Anda di halaman 1dari 7

SEJARAH PEMASARAN

Fajar Satria
NIM. 20200122078
SEJARAH PEMASARAN DARI ZAMAN
REVOLUSI INDUSTRI - SEKARANG
• Sejak zaman peradaban kuno, baik Bangsa Yunani maupun Romawi telah
mempraktikan ilmu dagang dan secara aktif berkomunikasi persuasif kepada
konsumennya. Begitu pula di peradaban-peradaban lain yang terbilang maju
perdagangannya.
• Namun, konsep pemasaran moderen yang dikenal saat ini baru muncul dan
berkembang pada masa Revolusi Industri yang terjadi pada abad ke-18 dan ke-
19. Periode ini ditandai dengan munculnya perubahan-perubahan sosial yang
didorong oleh perkembangan teknologi dan inovasi ilmu pengetahuan. Salah
satu perubahan tersebut adalah munculnya industri-industri yang memproduksi
barang konsumsi secara massa. Hal ini didukung pula oleh perkembangan moda
transportasi dan munculnya media massa yang mengharuskan produsen
menemukan cara mengelola distribusi barang dan jasa.
• Pada masa Revolusi Industri, barang-barang konsumsi masih tergolong
langka dan produsen bisa menjual hampir semua barang yang mereka
produksi selama konsumen mampu membelinya. Karena itu, mereka
fokus ke arah pengembangan produksi dan distribusi dengan berusaha
menekan biaya sekecil-kecilnya. Ini juga berpengaruh terhadap
perkembangan ilmu pemasaran kala itu, yang terkonsentrasi pada
efisiensi biaya distribusi dan pembukaan pasar baru.
• Sejak awal abad ke-20 hingga beberapa tahun pasca Perang Dunia II,
kompetisi bisnis semakin meningkat dan fokus ilmu pemasaran mulai
pindah dari fokus produksi ke fokus penjualan.Ilmu komunikasi,
periklanan, dan merek mulai menjadi penting saat perusahaan
berusaha menjual sebanyak-banyaknya barang di pasar yang sudah
semakin ramai.
TAHAP –TAHAP PEMASARAN
Jika ditinjau berdasarkan sejarahnya maka perekonomian masyarakat dapat
dikelompokan menjadi enam tahap (stages), yaitu :
• Tahap swadaya ekonomi (the stage of economic self sufficiency). Tahap ini
mencerminkan bahwa setiap unit keluarga berusaha memenuhi sendiri semua
kebutuhan hidupnya. Pada tahap ini dapat dikatakan “tidak terdapat”
pertukaran, sehingga konsep pemasaran juga belum ada.
• Tahap kepemilikan bersama yang primitive (the stage of primitive
communism). Pada tahap ini beberapa unit keluarga secara bersama-sama
berusaha memenuhi kebutuhannya. Akan tetapi bentuk “kekayaan” seperti
tanah, ternak, atau rumah merupakan milik bersama. Jadi tidak terdapat milik
perorangan, dan mengingat pada tahap ini pertukaran tidak terdapat, maka
konsep pemasaran juga belum ada.
• Tahap barter yang sederhana (the stage of simple barter). Pada tahap ini
terdapat kegiatan produksi yang dilakukan oleh masing-masing unit usaha yang
tidak saja dilakukan oleh perorangan melainkan juga oleh keluarga. Tiap unit
usaha menghasilkan barang tertentu sehingga mencerminkan adanya spesialisasi
produksi. Oleh karena masing-masing unit usaha menghasilkan barang tertentu,
maka untuk memenuhi kebutuhan barang lainnya masing-masing harus menukar
surplus hasil produksi secara barter. Dengan demikian pada tahap ini tumbh
proses pertukaran dalam bentuk mencari dan tawar-menawar, sehingga
pertukaran (barter) ini merupakan dasar untuk merumuskan konsep pemasaran.
• Tahap pasar local (the stage of local markets). Pertukaran dengan cara barter
menemukan kesulitan karena tidak tentunya waktu dan tempat untuk
melaksanakan pertukaran. Oleh karena itu dirasakan perlunya tempat (lokasi)
dan waktu untuk melakukan pertukaran, yang dalam hubungan ini berbagai
barang dikumpulkan pada tempat tertentu. Dimulai hanya dilakukan pada hari-
hari tertentu dan tempat tertentu, tetapi kemudian berkembang dan
membentuk “pasar” yang tetap bersifat local. Pada tahap ini telah Nampak
spesialisasi dalam penjualan sehingga konsep pemasaran semakin meluas.
• Tahap ekonomi uang (the stage of money economy). Walaupun pertukaran barter
merupakan cara pertukaran yang lebih maju dibanding dengan tahap sebelumnya,
pada kenyataannya barter menimbulkan berbagai masalah. Masalah itu timbul juka
barang-barang yang dipertukaran mempunyai nilai yang berbeda dan sulit dibagi-
bagi. Oleh kerena itu dirasakan perlu adanya alat tukar untuk mempelancar
pertukaran. Pada mulanya digunakan sebagai alat tukar yang bermacam-macam
seperti kerang, the, domba, dsb. Dalam perkembangan selanjutnya ditemukan logam
sehingga logam inni secara berangsur banyak digunakan sebagai alat tukar, dan
akhirnya dijadikan mata uang.
• Tahap kapitalisme muda (the stage of early capitalism). Adanya spesialisasi
usaha,pasar local dan mata uang, memberikan dorongan kepada unit usaha untuk
memproduksi barang lebih banyak yang ditujukan untuk kebutuhan orang lain.
Kondisi demikian memberikan kesempatan kepada para produsen untuk memperoleh
keuntungan. Golongan produsen yang berhasil mengumpulkan kekayaan ahir sebagai
“kapitalis muda”, dan suplus kekayaan mulai ditukar dengan tenaga kerja. Disamping
para kapitalis muda ini dapat mengorganisasi tenaga kerja dalam suatu kegiatan
proses produksi di berbagai sector ekonomi, juga sudah nampak usaha mencari pasar
untuk menjual produksinya.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai