Anda di halaman 1dari 7

TATA PANGGUNG DALAM PEMENTASAN TEATER

Pengantar

Keberhasilan sebuah pertunjukan teater salah satunya diperoleh melalui persiapan yang matang.
Secara konvensional pertunjukan teater terjadi dan menempati ruang di gedung teater.
Pertunjukan teater selalu membutuhkan panggung. Panggung dan penataan artistik merupakan
salah satu unsur penting yang tidak bisa dipisahkan dari teater. Pertunjukan teater akan menjadi
tidak lengkap dan elok tanpa campur tangan dari tata artistik. Unsur artistik terdiri dari tata
panggung, tata busana, tata cahaya, tata rias, tata suara dan tata musik. Unsur-unsur itu
membantu pementasan menjadi sempurna sebagai suatu pertunjunjukan.

Tata Panggung

Pengertian tata panggung

Tata panggung merupakan tata letak yang akan digunakan sebagai latar belakang tempat sebuah
pertunjukan, baik itu musik, tari, teater maupun lainnya. Suasana yang tercipta dari sebuah
pertunjukan juga menjadi bagian dari tata panggung. Segala hal yang akan disaksikan oleh
penonton dalam sebuah pertunjukan itu termasuk ke dalam tata panggung. Fungsi dasarnya
adalah menghadirkan lokasi dari peristiwa yang ada di dalam lakon. Tata panggung merupakan
seni yang memerlukan keahlian khusus yang dalam proses garapnya membutuhkan perpaduan
keahlian dari berbagai bidang. Tata panggung juga adalah proses menciptakan atau membuat,
yang memerlukan keahlian merancang ruang luar dan dalam, teknik perkayuan, teknik melukis
atau gambar, menata perabot dan kerajian tangan untuk menghadirkan hiasan-hiasan dua dan tiga
dimensi. Dengan tata panggung, seni teater tampil seolah-olah berada di ruang atau lokasi
senyatanya. Tata panggung yang hebat menjadi daya tarik tersendiri bahkan ketika hadir tanpa
pemain.

Berbicara tentang tata panggung berarti kita berbicara tentang ruang, waktu dan peristiwa.
Ruang, waktu dan peristiwa merupakan tiga aspek utama yang saling berkaitan dan mesti
bertemu. Artinya apa yang ditampilkan di atas panggung teater mesti logis (dapat diterima
sebagai realitas) antara peristiwa, waktu dan ruang. Oleh karena itu, tata panggung benar-benar
diuji untuk mewujudkan ketiga aspek tersebut dalam karyanya. Oleh karena itu penata panggung
tidak boleh sembarangan menghadirkan tata ruang. Penata panggung harus memperhatikan
peristiwa dan waktu yang membawa akibat langsung atau tidak langsung terhadap ruang tersebut
sehingga penonton percaya bahwa apa yang tersaji itu adalah kenyataan. Hal ini berkaitan
dengan tuntutan estetika yang mengharuskan penata panggung berkreasi menghadirkan ruang
nyata di atas panggung. Rumah harus tampil seolah-olah benar-benar rumah. Demikian juga
dengan halaman, jembatan, lampu pinggir jalan dan lain-lain. Kewajiban menghadirkan
kenyataan di atas panggung membutuhkan kecerdasan spasial (kecerdasan menciptakan ruang
pementasan) dan keahlian cipta rupa. Jika ruang tidak sesuai dengan waktu dan peristiwa maka
tata panggung dianggap gagal menyajikan realita.

Tuntutan seni tata panggung atau penataan artistik panggung memang tidak mudah dan cukup
rumit. Semua penataan panggung memang membutuhkan biaya yang cukup mahal. Oleh karena
itu seorang penata panggung harus bisa memperhitungkan secara matang perlengkapan
panggung yang perlu dan memenuhi nilai estetik pementasan meskipun benda-benda yang
dihadirkan di atas panggung merupakan imitasi. Seorang penata panggung tidak bisa hanya
sekedar menyediakan barang yang dibutuhkan sesuai keperluan fungsional tanpa memperhatikan
bentuk, warna, volume, gaya dan keperluan artistiknya. Kesatuan ruang, waktu dan peristiwa
apapun alasannya mesti dihadirkan ketika estetika pemanggungannya menuntut demikian. Penata
panggung tidak bisa menganggap sepele dan membuat konsep tersendiri yang berbeda dengan
konsep penyutradaraan atau tata artistik lainnya seperti kesesuaian panggung dengan para aktor.
Hubungan kerja antara penata panggung dan aktor sangat dekat karena saling membutuhkan.
Penata panggung melayani aktor dalam hal ruang atau tempat dan aktor menyesuaikan diri
dengan ruang yang telah disediakan. Koneksi yang baik dalam pekerjaan mesti dijaga karena
tidak menutup kemungkinan terjadinya penyesuaian-penyesuaian selama proses produksi.
Kondisi penyesuaian ini mesti disikapi dengan bijaksana antara aktor dan penata panggung.
Seorang penata panggung adalah seorang seniman yang memiliki tanggungjawab besar dalam
sebuah pementasan teater. Karena campur tangan seni dari penata panggung ini, sebuah
pementasan dapat tersaji padu di hadapan penonton.

Elemen-elemen Tata Panggung


Kata lain dari elemen adalah komposisi atau perpaduan. Dalam urusan tata panggung elemen-
elemen yang harus diperhatikan ialah garis, bentuk, warna dan cahaya.

Elemen garis berkaitan dengan fokus. Garis yang jelas akan mengarahkan mata pada objek yang
terarah. Penempatan perabot mestinya juga mengikuti garis set (gambar,bangunan, atau objek
latar) yang telah ditentukan. Penata panggung yang kurang piawai memfungsikan garis ini akan
membuat objek nampak datar, termasuk para pemain. Karena garis mengarahkan pandangan,
maka tidak hanya pandangan penonton saja yang akan terarahkan namun juga pandangan
pemain. Dengan hanya menata perabot atau objek tata panggung dalam garis lurus yang datar,
maka blocking pemain pun secara alamiah akan mengikutinya. Oleh karena itu, elemen garis
sangat penting dalam membentuk kedalaman serta dinamika ruang.

Elemen berikutnya adalah bentuk yang tentu saja secipta dengan garis garis-garis lurus akan
menghasilkan bentuk yang bernuansa tegas, garis lengkung memberikan kesan keluasan,
kesegaran, dan kedamaian. Bentuk yang diciptakan dari garis ini tentu saja juga tunduk dengan
arah yang telah ditentukan oleh garis, bentuk memberi kelengkapan isi (volume). Ketepatan satu
benda dengan benda lain dalam konteks interpretasi lakon dapat ditentukan melalui bentk ini.
bahkan, bentuk benda (perabot), ruang (kamar) atau latar (bangunan keseluruhan rumah) dapat
digunakan untuk menyimbolkan watak penghuninya (tokoh).

Berbeda dengan elemen bentuk yang menyediakan ruang, elemen warna dalam tata panggung
dihadirkan untuk memberikan suasana. Meski beberapa benda atau perabot dalam tata panggung
memiliki warna asli yang khas, namun dalam seni tata panggug, hasil mengesankan seringkali
didapatkan dengan memberi tambahan warna lain. Selain berfungsi mempertegas kedalaman
ruang, warna seperti halnya garis memiliki karakter. Ada warna yang dikelompokan ke dalam
warna hangat, dingin dan panas. Karakter warna ini juga digunakan untuk menyimbolkan
sesuatu. Oleh karena itu, penggunaan warna dalam tata panggung mesti disesuaikan dengan
konsep pementasannya sehingga dalam tata panggung warna dapat digunakan untuk
menyampaikan pesan karakter pruang pementasan dan juga karakter para pemain.

Elemen lain adalah cahaya. Namun saya tidak menjelaskan elemen ini karena elemen ini akan
dijelaskan oleh pemateri berikut yaitu saudara ciko.
Tata panggung sebagai ruang yang berbicara

Tata panggung dalam perkembangan paling mutakhir bukan lagi sekedar berperan menyediakan
lokasi atau sebagai penguat gaya, namun justru menjadi karya seni tersendiri yang mampu
berbicara. Dalam maknanya kini, tata panggung adalah skenografi yang berarti gambaran
perspektif seni seperti dalam penggunaan rancangan dan lukisan pemandangan di panggung
(KBBI V). Kata ini merupakan pengembangan dari skeneri yang secara harafiah berarti beragam
papan, kain, dan lembaran-lembaran panggung yang digunakan untuk mewujudkan lokasi dan
konteks tertentu di atas pangung (KBBI V). Kata kunci skenografi dengan demikian bukan hanya
mewujudkan lokasi namun juga konteks. Terkait dengan konteks inilah, tata panggung atau
skenografi harus mampu berbicara.

Konsep ruang yang berbicara dalam skenografi berada di luar wujud fisik tata panggung itu
sendiri. Artinya, ketika skenografer memutuskan untuk membuat tata panggung dengan objek
panggung minimal itu bukan berarti ia memiliki gagasan yang miskin. Bisa jadi, justru peletakan
benda panggung minimalis itu akan menghidupkan permainan. Sering kita menyaksikan dalam
pertunjukan teater amatir yang berusaha menyajikan tata panggung “wah” namun justru
kehilangan suara ketika pemeran beraksi di dalamnya. Maksudnya, sebelum pemeran muncul di
panggung sudah terlihat berbicara dan menyajikan suatu karya artistic memukau. Namun ketika
pemeran mulai bermain, tata panggung yang ada menjadi tidak berarti atau justru
menenggelamkan permainan para pemeran. Dalam hal ini, karya seni skenografi menjadi absen
justru ketika pementasan dilangsungkan. Tata panggung atau set yang ditampilkan hanya indah
sebagai sebuah karya mandiri namun tidak dalam kolaborasi.

Ruang yang berbicara bahkan tidak mengharuskan ruang yang ada diisi oleh benda panggung
beraneka warna. Bisa saja ia dibiarkan kosong, namun dengan kehadiran pemeran, tata rias, dan
busana serta cahaya lampu yang menerangi bagian-bagian area panggung dengan berbagai
bentuk dan warna cahaya justru membuat pertunjukan menjadi lebih bermakna. Keputisan untuk
mengosongkan ruang tanpa set ini bukan sebagai sebuah putusan putus asa karena kehabisan
imajinasi atau gagasan, melainkan keputusan yang diambil berdasrkan perhitungan-perhitugan
artististik yang matang. Contoh, dalam teater epic, penonton datang untuk menyelidiki
pementasan, maka ruang yang hadir dengan sendirinya telah menyuarakan sesuatu. Pada tahap
ini, tata panggung telah benar-benar hadir sebagai seni.

Unsur-unsur dalam tata panggung

Perancang tata panggung tak hanya mengandalkan sisi keindahannya saja, melainkan juga perlu
memperhatikan unsur-unsur tata panggung, supaya penataan panggung dapat memberikan
tampilan yang menarik dan menyampaikan pesan dari sebuah pertunjukan yang dipentaskan.

Unsur-unsur tata panggung antara lain yaitu, lokatif (memberikan ruang gerak), ekspresif
(menggambarkan suasana sesuai tema), atraktif (menyuguhkan pemandangan yang indah dan
menarik), jelas (bisa dilihat secara jelas dari berbagai penjuru), sederhana (penataannya tidak
rumit), memiliki manfaat bagi orang yang pentas, praktis dan juga organis (tata panggung
berhubungan dengan tata lampu dan tata yang lainnya). Semua unsur harus dipertimbangkan.
Tujuannya adalah agar tata panggung yang dibuat dapat mendukung kebutuhan dari suatu
pertunjukan.

Fungsi tata panggung

Fungsi dari adanya tata panggung yaitu, agar pemandangan yang ditampilkan oleh pemain dapat
terlihat jelas dari jarak tertentu. Selain itu, tata panggung juga berfungsi sebagai sarana
berkomunikasi secara non verbal. Sehingga, dengan penataan sebuah panggung di suatu
pertunjukan, itu dapat membuat penonton semakin memahami tema yang dipentaskan.

Tata panggung berfungsi sebagai faktor pendukung para pemain yang pentas, serta pihak-pihak
lainnya yang terlibat dalam sebuah pertunjukan. Maka, karena fungsinya sangat penting, itu
berarti dalam proses pembuatannya pun perlu ketelitian dan pemahaman tema-tema yang akan
dibawakan. Sekali lagi pada bagian ini, penata panggung memiliki peran yang sangat penting.

Jenis-jenis tata panggung

Ada dua jenis panggung, yaitu Panggung PROSENIUM dan Panggung ARENA.
Panggung Prosenium adalah Panggung yang hanya dapat dilihat oleh penonton dari satu sisi, yaitu dari
depan saja. Panggung ini biasanya berbentuk kotak, sisi kiri kanan dan belakang biasanya digunakan
sebagai jalan keluar masuk pelakon teater. Hal yang kurang menguntungkan dari penggunaan panggung
ini adalah jika di bagin tengah diletakan set/dekor maka tampak baian belakang tidak akan tampak
untuk itu harus disesuaikan tinngi rendahnya area permainan.

Panggung Arena

Panggung Arena merupakan Panggung yang dikelilingi penonton sehingga sudut bisa dilihat
oleh penonton. Panggung Arena biasanya berbentuk bulat, sekeliling panggung dimanfaatkan
sebagai jalan keluar masuk pemain dan set/dekor, Untuk set/ Dekor biasanya berhati-hati dalam
peletakan dan penempatan set/dekor. Panggung Arena biasanya dipakai area tebuka seperti
lapangan, halaman sekolah atau juga aula terbuka.

Dalam tata panggung, ada beberapa macam tatanan panggung di antaranya yaitu:

1. Natural background, yaitu penggunaan latar belakang panggung suatu pementasan


dengan menggunakan latar asli atau natural seperti panggung alam.
2. Decorative scenery, yaitu perlengkapan panggung yang penggunaan panggung yang
menggunakan peralatan imitasi atau tiruan.
3. Descriptive scenery, yaitu perlengkapan panggung yang menggunakan benda asli.
4. Atmosphere scenery, yaitu gabungan antara peralatan imitasi dan peralatan asli atau
decorative scenery dan descriptive scenery.

Kemudian ada beberapa jenis penataan panggung diantaranya yaitu:

1. Panggung arena
2. Panggung proscenium
3. Panggung tapal kuda
4. Panggung huruf L
5. Panggung setengah lingkaran

Anda mungkin juga menyukai