Anda di halaman 1dari 6

INISIASI 5 PBIN 4217

Pertemuan 5
Asalamulaikum Ww…… selamat sejahtera….

Kita bertemu kembali dalam pertemuan ke-5 tuton ini dalam kajian modul 7 tentang
dramatisasi cerita drama dan modul 8 tentang bermain pantomim. Agar Anda lebih cepat
memahami materi tersebut maka Anda perlu mengetahui kompetensi khusus dalam
bahasan modul ini, yaitu : (1) Anda dapat melakukan pementasan drama dan dramatisasi
cerita drama, (2) Anda dapat memahami konsep pantomim dan melakukan teknik bermain
pantomim.

Baca dan kajilah dengan cermat materi inisiasi 5 dari modul 7 dan 8 di bawah ini.
Kemudian laksanakan diskusi antarteman Anda secara interaktif pada Forum Diskusi.
Tutor baru akan menanggapi dan menyimpulkan hasil diskusi dari Anda dan teman-
teman Anda. Selamat Belajar!

5.1 Modul 7 Dramatisasi Cerita Drama


1) Pementasan Drama adalah hasil perwujudan naskah yang dimainkan. Naskah drama
adalah bentuk tertulis dari cerita drama. Pementasan drama, misalnya Malam Jahanam-
Motinggo Busye dapat berkali-kali dan selalu berubah-ubah, baik kondisi maupun kualitas
artistiknya, tergantung pada siapa dan di mana di mainkan, tetapi naskah Malam Jahanam
akan selalu tetap artistiknya.

Adegan Drama “Barabah” karya Motinggo Busye

1
Adegan Drama “Edan” karya Putu Wijaya

Adegan Drama “Bib Bob” karya WS Rendra

Adegan Drama “Teater Keliling” karya Rudolf Puspa

2
2) Komponen Pementasan Drama

Komponen Pementasan Drama, terdiri atas:

a) Naskah drama, mempunyai ciri-ciri, yaitu (1) dialog-dialog tokoh, (2) aturan-aturan
pentas dan penuntun akting pemain (disebut teks samping). Dialog biasanya ditulis dengan
huruf tegak, sedang teks samping ditulis dengan huruf miring. Selain itu, naskah drama
secara struktur memiliki unsur: tokoh dan penokohan, latar, alur, tema dan amanat.

b) Sutradara, adalah pekerja yang mengkoordinasikan segala unsur pementasan, kecakapan,


dan daya imajinasi yang pintar (smart) dan perlu memiliki technical know how. Dia
mempunyai tugas sentral dalam pementasan, tidak hanya memilih naskah dan menentukan
akting pemain, tetapi harus menguasai bidang artistik dan teknis, misalnya: musik, tatalampu,
tatarias, kostum dsb.

WS Rendra Motinggo Busye Putu Wijaya

Rudolf Puspa

c) Pengurus produksi, terdiri dari seorang pemimpin yang membawahi, (1)sekretaris; (2)
bendahara; (3)seksi publikasi, karcis, dan booklet; (4) program pementasan; (5) pencarian
gedung.

d) Pemain, merupakan tulang punggung pementasan. Mereka yang menghadirkan para tokoh
dalam naskah drama yang dipentaskan. Mereka harus menjiwai karakter tokoh yang dia
perankan, sekaligus menjiwai keseluruhan naskah drama.

e) Tim Artistik, adalah orang yang bertanggung jawab dalam mengurus:

3
(1) Panggung/pentas, berjenis pentas konvensional, pentas arena dapat berformasi huruf L
atau U, dan pentas terbuka;

Tim Artistik Putu Wijaya: tata panggung, dekorasi dan tata lampu

(2) Dekorasi; a) dilihat dari mekanik: i) draperies (bahan tidak dilukis), ii) dekorasi
terlukis (dalam drama tradisional); b) dilihat dari konstruksi dekorasi: i) flats (dekorasi
berbingkai), ii) drop (dekorasi tidak berbingkai), iii) plastic pieces (dekorasi tiga dimensi); c)
dilihat dari struktur setting: i) drop (dekorasi digantung di pentas belakang) dan wings, ii)
box (kiri-kanan terbuka untuk masuk keluar aktor); d) Ditinjau menurut lokasi visualisasi:
i) interior (dekorasi menggambarkan di ruang tertutup), ii) exterior (menggambarkan
keadaan di luar ruangan); e) Ditinjau dari watak desain: i) naturalisme (sebagai imitasi
alam), ii) impresionisme (melukiskan sebagian untuk keseluruhan – pars pro toto), iii)
simbolisme (dengan berbagai simbol)

(3) Tatalampu/sinar, meliputi masalah mekanis dan artistik. Jenis lampu : i) strip light:
lampu berderet diberi sekat (compartement system), tidak diberi sekat (open system), ii)
spotlight; lampu dengan sinar yang kuat; iii) floodlight: lampu dengan sinar kuat tetapi tidak
menggunakan lensa (4) tatasuara, meliputi: akustik ruangan, microphone, dialog, efek
bunyi, dan musik; (5) kostum, segala pakaian dan perlengkapanyang dikenakan di dalam
pentas. Fungsi kostum: i) membantu menghidupkan aktor, ii) individualisasi peranan, iii)
memberi fasilitas dan membantu gerak aktor; dan (6) make up, seni menggunakan bahan
kosmetika untuk menciptakan wajah aktor sesuai dengan tuntutan naskah. Fungsi make up
adalah i) merias tubuh aktor, ii) mengatasi efek tatalampu yang kuat, iii) membuat wajah dan
kepala (tubuh) sesuai dengan peran yang dikehendaki.

4
3. Persiapan dan Pengaturan Pementasan Drama

Hal-hal yang harus disiapkan dalam persiapan pementasan drama, yaitu

1) Pemilihan naskah drama, yang diperhatikan: a) Isi naskah drama, b) Kondisi


teater/kelompok pementasan, c) Pemain, d) Tim artistik, e) Biaya, dan f) Penonton .

2) Sutradara, bertugas: a) menentukan nada dasar /jiwa naskah drama, b) Menentukan


casting (pemilihan pemain), c) Merencanakan tata dan teknis pentas, d) Menyusun mise en
scenne = perubahan yang terjadi pada daerah permaianan yang disebabkan oleh perpindahan
pemain atau peralatan, e) menguatkan dan melemahkan scene, f) menciptakan aspek-aspek
laku, g) mempengaruhi jiwa pemain.

3) Pengurus produksi

4) Pemilihan Pemain

5) Tim Artistik: seksi panggung, dekorasi, tatalampu, tatasuara, tatakostum, dan tatarias.

4. Dramatisasi Cerita Drama, tahapan dramatisasi drama: 1) Mengemukakan cerita kepada


anggota kelompok, 2) Mengolah dialog, merencanakan peran, dan adegan pementasan, 3)
Memainkan naskah baik bertahap maupun menyeluruh, 4) Mengevaluasi permainan, 5)
Memainkan ulang, 6) Melakukan evaluasi akhir dan persiapan pementasan.

Modul 8 Bermain Pantomim


1. Konsep Pantomim
1.1 Pengertian, istilah pantomim, diberikan oleh orang Yunani dan Romawi kuno,
yaitu pertunjukkan drama yang berisi tari dan gesture. Sebenarnya telah berkembang
di India dan Mesir. Perbedaannya dengan improvisasi, yakni improvisasi sebagai
dialog atau gerakan-gerakan yang tidak disiapkan sebelumnya.
1.2 Nilai Pantomim
a) Nilai bagi anak, dapat menambah kepekaan terhadap lingkungan, meniru perilaku
tokoh di sekitar mereka, menambah konsentrasi anak, dan mengembangkan
kemampuan menyimak.
b) Nilai bagi guru, menambah pengalaman bahwa guru dapat menghantarkan anak-
anak dalam pementasan. Mengembangkan komentar deskriptif dan teknik-teknik
pentas pantomim.
1.3 Cerita untuk pantomim, dapat menyajikan dua tokoh/ berpasangan, dapat pula
secara kelompok beberapa tokoh. Sebelum dipantomimkan guru bersama murid
membaca lebih dahulu dan mendiskusikan apa isi cerita. Tidak ada pedoman
untuk menginterpretasikan akting secara khusus.

5
Adegan Pantomim

2. Teknik Bermain Pantomim


a) Dasar-dasar bermain pantomim: 1) improvisasi, 2) Kemampuan indra, 3) Sikap
tubuh dan ekspresi wajah, dan 4) Emosi.
b) Kiat-kiat bermain pantomim: 1) menentukan topik cerita, 2) mendiskusikan
topik cerita, 3) akting, 4) Bagaimana bila tiba-tiba macet, 5) evaluasi, 6)
merancang musik, 7) pengelompokkan usia anak

Setelah Anda selesai membaca, mengkaji modul dan berdiskusi antarteman


secara interaktif serta memahami hasil kesimpulan dari tiap diskusi yang telah
dibahas bersama, mungkin masih ada hal-hal belum dipahami dapat ditanyakan
kepada tutor. Untuk persiapan pertemuan ke-6 sebaiknya Anda mempersiapkan
dan membaca pula modul 9 menuturkan cerita drama dan modul 10 tentang
menulis lakon drama (hlm. 9.1 s.d. hlm.10.43).

Anda mungkin juga menyukai