MADRASAH ALIYAH NEGERI INSAN CENDEKIA LOMBOK TIMUR
TAHUN PELAJARAN 2021/2022
A. PERSIAPAN NASKAH ATAU LAKON Naskah atau Lakon Naskah atau lakon harus dibuat terlebih dahulu karena perannya sangat penting dalam sebuah pertunjukan teater. Naskah ini akan memberi batasan kepada sutradara dan pemain serta untuk penyesuaian panggung dan latar. Sebelum sebuah cerita sampai ke tangan sutradara dan para pemeran, diperlukan penyusunan naskah lakon terlebih dahulu. Naskah lakon disebut pula dengan skenario. Naskah ini menjadi bentuk penuangan ide cerita ke dalam alur cerita dan susunannya. Awal pembuatan naskah lakon adalah membuat tema. Lantas, melalui tema disusun peristiwa-peristiwa yang mempunyai alur jelas. Ukuran dan panjang cerita dibuat dengan memperhitungkan kebutuhan sebuah pertunjukan. Dalam buku Seni Budaya (2015) yang diterbitkan Kemdikbud disebutkan, filsuf Aristoteles membagi struktur naskah lakon terdiri dari pemaparan, komplikasi, klimaks, antiklimaks, dan konklusi. Struktur ini tidak berlaku secara kaku dan lebih bersifat fungsional. Struktur lebih sederhana memuat pemaparan, konflik, dan penyelesaian. Menyusun naskah lakon Langkah awal dalam menyusun naskah lakon memperhatikan hal-hal berikut ini: 1. Menentukan tema Tema merupakan gagasan atau ide cerita yang berfungsi sebagai inti cerita. Penulis cerita dapat menemukan ide dari mana pun dan kapan pun. Cara yang dipakai dalam memperoleh ide yaitu melalui pengamatan segala hal yang ada di sekitar. Tema dapat pula disebut muatan intelektual pada sebuah permainan. Tema bisa menjadi premis atau rumusan intisari cerita yang menjadi landasan untuk menentukan arah tujuan cerita. Oleh sebab itu, tema menjadi ide dasar, gagasan, atau pesan pada naskah lakon dan menjadi penentu arah jalannya cerita. 2. Menentukan plot atau kerangka Plot atau alur merupakan rangkaian peristiwa yang direka dan dijalin sedemikian rupa, sehingga menggerakkan jalan cerita melalui perumitan masalah menuju klimaks atau penyelesaian. Dalam membuat plot menerapkan hubungan sebab akibat. Plot disebut pula sebagai kerangka cerita yang di dalamnya terdiri dari beragam peristiwa . Peristiwa-peristiwa ini lantas membentuk rangkaian peristiwa dan mampu menjalankan gerak cerita sampai akhir. Plot biasanya terdiri dari beberapa bagian. Misalnya, bagian awal berisi penjelasan atau perkenalan tokoh cerita. Bagian tengah mulai muncul masalah-masalah yang dihadapi pemeran termasuk sampai ke klimaks dari masalah. Bagian terakhir akan mengemukakan solusi atas konflik yang dihadapi pada bagian tengah. Rangkaian dari beragam peristiwa ini membuat jalan cerita menjadi bisa dinikmati. 3. Menentukan latar atau setting Dalam menulis naskah lakon, latar cerita akan memberikan gambaran tentang situasi tempat kejadian, gambaran tempat kejadian, hingga aktu terjadinya peristiwa. Situasi, tempat, dan waktu merupakan hasil imajinasi penulis yang bisa diperoleh idenya berdasarkan pengamatan dalam kehidupan sehari-hari. Apapun keadaan suatu tempat dapat dijadikan latar cerita. Misalnya tempat sepi, ramai, bising, keadaan sibuk, menakutkan, kotor, sampai tempat bau dapat dituliskan untuk mendukung isi cerita. Kepekaan penulis cerita dalam mengamati lingkungan cukup berpengaruh pada penggambaran latar. Sudut pandang setiap penulis juga akan berbeda-beda pada pengamatan tersebut. Agar mengasah ketajaman dan makin kaya dalam menggambarkan latar, penulis perlu lebih sering untuk melakukan pengamatan. 4. Menentukan tokoh Tokoh atau peran adalah makhluk hidup yang mempunyai hidup dan kehidupan di dunia lakon hasil rekaan penulis cerita. Para tokoh ini diberikan karakternya masing-masing sehingga tampak hidup di dalam cerita. Misalnya ada tokoh jahat, baik, kaya, miskin, pintar, dan sebagainya. Di samping karakter, perlu pula diberikan identitas pada tokoh seperti nama, jenis kelamin, fisik, jabatan, dan sebagainya. Dalam memilih tokoh dan segala hal yang melekat padanya, penulis bisa melakukan pengamatan dari kehidupan. Semua detail tokoh dituliskan sehingga bisa mendeskripsikan tokoh tersebut. B. PENENTUAN TIM Langkah-Langkah Membentuk Tim Pementasan Teater Agar suatu pementasan dapat berjalan lancar, maka dibentuklah tim pementasan dengan melakukan beberapa tahapan sebagai berikut: a. Pra Pementasan 1. Persiapan - Pekerjaan Produksi Pimpinan produksi melakukan koordinasi tim terhadap persiapan pementasan, serta bertugas membuat rencana dan jadwal kerja, serta mengontrol pelaksanaan produksi. - Sekretaris bertugas membuat surat yang dan menyusun dokumen keluar masuk pementasan. - Bendahara melakukan pembukuan pendanaan produksi. Seksi dokumentasi menyediakan kebutuhan alat dan bahan dokumentasi . Seksi publikasi membuat rancangan media publikasi seperti poster. Seksi pendanaan bertugas mencari sumber dana dengan cara melobi calon penyandang dana. - House Manager bertugas mengkoordinasikan seksi keamanan, konsumsi, ticketing, penanggung jawab gedung. Seksi keamanan bertugas menata parkir kendaraan saat pementasan dan menjaga ketertiban demi kelancaran pementasan. - Seksi konsumsi mengatur dan menyediakan konsumsi dari pra produksi sampai pasca produksi. - Seksi transportasi bekerja sama dengan house manager untuk menyediakan kebutuhan transportasi. - Tim ticketing bertugas merancang tiket pementasan dan melaporkan hasil penjualan tiket kepada seksi pendanaan. - Penanggung jawab gedung mempersiapkan ruangan atau gedung untuk latihan dan pelaksanaan.Dan bertanggung jawab terhadap kebersihan. 2. Persiapan Pekerjaan Artistik - Penguasaan lakon dilakukan dengan menganalisis naskah lakon. Naskah lakon terdiri dari dua lakon yaitu struktur lakon dan tekstur lakon. Pada struktur lakon terdapat tema, plot, latar cerita, dan penokohan. Sedangkan tekstur lakon dijumpai saat pementasan berlangsung. - Penguasaan peran sangat penting bagi pemeran karena harus menghidupkan tokoh dalam naskah melalui dirinya. 3. Penguasaan artistik. - Pimpinan artistik melakukan pembahasan konsep artistik yang akan dibuat dan melakukan pembagian tugas kepada anggotanya. - Stage manager melakukan pendataan barang-barang artistik yang diperlukan (keluar masuknya barang) dan merancang serta membuat jadwal urutan pengisi suara pementasan. - Penata panggung bertugas merancang barang-barang pementasan. - Penata kostum atau busana bertugas menyediakan dan merancang kostum serta tambahan aksesoris pada kostum. Penata rias mulai menata rias pemeran pementasan. - Penata cahaya mulai menyediakan dan menata cahaya (lighting). - Penata bunyi mulai menyediakan dan menata bunyi. - Penata musik (sound) mulai menyediakan dan menata sound. b. Pementasan 1. Tim Produksi - Pimpinan produksi bertugas mengontrol jalannya pementasan dan menyelesaikan masalah saat terjadi kesalahan pementasan. - Sekretaris bertugas mencatat dan mengarsipkan dokumen selama pementasan. Bendahara bertugas mengelola pendanaan. - Tim dokumentasi merekam pementasan berlangsung. - Seksi pendanaan bekerja sama dengan ticketing dan bendahara terhadap keluar masuknya dana. Tim ticketing menjual tiket ke penonton. - Seksi konsumsi menyiapkan konsumsi saat pementasan. - Seksi keamanan mengatur kenyamanan parkir penonton. - Seksi gedung bertugas mengontrol kenyamanan penonton dan pemain saat pementasan. - Seksi transportasi menyediakan transportasi jika perlukan. 2. Tim Artistik - Sutradara mengawasi jalannya pementasan. - Pemeran melakukan peran sesuai naskah. - Penata panggung mengatur pergantian setting pementasan. - Penata cahaya menata sumber cahaya sesuai rencana dan disepakati sutradara. - Penata busana menata kostum/busana pemeran dan memperbaiki jika kostum rusak. - Penata rias menata riasan wajah pemeran dan memperbaiki riasan. - Penata bunyi bertugas mengatur dan menginstalasi sumber bunyi sesuai rencana. - Penata musik bertugas manata musik sesuai isi pementasan. c. Pasca Pementasan 1. Evaluasi Kerja Evaluasi kerja dilakukan oleh pemimpin produksi dan dilakukan setelah penonton pulang. Dalam pelaksanaannya semua anggota mengemukakan kendala yang dihadapi dari pra produksi sampai pasca produksi dan memberikan solusi. Dalam evaluasi ini, seluruh tim menyampaikan laporan kerja tiap bidang atau divisi. Kemudian, hasil evaluasi kerja menjadi catatan bersama agar pementasan selanjutnya dapat lebih baik. 2. Evaluasi Pementasan Evaluasi ini dilakukan dengan melihat apa kelebihan dan kekurangan selama pementasan. Kemudian, diwujudkan dalam tulisan evaluasi agar dibaca oleh tim pementasan. C. PEMILIHAN PEMAIN Salah satu langkah yang penting untuk dilakukan adalah memilih pemain dengan tepat. Pemain dalam drama harus benar-benar menghayati watak tokoh yang dimainkan. Adapun kriteria dalam memilih pemain dalam pentas drama yaitu: 1. Kemampuan calon pemain. Berhati-hatilah dalam menempatkan posisi aktor dan aktris. Orang yang ditempatkan untuk posisi aktor/aktris utama sebaiknya punya kemampuan akting yang sangat baik, karena ia akan jadi pusat perhatian hampir di sepanjang pementasan drama. 2. Kesesuaian postur tubuh, tipe gerak, dan suara yang dimiliki calon pemain dengan tokoh yang akan dimainkan. Misalnya kalau kamu ingin memilih seorang pemain untuk memerankan tokoh pengemis miskin, pilihlah aktor atau aktris yang tubuhnya lebih kurus. Kalau kamu ingin memilih pemain untuk memerankan tokoh seorang raja, pilihlah yang suaranya berwibawa. 3. Kesanggupan calon pemain untuk memerankan tokoh dalam drama. Kesanggupan erat kaitannya dengan komitmen. Meskipun seseorang punya kemampuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menjadi tokoh utama, tapi kalau ia nggak sanggup untuk latihan rutin, maka sebaiknya, pilih pemain lain untuk posisi itu. D. JENIS JENIS KARAKTER TOKOH Untuk dapat menggambarkan sifat atau watak dari seorang tokoh di dalam cerita, pengarang atau penulis tentu menciptakan penokohan berdasarkan jenis-jenis karakter tokoh. Jenis-jenis karakter tokoh yang membedakan watak atau penokohan tokoh yang satu dan tokoh yang lainnya sebagai berikut : 1. Protagonis Protagonis adalah jenis-jenis karakter tokoh yang paling disoroti di dalam jalannya atau alur cerita. Biasanya tokoh protagonis ini digambarkan memiliki watak dan sifat yang baik dan juga bersifat positif. Sehingga tokoh protagonis ini banyak disukai oleh penonton atau pembaca karya sastra. Selain itu, tokoh protagonis juga biasanya digambarkan memiliki sifat yang rendah hati, sabar, tidak sombong, jujur, setia, suka menolong, dan sifat baik lainnya. Biasanya, tokoh protagonis ini menjadi tokoh utama sehingga menjadi perhatian di dalam jalannya cerita tersebut. Tak heran jika tokoh protagonis ini berhasil menyita empati dan perhatian dari para pembaca. Hal ini karena pembaca ajakan diajak mengikuti kisah tokoh protagonis untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Masalah yang dihadapi tokoh protagonis ini bisa datang dari siapa saja, bahkan dari tokoh lain. Sehingga bisa dibilang bila tokoh protagonis ini akan menentukan bagaimana jalannya cerita dan segala keputusan yang terjadi dan menjadi penentu di dalam alur cerita yang berjalan. 2. Antagonis Selain tokoh protagonis, jenis-jenis karakter tokoh yang selanjutnya adalah karakter antagonis. Tokoh antagonis ini adalah tokoh yang kontras dengan tokoh protagonis. Di mana tokoh antagonis ini digambarkan sebagai tokoh yang memiliki watak atau sifat yang buruk dan biasanya menjadi musuh atau memusuhi tokoh protagonis. Tokoh antagonis juga bisa disebut sebagai tokoh yang menentang cerita karena tokoh antagonis ini sering digambarkan sebagai sosok tokoh yang memiliki sifat negatif, yaitu memiliki dendam, pembohong, jahat, sombong, penipu, kasar, tidak bersahabat, suka membuat masalah, dan berbagai sikap buruk lainnya. Tokoh antagonis ini biasanya dibenci oleh penonton atau pembaca cerita karena sifatnya yang dinilai merugikan atau menyebalkan. Meski demikian, biasanya penulis sengaja memberikan porsi yang cukup banyak bagi tokoh antagonis ini sehingga semakin membuat pembaca atau penonton jengkel tetapi tetap menyita perhatian penonton atau pembaca. Dengan adanya sifat buruk pada tokoh antagonis tersebut, masalah di dalam cerita atau konflik biasanya semakin memanas. Konflik di dalam cerita yang digambarkan di dalam alur juga biasanya muncul karena peran atau perilaku yang dilakukan tokoh antagonis. 3. Tritagonis Tokoh selanjutnya yang biasa muncul di dalam karakter tokoh atau penokohan adalah tokoh tritagonis. Tokoh tritagonis ini biasanya muncul di dalam cerita sebagai tokoh yang mampu menjadi penengah antara pertikaian atau konflik yang hadir di antara tokoh antagonis dan tokoh protagonis. Karena tokoh tritagonis ini diciptakan sebagai tokoh penengah, maka watak yang dimiliki tokoh tritagonis biasanya bijak dan berwibawa. Hal ini karena tokoh tritagonis digambarkan harus mampu menjadi pendamai atau jembatan atas penyelesaian konflik yang muncul di dalam jalannya cerita. Selain menjadi penengah, tritagonis juga bisa memberikan pendapat dan memberi nasihat bagi tokoh protagonis dan tokoh antagonis yang berkonflik. Sehingga jika disimpulkan, kehadiran tokoh tritagonis di dalam cerita atau karya sastra adalah menjadi tokoh yang mencari jalan keluar terbaik dari permasalahan yang terjadi antara tokoh antagonis dan tokoh protagonis. 4. Skeptic Secara umum, pembagian jenis-jenis karakter tokoh yang terkenal memang hanya ada tiga yang dijelaskan di atas yakni tokoh protagonis, tokoh antagonis, dan tokoh tritagonis. Namun ada pula jenis-jenis karakter tokoh lain yang mewarnai jalannya alur di dalam sebuah cerita. Salah satunya adalah tokoh skeptic. Tokoh skeptic ini biasa dikenal sebagai tokoh yang memusuhi karakter baik. Artinya, tokoh skeptic ini merupakan tokoh yang mendukung tokoh antagonis dalam cerita. Berbeda dengan tokoh antagonis, tokoh skeptic ini merupakan tokoh pendukung yang tidak terlalu sering muncul di dalam cerita. Meski hanya jadi tokoh pendukung, tokoh skeptic ini biasanya menjadi pelengkap munculnya konflik. Tokoh skeptic ini juga bisa berperan menghidupkan alur atau jalan cerita agar jalan cerita tidak terkesan datar dan monoton. 5. Sidekick Selain tokoh skeptic, karakter tokoh yang juga mendukung jalannya cerita selain tokoh protagonis, tokoh antagonis, dan tokoh tritagonis adalah tokoh sidekick. Tokoh sidekick ini biasanya tokoh yang muncul atau dimunculkan sebagai penyeimbang munculnya tokoh skeptic. Konsep tokoh sidekick yang menyeimbangkan tokoh skeptic ini hampir sama dengan peran tokoh protagonis dan tokoh antagonis, namun bedanya tokoh sidekick ini merupakan tokoh pendukung. Tokoh sidekick ini tokoh yang menjadi pendukung tokoh protagonis atau pendukung tokoh yang berperilaku baik. Hadirnya tokoh sidekick ini menjadi pendukung yang berperan menghidupkan alur cerita atau jalan cerita agar tidak monoton dan konflik yang terjadi juga semakin menarik dan berkembang. 6. Contagonist Selanjutnya adalah tokoh contagonist. Meski tidak terlalu familiar dibandingkan tokoh protagonis, tokoh antagonis, dan tokoh tritagonis, tokoh contagonist ini juga berperan baik dalam mengembangkan atau mendukung jalannya cerita atau alur di dalam cerita dan mendukung para pemeran di dalamnya. Tokoh contagonist ini adalah tokoh yang mendukung atau tokoh pendukung dengan karakter yang berseberangan dengan tokoh protagonis. Biasanya, tokoh contagonist ini muncul di tengah-tengah jalannya cerita. Mengapa demikian? Penulis atau pengarang memang biasanya memunculkan tokoh contagonist di tengah cerita. Hal ini karena sifat dari tokoh contagonist ini hanya menjadi pendukung konflik yang muncul, sehingga konflik atau jalannya cerita yang terjadi atau berlangsung lebih hidup dan lebih menarik lagi. 7. Guardian Selanjutnya, muncul tokoh guardian. Sama dengan peran seperti namanya, tokoh guardian ini muncul sebagai pelindung dari peran utama. Tokoh guardian ini biasanya muncul setelah hadirnya tokoh contagonist. Tokoh guardian akan muncul sebagai penyeimbang para tokoh yang muncul sebelumnya. Karena tokoh guardian ini berperan sebagai pelindung pemeran utama, tokoh guardian ini biasanya digambarkan sebagai seorang tokoh yang memiliki sifat yang bijak dan baik hati sehingga mampu menjadi pelindung bagi pemeran utama di dalam cerita yang berlangsung. 8. Reason Selain itu, jenis-jenis karakter tokoh yang muncul lainnya adalah tokoh reason. Tokoh reason ini juga merupakan tokoh pendukung. Yang mana meskipun tidak berperan sebagai pemeran utama, namun perannya akan menjadi penentu dan menjadi warna bagi alur cerita yang berlangsung. Tokoh reason ini digambarkan sebagai tokoh yang memiliki karakter yang tenang dan selalu berpikiran logis serta sabar. Oleh sebab itu, tokoh reason ini akan membantu menyelesaikan masalah dengan cara membantu tokoh utama dalam penyelesaian masalah atau konflik yang dihadapi. 9. Emotion Selanjutnya muncul juga tokoh pendukung lain yakni tokoh emotion. Meski merupakan tokoh pendukung, namun tokoh emotion ini juga memiliki peran yang cukup penting dalam jalannya sebuah alur cerita, yang mana tokoh ini akan mampu jadi tokoh yang memicu konflik di dalam sebuah cerita sehingga jalan cerita jadi semakin menarik. Tokoh emotion ini memiliki sikap atau sifat yakni tidak bisa berpikir tenang. Tokoh emotion ini digambarkan sebagai tokoh yang tidak bisa mengendalikan perasaannya dan tidak bisa berpikir tenang. Oleh sebab itu, kehadiran tokoh emotion ini menambah bumbu di dalam jalannya sebuah cerita. Tokoh emotion ini bisa muncul dan memicu adanya konflik baru atau memicu konflik besar yang akan terjadi di dalam rangkaian cerita sehingga cerita semakin panjang dan juga semakin menarik. 10. Deutragonis Selanjutnya, ada jenis-jenis karakter tokoh lain yakni tokoh deutragonis. Sama dengan tokoh sidekick, tokoh pendukung yakni tokoh deutragonis ini menjadi teman setia bagi tokoh protagonis yang akan selalu menemani dan mendukung para tokoh utama, yakni tokoh protagonis. Tokoh deutragonis ini digambarkan sebagai sosok tokoh yang menjadi teman, baik tempat curhat atau sosok yang selalu ada bagi tokoh protagonis dan membantu tokoh protagonis menyelesaikan masalah yang dihadapinya. 11. Foil Selanjutnya adalah tokoh pendukung yang sama dengan tokoh pendukung skeptic. Tokoh pendukung foil yang memiliki peran sama dengan tokoh skeptic ini merupakan tokoh yang akan selalu menemani dan mendukung peran dari tokoh utama dalam hal ini adalah tokoh antagonis. Tokoh foil ini nanti akan berperan sebagai tokoh yang membantu tokoh antagonis dalam menyelesaikan masalah atau memenangkan konflik di dalam cerita atau alur cerita yang disajikan. 12. Figuran Jenis-jenis karakteristik tokoh yang selanjutnya adalah tokoh figuran. Seperti yang kita ketahui bersama, tokoh figuran yang ada di dalam jalannya cerita adalah sebagai karakter yang melengkapi jalannya sebuah cerita. Tokoh figuran di dalam cerita ini tidak terlalu sering muncul seperti pemeran utama. Namun meski demikian, peran dari tokoh figuran ini tidak kalah penting dari tokoh utama. Tokoh figuran ini bahkan biasanya menjadi pemanis dan membuat jalan cerita akan lebih menarik. Hal ini karena tokoh figuran biasanya digambarkan sebagai sosok yang memiliki sifat unik sehingga menjadi warna dalam jalannya cerita. Tokoh figuran seringkali memiliki sifat yang lucu dan menyenangkan, sehingga bisa menjadi penghibur bagi tokoh utama dan juga mampu menyeimbangkan jalannya cerita sehingga bisa diterima pembaca atau penonton dengan baik.
E. PENGELOLAAN KEBUTUHAN PEMENTASAN
Pengelolaan pentas adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh pemimpin pentas dengan dibantu oleh sekelompok orang dalam suatu organisasi pergelaran. Pengelolaan pentas bertujuan untuk menghasilkan bentuk tontonan yang baik dan enak dinikmati. Dalam melakukan pengelolaan pentas, seorang pemimpin pentas harus menguasai materi pertunjukan, mampu mengendalikan dan mengoordinasikan segenap unsur pentas dengan segala peralatannya, serta dapat mengerti aspirasi penonton. Pemimpin pentas juga harus dapat membawakan tugasnya dengan baik dan luwes, tegas serta tanggap terhadap setiap perkembangan di atas pentas, sehingga tidak terjadi kekakuan dalam pelaksanaan pementasan. Pun, pengelola pementasan harus dapat memulai dan mengakhiri pertunjukan tepat pada waktunya. Pun pelaku-pelaku yang menyukseskan sebuah pentas kesenian adalah sebagai berikut : 1. Produsen atau seniman merupakan sekelompok orang/pribadi yang berusaha untuk menciptakan sebuah karya seni dan memiliki misi dalam berkarya. 2. Konsumen atau penikmat merupakan sekelompok orang yang memberikan reaksi dan apresiasi terhadap sebuah pementasan. Pun, sekelompok orang yang datang ke sebuah gedung untuk menyaksikan pertunjukan yang sedang berlangsung disebut penonton. 3. Patron atau donatur merupakan sekelompok orang, pribadi, organisasi, yayasan atau lembaga pemerintah yang memiliki tujuan untuk mendukung dan menghidupkan kesenian, misalnya untuk pelestarian dan pengembangan kesenian. 4. Sponsor merupakan perusahaan maupun pribadi yang mendukung kegiatan kesenian, terutama dalam hal finansial atau dana keuangan, dengan ikatan kerja dan kerja sama saling menguntungkan. 5. Pengelola atau manajer merupakan lembaga, organisasi, badan usaha/perorangan yang mengomunikasikan karya-karya seni pada masyarakat dimana manajer mengelola karya- karya seni agar dapat dinikmati oleh konsumen. 6. Kritikus seni atau pengamat seni merupakan seorang yang mengamati proses pembuatan hingga penyajian karya seni dan membuat ulasan tentang bobot karya yang telah disajikan yang mana kritikus seni diharapkan dapat menjembatani seniman dan penonton. a. Menyusun Jadwal Kegiatan Produksi Jauh hari sebelum pementasan, jadwal produksi harus sudah dibuat dengan terperinci dan kronologis. Hal ini bermanfaat supaya semua unsur mengetahui secara pasti waktu latihan, waktu menata panggung, waktu menata dekorasi panggung dan ruangan, serta waktu penataan cahaya dan suara. b. Menyusun Jadwal Latihan Latihan sangat diperlukan dalam berteater. Semakin banyak latihan, pemain akan cepat menguasai peran yang diemban. Agar latihan teratur, susunlah jadwal latihan secara teratur dengan tahapan-tahapan yang jelas. Pengaturan jadwal latihan bisa dilakukan dengan cara mengatur jadwal latihan per individu dan keseluruhan. Pengembangan latihan secara keseluruhan atau geladi kotor bisa dilakukan beberapa kali di tempat latihan. Setelah mendekati waktu pementasan, lakukan geladi bersih di tempat pentaspanggung. Geladi bersih ini bisa dilakukan sehari atau dua hari sebelum pertunjukan. c. Perencanaan Penataan Dekorasi Penataan dekorasi berhubungan dengan kegiatan menghias sedemikian r u p a , b a i k p a n g g u n g m a u p u n ruangan sehingga memberi kesan sesuai dengan adegan. Penataan panggung bisa dilakukan dengan memasang gambar atau bentuk 3 dimensi yang sesuai dengan cerita atau se ing. Penataan dekorasi ini akan menjadi daya tarik bagi para penonton dan menunjang pada pementasan teater. Selain penataan panggung, harus diperhatikan pula bagaimana penataan ruang penonton, tempat duduk penonton sehingga nyaman. d. Penataan Lampu Lampu berhubungan dengan cahaya dan penerangan. Penataan lampu hendaknya disesuaikan dengan besar kecilnya arena pementasan, tempat pementasan berlangsung, atau permintaan efek pencahayaan. Jika arena pementasan besar, penata lampu harus memasang lampu yang besar pula. Jika pementasan berada di luar, penata lampu harus memasang lampu yang sesuai. Kalau pertunjukan teater tradisi, biasanya menggunakan penerangan obor atau petromak. F. MENYUSUN RENCANA PEMENTASAN Teknik adalah cara, upaya, strategi dan metode untuk memudahkan kerja dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Terkait teknik dalam pementasan teater dapat dipahami sebagai suatu cara dan upaya kamu bersama atau kelompok yang dibentuk untuk terlibat dalam merencanakan, mengorganisasikan, menggerakan dan mengevaluasi pementasan teater yang kamu akan lakukan. Teknik pementasan teater yang dapat dilakukan bersama-sama dalam pementasan dapat dibagi dalam dua wilayah kegiatan. Wilayah kegiatan artistik dan non artistik. Kegiatan wilayah artistik bertugas untuk menyiapkan materi (produk) seni teater. Wilayah non artistik bertugas sebagai penyelenggara pementasan. Dengan demikian, secara teknis pementasan teater adalah suatu kegiatan yang tidak dapat lepas dari kegiatan manajemen dengan memfungsikan sumber-sumber yang ada, Sebagai contoh jika dilakukan disekolah maka meliputi; siswa, guru dan orang tua; keuangan; metode; mesin/teknologi; bahan dan alat; sampai pada pemasaran jika memungkinkan. Pementasan teater dapat dilakukan dengan cara pembagian wilayah kerja; artistik dan non artistik, meliputi kegiatan merencanakan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan terhadap kegiatan merancang pementasan teater.
Tahapan merencanakan pementasan teater sebagai langkah kerja dalam kegiatan
merancang pementasan dapat dikemukan sebagai berikut.
a. Pertemuan Sekolah dan Komite Sekola
b. Pembentukan Panitia Inti c. Penentuan Naskah Lakon d. Menyusun Panitia e. Tugas dan Tanggung Jawab Panitia Pelindung Pelindung adalah seorang atau beberapa orang panitia diangkat sebagai pelindung atau pengayom kegiatan pementasan, tugas dan tanggungjawab: 1. Bertugas melindungi atau mengayomi seluruh kegiatan pementasan, baik secara kedinasan atau pun pribadi, terutama berkaitan dengan kepentingan pembuatan surat rekomendasi dan izin kegiatan bagi para birokrat maupun orang tua kamu yang terlibat di dalamnya. 2. Tanggungjawabnya, berhak mengajukan usul, saran dan pendapat kepada pimpinan produksi dan sutradara berkaitan dengan masukan positif keselamatan pementasan. Penasehat Penasehat adalah seorang atau beberapa orang panitia yang diangkat sebagai penasehat kegiatan pementasan. Tugas dan tanggungjawab: 1. Bertugas memberi masukan-masukan tentang hal-hal yang positif dan hal yang negatif, terutama dalam hal proses produksi dan proses penciptaan teater di lapangan baik teknik maupun non teknis. 2. Tanggungjawabnya berhak mengajukan usul, saran dan pendapat kepada pimpinan produksi dan sutradara berkaitan dengan pementasan seni. Penanggungjawab Penanggungjawab adalah seorang atau beberapa orang panitia diangkat sebagai penanggungjawab kegiatan pementasan, Tugas dan tanggungjawab: 1. Bertugas menanggungjawabi seluruh kegiatan pementasan, baik secara teknis maupun non teknis dilapangan terutama berkaitan dengan kepentingan pemberdayaan organisasi sebagai bagian dari kreativitas di sekolah. 2. Tanggungjawabnya berhak mengajukan usul, saran dan pendapat kepada pimpinan produksi dan sutradara berkaitan dengan hal- hal pertanggungjawaban seluruh kegiatan pementasan. Pembimbing Pembimbing adalah seorang atau beberapa orang panitia diangkat sebagai pembimbing kegiatan pementasan, Tugas dan tanggungjawab. 1. Bertugas membimbing dan membantu kegiatan pementasan, baik teknis maupun non teknis di lapangan, terutama berkaitan dengan memotivasi agar anak terdorong kemampuannya dan berbuat serta bersikap penuh dengan kebebasan tanpa paksaan. 2. Tanggungjawabnya berhak mengajukan usul, saran dan pendapat kepada pimpinan produksi dan sutradara berkaitan dengan proses pembimbingan agar lebih baik dan optimal. Pimpinan Produksi Pimpinan produksi adalah seorang panitia inti yang diangkat melalui musyawarah sekolah dan komite sekolah dengan persetujuan dan dikukuhkan melalui surat keputusan. Tugas dan tanggungjawab: 1. Bertugas merencanakan, mengorganisir, menggerakan dan melakukan kontrol atau pengawasan terhadap kegiatan yang tengah dan akan dilaksanakan guna tercapainya suatu tujuan pementasan teater secara efektif dan efisien. 2. Berhak menegur dan memberi saran serta peringatan kepada panitia apabila terjadi kekeliruan atau indisipliner kerja. 3. Berwenang untuk mengadakan evaluasi kerja terhadap masing-masing bidang/ seksi dalam kepanitiaan. 4. Bertanggungjawab pada pimpinan, anggota, dan diri sendiri, terutama dalam hal pertanggungjawaban kegiatan pementasan serta termasuk di dalamnya masalah kesejahteraan seluruh pendukung pementasan. Sekretaris Sekretaris adalah seorang panitia atau lebih yang diangkat dan diberhentikan oleh pimpinan produksi berdasarkan musyawarah. Tugas dan tanggungjawab: 1. Sekretaris bertugas melakukan pencatatan, penghimpunan, inventarisir, pendataan, penataan kegiatan dibidang administratiforganisasi. Dalam pelaksanaannya sekretaris dibantu oleh bidang sekretariat. 2. Sekretaris bertugas membantu dan melaporkan seluruh program kegiatan masing-masing bidang kepada seluruh panitia pementasan. 3. Sekretaris berhak untuk mengajukan kebutuhan peralatan administrasi, guna kebutuhan sarana pendukung pelaksanaan kegiatan organisasi. 4. Sekretaris berhak mengajukan usul, saran dan pendapat kepada pimpinan produksi. 5. Bertanggungjawab kepada pimpinan produksi. Bendahara Bendahara adalah seorang panitia atau lebih yang diangkat dan diberhentikan oleh pimpinan produksi berdasarkan musyawarah. Tugas dan tanggungjawab: 1. Bendahara adalah sebagai pemegang kekuasan keuangan dalam sebuah organisasi atas persetujuan pimpinan produksi. 2. Bertugas merencanakan dan melaksanakan pencarian sumbersumber pendanaan (donor organisasi) atau pinjaman, guna memperlancar jalannya kegiatan pementasan yang tengah dan akan dilaksanakan. 3. Bertugas melakukan pencatatan dan pendataan tentang pendapatan dan pengeluaran keuangan panitia. 4. Bertugas melaporkan seluruh keuangan dalam setiap kegiatan kepada panitia. 5. Berhak mengajukan usul, saran dan pendapat kepada pimpinan produksi. 6. Bertanggungjawab kepada pimpinan produksi. Bidang Acara Bidang acara adalah seorang panitia atau lebih yang diangkat dan diberhentikan oleh pimpinan produksi berdasarkan musyawarah. Tugas dan tanggungjawab: 1. Bidang acara adalah pemegang keseluruhan acara dalam sebuah kepanitiaan atas persetujuan pimpinan produksi. 2. Bertugas merencanakan, menyusun dan melaksanakan seluruh rangkai acara pementasan teater. Terutama, menyusun jadwal kegiatan, jadwal acara pementasan, mulai menunjuk master of ceremony (MC), protokoler, penempatan tamu undangan, penonton, dan kegiatan diskusi setelah atau sebelum pementasan. 3. Bertugas melaporkan seluruh acara dan rangkaian acara kepada panitia dan pendukung acara. 4. Berhak mengajukan usul, saran dan pendapat kepada pimpinan produksi tentang kegiatan bidang acara. 5. Bertanggungjawab kepada pimpinan produksi. Bidang Sekretariat Bidang sekretariat adalah seorang panitia atau lebih yang diangkat dan diberhentikan oleh pimpinan produksi berdasarkan musyawarah. Tugas dan tanggung jawab: 1. Bertugas merencanakan, menyusun dan melaksanakan seluruh kegiatan administrasi pementasan teater. Terutama membuat dan mengarsipkan surat- menyurat, mendesain dan membuat undangan, tiket, acara; menyusun dan membuat proposal serta membuat laporan pementasan teater. 2. Membantu bidang lain yang berkaitan dengan wewenang bidang sekretariat atau kegiatan pengetikan. 3. Berhak mengajukan usul, saran dan pendapat kepada Sekretaris tentang bidang sekretariat. 4. Bertanggungjawab kepada pimpinan produksi. Bidang Dana Usaha Bidang dana usaha adalah seorang panitia atau lebih yang diangkat dan diberhentikan oleh pimpinan produksi berdasarkan musyawarah. Tugas dan tanggungjawab: 1. Bidang dana usaha adalah sebagai pemegang kekuasaan pencarian dana dalam sebuah kepanitiaan atas persetujuan pimpinan produksi dan bendahara. 2. Bertugas merencanakan, menyusun dan melaksanakan seluruh kegiatan penghimpunan dana dan barang atau produk acara pementasan teater. Terutama, penjaringan dana melalui penjualan tiket, sponsor, donator dan bentuk usaha lain yang dapat mendatangkan keuangan bagi terselengggaranya pementasan teater. 3. Bertugas melaporkan seluruh kegiatan pencarian dana dan barang atau produk kepada pimpinan produksi dan bendahara. 4. Diminta atau tidak, berhak mengajukan usul, saran dan pendapat kepada pimpinan produksi dan bendahara tentang bidang dana usaha. 5. Bertanggungjawab kepada pimpinan produksi. Bidang Publikasi Bidang publikasi adalah seorang panitia atau lebih yang diangkat dan diberhentikan oleh pimpinan produksi berdasarkan musyawarah. Tugas dan tanggungjawab: 1. Bidang publikasi adalah sebagai pemegang kekuasaan dibidang publikasi dalam suatu panitia pementasan. 2. Bertugas merencanakan, menyusun dan melaksanakan seluruh kegiatan publikasi berupa informasi pementasan teater, melalui media: radio, televisi, media cetak, poster, spanduk, baligo atau pun selebaran/ flayer. 3. Bertugas melaporkan seluruh kegiatan publikasi dan hal-hal yang terjadi selama proses dan kegiatan pementasan berakhir. 4. Berhak mengajukan usul, saran dan pendapat kepada pimpinan produksi tentang lingkup bidang publikasi. 5. Bertanggungjawab kepada pimpinan produksi. Bidang Dokumentasi Bidang dokumentasi adalah seorang panitia atau lebih yang diangkat dan diberhentikan oleh pimpinan produksi berdasarkan musyawarah. Tugas dan tanggungjawab: 1. Bidang dokumentasi adalah pemegang kekuasaan dibidang dokumentasi dalam suatu kepanitiaan. 2. Bertugas merencanakan, menyusun dan melaksanakan seluruh kegiatan dokumentasi pementasan teater, baik berupa photo, video maupun membantu pengarsipan sebagai bahan laporan. 3. Bertugas melaporkan seluruh kegiatan dokumentasi dan hal-hal yang terjadi selama proses dan kegiatan pementasan berakhir. 4. Berhak mengajukan usul, saran dan pendapat kepada pimpinan produksi tentang lingkup bidang dokumentasi. 5. Bertanggungjawab kepada pimpinan produksi. Bidang Sarana dan Perlengkapan Bidang sarana dan perlengkapan adalah seorang panitia atau lebih yang diangkat dan diberhentikan oleh pimpinan produksi berdasarkan musyawarah. Tugas dan tanggungjawab: 1. Bidang sarana dan perlengkapan adalah pemegang kekuasaan dibidang sarana dan perlengkapan dalam sebuah kepanitiaan. 2. Bertugas merencanakan, menyusun dan melaksanakan seluruh kegiatan terkait sarana dan perlengkapan yang dibutuhkan bagi kelancaran sebuah pementasan. 3. Bertugas melaporkan seluruh kegiatan sarana dan perlengkapan dan hal-hal yang terjadi selama proses dan kegiatan pementasan berakhir. 4. Berhak mengajukan usul, saran dan pendapat kepada pimpinan produksi tentang lingkup bidang sarana dan perlengkapan. 5. Bertanggungjawab kepada pimpinan produksi. Bidang Transportasi Bidang transportasi adalah seorang panitia atau lebih yang diangkat dan diberhentikan oleh pimpinan produksi berdasarkan musyawarah. Tugas dan tanggungjawab: 1. Bidang transportasi adalah pemegang kekuasaan dibidang transportasi dalam sebuah kepanitiaan. 2. Bertugas merencanakan, menyusun dan melaksanakan seluruh kegiatan transportasi bagi artis dan pendukung pementasan serta pengangkutan barang. 3. Bertugas melaporkan seluruh kegiatan transportasi dan hal-hal yang terjadi selama proses dan kegiatan pementasan berakhir. 4. Berhak mengajukan usul, saran dan pendapat kepada pimpinan produksi tentang lingkup bidang transportasi. 5. Bertanggungjawab kepada pimpinan produksi. Bidang Kesejahteraan Bidang kesejahteraan adalah seorang panitia atau lebih yang diangkat dan diberhentikan oleh pimpinan produksi berdasarkan musyawarah. Tugas dan tanggungjawab: 1. Bidang kesejahteraan adalah pemegang kekuasaan dibidang kesejahteraan dalam sebuah kepanitiaan. 2. Bertugas merencanakan, menyusun dan melaksanakan seluruh kegiatan kesejahteraan pendukung pementasan, meliputi: konsumsi, dan P3K. 3. Bertugas melaporkan seluruh kegiatan kesejahteraan dan hal-hal yang terjadi selama proses dan kegiatan pementasan berakhir. 4. Berhak mengajukan usul, saran dan pendapat kepada pimpinan produksi tentang lingkup bidang kesejahteraan. 5. Bertanggungjawab kepada pimpinan produksi. Bidang Umum Bidang umum adalah seorang panitia atau lebih yang diangkat dan diberhentikan oleh pimpinan produksi berdasarkan musyawarah. Tugas dan tanggungjawab: 1. Bidang umum adalah pemegang kekuasaan dibidang umum dalam sebuah kepanitiaan. 2. Bertugas merencanakan, menyusun dan melaksanakan seluruhkegiatan dibidang umum sebagai tenaga cadangan yang harus siap membantu bidang lain yang membutuhkan, terutama sebagai tenaga pelaksana di lapangan. 3. Bertugas melaporkan seluruh kegiatan umum selama proses dan kegiatan akhir pementasan. 4. Berhak mengajukan usul, saran dan pendapat kepada pimpinan produksi tentang lingkup bidang umum. 5. Bertanggungjawab kepada pimpinan produksi. Bidang Keamanan Bidang keamanan adalah seorang panitia atau lebih yang diangkat dan diberhentikan oleh pimpinan produksi berdasarkan musyawarah. Tugas dan tanggungjawab: 1. Bidang keamanan adalah pemegang kekuasaan dibidang keamanan dalam sebuah kepanitiaan. 2. Bertugas merencanakan, menyusun dan melaksanakan seluruh kegiatan keamanan penonton, jiwa dan barang pendukung selama proses latihan dan pementasan berlangsung. 3. Bertugas melaporkan seluruh kegiatan keamanan dan hal-hal yang terjadi selama proses dan kegiatan pementasan berakhir. 4. Diminta atau tidak, berhak mengajukan usul, saran dan pendapat kepada pimpinan produksi tentang lingkup bidang keamanan. 5. Bertanggungjawab kepada pimpinan produksi. f. Menyusun Jadwal Produksi dan Pementasan g. Menyusun Proposal Pementasan Teater G. PELAKSANAAN PEMENTASAN Seni teater bukan hanya saja melibatkan banyak seniman, melaikan juga mengandung banyak unsur. Unsur-unsur itu saling mendukung dan merupakan bab yang tidak dapat dipisahkan dari keutuhan pementasan drama. Karena itu, semua unsur pementasan drama harus ada dan harus digarap dengan baik. Jika salah satu unsur tidak ada mampu, menyebabkan pementasan drama tidak akan pernah terwujud. Pada saat pelaksanaan ada beberapa hal yang penting dilakukan berkaitan dengan pementasan teater, sebagai beikut. a. Tata Rias Tata rias mempunyai tugas penting dalam pementasa teater. Tata rias dapat mengubah dan menguatkan karakter tokoh. Wajah muda mampu diubah menjadi tua. Tata rias juga mampu mengubah kulit seakan-akan terluka atau bahkan anggota badan seolah-olah ada yang patah. Orang yang mengerjakan tata rias disebut penata rias. Penata rias harus bisa mengatur waktu sehingga setiap pemain yang akan naik panggung sudah dirias dengan baik. b. Tata Busana Tata busana juga mempunyai peran penting di dalam penampilan seorang tokoh. Tata busana mampu memberikan karakter tokoh yang diperankan. Peran pengemis, tata busana yang digunakan akan berbeda dengan tugas raja. Tata busana juga berfungsi untuk menguatkan huruf tokoh di dalam pementasan teater. Tata rias dan tata busana merupakan satu kesatuan tak terpisahkan. c. Tata Suara Tata suara pada pementasan teater mempunyai arti penting sebab penyampaian pesan dilakukan dengan cara berdialog. Tata bunyi tidak hanya meliputi sound system saja tetapi juga tata bunyi pemain itu sendiri. Peralatan tata suara dirancang dengan baik sehingga dialog mampu terdengar terperinci. Tata suara juga meliputi aspek musik pengiring sebagai ilustrasi suasana. Perlu penempatan secara matang musik pengiring dengan menggunakan kaset atau iringan eksklusif. Musik pengiring merupakan kesatuan dalam pementasan teater. d. Tata Panggung Ada beberapa jenis tata panggung. Ada yang berbentuk lingkaran dan tapal kuda. Tata panggung di luar atau di dalam gedung juga mempunyai kakteristik tersendiri. Jika tata panggung di luar (outdoor) diharapkan tata bunyi memadai alasannya adanya gangguan dari sekeliling. Penataan bunyi tentu akan berbeda dengan tata panggung di dalam gedung (indoor). Tata panggung juga berhubungan dengan setting atau latar cerita yang dipentaskan. Manajemen panggung perlu memperhitungkan secara cermat jeda untuk mengganti latar panggung sehingga pementasan akan berjalan mengalir. e. Tata Lampu Tata lampu pada pementasan teater mempunyai arti penting. Tata lampu berfungsi untuk membangun suasana. Jika pementasan teater dilaksanakan siang hari dan di ruang terbuka maka tidak diharapkan tata lampu. Tata lampu tidak hanya meliputi lampu-lampu panggung saja tetapi juga lampu yang merupakan bab dari setting panggung mirip penggunaan lampu teplok atau petromak untuk memperlihatkan suasana rumah pedesaan zaman dulu.
Evaluasi Pelaksanaan Pementasan
Evaluasi sangat penting dilakukan agar mengetahui kekurangan dan kelebihan pementasan yang sudah dilaksanakan. Dengan mengetahui akan kekurangan dan kelebihan inilah yang kemudian harus ditindaklanjuti. Hal-hal yang sudah baik perlu dilanjutkan dan ditingkatkan tingkatkan, dan hal-hal yang masih kurang harus diperbaiki. Pada ketika evaluasi diharapkan kebesaran hati untuk menerima kritik dan masukan semua yang telah dikerjakan. Tanggapi semua saran dan masukan untuk sesuatu yang lebih baik lagi. Tujuan evaluasi antara lain 1. Mengetahui kekurangan dan kelebihan pelaksanaan pementasan. 2. Umpan balik untuk perbaikan pada tahun berikutnya. 3. Saling menghargai kerja tim. 4. Hasil tamat merupakan hasil kerja tim bukan perorangan. 1. Apa tantangan paling sulit dalam persiapan pementasan teater?
1. Berikut tujuan dari evaluasi pelaksanaan pementasan, kecuali …..
a. Mengetahui kekurangan pelaksanaan pementasan b. Mengetahui karakter pemain dalam pementasan c. Mengetahui kelebihan pelaksanaan pementasan d. Sebagai umpan balik untuk perbaikan pada tahun berikutnya e. Saling menghargai kerja tim. 2. Pada saat pelaksanaan pementasan ada beberapa hal yang penting dilakukan berkaitan dengan pementasan teater, kecuali …. a. Tata lampu b. Tata rias c. Tata vokal d. Tata panggung e. Tata suara 3. Guna mengetahui interpretasi atas lakon yang akan dimainkan, seorang penata cahaya harus melakukan interaksi dan koordinasi dengan ….. a. Sutradara b. Produser c. Penata panggung d. Penata rias e. Penata busana 4. Panitia yang bertugas melakukan pencatatan, penghimpunan, inventarisir, pendataan, penataan kegiatan dibidang administratiforganisasi adalah …. a. Bendahara b. Seksi publikasi c. Seksi acara d. Sekretaris e. Seksi dokumentasi