaan.
2. Bertugas merencanakan, menyusun dan melaksanakan seluruh kegiatan terkait
sarana dan perlengkapan yang dibutuhkan bagi kelancaran sebuah
pementasan.
3. Bertugas melaporkan seluruh kegiatan sarana dan perlengkapan dan hal-hal
yang terjadi selama proses dan kegiatan pementasan berakhir.
4. Berhak mengajukan usul, saran dan pendapat kepada pimpinan produksi
tentang lingkup bidang sarana dan perlengkapan.
5. Bertanggungjawab kepada pimpinan produksi.
 Bidang Transportasi
Bidang transportasi adalah seorang panitia atau lebih yang diangkat dan
diberhentikan oleh pimpinan produksi berdasarkan musyawarah.
Tugas dan tanggungjawab:
1. Bidang transportasi adalah pemegang kekuasaan dibidang transportasi dalam
sebuah kepanitiaan.
2. Bertugas merencanakan, menyusun dan melaksanakan seluruh kegiatan
transportasi bagi artis dan pendukung pementasan serta pengangkutan barang.
3. Bertugas melaporkan seluruh kegiatan transportasi dan hal-hal yang terjadi
selama proses dan kegiatan pementasan berakhir.
4. Berhak mengajukan usul, saran dan pendapat kepada pimpinan produksi
tentang lingkup bidang transportasi.
5. Bertanggungjawab kepada pimpinan produksi.
 Bidang Kesejahteraan
Bidang kesejahteraan adalah seorang panitia atau lebih yang diangkat dan
diberhentikan oleh pimpinan produksi berdasarkan musyawarah.
Tugas dan tanggungjawab:
1. Bidang kesejahteraan adalah pemegang kekuasaan dibidang kesejahteraan
dalam sebuah kepanitiaan.
2. Bertugas merencanakan, menyusun dan melaksanakan seluruh kegiatan
kesejahteraan pendukung pementasan, meliputi: konsumsi, dan P3K.
3. Bertugas melaporkan seluruh kegiatan kesejahteraan dan hal-hal yang terjadi
selama proses dan kegiatan pementasan berakhir.
4. Berhak mengajukan usul, saran dan pendapat kepada pimpinan produksi
tentang lingkup bidang kesejahteraan.
5. Bertanggungjawab kepada pimpinan produksi.
 Bidang Umum
Bidang umum adalah seorang panitia atau lebih yang diangkat dan diberhentikan
oleh pimpinan produksi berdasarkan musyawarah.
Tugas dan tanggungjawab:
1. Bidang umum adalah pemegang kekuasaan dibidang umum dalam sebuah
kepanitiaan.
2. Bertugas merencanakan, menyusun dan melaksanakan seluruhkegiatan
dibidang umum sebagai tenaga cadangan yang harus siap membantu bidang
lain yang membutuhkan, terutama sebagai tenaga pelaksana di lapangan.
3. Bertugas melaporkan seluruh kegiatan umum selama proses dan kegiatan
akhir pementasan.
4. Berhak mengajukan usul, saran dan pendapat kepada pimpinan produksi
tentang lingkup bidang umum.
5. Bertanggungjawab kepada pimpinan produksi.
 Bidang Keamanan
Bidang keamanan adalah seorang panitia atau lebih yang diangkat dan
diberhentikan oleh pimpinan produksi berdasarkan musyawarah.
Tugas dan tanggungjawab:
1. Bidang keamanan adalah pemegang kekuasaan dibidang keamanan dalam
sebuah kepanitiaan.
2. Bertugas merencanakan, menyusun dan melaksanakan seluruh kegiatan
keamanan penonton, jiwa dan barang pendukung selama proses latihan dan
pementasan berlangsung.
3. Bertugas melaporkan seluruh kegiatan keamanan dan hal-hal yang terjadi
selama proses dan kegiatan pementasan berakhir.
4. Diminta atau tidak, berhak mengajukan usul, saran dan pendapat kepada
pimpinan produksi tentang lingkup bidang keamanan.
5. Bertanggungjawab kepada pimpinan produksi.
f. Menyusun Jadwal Produksi dan Pementasan
g. Menyusun Proposal Pementasan Teater
G. PELAKSANAAN PEMENTASAN
Seni teater bukan hanya saja melibatkan banyak seniman, melaikan juga
mengandung banyak unsur. Unsur-unsur itu saling mendukung dan merupakan bab
yang tidak dapat dipisahkan dari keutuhan pementasan drama. Karena itu, semua
unsur pementasan drama harus ada dan harus digarap dengan baik.
Jika salah satu unsur tidak ada mampu, menyebabkan pementasan drama tidak
akan pernah terwujud. Pada saat pelaksanaan ada beberapa hal yang penting
dilakukan berkaitan dengan pementasan teater, sebagai beikut.
a. Tata Rias
Tata rias mempunyai tugas penting dalam pementasa teater. Tata rias dapat
mengubah dan menguatkan karakter tokoh. Wajah muda mampu diubah menjadi
tua. Tata rias juga mampu mengubah kulit seakan-akan terluka atau bahkan
anggota badan seolah-olah ada yang patah. Orang yang mengerjakan tata rias
disebut penata rias. Penata rias harus bisa mengatur waktu sehingga setiap pemain
yang akan naik panggung sudah dirias dengan baik.
b. Tata Busana
Tata busana juga mempunyai peran penting di dalam penampilan seorang tokoh.
Tata busana mampu memberikan karakter tokoh yang diperankan. Peran
pengemis, tata busana yang digunakan akan berbeda dengan tugas raja. Tata
busana juga berfungsi untuk menguatkan huruf tokoh di dalam pementasan teater.
Tata rias dan tata busana merupakan satu kesatuan tak terpisahkan.
c. Tata Suara
Tata suara pada pementasan teater mempunyai arti penting sebab penyampaian
pesan dilakukan dengan cara berdialog. Tata bunyi tidak hanya meliputi sound
system saja tetapi juga tata bunyi pemain itu sendiri. Peralatan tata suara
dirancang dengan baik sehingga dialog mampu terdengar terperinci.
Tata suara juga meliputi aspek musik pengiring sebagai ilustrasi suasana. Perlu
penempatan secara matang musik pengiring dengan menggunakan kaset atau
iringan eksklusif. Musik pengiring merupakan kesatuan dalam pementasan teater.
d. Tata Panggung
Ada beberapa jenis tata panggung. Ada yang berbentuk lingkaran dan tapal kuda.
Tata panggung di luar atau di dalam gedung juga mempunyai kakteristik
tersendiri. Jika tata panggung di luar (outdoor) diharapkan tata bunyi memadai
alasannya adanya gangguan dari sekeliling. Penataan bunyi tentu akan berbeda
dengan tata panggung di dalam gedung (indoor).
Tata panggung juga berhubungan dengan setting atau latar cerita yang
dipentaskan. Manajemen panggung perlu memperhitungkan secara cermat jeda
untuk mengganti latar panggung sehingga pementasan akan berjalan mengalir.
e. Tata Lampu
Tata lampu pada pementasan teater mempunyai arti penting. Tata lampu berfungsi
untuk membangun suasana. Jika pementasan teater dilaksanakan siang hari dan di
ruang terbuka maka tidak diharapkan tata lampu.
Tata lampu tidak hanya meliputi lampu-lampu panggung saja tetapi juga lampu
yang merupakan bab dari setting panggung mirip penggunaan lampu teplok atau
petromak untuk memperlihatkan suasana rumah pedesaan zaman dulu.

Evaluasi Pelaksanaan Pementasan


Evaluasi sangat penting dilakukan agar mengetahui kekurangan dan kelebihan
pementasan yang sudah dilaksanakan. Dengan mengetahui akan  kekurangan dan
kelebihan inilah yang kemudian harus ditindaklanjuti. Hal-hal yang sudah baik
perlu dilanjutkan dan ditingkatkan tingkatkan, dan hal-hal yang masih kurang
harus diperbaiki.
Pada ketika evaluasi diharapkan kebesaran hati untuk menerima kritik dan
masukan semua yang telah dikerjakan. Tanggapi semua saran dan masukan untuk
sesuatu yang lebih baik lagi. Tujuan evaluasi antara lain
1. Mengetahui kekurangan dan kelebihan pelaksanaan pementasan.
2. Umpan balik untuk perbaikan pada tahun berikutnya.
3. Saling menghargai kerja tim.
4. Hasil tamat merupakan hasil kerja tim bukan perorangan.
1. Apa tantangan paling sulit dalam persiapan pementasan teater?

1. Berikut tujuan dari evaluasi pelaksanaan pementasan, kecuali …..


a. Mengetahui kekurangan pelaksanaan pementasan
b. Mengetahui karakter pemain dalam pementasan
c. Mengetahui kelebihan pelaksanaan pementasan
d. Sebagai umpan balik untuk perbaikan pada tahun berikutnya
e. Saling menghargai kerja tim.
2. Pada saat pelaksanaan pementasan ada beberapa hal yang penting dilakukan berkaitan
dengan pementasan teater, kecuali ….
a. Tata lampu
b. Tata rias
c. Tata vokal
d. Tata panggung
e. Tata suara
3. Guna mengetahui interpretasi atas lakon yang akan dimainkan, seorang penata cahaya
harus melakukan interaksi dan koordinasi dengan …..
a. Sutradara
b. Produser
c. Penata panggung
d. Penata rias
e. Penata busana
4. Panitia yang bertugas melakukan pencatatan, penghimpunan, inventarisir, pendataan,
penataan kegiatan dibidang administratiforganisasi adalah ….
a. Bendahara
b. Seksi publikasi
c. Seksi acara
d. Sekretaris
e. Seksi dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai