Anda di halaman 1dari 113

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,

Riset, dan Teknologi

Menyusun Kurikulum Operasional


Satuan Pendidikan Bagian1
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Perkenalan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Kesepakatan Kelas
• ….
• ….
• ….
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Jadwal Kegiatan
No Nama Kegiatan No Nama Kegiatan
1 Perkenalan 7 Diskusi dan Presentasi Kelompok

2 Kesepakatan Kelas 8 Diskusi Kelas

3 Agenda Kegiatan 9 Permainan Sambung Refleksi


4 Refleksi Diri 10 Penguatan Pemahaman
5 Permainan Tebak Frasa 11 Kerja Mandiri
6 Pemaparan Konsep 12 Penutup
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Sekilas Desain Workshop


● Apa hasil belajar yang hendak dicapai?
Mengenali bagaimana melakukan analisis karakteristik
satuan pendidikan untuk memfasilitasi penyusunan visi,
misi, dan tujuan satuan pendidikan
● Apa Bukti dan Asesmen untuk mengukur hasil belajar?
Hasil diskusi kelompok pada Sesi Ruang Kolaborasi dan
Rencana Aksi Nyata pada Sesi (Rencana) Aksi Nyata
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Mulai dari Diri


Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Pertanyaan Pemantik
1. Ceritakan pengalaman Anda saat terlibat dalam kegiatan
(pendampingan) penyusunan visi, misi dan tujuan satuan
pendidikan. Apa kesan dan pembelajaran yang didapat saat
terlibat dalam kegiatan tersebut?
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Pertanyaan Pemantik
2. Ceritakan pengalaman Anda saat terlibat dalam kegiatan
(pendampingan) penyusunan visi, misi dan tujuan satuan
pendidikan. Apa tantangan yang dihadapi dalam kegiatan
tersebut dan bagaimana menghadapinya?
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Pertanyaan Pemantik
3. Ceritakan pengalaman Anda saat terlibat dalam kegiatan
(pendampingan) penyusunan visi, misi dan tujuan satuan
pendidikan. Apa peran Anda dalam kegiatan tersebut?
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Pertanyaan Pemantik
4. Mengapa penting bagi satuan pendidikan untuk menyusun
kurikulum operasional-nya sendiri?
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Eksplorasi Konsep
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Permainan: Tebak Frasa


● Pilihlah satu peserta untuk mengucapkan satu frasa berupa kata kunci
yang berhubungan dengan penyusunan kurikulum operasional, sambil
mematikan atau mute speaker-nya.
● Pilihlah satu peserta lain untuk menebak frasa yang diucapkan peserta
pertama.
● Contoh frasa yang dapat digunakan: “Profil Pelajar Pancasila”.
Penjelasannya: Profil Pelajar Pancasila merupakan acuan dalam
penyusunan visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan.
● Contohkan bagaimana permainan dilakukan dengan menjadi pengucap
frasa dan menunjuk satu peserta sebagai penebak frasa.
● Saat permainan berlangsung, beri kesempatan 3x untuk menebak frasa.
Jika tidak berhasil juga, minta pengucap frasa menyebutkan frasa tersebut
dan menjelaskan pemahamannya tentang frasa tersebut. Pindah ke
pasangan peserta lain untuk bermain, sesuaikan dengan ketersediaan
waktu.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Pertanyaan Pemantik
1. Mengapa penyusunan visi, misi dan tujuan satuan pendidikan
perlu melibatkan seluruh warga sekolah?
2. Bagaimana cara menyusun visi, misi dan tujuan satuan
pendidikan yang melibatkan seluruh warga sekolah?
3. Bagaimana cara menganalisis karakteristik satuan
pendidikan?
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Apa itu Kurikulum Operasional?


● Seluruh rencana proses belajar yang diselenggarakan di
satuan pendidikan.
● Pedoman seluruh penyelenggaraan pembelajaran.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Mengapa Kurikulum Operasional Berbeda


antar Satuan Pendidikan?
Agar bermakna, kurikulum operasional satuan pendidikan
dikembangkan sesuai dengan konteks dan kebutuhan peserta
didik dan satuan pendidikan.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Prinsip Pengembangan Kurikulum


Operasional
● Berpusat pada Peserta Didik
● Kontekstual
● Esensial
● Akuntabel
● Melibatkan Berbagai Pemangku Kepentingan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Profil Pelajar Pancasila merupakan


Acuan dalam Penyusunan Visi, Misi, dan
Tujuan di Satuan Pendidikan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Profil Pelajar Pancasila


● Pelajar Indonesia merupakan Pelajar sepanjang hayat yang
kompeten, berkarakter, dan berperilaku sesuai nilai-nilai
Pancasila.
● Tidak hanya fokus pada kemampuan kognitif, tetapi juga sikap
dan perilaku sesuai jati diri sebagai bangsa Indonesia
sekaligus warga dunia.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Posisi Profil Pelajar Pancasila dalam


Kurikulum Operasional Sekolah
● Tujuan jangka panjang segala proses pembelajaran yang
berlangsung di sekolah.
● Kompetensi dan karakter yang perlu dikembangkan oleh
setiap warga sekolah.
● Benang merah yang menyatukan segala praktik yang
dijalankan di sekolah.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Komponen Kurikulum Operasional Sekolah


● Karakteristik Satuan Pendidikan
- Menggambarkan keunikan satuan pendidikan dalam hal peserta didik, sosial, budaya, guru,
dan tenaga kependidikan.
- Untuk Sekolah Menengah Kejuruan, tidak saja menggambarkan keunikan satuan pendidikan
tapi juga program keahliannya.
● Visi, Misi, dan Tujuan Satuan Pendidikan
- Visi: Menggambarkan bagaimana peserta didik menjadi subjek dalam tujuan jangka panjang
satuan pendidikan dan nilai-nilai yang dituju; menggambarkan nilai-nilai yang mendasari
penyelenggaraan pembelajaran agar peserta didik dalpat mencapai Profil Pelajar Pancasila.
- Misi: Menjawab bagaimana satuan pendidikan mencapai visi; memegang nilai-nilai penting
dalam menjalankan misi.
- Tujuan: Pada akhirnya berdampak pada peserta didik; menggambarkan tahapan-tahapan
penting dan selaras dengan misi; berisi strategi satuan pendidikan untuk mencapai tujuan
pendidikannya; menargetkan kompetensi/karakteristik sekolah yang menjadi kekhasan
lulusan satuan pendidikan selaras dengan Profil Pelajar Pancasila.
● Untuk Sekolah Menengah Kejuruan, visi dan misi disusun untuk lingkup satuan pendidikan,
sementara tujuan disusun untuk lingkup program keahlian berdasarkan analisis kebutuhan dunia
kerja.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Kerangka Dasar Kurikulum Merdeka

●.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Merdeka


dan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan
● Tetap - ditetapkan oleh Pemerintah Pusat
● Fleksibel dan dinamis - menjadi otonomi di satuan pendidikan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Proses Penyusunan Kurikulum Operasional di


Satuan Pendidikan secara Umum
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Proses Penyusunan Kurikulum Operasional di Satuan


Pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Proses Berpikir untuk Menganalisis Karakteristik


Satuan Pendidikan dan Merumuskan Visi, Misi, dan
Tujuan Satuan Pendidikan secara Umum
● Dikembangkan lewat proses reversibel (bolak balik) antara
analisis karakteristik lingkungan belajar satuan pendidikan,
visi-misi satuan pendidikan, serta tujuan dan strateginya.
● Direncanakan dengan mengumpulkan berbagai data untuk
informasi yang komprehensif.
● Digunakan berbagai cara yang sesuai dengan kebutuhan
berproses, selama hasilnya selaras antarkomponen.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Proses Berpikir untuk Menganalisis Karakteristik


Satuan Pendidikan dan Merumuskan Visi, Misi, dan
Tujuan Satuan Pendidikan (untuk Sekolah Menengah
Kejuruan)
● Visi dan misi disusun untuk lingkup sekolah.
● Tujuan disusun untuk lingkup program keahlian berdasarkan analisis
kebutuhan dunia kerja.
● Dikembangkan lewat proses reversibel (bolak balik) antara analisis
karakteristik lingkungan belajar satuan pendidikan, visi-misi satuan
pendidikan, serta tujuan dan strategi program keahlian.
● Direncanakan dengan mengumpulkan berbagai data untuk informasi
yang komprehensif.
● Digunakan berbagai cara yang sesuai dengan kebutuhan berproses
dari tiap sekolah dan program keahlian, selama hasilnya selaras
antarkomponen.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Khusus untuk Sekolah Menengah Kejuruan


Karakteristik Satuan Pendidikan
● Menggambarkan keunikan SMK dan program keahlian dalam hal peserta didik, sosial, budaya,
guru, dan tenaga kependidikan.
● SMK yang berada di bawah yayasan tertentu dapat merumuskan idealisme yayasan tersebut
selama tidak bertentangan dengan Tujuan Pendidikan Nasional dan Profil Pelajar Pancasila.
● Menggambarkan program keahlian yang dibuka dan rasional program keahlian tersebut dibuka.
Catatan: SMK boleh membuka lebih dari 1 program keahlian sesuai kebutuhan dunia kerja.

Karakteristik Program Keahlian


● Menggambarkan konsentrasi dari setiap program keahlian yang dibuka, contoh: Program
Keahlian Teknik Otomotif, akan memilih untuk berkonsentrasi pada perawatan dan perawatan
sepeda motor yang sebelumnya disebut sebagai kompetensi keahilian.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Prinsip Analisis Karakteristik Satuan Pendidikan

● Melibatkan perwakilan warga satuan pendidikan.


● Menggunakan data yang diperoleh dari situasi nyata/kondisi
satuan pendidikan.
● Mengalokasikan waktu yang cukup untuk pengumpulan,
pengorganisasian, analisis, dan dokumentasi data.
● Memilah informasi yang relevan dan menyimpulkan untuk
mengembangkan strategi atau solusi.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Pilihan Cara Pengumpulan Informasi guna


Analisis Karakteristik dan Lingkungan Belajar
● Kuesioner
● Wawancara
● Diskusi kelompok terpumpun (FGD)
● Observasi
● Rapor pendidikan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Contoh Proses Analisis Karakteristik Satuan Pendidikan:


Analisis Lingkungan Belajar
Sumber Daya Alam, Sosial, dan Budaya
● Bagaimana mendokumentasikan semua informasi sistem, sumber daya dan fasilitas, serta
mitra yang ada?
● Apakah ada sumber daya dari lingkungan sekitar yang dapat dimanfaatkan oleh satuan
pendidikan dalam proses belajar?
Sumber Pendanaan
● Bagaimana proses pendanaan satuan pendidikan?
● Bagaimana penggunaan dana ini?
Sistem dan Kebijakan Daerah
● Apa saja visi, misi, dan tujuan daerah?
● Apa saja kebijakan satuan pendidikan terkait indikator?
Kemitraan
● Siapa sajakah pihak-pihak yang dapat dilibatkan untuk mendukung program satuan
pendidikan? (organisasi, komunitas, tokoh, dll.)
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Contoh Proses Analisis Karakteristik Satuan Pendidikan: Visi,


Misi, dan Tujuan Satuan Pendidikan
● Seperti apakah gambaran ideal tentang masa depan yang ingin diwujudkan oleh satuan pendidikan?
● Bagaimana satuan pendidikan dapat mencapai gambaran ideal tersebut?
Reviu Visi dan Misi
● Bagian yang mana yang perlu ditajamkan dalam visi dan misi?
● Apakah perlu membuat visi dan misi baru yang lebih sesuai dengan kondisi lingkungan dan karakteristik
peserta didik
● Apa saja prioritasnya?
Reviu Tujuan
● Apa yang menjadi prioritas bagi satuan pendidikan (atau program keahlian Sekolah Menengah Kejuruan)
dalam mendukung kompetensi peserta didik?
● Apa yang mendasari tujuan ini?
● Kompetensi apa saja yang perlu dimiliki peserta didik?
● Mengapa kompetensi ini dianggap penting?
● Apa saja keterampilan yang perlu dikuasai peserta didik?
● Apa karakteristik individu yang ingin dibangun?
● (Sekolah Menengah Kejuruan) Jabatan pekerjaan/okupasi apa saja yang berpotensi untuk diisi oleh
lulusan program keahlian ini?
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Visi, Misi, dan Tujuan Satuan Pendidikan harus


Berpusat pada Peserta Didik

● Visi: Gambaran masa depan, realistis


● Misi: Tindakan
● Tujuan: Hasil yang diinginkan pada peserta didik
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Tips Merumuskan Tujuan yang Berpusat pada


Peserta Didik
● Fokus untuk memahami dan membantu peserta didik
mengenal diri dan cara belajar mereka.
● Memungkinkan peserta didik melihat kemajuan mereka,
merefleksikan cara dan kekuatan belajar mereka, dan
menetapkan tujuan individu.
● Berefleksi dan meninjau kembali berdasarkan Profil Pelajar
Pancasila. Peserta didik akan berubah dan bertumbuh
sepanjang tahun; memberikan ruang bagi peserta didik untuk
merekam refleksi diri secara teratur.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Prinsip dalam Merumuskan Tujuan yang


Berpusat pada Peserta Didik
● Menambahkan kompetensi peserta didik sesuai karakteristik satuan pendidikan selama tidak
bertentangan dengan Profil Pelajar Pancasila.
● Mengevaluasi secara kritis lingkungan belajar di satuan pendidikan dan membuat perubahan
yang diperlukan bagi peserta didik dan guru guna mengembangkan nilai-nilai Profil Pelajar
Pancasila.
● Kembali berfokus pada tujuan satuan pendidikan atau program keahlian untuk SMK, secara
kreatif mengelola sumber daya manusia (guru/orangtua, peserta didik) dan sumber daya lain
di satuan pendidikan (lingkungan/komunitasi di sekitar satuan pendidikan).
● Menjadikan Profil Pelajar Pancasila sebagai prinsip utama tiap program pembelajaran untuk
membantu peserta didik berkembang sesuai keragaman potensi.
● Menggunakan Profil Pelajar Pancasila sebagai alat refleksi dan analisis seluruh program
pembelajaran di satuan pendidikan.
● Melakukan refleksi berkala untuk mengetahui keberhasilan dalam pembelajaranguna
memenuhi Profil Pelajar Pancasila yang dideskripsikan.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Contoh Kurikulum Operasional per Jenjang


Pendidikan ada pada folder bahan bacaan LMS
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Contoh Kurikulum Operasional PAUD Gemilang


Karakteristik PAUD Gemilang
PAUD Gemilang terletak di Kabupaten Tangerang memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif bagi para pelaku industri. Kabupaten Tangerang
dikenal sebagai “Kota Seribu Industri” yang berdekatan dengan ibukota Republik Indonesia dan memiliki kemudahan akses terhadap berbagai
sarana dan prasarana transportasi darat, laut, maupun udara. Kemudahan ini dapat digunakan untuk menstimulasi pertumbuhan ekonomi kreatif
pada masyarakat dengan menyediakan berbagai peluang usaha dan lapangan kerja.
Sebagai lembaga pendidikan yang berada di kawasan industri, sekolah kami memiliki kekhasan berupa peserta didik yang berasal dari berbagai
etnis dan budaya, dan agama di mana masyarakatnya saling menghormati dan bertoleransi terhadap keberagaman tersebut. Di sisi lain,
keberadaan industri menimbulkan permasalahan lingkungan, seperti polusi udara, eksploitasi terhadap air tanah serta alih fungsi lahan menjadi
kavling industri dan pergudangan.
Para pendiri PAUD Gemilang bercita-cita untuk memberikan layanan pendidikan yang berkualitas bagi anak-anak usia dini yang berada di
lingkungan Desa Peusar. Segala tantangan permasalahan yang ada di kawasan ini akan memperkaya kurikulum PAUD Gemiilang. Impian kami
adalah mewujudkan profil lulusan yang berbudi pekerti yang luhur, berkarakter sesuai budaya Indonesia, berwawasan global dan peduli lingkungan.
Pengembangan kurikulum di sekolah kami mengacu pada tujuan pendidikan nasional dengan memperhatikan kekhasan daerah, karakteristik dan
kondisi satuan pendidikan, serta kebutuhan peserta didik. Untuk mewujudkan hal ini, maka dibentuklah Tim Pengembang Kurikulum Operasional
yang terdiri dari pengurus yayasan, guru, kepala sekolah dan komite sekolah.
Tim pengembang kurikulum satuan pendidikan PAUD Gemilang berfokus pada:
1. Keberagaman agama, etnis dan budaya yang dituangkan dalam muatan pembelajaran keagamaan, pembentukan karakter, pengembangan diri
dalam seni, budaya serta kecakapan hidup.
2. Potensi lingkungan sebagai keunggulan lokal dan global.

Kurikulum Operasional PAUD Gemilang menggunakan prinsip pembelajaran yang berpusat pada anak. Prinsip ini selaras dengan prinsip Merdeka
Bermain Merdeka Belajar di mana guru berperan sebagai fasilitator anak dalam belajar. Guru memfasilitasi anak agar dapat berpikir logis, kritis dan
kreatif. Selain itu, guru juga perlu menstimulasi anak supaya dapat bersosialisasi dengan temannya, baik di lingkungan sekolah maupun di rumah.
Anak juga dibiasakan untuk menyukai tantangan agar dapat mengembangkan keterampilan menyelesaikan masalah dengan cara yang kreatif,
sehingga mereka dapat menjadi aset masa depan bangsa.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Karakteristik PAUD Gemilang


Untuk mewujudkan PAUD yang berkualitas tentunya tidak cukup hanya didukung oleh potensi lingkungan dan
sumber daya manusia setempat. Dukungan dana untuk menunjang operasional pendidikan dan pemenuhan
sarana dan prasarana yang memadai juga sangat diperlukan. Oleh karena itu, PAUD Gemilang membutuhkan
dana yang bersumber dari swadaya orangtua siswa dan bantuan dari pemerintah berupa dana BOP.
Sedangkan pihak pelaku industri di lingkungan sekitar menjadi donatur tidak tetap untuk berbagai kegiatan
sekolah.
Hal lain yang tidak kalah penting adalah penyediaan lingkungan belajar yang kondusif, penggunaan media
pembelajaran yang variatif serta pemanfaatan berbagai sumber belajar dari lingkungan sekitar. Pembelajaran
berkualitas dari PAUD Gemilang tidak akan bisa terlaksana tanpa dukungan orangtua, masyarakat sekitar,
pemerintah setempat, dinas pendidikan, dan pemangku kepentingan terkait lainnya.
Saat ini PAUD Gemilang berdiri di atas lahan seluas 600 m2, dengan bangunan 1 lantai yang terdiri dari ruang
kantor, ruang guru dan kepala sekolah, 4 ruang kelas, 2 kamar mandi, 1 ruang UKS/ruang tidur, 1 dapur dan 1
gudang. Sebagai lahan bermain anak, kami juga menyediakan halaman terbuka seluas 200 m2. Lembaga
kami memiliki 4 orang guru, 1 orang kepala sekolah dan 1 orang tenaga administrasi yang berkualifikasi S1
PAUD dan telah mengikuti berbagai pelatihan tentang PAUD. Pada tahun 2020/2021, kami memiliki 45 orang
peserta didik, dengan perincian Kelompok Bermain A: 8 anak, Kelompok Bermain B: 10 anak, TK A: 12 anak,
dan TK B: 15 anak.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Visi
Membentuk anak yang ceria, toleran, peduli lingkungan, cinta tanah air, dan berwawasan global.
Misi
Misi PAUD Gemilang dalam mewujudkan Visi dilakukan melalui kegiatan bermain-belajar dan pembiasaan baik di
rumah maupun di sekolah dalam hal:
1. Memunculkan keceriaan

2. Menanamkan sikap toleran

3. Menumbuhkan kepedulian kepada lingkungan sekitar

4. Menanamkan rasa cinta tanah air

5. Mengembangkan wawasan anak tentang dunia

Tujuan
6. Terwujudnya peserta didik yang sehat dan bahagia

7. Terwujudnya peserta didik yang memiliki sikap menghargai perbedaan dan nyaman berinteraksi dalam
keberagaman
8. Terbentuknya peserta didik yang peduli lingkungan dan berempati pada sesama

9. Terwujudnya peserta didik yang bangga menjadi anak Indonesia

10. Terbentuknya peserta didik yang memiliki wawasan luas


Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Contoh Kurikulum Operasional TK Bintang


Karakteristik Lingkungan Belajar
TK Bintang terletak di pinggiran Kota Bandung berbatasan dengan Kabupaten Bandung. Lokasi TK Bintang berada di
dataran tinggi dan dikelilingi dengan pegunungan. Kebun dan sungai dapat ditemui di sekitar TK Bintang. Lokasi desa yang
berada di jalur menuju lokasi wisata menyebabkan di akhir pekan banyak warga dari Kota Bandung yang melewati desa ini.
Masyarakat yang hidup di pedesaan memiliki budaya Sunda yang masih terpelihara, yaitu silih asih (kemanusiaan), silih
asah (mencerdaskan), silih asuh (mendampingi), dan silih wawangi (menyampaikan hal-hal positif). Mayoritas masyarakat
desa beragama Islam, dan ada beberapa keluarga pendatang yang beragama Kristen, Katholik, dan Hindu. Kerjasama dan
gotong-royong juga menjadi budaya yang masih sering dijumpai di tengah-tengah masyarakat, salah satunya saat hari raya
Islam seperti Idul Adha dan Idul Fitri. Sebagian besar masyarakat bekerja sebagai petani dan rata-rata berlatar belakang
pendidikan hingga sekolah menengah.
Sumber pendanaan operasional sekolah berasal dari swadaya masyarakat serta bantuan pemerintah (BOP). Selain itu,
donasi juga didapatkan dari masyarakat sekitar berupa bahan makanan yang dapat digunakan dalam pemberian makanan
tambahan maupun kegiatan bermain. Kebijakan Pemerintah Kota Bandung adalah untuk melestarikan budaya Sunda di
masyarakat. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bandung menindaklanjuti dengan meminta Satuan Pendidikan untuk
memasukkan Bahasa Sunda sebagai muatan lokal.
TK Bintang bermitra dengan beberapa pihak dalam penyediaan layanan yang holistik integratif untuk peserta didik, antara
lain:
• Layanan pendidikan bermitra dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bandung dan Korwil Kecamatan.
• Layanan kesehatan dan gizi bermitra dengan Puskesmas dan Psikolog.
• Layanan perlindungan bermitra dengan kepolisian di kecamatan.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Karakteristik Satuan Pendidikan


Peserta didik TK Bintang berusia 4–6 tahun berjumlah 30 anak yang terbagi menjadi 2 rombongan belajar, yaitu Kelas A (4–5 tahun)
dan Kelas B (5-6 tahun). Sebagian anak pernah bersekolah di Kelompok Bermain dan Satuan PAUD Sejenis (SPS), sebagian lagi
belajar mengaji di TPA serta sebagian yang lain belum pernah bersekolah. Seluruh peserta didik TK Bintang beragama Islam.
Hampir 80% peserta didik berasal dari keluarga petani dan dari keluarga yang mata pencahariannya bergantung dari hasil pertanian.
Sebagiannya lagi berasal dari keluarga pekerja kantor maupun pabrik. Anak-anak terbiasa bermain di alam, baik di sekitar rumah
maupun sekolah.
TK Bintang dipimpin oleh seorang kepala sekolah dengan empat orang guru. Dua orang guru lulusan Sarjana Pendidikan Guru
PAUD dari perguruan tinggi yang ada di Kota Bandung dan dua orang guru pendamping lulusan SMA. Selain bertugas mengajar,
guru juga membantu sebagai tenaga administrasi dan operator sekolah. Sekolah juga memiliki seorang pembantu sekolah yang
membantu membersihkan lingkungan sekolah.
TK Bintang menempati lahan seluas 500 m2 dan bangunan semi permanen yang berdiri di atas tanah seluas 150 m2. Bangunan
sekolah yang menggunakan bahan-bahan alam seperti bilik-bilik bambu, kayu dan bahan alam lainnya merupakan ciri khas
bangunan masyarakat Sunda yang menyatu dengan alam. Halaman seluas 350 m2 dilengkapi ayunan, seluncuran, panjatan, papan
titian, dan jungkitan. Halaman sekolah juga memiliki lahan yang digunakan anak-anak praktik bercocok tanam. Bangunan sekolah
memiliki 5 ruangan yang terdiri dari 1 ruang kepala sekolah, 2 ruang kelas, 1 ruang kelas yang disekat menjadi 3 area; area dapur,
area perpustakaan, area gudang, area unit kesehatan sekolah (UKS) dan 1 ruang serbaguna yang dapat digunakan untuk kegiatan
bersama. Selain ruangan, di TK Bintang terdapat 2 kamar mandi dan 3 tempat cuci tangan. Ruang kelas dilengkapi 3 meja dan 15
kursi ukuran anak, rak buku bacaan, rak mainan anak, meja guru dan kursinya, dan loker untuk menyimpan tas, sepatu dan
perlengkapan anak. Bahan dan alat permainan yang digunakan di TK Bintang dikumpulkan dari lingkungan tempat tinggal anak
dengan bantuan orangtua peserta didik yang selalu mendukung program sekolah berupa bahan alam, bahan sintetis maupun bahan
daur ulang.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Visi
“Membentuk generasi beriman, bertaqwa, bangga atas jati diri dan budaya masyarakat Sunda, serta mencintai pertanian dan
menguasai literasi teknologi pertanian.”
Misi
Untuk mewujudkan visi tersebut maka misi TK Bintang adalah:
1. Menyiapkan lingkungan belajar yang menumbuhkan keimanan dan ketaqwaan pada Allah SWT.

2. Menciptakan budaya sekolah yang membentuk karakter silih asih (kemanusiaan), silih asah (mencerdaskan), silih asuh
(mendampingi), dan silih wawangi (menyampaikan hal-hal positif).
3. Menyiapkan lingkungan belajar yang menumbuhkan kecintaan anak pada sektor pertanian.

4. Menyiapkan lingkungan belajar yang menumbuhkan kemampuan anak untuk menguasai teknologi pertanian.

Tujuan
Tujuan TK Bintang adalah:
5. Terbentuknya peserta didik yang mampu melaksanakan kegiatan ibadah sesuai ajaran Islam serta menghargai perbedaan
kepercayaan yang ditemuinya.
6. Terbentuknya peserta didik yang memiliki sikap saling menyayangi sesama makhluk dengan menjaga dan merawat apa yang
ada di lingkungan sekitarnya.
7. Terwujudnya peserta didik yang memiliki sikap menghargai budaya Sunda yang merupakan bagian dari kesehariannya.

8. Terwujudnya peserta didik yang mengenal lingkungan pertanian, cara bertani, dan teknologi yang digunakan dalam pertanian.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Contoh Kurikulum Operasional SD Model 4


Karakteristik Satuan Pendidkan
Penyusunan kurikulum operasional di satuan pendidikan SD Model 4 disesuaikan dengan kekhasan, kondisi, dan potensi daerah dengan menyelaraskan kondisi satuan pendidikan dan
karakteristik peserta didik dalam satuan pendidikan. Dalam pengembangannya, kurikulum operasional sekolah akan mengacu pada capaian pembelajaran yang telah disusun oleh
pusat dan diterjemahkan dalam alur tujuan pembelajaran yang dikonkretkan dalam proses pembelajaran.
Penyusunan dan pengembangan kurikulum operasional di satuan pendidikan SD Model 4 berfokus kepada pemenuhan kebutuhan peserta didik dengan mengembangkan kompetensi
dalam perubahan kehidupan Abad ke-21 yang memuat ciri khas dan potensi lokal sekolah. SD Model 4 berdomisili pada daerah yang strategis di pusat Pemerintahan Kabupaten/Kota
…, pengembangan ekonomi dan wilayah pariwisata dengan keterjangkauan lokasi yang mudah ditempuh dengan sarana transportasi yang ada. Lingkungan sekolah pun berada dekat
dengan sarana kesehatan, olahraga, dan keagamaan sehingga menjadi salah satu kekuatan pendukung dalam proses pembelajaran.
Latar belakang peserta didik berada pada tingkat ekonomi menengah ke atas dengan sarana prasara yang cukup memadai dalam mendukung proses pembelajaran baik intrakurikuler
maupun ekstrakurikuler. Latar belakang keagamaan yang mayoritas bahkan hingga 100% adalah peserta didik beragama Islam. Secara sosial budaya, peserta didik memiliki latar
belakang orangtua yang berbeda budaya yang disebabkan dari sebagian orangtua merupakan karyawan yang ditempatkan tugas dan berasal dari luar daerah. Selain itu, minat bakat
peserta didik juga sangat beragam. Perbedaan latar belakang tersebut memperkuat alasan Profil Pelajar Pancasila mampu diimplementasikan secara utuh di SD Model 4 dengan moto
“Keunikan dalam Harmonisasi (Uniquely in Harmoniy)”. Maka dalam penyusunan Kurikulum Operasional, karakteristik peserta didik dengan segala latar belakangnya menjadi salah
satu pertimbangan utama agar menjadi pendidikan yang berkeadilan dan berkebhinekaan.
Tujuan akhir capaian pembelajaran yang terintegrasi dengan Profil Pelajar Pancasila secara umum adalah untuk membentuk karakter peserta didik untuk menumbuhkan iman dan
taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, berkebhinekaan global, mandiri, bernalar kritis, bergotong-royong, dan kreatif dengan mengakomodir keragaman tersebut.
Landasan Pengembangan Kurikulum
Landasan yuridis dalam penyusunan kurikulum operasional di satuan pendidikan SD Model 4 mengacu pada Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional sebagai arah tujuan
pendidikan sekolah. Dan juga mengacu pada … (Landasan hukum penyusunan Kurikulum Operasional).
Landasan filosofis sebagai dasar penyusunan kurikulum operasional di satuan pendidikan SD Model 4 adalah dengan mempertimbangkan budaya bangsa sebagai akar penopang
pendidikan yang akan tumbuh membentuk pendidikan berkelanjutan. Generasi penerus tetaplah menjadi generasi penjaga kelestarian budaya, namun peka terhadap perkembangan
zaman. Pengalaman belajar menjadi poin utama dalam menguasai kompetensi.
Peserta didik merupakan pewaris budaya bangsa yang kreatif, mandiri dan inovatif. Proses pendidikan adalah suatu proses yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan potensi dirinya sehingga dapat memiliki kecakapan hidup yang sesuai minat bakat yang mengembangkan kecerdasan spiritual, intelektual, dan kinestetik.
Berdasasrkan landasan tersebut, SD Model 4 dengan kekuatan, kemampuan dan keinginan untuk selalu ingin berkembang, berharap akan menjawab tantangan pendidikan dalam
memfasilitasi suatu suasana belajar penuh aktivitas, berkarya dan menyenangkan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih baik dari masa lalu dengan
membentuk peserta didik sebagai agen Profil Pelajar Pancasila yang memiliki kemampuan intelektual, kemampuan berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan berpartisipasi untuk
membangun kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik (experiementalism and social reconstructivisme).
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Visi
SD Model 4 mengusung visi: “Terwujudnya generasi pelajar muda sebagai pembelajar sepanjang hayat yang berkarakter, inovatif dan berprestasi”.
Adapun indikator ketercapaian dari visi sesuai dengan variabelnya antara lain:
1. Pembelajar sepanjang hayat membentuk generasi yang memiliki motivasi untuk selalu belajar dan mengembangkan diri.
2. Berkarakter, mengimplementasikan Profil Pelajar Pancasila dalam aktualisasi kehidupan.
3. Inovatif, kemampuan seluruh warga sekolah memaknai keadaan yang dinamis dan selalu berubah dengan berbagai tantangan dan hambatan
menjadi sebuah celah dalam mengembangkan diri untuk menemukan solusi yang tepat, bermanfaat dan sesuai dengan keadaan masa kini dan
mempersiapkan masa depan.
4. Berprestasi, sebagai hasil akhir dalam sebuah proses, merupakan tolak ukur sebuah proses. Prestasi tak hanya berkisar pada kemampuan
kognitif dalam ajang prestasi saja namun lebih pada keberhasilan menemukan kemampuan diri, mengembangkan talenta dan kecakapan hidup
yang bermanfaat.
Misi
Dalam upaya mengimplementasikan visi sekolah, SD Model 4 menjabarkan misi sekolah sebagai berikut:
5. Merancang pembelajaran yang menarik dan menyenangkan yang mampu memotivasi peserta didik untuk selalu belajar dan menemukan
pembelajaran.
6. Membangun lingkungan sekolah yang membentuk peserta didik memiliki akhlak mulia melalui rutinitas kegiatan keagamaan dan menerapkan
ajaran agama melalui cara berinteraksi di sekolah.
7. Membangun lingkungan sekolah yang bertoleransi dalam kebhinekaan global, mencintai budaya lokal dan menjunjung nilai gotong-royong.
8. Mengembangkan kemandirian, nalar kritis dan kreativitas yang memfasilitasi keragaman minat dan bakat peserta didik.
9. Mengembangkan program sekolah yang membentuk ide dan gagasan cepat tanggap terhadap perubahan yang terjadi untuk merancang
inovasi.
10. Mengembangkan dan memfasilitasi peningkatan prestasi peserta didik sesuai minat dan bakatnya melalui proses pendampingan dan
kerjasama dengan orangtua.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Tujuan
Tujuan yang diharapkan oleh SD Model 4 dalam implementasi kurikulum sebagai bentuk dan cara mewujudkan misi sekolah yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut:
1. Tujuan Jangka Pendek (1 tahun ke depan)
a. Mengoptimalkan sarana prasarana sekolah untuk menunjang rancangan pembelajaran yang memotivasi keinginan selalu belajar.
b. Menyelenggarakan sistem penilaian dengan sistem digitalisasi.
c. Membentuk peserta didik yang taat dan tepat waktu melaksanakan ibadah.
d. Meningkatkan simpati dan empati peserta didik dalam kepedulian sosial.
e. Merancang program sekolah untuk mengenalkan implementasi kebhinekaan global di masyarakat.
f. Merancang pembelajaran yang bangga akan potensi daerah.
g. Menerapkan pondasi gotong-royong dalam kegiatan kelas hingga sekolah.
h. Melaksanakan program dan pembelajaran HOTS untuk memperkuat bernalar kritis dan kreativitas.
i. Melaksanakan pembelajaran untuk mengasah kemampuan literasi dan numerasi.
j. Mempertahankan prestasi yang telah tercapai sebelumnya.
2. Tujuan Jangka Menengah (2-3 tahun ke depan)
k. Merancang pembelajaran yang sesuai dengan tingkat perbedaan kemampuan kognitif peserta didik, mengarahkan pada keterampilan dan kecakapan hidup sesuai bakat dan
minatnya.
l. Sekolah mampu melaksanakan penilaian secara akuntabel dan valid dengan sistem digitalisasi.
m. Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menghafal surat-surat pendek.
n. Membudayakan gerakan kebersihan sebagian daripada iman.
o. Meningkatkan kecintaan dan kebanggaan terhadap potensi daerah.
p. Melakukan kerjasama dengan stakeholder daerah atau Corporate Social Responsibility (CRS) perusahaan untuk merancang program pembelajaran berbasis budaya lokal
q. Memotivasi peserta didik untuk menggagas inovasi sederhana untuk memberikan solusi dalam kehidupannya.
r. Menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler yang optimal dalam mengembangkan prestasi sesuai bakat dan minat serta potensi peserta didik.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

3. Tujuan Jangka Panjang (4 tahun ke depan)


a. Merancang pembelajaran dengan model pembelajaran yang menjadi ciri khas sekolah.
b. Menghasilkan lulusan yang memiliki mental pembelajar sejati.
c. Membentuk peserta didik yang berakhlakul mulia dan selalu peduli sosial dalam toleransi beragama.
d. Menyusun pembelajaran dengan bahan ajar mandiri untuk meningkatkan kecintaan pada budaya lokal.
e. Menjalin kerjasama dengan pihak luar (sanggar, perguruan tinggi, dan dunia usaha dan industri) untuk melengkapi program sekolah yang
memfasilitasi berbagai keragaman potensi, minat dan bakat peserta didik.
f. Membudayakan lingkungan belajar dan karakter inovatif cepat tanggap di lingkungan sekolah.
g. Membangun budaya dan kultur sekolah yang kompetitif secara positif.
h. Menyediakan fasilitas untuk mengembangkan kreativitas, inovasi dan mintat bakat peserta didik.
4. Kompetensi Karakteristik Kekhasan Lulusan Sekolah
Sekolah merupakan tempat menempuh ilmu pengetahuan dan pembentukan karakter generasi bangsa. Profil Pelajar Pancasila diharapkan mampu
membentuk karakter generasi bangsa. Profil Pelajar Pancasila diharapkan mampu membentuk sumber daya manusia yang unggul sebagai
pembelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Dalam pencapaian visi, misi, dan tujuan sekolah, maka disusun kompetensi lulusan peserta didik SD Model 4 sebagai alat ukur pencapaian kurikulum
dan target pelaksanaan proses pembelajaran pelaksanaan kurikulum operasional SD Model 4.
Adapun kompetensi lulusan SD Model 4 mempertimbangkan dimensi sikap, pengetahuan dan keterampilan secara berimbang sesuai capaian
pembelajaran pada setiap fase di sekolah dasar, membentuk Profil Pelajar Pancasila, dan inovatif, tangguh dan memiliki kecakapan hidup yang
dibutuhkan untuk masa depannya.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Berikut adalah kompetensi lulusan yang ingin dicapai SD Model 4:


1. Memiliki perilaku yang menunjukkan akhlak mulia.
2. Memiliki dan menjunjung nilai harmonisasi keragaman dan gotong-royong.
3. Memiliki pengetahuan dan keterampilan sebagai dasar mengembangkan kecakapan hidup.
4. Memiliki kemampuan bernalar kritis dan berkomunikasi efektif.
5. Memiliki kreativitas, kemandirian dan inovatif dalam menjawab tantangan perkembangan zaman.
6. Membentuk indiividu sebagai pembelajar sepanjang hayat yang berpikir global dengan tetap menjunjung nilai budaya bangsa.
Adapun kriteria untuk kelulusan peserta didik dari SD… adalah sebagai berikut:
a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran.
b. Memiliki deskripsi sikap minimal baik sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
c. Lulus ujian sekolah.
d. Mencapai nilai rata-rata pencapaian minimal sekolah paling rendah 75.
e. Ditetapkan rapat pleno dewan guru dan kepala sekolah.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Contoh Kurikulum Operasional SD Tara Salvia


Karakteristik Sekolah Tara Saliva
Sekolah Tara Saliva adalah sekolah umum yang terbuka bagi siswa dengan berbagai latar belakang. Sekolah meyakini bahwa lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan kondusif
dapat mendukung berkembangnya pengetahuan, mengasah keterampilan, serta membentuk sikap belajar yang baik dari siswa.
Lingkungan sekolah dirancang sesuai dengan tujuan pendidikan yang dapat dimanfaatkan siswa sebagai sumber belajar dan laboratorium sosialisasi. Sekolah merancang fasilitas
belajar siswa dalam tiga model gedung yang didasarkan pada fase perkembangan belajar siswa.

Pembagian model di atas didasarkan atas pertimbangan kemiripan karakteristik siswa sehingga memudahkan guru dalam mengelola dan menyediakan fasilitas serta kegiatan
pembelajaran.
Area permainan dan area sosialisasi siswa dipisah sesuai kebutuhan usia siswa. Ragam dan tingkat kesulitan permainan dirancang untuk memenuhi kebutuhan perkembangan motorik
dan sosialisasi siswa. Pendampingan aktif dari guru-guru dilakukan saat siswa berinteraksi untuk memastikan proses sosialisasi siswa berjalan sesuai yang diharapkan.
Sekolah Tara Salvia meyakini bahwa literasi merupakan kebutuhan dasar dalam belajar dan berkomunikasi. Keterampilan ini akan berkembang maksimal apabila siswa berada dalam
lingkungan belajar yang literat (literate environment). Untuk mewujudkan hal ini, sekolah memperkaya lingkungannya dengan berbagai perangkat literasi yang dapat ditemukan siswa di
dalam maupun di luar kelas.
Lingkungan sekolah memiliki beragam tanaman mulai dari tanaman buah, hias, dan apotek hidup yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar siswa.
Konteks Sosial Budaya dan Lingkungan
Sekolah Tara Salvia berada di lingkungan budaya Betawi. Hal ini menambah referensi sekolah untuk memperkaya siswa akan budaya di lingkungan terdekatnya. Keberadaan pusat
budaya Jawa menjadi potensi lain yang dimanfaatkan sekolah untuk memperkenalkan budaya lainnya. Keberagaman daerah asal dan profesi orangtua siswa pun memberikan
dukungan tehadap proses belajar-mengajar.
Karakteristik Tenaga Pendidik dan Kependidikan
Sekolah Tara Salvia memiliki tenaga pendidik dan kependidikan yang berasal dari berbagai latar belakang yang berbeda; agama, budaya, sosial ekonomi, dan pendidikan. Beberapa di
antara mereka memiliki berbagai keterampilan, di antaranya: bermusik, menyanyi, drama, juru ceramah, berbahasa asing selain bahasa Inggris, dan seni. Sekolah memfasilitasi
pengembangan potensi dan bakat guru dan staf untuk mendukung kualitas pendidikan.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Karakteristik Siswa

Setiap siswa adalah unik. Mereka memiliki kemampuan dan pengalaman belajar yang tidak sama. Sebagian siswa memiliki potensi di area akademik, namun tidak sedikit juga siswa yang masih perlu
dikembangkan kemampuan sosial dan emosional mereka.

Siswa memiliki potensi dan minat yang berbeda. Sebagian siswa memiliki minat di bidang seni, olahraga, matematika, dan sains. Sekolah memfasilitasi kebutuhan mereka dengan menyiapkan program
pengembangan potensi dan minat mereka.

Sekolah pun menerima siswa berkebutuhan khusus setelah melalui analisis secara komprehensif oleh ahli untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar mereka. Sekolah merancang program khusus agar mereka
dapat tumbuh dan berkembang sesuai potensinya.

Keberagaman siswa memperkaya laboratorium sosialisasi di Sekolah Tara Salvia. Kondisi ini diharapkan akan meningkatkan keterampilan bersosialisasi, toleransi, rasa syukur, keterampilan emosi, komunikasi,
dan memecahkan masalah yang mereka temui dalam perjalanan mereka sehari-hari.

Sekolah memiliki kewajiban untuk mengembangkan siswa secara seimbang. Dengan demikian, program yang dirancang memerhatikan empat ranah (sosial, emosional, intelektual, fisik) dengan ranah spiritual
sebagai payung besar.

Visi

Program dan kegiatan sekolah harus merujuk pada visi yang telah ditetapkan. Visi bukan hanya sekedar tulisan tanpa dipahami maknanya. Untuk menginternalisassi visi pada setiap warga sekolah, maka visi
perlu disosialisasikan secara berkala. Tanpa pemahaman terhadap visi, maka kegiatan yang dijalankan menjadi tidak terarah.

Berikut adalah visi Sekolah Dasar Tara Salvia:

Terwujudnya siswa sebagai pembelajar yang kritis, kreatif, dan memiliki tata nilai, serta cinta tanah air.

Misi

Untuk mencapai visi, sekolah memiliki misi sebagai berikut:

• Menciptakan lingkungan belajar yang mendukung perkembangan keterampilan sosial, emosional, fisik, dan intelektual.

• Mellaksanakan pembelajaran yang berpusat pada siswa.

• Memberikan kesermpatan kepada siswa untuk memahami nilai-nilai agar karakter dapat berkembang.

• Menyelenggarakan program yang menumbuhkan dan mengembangkan rasa bangga dan perilaku cinta tanah air.

• Mewujudkan komunitas belajar sekolah.

• Menciptakan partisipasi aktif seluruh komponen sekolah, termasuk orangtua, dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan.

• Mengembangkan kualitas pendidikan secara terus-menerus dalam rangka penjaminan mutu pendidikan sekolah.

Misi disusun agar visi dapat tercapai. Misi disosialisasikan kepada seluruh warga sekolah yang dijabarkan dalam program dan kegiatan.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Tujuan

Untuk mewujudkan visi dan misi, sekolah menyusun tujuan sebgai berikut
Jangka Panjang Jangka Menengah Jangka Pendek

Menyelenggarakan proses pembelajaran yang Menyediakan sarana yang mendukung kegiatan olahraga, seni, Menyediakan berbagai permainan edukatif dan permainan yang
mengembangkan potensi siswa secara seimbang (kognitif, dan permainan edukatif. mengembangkan keterampilan motorik, seperti batu bilangan,
sosial, emosional, dan fisik) melalui kegiatan yang terintegrasi. Memfasilitasi sesi dukungan psikologis dan sosial secara berkala. berbagai permainan tradisional, berbagai perkusi sederhana.
Melaksanakan kegiatan Chat Room untuk Kelas 5 dan 6.
Menyelenggarakan proses pembelajaran yang berpusat pada 90% kelas menerapkan pembelajaran yang berpusat pada siswa 80% kelas menerapkan pembelajaran yang berpusat pada
siswa di semua kelas melalui pembinaan dan pendampingan. siswa.

Menciptakan budaya sekolah melalui pembiasaan penerapan Merancang konsep pendidikan karakter. Semua kelas memiliki Kesepakatan Kelas sebagai bentuk
nilai-nilai baik. penerapan nilai-nilai baik.

Mewujudkan sikap bangga dan cinta tanah air yang ditunjukkan Menjalin kerjasama dengan berbagai lembaga untuk memfasilitasi Menyelenggarakan kegiatan Pekan Budaya, Pahlawanku, Idola-
melalui perilaku warga sekolah. penyelenggaraan kegiatan. ku, Detik-Detik Proklamasi.
Menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menumbuhkan sikap
bangga dan cinta tanah air.
Mewujudkan komunitas belajar melalui berbagai kegiatan Membangun berbagai komunitas belajar, seperti komunitas literasi, Menyelenggarakan:
pengembangan. Focus Group Discussion. • Pelatihan literasi dan numerasi untuk guru.
• Sesi bincang literasi dan numerasi untuk orangtua.
• Pelatihan nilai-nilai Tara Salvia bagi seluruh warga sekolah.
Membangun kesadaran warga sekolah dalam meningkatkan Melibatkan warga sekolah dalam kegiatan edukasi, sosial, budaya, Melibatkan warga sekolah dalam kegiatan Tara Salvia Sehat,
kualitas pendidikan melalui keterlibatan dalam berbagai dan kerohanian. Pekan Buku, dan Pekan Budaya.
kegiatan.

Meningkatkan kualitas pendidikan melalui kegiatan evaluasi Melaksanakan evaluasi diri sekolah melalui berbagai teknik Melakukan survei kualitas penyelenggaraan pendidikan dan
yang berkesinambungan. pengambilan data. pelayanan.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Contoh Kurikulum Operasional SDLB Model 11 Kota Batu

Karakteristik Satuan Pendidikan


Pengembangan Kurikulum Operasional Sekolah di satuan pendidikan SDLB berdasarkan pada kenyataan bahwa bangsa Indonesia dihadapkan pada tantangan
eksternal berupa hadirnya Revolusi Industri 4.0 yang bertumpu pada cyber-physical system, dengan didukung oleh kemajuan teknologi, berbasis informasi
pengetahuan, inovasi dan jejaring, yang menandai era penegasan munculnya abad kreatif. Sehingga kurikulum menjadi fleksibel yang dapat berubah untuk
Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan.
Kurikulum di SDLB Model 11 memiliki tantangan ke depan agar peserta didik berkebutuhan khusus dapat berkontribusi pada pembangunan manusia Indonesia
seutuhnya. Sekolah Dasar Luar Biasa disingkat SDLB adalah lembaga sekolah khusus yang di berada dalam lembaga SLB (Sekolah Luar Biasa) yang terdiri dari
SDLB, SMPLB, dan SMALB. Peserta didik di SLB adalah anak yang memiliki kekhususan baik yang memiliki kekuatan bakat minat, dan atau hambatan seperti
hambatan penglihatan, hambatan pendengaran, hambatan kecerdasan, hambatan fisik, hambatan sosial dan emosional.
Berdasarkan Letak Geografis, SDLB Model11 ini berada di lingkungan perkampungan daerah pertanian dan peternakan. Dengan memiliki budaya cinta lingkungan,
maka sekolah mengembangkan budi daya tanaman dan peternakan. Di samping penumbuhan kepedulian terhadap daya dukung pengolahan minuman di
lingkungan daerah perkebunan buah-buahan seperti Apel, Jeruk, dan Stroberi.
Pengembangan Merdeka Belajar memiliki dampak di sekolah. Budaya berwirausaha pada program pendidikan di SDLB dengan pendekatan seni dan prakarya
dilakukan untuk membekali kompetensi kemandirian peserta didik berkebutuhan khusus. Pembentukan Profil Pelajar Pancasila yang dapat mengaktualisasikan diri
anak pada lingkungan dan masyarakat sehingga diharapkan peserta didik dapat memiliki akhlak mulia, mandiri, kreatif, mampu berkolaborasi dan berkontribusi bagi
masyarakat.
Visi
Terwujudnya Pelajar Pancasila yang memiliki kepribadian mandiri, kreatif, berakhlak mulia, yang mampu berkomunikasi dan bermasyarakat, bermanfaat serta
mencintai lingkungan sekitar sesuai dengan kapasitasnya.
Misi
Untuk mewujudkan visi tersebut, satuan pendidikan telah menentukan langkah-langkah strategis yang dituangkan dalam misi sebagai berikut:
1. Menanamkan nilai-nilai keimanan dan budi pekerti yang luhur untuk membentuk pribadi yang berakhlak mulia dengan sikap mental yang tangguh.

2. Meningkatkan potensi akademik dan non-akademik sesuai dengan potensi dan tingkat kebutuhan yang dimiliki peserta didik.

3. Mengembangkan berbagai keterampilan hidup sesuai bakat dan minat siswa melalui program pengembangan pendidikan yang berorientasi kecakapan hidup.

4. Mengembangkan kecakapan sosial dan emosional peserta didik guna menghadapi kehidupan di masyarakat.

5. Mengembangkan potensi berbasis digital melalui keterampilan berkomunikasi melalui hand phone, Internet untuk mengembangkan kemampuan dalam
bermasyarakat.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Tujuan Satuan Pendidikan


1. Tujuan Jangka Pendek (1 tahun ke depan)
1) Terwujudnya pelaksanaan model pembelajaran berdiferensiasi yang menjadi ciri khas satuan pendidikan yang berfokus pada pembelajaran berpusat pada
peserta didik berkebutuhan khusus.
2) Terwujudnya pelaksanaan pembelajaran yang berbasis individual sesuai tingkat kemampuan dan kebutuhan peserta didik berkebutuhan khusus yang
mengarah pada kecakapan hidup dan bakat minatnya.
3) Terwujudnya penyelenggaraan sistem penilaian perkembangan kompetensi peserta didik berkebutuhan khusus berfokus pada potensi akademik non-
akademik yang berbasis teknologi informatika.
4) Terwujudnya peserta didik berkebutuhan khusus yang memiliki penghayatan keagamaan, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa melalui keteladanan,
pembiasaan dan budi pekerti dalam kehidupan sehari-hari.
5) Terwujudnya pelaksanaan pembelajaran program Farming One Day (Bertani dalam Satu Hari) untuk mewujudkan budaya lingkungan sekolah.
6) Meningkatkan simpati dan empati peserta didik berkebutuhan khusus dalam kepedulian sosial melalui keikutsertaan dalam pagelaran seni dan budaya
daerah untuk mengembangkan sosialnya.
2. Tujuan Jangka Menengah (2-3 tahun ke depan)
7) Menetapkan keterampilan berkomunikasi dengan Bahasa Oral dan Komunikasi Bahasa isyarat melalui satu hari berbahasa dengan pendekatan komunikasi
total (komtal).
8) Membudidayakan cinta kebersihan dengan gerakan kebersihan adalah sebagian daripada iman.
9) Menumbuhkan wawasan kebangsaan yang cinta linkungan sekitar dengan memelihara keindahan dengan budidaya tanaman, kedisiplinan, kejujuran
sesuai dengan potensi yang dimilikinya melalui Merah Putih Sekolahku.
10) Melakukan kerjasama dengan stakeholder daerah untuk merancang hasil budi daya pertanian sebagai keterampilan adaptif peserta didik berkebutuhan
khusus.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

3. Tujuan Jangka Panjang (4 tahun ke depan)


1) Menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan akademik untuk membekali peserta didik berkebutuhan khusus untuk dapat melanjutkan pendidikan ke
jenjang berikutnya di SMPLB atau sekolah reguler.
2) Menjalin kerjasama dengan pihak luar dengan sekolah reguler sebagai pusat sumber pendidikan inklusif untuk memfasilitasi pendidikan, pengembangan
dan penelitian serta pelatihan Guru Pembimbing Khusus dan masyarakat/orangtua.
3) Membudidayakan lingkungan yang berbasis budaya pertanian yang berkarakter, inovatif, cepat tanggap di lingkungan sekolah.
4) Memiliki wawasan berkebhinekaan sesuai kaidah Sila-Sila Pancasila sehingga dapat mempertahankan budaya luhur dengan ditanamkan sikap saling
menghargai, mencintai sesama teman dengan bergotong-royong dalam kegiatan sehari-hari di lingkungan sekolah maupun dalam keluarganya.
5) Memiliki wawasan kedeaerahan dan identitasnya sebagai bangsa Indonesia dengan pengenalan makna Pancasila dalam kehidupan di lingkungan sekolah
maupun dalam keluarganya dengan penanaman mengengenal pakaian adat setiap daerah melalui karnaval pada peringatan hari-hari besar nasional.
6) Memiliki kejujuran dan berpartisipasi dalam masyarakat sekolah atau di lingkungan tempat tinggalnya dalam berinteraksi dengan budaya lain melaluii
pembelajaran tentang mengenal budaya daerah lain, sehingga menumbuhkan saling menghargai dan mampu berkomunikasi interkultural dalam
berinteraksi dengan sesama, dan memiliki refleksi dan tanggung jawab terhadap pengalaman kebhinekaan.
7) Memiliki kemampuan gotong-royong yaitu kemampuan untuk melakukan kegiatan secara bersama-sama dengan teman sebayanya ataupun keluarganya
dengan suka rela agar kegiatan yang dikerjakan berjalan lancar, mudah dan ringan.
8) Peserta didik berkebutuhan khusus yang mandiri, bermasyarakat dengan lingkungan sekitar, sehingga dapat melanjutkan pendidikan di jenjang berikutnya.
9) Peserta didik berkebutuhan khusus mampu berpendapat dan berkomunikasi sesuai kapasitasnya memproses informasi sebagai gagasan baik melalui
pesan lisan maupun tertulis.
10) Peserta didik berkebutuhan khusus dapat melakukan pekerjaan yang berbasis kompetensi pertanian dan peternakan sesuai kapasitasnya dengan
pendampingan dan kemandirian yang bermodal keterampilan adaptif.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Contoh Kurikulum Operasional SMP Model 6


Karakteristik Sekolah

Kurikulum Operasional SMP Model 6 disusun sebagai pedoman dalam penyelenggaraan kegiatan pembelajaran. Kurikulum Operasional Sekolah (KOS) ini dikembangkan dengan mengacu pada Capaian Pembelajaran (CP) yang
telah disusun secara Nasional kemudian diimplementasikan dalam kegiatan pembelajaran berdasar Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) yang telah disusun. Penyusunan Kurikulum Operasional SMP Model 6 ini mengakomodir kebutuhan
para pelajar untuk mengembangkan kemampuan keterampilan Abad 21 yang meliputi integrasi PPK, literasi 4C (Creative, Critical thinking, Communicative, dan Collaborative), dan HOTS (High Order Thinking Skill).

Berdasarkan analisis konteks yang dilakukan, SMP Model 6 sebagai satuan pendidikan yang diminati mayoritas penduduk di kota sekitar, dengan potensi wilayah/letak yang strategis di tengah perkotaan memiliki beberapa kekuatan,
di antaranya: 1) input peserta didik berasal dari keluarga yang peduli terhadap kepentingan pendidikan; 2) lingkungan gedung perkantoran yang memudahkan sekolah untuk melakukan koordinasi dan komunikasi; 3) kultur
masyarakat Madiun yang bernuansa ke-Mataraman (perpaduan budaya Jawa Tengah dan Jawa Timur); 4) sarana pendukung layanan proses pembelajaran yang memadai; 5) merupakan salah satu sekolah rujukan yang terletak di
jantung kota dengan lingkungan yang asri dan rindang; dan 6) letak sekolah sangat strategis karena akses yang mudah.

Selain kekuatan/kelebihan sebagaimana tersebut di atas, SMP Model 6 juga mempunyai beberapa kelemahan, yaitu: 1) sarana pendukung untuk pengembangan potensi/skills yang terbatas (tidak memiliki lapangan olahraga yang
sesuai standar SNP); dan 2) laboratorium IPA yang kurang representatif; namun hal tersebut tidak mengurangi semangat warga sekolah dalam belajar. Hal ini dibuktikan dengan prestasi yang pernah diperoleh baik itu akademik
maupun non-akademik.

Masyarakat di sekitar SMP Model 6 sebagian besar adalah pegawai pemerintahan, BUMN, pegawai swasta dan sebagian lain adalah pedagang serta wiraswasta. Sebagai sekolah yang berada pada lingkungan perkotaan dan input
peserta didik yang mayoritas dari dalam kota, serta kondisi kota yang tidak begitu luas dengan tidak memiliki sumber daya alam yang luas pula, maka profil pelajar yang dihasilkan adalah pelajar yang memiliki potensi mengkreasi ide
dan keterampilan untuk mewujudkan daerahnya menjadi destinasi wisata wirausaha. Wisata wirausaha tersebut di antaranya adalah kerajinan batik, kuliner khas daerah, dan taman buatan kota. Dalam rangka meningkatkan potensi
tersebut, SMP Model 6 mengadakan kerjasama dengan dunia usaha dan sumber daya alam/lingkungan lain seperti yang ada di kota.

Kota di mana SMP Model 6 berlokasi, juga mempunyai budaya daerah yang menjadi ciri khas yaitu pendekar. Dalam rangka mewujudkan budaya daerah terssebut, maka diwadahi dalam suatu kegiatan dengan nama “TUGU
PENDIKAR SAKTI” (SaTU Guru sebagai PENDIdik KARakter yang menghasilkan Satu Karya presTasI peserta didik). Kegiatan ini dimaksudkan untuk menggali potensi pendidik dan peserta didik dalam pembentukan karakter
peserta didik yang mampu bersaing dalam dunia global.

Untuk memberikan layanan kebutuhan dan tuntutan masa depan peserta didik agar menjadi insan yang memiliki kemampuan daya saing di era generasi 4.0, dengan tetap menjunjung tinggi nilai luhur bangsa yang tersirat dalam sila-
sila Pancasila serta mengembangkan cinta budaya daerah dan bangsa, maka SMP Model 6 menyusun Kurikulum Operasional sesuai dengan karakteristik peserta didik dan budaya lokal daerah setempat.

Peserta didik SMP Model 6 diharapkan mempunyai life skills yang berguna dan mampu mengaplikasinnya dalam masyarakat dan dunia pendidikan. Sehingga harapan dari Pemerintah Kota Madiun untuk mencetak generasi yang
mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman akan terwujud. Salah satu upaya untu mencapai harapan tersebut dilakukan melalui kreasi budaya literasi pada peserta didik. Sehingga peserta didik mampu menghasilkan salah
satu karya yang mencerminkan Profil Pelajar Pncasila yang mampu bernalar kritis dan berkebhinekaan global. Capaian pembelajaran yang diharapkan adalah terciptanya profil pelajar yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan YME dan
berakhlak mulia, yang mandiri, bernalar kritis, kreatif, bergotong-royong dan berkebhinekaan global.

Secara yuridis, Kurikulum Operasional SMP Model 6 disusun dengan mengacu pada peraturan perundangan terkait pendidikan yang berlaku, baik itu dari pusat ataupun dari daerah. Sedangkan secara pedagogis, Kurikulum
Operasional SMP Model 6 mengacu pada kemampuan guru sebagai tenaga profesional dalam pembelajaran dan penilaian.

Peningkatan profesionalisme guru, dilakukan dalam bentuk pelatihan besifat praktik secara berkesinambungan. Hal tersebut merupakan komitmen untuk menjadi profesional dalam layanan pada peserta didik.

Dengan mengambil salah satu nilai pendidikan dari Ki Hajar Dewantara yaitu 3N: NITENI (mengamati dengan teliti), NIROKKE (mencoba dengan cara meniru), NAMBAHI (mengembangkan dari yang telah ditiru/yang telah ada) ,dan
dengan mempertimbangka tuntutan di era 4.0, maka ditambahlah N yang keempat, yaitu NGGAWE (mencipta/membuat/menghasilkan/menemukan hal baru). 4N tersebut merupakan ciri khas pembelajaran yang akan dilakukan oleh
peserta didik bersama guru di SMP Model6.

Hal lain, dari perspektif pedagogis, yang dijadikan pertimbangan adalah Undang-Undang Guru dan Dosen yang menyebutkan bahwa guru memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan
belajar sepanjang hayat. Dari landasan pedagogis dalam konteks Merdeka Belajar, proses belajar di SMP Model 6 berorientasi pada peserta didik dan bentuknya beragam, pembelajaran sebagai aktivitas tim yang bersifat kolaboratif.

Pembelajaran di SMP Model 6 yang terintegrasi dengan Profil Pelajar Pancasila secara umum bertujuan untuk membentuk karakter peserta didik yang bertaqwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia, berkebhinekaan global,
mandiri, bernalar kritis, bergotong-royong dan kreatif, inovatif, yang mampu mengkreasikan ide/gagasan berdasarkan kekhasan daerah ayng tetap berakr pada budaya bangsa.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Visi

Kurikulum Operasional Sekolah disusun oelh Satuan Pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di sekolah. Sekolah sebagai unit penyelenggara
pendidikan juga harus memperhatikan perkembangan dan tantangan masa depan di antaranya adalah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, globalisasi yang memungkinkan sangat cepatnya arus
perubahan dan mobilitas antar dan lintas sektor serta tempat, era informasi, pengaruh globalisasi terhadap perubahan perilaku dan moral manusia, berubahnya kesadaran masyarakat dan orangtua terhadap
pendidikan, dan era perdagangan bebas.

Tantangan dan peluang itu harus direspon oleh SMP Model 6, sehingga visi sekolah diharapkan sesuai dengan arah perkembangan tersebut. Visi tidak lain merupakan cita-cita moral yang menggambarkan profil
sekolah yang diinginkan di masa datang. Adapun visi SMP Model 6 adalah:

“Terlaksananya proses pendidikan yang memenuhi standar mutu, berkarakter, inovatif, dan berakar pada budaya bangsa”.

Misi

Berdasarkan visi yang telah dirumuskan, untuk mewujudkannya diperlukan suatu misi berupa kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan. Adapun misi yang dirumuskan berdasar visi adalah sebagai berikut:

1. Menciptakan profil pelajar yang berakhlak mulia dan rajin beribadah.

2. Menciptakan pembelajaran yang menarik, menyenangkan dan berkarakter yang mampu memfasilitasi pelajar sesuai bakat dan minatnya.

3. Meningkatkan manajemen satuan pendidikan yang adaptif, berkarakter, dan menjamin mutu.

4. Menciptakan lingkungan sekolah sebagai tempat perkembangan intelektual, sosial, emosional, keterampilan, dan perkembangan budaya lokal dalan kebhinekaan global.

5. Menciptakan profil pelajar yang berakhlak mulia, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif sehingga mampu mengreasi ide dan keterampilan yang inovatif.

6. Menjamin hak belajar setiap anak tanpa terkecuali termasuk anak yang berkebutuhan khusus (inklusi) dalam proses pembelajaran yang menjunjung tinggi nilai gotong-royong.

7. Menciptakan partisipasi aktif orangtua dan masyarakat dalam keberagaman yang mewadahi kreatiivitas pelajar yang berjiwa kompetitif.

Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai SMP Model 6 sebagai bentuk mewujudkan visi sekolah yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut:

1. Tujuan Jangka Pendek (1 tahun)

a. Membentuk peserta didik yang beriman dan berakhlak mulia.

b. Mendorong peserta didik untuk mampu mengreasikan ide yang dituangkan dalam tulisan atau tindakan yang berakar pada budaya lokal.

c. Menyelenggarakan proses pembelajaran yang memacu peserta didik bernalar kritis, kreatif, dan inovatif dalam mengembangkan ide dan gagasan.

d. Mengoptimalkan sarana prasarana sekolah yang menunjang peserta didik dalam mengreasikan ide/gagasan yang berakar pada nilai budaya lokal.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

e. Menciptakan peserta didik yang mampu bernalar kritis dalam pelaksanaan kegiatan berbasis proyek yang mengedepankan jiwa kegotong-royongan.

2. Tujuan Jangka Panjang (4 tahun)

a. Merancang pembelajaran yang mengedepankan ciri khas sekolah dan daerah dalam nuansa kebhinekaan global yang harmonis.

b. Membentuk peserta didik yang memiliki kemampuan daya saing, berkarakter, berprestasi dan memiliki pribadi yang beriman, rajin dan taat beribadah serta saling menghargai perbedaan dan mencintai
lingkungan dan bangsanya.

c. Menghasilkan lulusan yang mampu mengimplementasikan Profil Pelajar Pancasila dalam kehidupan nyata.

d. Menjadi pemimpin bagi diri dan temannya untuk menjadi pribadi yang bernalar kritis, tangguh, percaya diri dan bangga dalam kegotong-royongan.

e. Menguasai kecakapan dalam berkomunikasi sosial dan berjiwa kompetitif, kreatif dan mandiri yang tetap menjunjung budaya lokal.

f. Mempunyai life skills yang mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman.

g. Mampu mengreasikan ide/gagasan yang dituangkan dalam tindakan atau karya yang berakar dari budaya lokal dalam kebhinekaan global.

h. Mempunyai karakter yang sopan, santun dan mandiri, kreatif, yang mampu bersaing sesuai perkembangan zaman.

i. Menjadikan sekolah sebagai tempat untuk mengembangkan proses perkembangan intelektual, emomsional, sosial, keterampilan dan tumbuh kembang peserta didik sesuai tingkat kemampuan dan kondisi
masin-masing peserta didik yang mengedepankan nilai gotong-royong.

j. Menjadikan masyarakat dan orangtua sebagai mitra bersama dalam menjalankan penyelenggaraan pendidikan sekolah.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Contoh Kurikulum Operasional SMP Model 7


Karakteristik SMP Model 7

Bagian belakang SMP Model 7 berbatasan dengan RS Adiyaksa dan beberapa pemukiman penduduk, samping kiri berbatasan dengan kantor, sisi kanan berbatasan dengan SD dan di bagian depan berbatasan dengan Korean School, dengan memiliki akses jalan keluar
dan masuk hanya dari gerbang utama sehingga memudahkan pemantauan arus keluar dan masuk.

Kondisi lahan kurang memadai terutama saat pelaksanaan upacara bendera dan pembelajaran PJOK serta seni budaya, diantisipasi dengan membuat formasi barisan lebih rapat saat pelaksanaan upacara pengibaran bendera, pembelajaran PJOK dan seni budaya kerap
memanfaatkan lahan kosong di sisi kiri sekolah. Kelebihan SMP Model 7 antara lain:

a. Kondisi belajar-mengajar tenang, tidak terganggu kebisingan jalan raya.

b. Lokasi sekolah berdekatan dengan obyek wisaata TMII.

c. Kekeluargaan yang baik antara guru, karyawan, peserta didik, dan lingkungan.

d. Keterlibatan alumni SMP Model 7 sangat baik terhadap pembangunan sarana ibadah, pelaksanaan LDKS, ekstrakuirkuler, motivasi siswa saat upacara, motivasi siswa saat akan melaksanakan ujian akhir, keamanan lingkungan belajar, pengawasan lingkungan sekitar
terhadapt siswa waktu kegiatan belajar-mengajar.

e. Penyelenggaraan ekstrakurikuler yang memiliki prestasi seperti permainan bola basket, sepak takraw, paskibra, PMR, marawis.

f. Ekstrakurikuler marawis kerap diminta untuk mengisi acara pada kegiatan instansi pemerintah, kegiatan keagamaan di lingkungan sekitar, atau antara pribadi masyarakat.

Karakteristik Konteks Sosial Budaya dan Lingkungan

SMP Model 7 berada pada daerah pinggiran Ibu Kota, dengan latar belakang sosial dan budaya yang beragam, sikap dan perilaku masyarakat kota besar yang individual dan ekslusif melebur dengan sikap masyarakat Betawi asli yang tercermin dengan masih tingginya
semangat gotong-royong, kepedulian terhadap sesama, sopan santun masih terjaga serta kehidupan beragama yang baik.

Karakteristik Peserta Didik

Latar belakang pendidikan orangtua, sosial ekonomi, lingkungan tempat tinggal peserta didik SMP Model 7 sangat beragam, mulai dari buruh cuci yang tinggal di rumah kontrakan sampai dengan peserta didik yang pulang pergi ke sekolah diantar dengan mobil dan sopir
pribadi. Hal ini sangat melatarbelakangi karakteristik peserta didik. Dengan latar belakang tersebut secara umum karakteristik peserta didik di SMP Model 7 adalah sebagai berikut:

g. Mampu dan mau mengikuti aturan dan kegiatan sekolah.

h. Kemauan belajar tinggi.

i. Memahami dan mampu bersikap terhadap keberadaan peserta didik berkebutuhan khusus.

j. Semangat dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler.

k. Bersedia meluangkan waktu melaksanakan kegiatan di luar waktu kegiatan belajar-mengajar.

l. Kehidupan beragama yang baik.

Landasan Kurikulum Operasional di SMP Model 7

Penyusunan kurikulum operasional SMP Model 7 berlandaskan pada peraturan perundang-undangan terkait dengan sistem pendidikan nasional, standar pendidikan nasional, kurikulum nasional, konsep Merdeka Belajar, Profil Pelajar Pancasila, kepramukaan, muatan
lokal, penilaian hasil belajar oleh pendidik pada pendidikan dasar dan menengah, evaluasi kiurikulum, penumbuhan budi pekerti, dan rencana kegiatan dan anggaran sekolah (RKAS) satuan pendidikan, penyusunan juga mempertimbangkan kondisi dan keberadaan
sekolah yang tidak terpisahkan dengan masyarakat sekitar dan perangkat pemerintah terkecil RT, RW, Kelurahan, dan seterusnya. Implementasinya dalam bentuk peranserta masyarakat dalam pendidikan, kerjasama sekolah dengan tokoh masyarakat, membina sosialisasi
peserta didik agar daapat bekerjasama, rukun, tolong-menolong dan saling menghormati. Selain itu penyusunan juga mengacu pada konteks Merdeka Belajar antara lain menggunakan pendekatan atau model yang beragam, seperti problem-based learning, project-based
learning, discovery l earning, inquiry, atau lainnya. Proses belajar berbasis active learning, berorientasi pada proses, serta collaborative learning.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Penekanan kegiatan pembelajaran adalah pengembangan keterampilan pemikiran analitis dan kritis, peserta didik mengerjakan sesuatu yang berkaitan dengan pembelajaran, eksplorasi nilai-nilai dan karakter, serta dituntut untuk berpikir kritis, analitis dan evaluatif.

Visi

UNGGUL DALAM PRESTASI AKADEMIK DAN NON-AKADEMIK MELALUI KOMUNITAS BELAJAR SEPANJANG HAYAT DAN BERWAWASAN GLOBAL

Indikator Visi

1. Terwujudnya peserta didik yang unggul dalam bidang akademik dan non-akademik.

2. Terwujudnya komunitas belajar sepanjang hayat, yaitu sekolah sebagai tempat saling belajar dan berkembang bagi guru sebagai ahli, peserta didik, serta orangtua dan masyarakat.

3. Terwujudnya pendidikan yang mengedepankan pembentukan Profil Pelajar Pancasila, yang memiliki enam dimensi utama, yaitu:

a. Beriman, bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, dan berakhlak mulia,

b. Mandiri,

c. Bernalar kritis,

d. Kreatif,

e. Bergotong-royong, dan

f. Berkebhinekaan global.

4. Terwujudnya pendidikan berwawasan global.

5. Terwujudnya pendidikan yang mengembangkan keterampilan Abad 21.

Misi

1. Mewujudkan lulusan yang unggul dalam bidang akademik dan non-akademik.

g. Menentukan kriteria ketuntasan belajar peserta didik.

h. Menentukan kriteria lulusan terutama pada ujian sekolah untuk semua mata pelajaran.

i. Mengikutsertakan peserta didik untuk kegiatan lomba minimal tingkat kecamatan hingga tingkat internasional.

2. Mewujudkan pendidikan yang mengedepankan pembentukan komunitas belajar sepanjang hayat, yaitu guru, peserta didik dan orangtua saling belajar sepanjang hidupnya.

j. Membuka ruang kelas (open class) untuk guru lain bisa saling melihat dan belajar proses pembelajaran di kelas.

k. Mengaktifkan kegiatan MGMP sekolah untuk forum diskusi dalam merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan penilaian.

l. Mengikuti pendidikan dan/atau pelatihan yang relevan dengan mata pelajaran yang diampu untuk dapat meningkatkan kualitas pengetahuan, keterampilan, dan wawasan guru agar lebih profesional.

m. Memfasilitasi kegiatan ekstrakurikuler pilihan berdasarkan minat dan potensi peserta didik dalam segala bidang, misalnya study club seperti: klub robotik, klub penelitian remaja, klub kreativitas siswa, klub ajang prestasi siswa, dll.

n. Melakukan sosialisasi kepada komunitas orangtua terkait dengan pola/strategi pendampingan belajar online (belajar dari rumah) pada masa pandemi untuk putra putrinya
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

3. Mewujudkan pendidikan yang mengedepankan pembentukan Profil Pelajar Pancasila

a. Melaksanakan proyek Profil Pelajar Pancasila untuk seluruh peserta didik.

b. Mengintegrasikan nilai Profil Pelajar Pancasila dalam perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian.

c. Mengintegrasikan nilai Profil Pelajar Pancasila dalam kegiatan pembiasaan rutin sekolah dan budaya sekolah.

4. Mewujudkan pendidikan yang menjamin hak belajar bagi setiap peserta didik

d. Memfasilitasi pembelajaran bagi peserta didik berkebutuhan khusus.

e. Memfasilitasi pembelajaran dengan mengedepankan persamaan hak.

f. “Caring” (peduli) dalam proses pembelajaran, di mana setiap peserta didik saling bantu dan dibantu.

5. Mewujudkan pendidikan menggunakan pendekatan atau model yang beragam

g. Melakukan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan model yang beragam.

h. Melakukan pembiasaan bagi peserta didik untuk melaksanakan tugas dalam bentuk proyek.

6. Mewujudkan pendidikan yang mengembangkan keterampilan Abad 21

i. Melakukan kegiatan belajar mengajar yang mengembangkan sikap kritis, kreatif, kolaboratif, komunikatif.

j. Melakukan kegiatan belajar mengajar dengan mengintegrasikan literasi dan numerasi.

k. Melakukan kegiatan belajar mengajar dengan menumbuhkan pendidikan karakter.

Tujuan

Tujuan pendidikan pada SMP Model 7 adalah langkah untuk mewujudkan visi sekolah dalam jangka waktu tertentu. Pada tahun pelajaran 2021/2022 SMP Model 7 mencanangkan tujuan pendidikan yang diharapkan yaitu:

1. Terwujudnya lulusan yang unggul dalam bidang akademik dan non-akademik serta berkarakter Pancasila.

l. Tercapainya hasil belajar peserta didik mencapai ketuntasan untuk seluruh mata pelajaran.

m. Tercapainya kelulusan peserta didik 100% dan untuk semua mata pelajaran ujian sekolah rata-rata minimal 75.

n. Tercapainya peserta didik mengikuti lomba minimal tingkat kecamatan hingga sampai tingkat internasional dan memiliki prestasi minimal tingkat kecamatan.

o. Tercapainya peserta didik yang memiliki karakter keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia dalam pembelajaran dan kehidupan sehari-hari.

p. Tercapainya peserta didik yang memiliki karakter cinta tanah dan kebhinekaan serta berbudaya baik lokal maupun global dalam pembelajaran dan kehidupan sehari-hari.

q. Tercapainya peserta didik yang memiliki karakter mandiri, bernalar kritis, dan kreatif serta gotong-royong dalam pembelajaran dan kehidupan sehari-hari.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

2. Terwujudnya pendidikan yang mengedepankan pembentukan komunitas belajar sepanjang hayat yaitu guru, peserta didik, dan orangtua saling belajar sepanjang hidupnya.

a. Telaksananya kegiatan membuka ruang kelas (open class) untuk guru lain bisa saling melihat dan belajar proses pembelajaran di kelas.

b. Tercapainya kegiatan MGMP sekolah untuk forum diskusi dalam merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan penilaian untuk semua mata pelajaran.

c. Terdapat 70% guru yang mengikuti pendidikan dan/atau pelatihan yang relevan dengan mata pelajaran yang diampu untuk dapat meningkatkan kualitas pengetahuan, keterampilan, dan wawasan guru agar lebih profesional.

d. Seluruh peserta didik mengikuti kegiatan ekstrakurikuler minimal dengan nilai baik. Pilihan berdasarkan minat dan potensi peserta didik dalam segala bidang, misalnya study club seperti: klub robotik, klub penelitian remaja, klub kreativitas
siswa, klub ajang prestasi siswa, dll.

e. Terlaksananya sosialisasi kepada komunitas orangtua terkait dengan pola/strategi pendampingan belajar online (belajar dari rumah) pada masa pandemi untuk putra dan putrinya.

3. Terwujudnya pendidikan yang mengedepankan pembentukan Profil Pelajar Pancasila

f. Terlaksananya proyek Profil Pelajar Pancasila untuk seluruh peserta didik 3 kali dalam setahun.

g. Terlaksananya pengintegrasian nilai Profil Pelajar Pancasila dalam perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian untuk semua mata pelajaran.

h. Terlaksananya pengintegrasian milai Profil Pelajar Pancasila dalam kegiatan pembiasaan rutin sekolah dan budaya sekolah.

4. Terwujudnya pendidikan yang menjamin hak belajar bagi setiap peserta didik

i. Tersedia fasilitas pembelajaran bagi peserta didik berkebutuhan khusus.

j. Tersedia fasilitas pembelajaran dengan mengedepankan persamaan hak.

k. Terlaksanannya kegiatan saling bantu dan dibantu antar peserta didik.

5. Terwujudnya pendidikan menggunakan pendekatan atau model yang beragam

l. Terlaksananya kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan model yang beragam untuk semua mata pelajaran.

m. Terlaksananya pembiasaan bagi peserta didik untuk melaksanakan tugas dalam bentuk proyek untuk semua mata pelajaran.

6. Terwujudnya pendidikan yang mengembangkan keterampilan Abad 21.

n. Terlaksananya kegiatan belajar mengajar mengembangkan sikap kritis, kreatif, kolaboratif, komunikatif untuk semua mata pelajaran.

o. Terlaksananya kegiatan belajar mengajar dengan mengintegrasikan literasi dan numerasi untuk seluruh mata pelajaran.

7. Terlaksananya kegiatan belajar mengajar dengan menumbuhkan pendidikan karakter untuk seluruh mata pelajaran.

p. Memfasilitasi pembelajaran bagi peserta didik berkebutuhan khusus.

q. Memfasilitasi pembelajaran dengan mengedepankan persamaan hak.


Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Contoh Kurikulum Operasional SMPLB Model 12


Karakteristik Satuan Pendidikan

SMPLB Model 12 merupakan satuan pendidikan yang berada dalam pengelolaan satu atap bersama dengan jenjang SDLB dan SMALB di SLB Model 12 dengan peserta didik yang memiliki kebutuhan khusus yaitu anak
dengan hambatan penglihatan, hambatan pendengaran, hambatan intelektual, hambatan gerak anggota tubuh, hambatan perilaku dan emosional, dan hambatan autis. Lokasi sekolah terletak di wilayah yang strategis dan
mudah dijangkau, dekat dengan fasilitas umum seperti Ruang Publik Terpadu Rumah anak (RPTRA), stasiun kereta api, kantor kelurahan dan puskesmas. Memiliki sarana dan prasarana yang memadai serta hubungan
yang kondusif dengan masyarakat sekitar.

Berada di tengah lingkungan masyarakat yang beragam, menumbuhkan sikap peduli lingkungan, semangat gotong-royong serta bersinergi membangun kerjasama dengan elemen pemerintahan untuk mengembangkan
potensi sekolah.

Begitu pula keberagaman potensi peserta didik yang dikembangkan dengan memanfaatkan kondisi lingkungan sebagai inspirasi dan promosi karya-karya keterampilan peserta didik dalam pengembangan kewirausahaan.
Potensi bidang desain grafis yang selama ini telah membawa SLB Negeri Model 12 ke beberapa events baik nasional maupun internasional. Karya cetak sablon (kaos, pin, mug, tumbler) serta kopi Espresso juga semakin
luas dikenal oleh masyarakat dan instansi pemerintah maupun lembaga swasta. Prestasi bidang olahraga dan seni pun tak kalah cemerlang membawa nama baik Indonesia ke kancah internasional.

Sekolah memiliki budaya yang telah dikembangkan dengan kegiatan penumbuhan budi pekerti melalui kegiatan rutin, spontan dan keteladanan seperti pembiasaan 5S (senyum sapa salam sopan santun), menjalankan
ritual keagamaan, menjaga kebersihan lingkungan dengan kegiatan Jumat Bersih, serta mendaur ulang sampah dan limbah menjadi bahan yang bermanfaat untuk lingkungan sekolah dan mengembangkan keterampilan
peserta didik.

Visi

“Terwujudnya peserta didik sebagai Pelajar Pancasila yang berakhlak mulia, berpengetahuan, terampil dan kompetitif menuju tercapainya kemandirian.”

Misi

Untuk mewujudkan visi tersebut, satuan pendidikan telah menentukan langkah-langkah strategis yang dituangkan dalam misi sebagai berikut:

1. Memberikan bimbingan agar peserta didik memiliki sikap, pengetahuan dan keterampilan, sehingga menjadi lulusan yang memiliki kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual, beriman dan
berakhlak mulia sesuai dengan kemampuan dan karakteristik kebutuhan khususnya.

2. Meningkatkan peran serta warga sekolah dalam mengembangkan perilaku jujur, hidup bersih, hidup sehat, rukun, dan peduli lingkungan.

3. Mengembangkan potensi diri dan prestasi peserta didik, baik yang dilakukan sendiri, maupun bersama orang lain.

4. Membantu peserta didik mengembangkan kendali dan disiplin diri.

5. Membantu peserta didik memupuk rasa percaya diri, resilien (penyesuaian yang tinggi dan luwes) dan adaptif.

6. Memberikan keterampilan dasar yang mendukung penguasaan kecakapan hidup untuk bekal hidup mandiri.

7. Membantu masyarakat yang memerlukan informasi pelayanan pendidikan khusus.

8. Menjalin kerjasama dengan dunia usaha dan dunia industri serta stakeholder lainnya untuk pengembangan potensi peserta didik.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Tujuan Satuan Pendidikan

• Tujuan Jangka Pendek:

1. Membentuk peserta didik yang memiliki sikap religius dengan taat dan tepat waktu dalam melaksanakan ibadah sesuai ajaran agama yang dianutnya.

2. Melakukan pembiasaan yang mencerminkan nilai luhur karakter dan budaya bangsa, seperti jujur, disiplin, sopan, dan santun.

3. Mengembangkan kemampuan literasi dan numerasi peserta didik.

4. Memfasilitasi pembelajaran untuk peserta didik dengan melaksanakan pembelajaran keterampilan sesuai bakat, minat dan karakteristik peserta didik.

5. Membentuk kemandirian peserta didik melalui kegiatan harian secara mandiri.

• Tujuan Jangka Menengah:

1. Meningkatkan sikap religius peserta didik melalui hafalan surat-surat pendek atau doa-doa keseharian sesuai ajaran agamanya.

2. Membudayakan gerakan sikap hidup bersih di lingkungan sekolah.

3. Memfasilitasi peserta didik agar memiliki kemampuan berkomunikasi yang memadai sehingga dapat mengaktualisasi diri dan bekerja sama dalam kelompok maupun lingkungannya.

• Tujuan Jangka Panjang:

1. Membentuk peserta didik yang memiliki akhlak terpuji dan selalu peduli sosial dalam toleransi beragama.

2. Membentuk peserta didik yang memiliki sikap yang mematuhi aturan sosial yang berlaku di lingkungan masyarakat.

3. Memfasilitasi peserta didik yang memiliki kemampuan berpikir logis, kritis, dan kreatif sehingga dapat memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan sehari-hari.

4. Memfasilitasi peserta didik yang memiliki keterampilan dasar untuk melatih kecakapan hidup berkaitan dengan vokasional sebagai bekal hidup mandiri dan tidak bergantung kepada orang lain.

5. Memiliki kemampuan interpersonal (berkomunikasi) yang memadai agar mampu beradaptasi dalam masyarakat sekolah pada satuan pendidikan yang lebih tinggi dan/atau persiapan untuk berada pada masyarakat secara umum.

Dalam upada pencapaian tujuan tersebut, maka SMPLB Model 12 melakukan kemitraan yang harmonis dengan orangtua dan masyarakat dengan strategi melalui kegiatan sebagai berikut:

6. Melaksanakan kegiatan penumbuhan budi pekerti yang dilakukan melalui aktivitas rutin, spontan, dan keteladanan.

7. Menyelenggarakan kegiatan perayaan keagamaan dan melakukan pembinaan kerohanian yang rutin dilakukan satu minggu sekali.

8. Melaksanakan pembelajaran yang mengembangkan kemampuan literasi, numerasi, serta memanfatatkan teknologi sesuai dengan karakteristik dan kemampuan peserta didik berkebutuhan khusus.

9. Pemberdayaan perpustakaan sekolah baik manual maupun digital.

10. Peningkatan kualitas sumber daya manusia dengan berbagai kegiatan pelatihan atau mengadakan kegiatan bimbingan teman sejawat.

11. Bekerjasama dengan dunia usaha dan dunia industri agar dapat memberikan pelatihan keterampilan/vokasi kepada peserta didik sehingga menjadi peserta didik yang terampil dan kompetitif.

12. Bekerjasama dengan lembaga masyarakat, instansi pemerintah maupun lembaga swasta untuk mempromosikan hasil karya keterampilan peserta didik.

13. Menjalin kerjasama yang baik dengan orangtua peserta didik, komite sekolah dan masyrakat dalam mendukung pelaksanaan kegiatan pembelajaran.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Contoh Kurikulum Operasional Trimurti Senior High School


Karakteristik Satuan Pendidikan

Untuk mendapatkan gambaran umum mengenai kondisi dan karakteristik Trimurti Senior High School maka disampaikan hasil analisis konteks Trimurti Senior High School pada tahun ajaran 2020-2021.

Trimurti Senior High School berdiri mulai tahun 1954 dan berlokasi di pusat kota, dikelilingi oleh pusat komersial, fasilitas umum dan kantor pemerintahan. Untuk sarana dan prasarana secara umum, Trimurti Senior High School memiliki fasilitas
cukup lengkap dalam mendukung proses belajar-mengajar. Trimurti Senior High School memiliki Tenaga Pendidik sebanyak 36 orang yang cukup kompeten dalam pembelajaran dan dalam penggunaan teknologi. Untuk jumlah pelajar tahun
pelajaran 2020/2021 ada sebanyak 590 orang. Dalam pelaksanaan pembelajaran Trimurti Senior High School memberi 3 kelompok minat dalam mata pelajaran peminatan yang disediakan yaitu Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS) dan Bahasa. Terdapat juga program-program unggulan yang dipergunakan untuk menambah layanan pendidikan kepada pelajar.

Untuk karakteristik Sosial dan Budaya Lingkungan Sekolah adalah mayoritas pelajar berlatar belakang ekonomi mampu ke atas dan berasal dari lingkungan masyarakat perkotaan. Mayoritas tenaga pendidik dan tenaga kependidikan juga berasal
atau telah lama tinggal di daerah kota dan sekitarnya. Trimurti Senior High School memiliki dan membiasakan budaya disiplin waktu, tertib ibadah, 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan dan Santun) dan kepedulian sosial pada seluruh warga sekolah.

Visi

Visi yang dimiliki Trimurti Senior High School diturunkan dari tujuan pendidikan di Indonesia yang tercantum pada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003. Adapun visi Trimurti Senior High School adalah sebagai berikut:

“Terbentuknya Manusia Susila, Cakap dan Bertanggungjawab”.

Misi

Misi Trimurti Senior High School ditetapkan sebagai representasi dari elemen visi Trimurti dan elemen Profil Pelajar Pancasila. Elemen visi Trimurti tersebut yaitu susila, cakap dan bertanggungjawab. Tujuh misi Trimurti Senior High School adalah
sebagai berikut:

1. Membangun kebiasaan tertib beribadah, kajian keagamaan rutin dan 5S (Senyum, Sapa, Salam, Santun dan Sopan) pada pelajar. Representasi dari:

• Visi “Susila”.

• Elemen Profil Pelajar Pancasila “Beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia”.

2. Mengembangkan rasa kepedulian, nasionalisme, patriotisme, dan bangga atas budaya lokal melalui aktivitas sosial, lingkungan, kebangsaan dan eksplorasi. Representasi dari:

• Visi “Susila” dan “Bertanggungjawab”.

• Elemen Profil Pelajar Pancasila “Beriman, bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia” dan “Bergotong-royong”.

3. Membekali pelajar dengan pengalaman lintas budaya baik nasional maupun internasional. Representasi dari:

• Visi “Susila”.

• Elemen Profil Pelajar Pancasila “Berkebhinekaan global”.

4. Mengidentifikasi, mengembangkan, dan memfasilitasi pencapaian prestasi minat dan bakat pelajar. Representasi dari:

• Visi “Cakap”.

• Elemen Profil Pelajar Pancasila “Mandiri”


Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

5. Mengembangkan dan menerapkan pembelajaran berbasis HOTS dan membangun 6 kemampuan literasi dasar (literasi baca dan tulis, literasi numerasi, literasi sains, literasi digital, literasi budaya kewarganegaraan dan literasi finansial) dengan berlandaskan
prinsip kejujuran dan kemandirian dengan memperhatikan bakat dan minat pelajar. Representasi dari:

• Visi “Cakap” dan “Bertanggungjjawab”.

• Elemen Profil Pelajar Pancasila “Mandiri”, “Kreatif” dan “Bernalar Kritis”.

6. Memfasilitasi terlampauinya capaian kompetensi minimal tingkat SMA oleh peserta pelajar melalui matrikulasi, pemantauan perkembangan belajar, identifikasi permasalahan belajar, perbaikan, pendampingan, pengembangan dan kerjasama dengan orangtua.
Representasi dari:

• Visi “Cakap”.

• Elemen Profil Pelajar Pancasila “Mandiri”.

7. Membimbing pelajar menghasilkan suatu karya ilmiah yang orisinil, dapat dipertanggungjawabkan dan tepat guna. Representasi dari:

• Visi “Cakap” dan “Bertanggungjawab”.

• Elemen Profil Pelajar Pancasila “Kreatif” dan “Bernalar Kritis”.

Tujuan

Tujuan akhir yang diharapkan oleh Trimurti Senior High School dalam pelaksanaan program-program sekolah untuk mewujudkan misi sekolah ditetapkan dalam bentuk 3 bagian, yaitu tujuan jangka panjang, tujuan jangka menengah dan tujuan jangka pendek.

Tujuan Jangka Panjang:

1. Menghasilkan lulusan pembelajar sepanjang hayat yang beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, mandiri, peduli, cinta tanah air, bangga pada budaya bangsanya dan tenggang rasa sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila.

2. Menghasilkan lulusan yang mampu melanjutkan pendidikannya ke jenjang lebih tinggi pada lembaga akademik/vokasi/kedinasan terkemuka sesuai minat dan bakat yang dimilikinya.

3. Menghasilkan lulusan yang terampil dalam berpikir kritis, berkreativitas, menghasilkan karya, memanfaatkan teknologi digital, dan mengembangkan minat serta bakatnya untuk menghasilkan prestasi.

4. Menghasilkan lulusan yang memiliki penguasaan 6 literasi dasar (literasi baca dan tulis, literasi numerasi, literasi sains, literasi digital, literasi budaya kewarganegaraan dan literasi finansial).

Tujuan Jangka Menengah:

1. Membentuk karakter pembelajar sepanjang hayat berlandaskan Profil Pelajar Pancasila.

2. Menyusun beban belajar bagi pelajar yang manageable namun tetap berkualitas serta dengan proses belajar-mengajar yang menyenangkan dan kontekstual.

3. Membekali pelajar dengan keahlian berpikir kreatif dan berpikir kritis.

4. Membekali pelajar dengan penguasaan 6 literasi dasar (literasi baca dan tulis, literasi numerasi, literasi sains, literasi digital, literasi budaya kewarganegaraan dan literasi finansial).

5. Memfasilitasi pelajar untuk dapat melampaui kompetensi pengetahuan dan keterampilan minimal tingkat SMA, baik akademik dan non-akademik.

6. Memfasilitasi pelajar untuk mampu menyusun karya tulis yang orisinil

7. Memfasilitasi pelajar untuk mendapat keahlian kecakapan hidup dan berprestasi sesuai bakat dan minatnya.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Tujuan Jangka Pendek:

1. Pembentukan karakter berdasar Profil Pelajar Pancasila

a. Melaksanakan pembiasaan sikap berbasis Profil Pelajar Pancasila secara terintegrasi pada 100% mata pelajaran yang diselenggarakan baik dalam bentuk tatap muka atau dalam bentuk kegiatan proyek.

b. Melaksanakan 100% penilaian sikap berbasis Profil Pelajar Pancasila.

c. Mendorong 100% pelajar mencapai minimal predikat BAIK pada penilaian sikap berbasis Profil Pelajar Pancasila.’

2. Proses belajar yang manageable namun tetap berkualitas

d. Mendorong agar tingkat keterlibatan pelajar dalam proses belajar-mengajar mencapai minimal 95%.

e. Mengelola proses belajar-mengajar agar tingkat kepuasan pelajar mencapai minimal 90%.

3. Keahlian berpikir kreatif dan berpikir kritis

f. Mengintegrasikan project-based learning pada 100% mata pelajaran.

g. Memfasilitasi 100% pelajar menghasilkan minimal 1 produk kreatif per tahun dari project-based learning.

h. Melaksanakan 100% proses penilaian yang mengandung minimal 25% soal bertipe HOTS.

i. Membekali agar 100% pelajar mampu menjawab 70% soal bertipe HOTS dengan benar.

4. Penugasan 6 literasi dasar

j. Membekali agar 100% pelajar mampu menjawab minimal 100% soal AKM (Asesmen Kompetensi Minimal) dengan tingkat level kognitif 1 dengan benar.

k. Membekali agar 100% pelajar mampu menjawab minimal 80% soal AKM (Asesmen Kompetensi Minimal) dengan tingkat level kognitif 2 dengan benar.

l. Membekali agar 100% pelajar mampu menjawab minimal 60% soal AKM (Asesmen Kompetensi Minimal) dengan tingkat level kognitif 3 dengan benar.

5. Kompetensi pengetahuan dan keterampilan minimal tingkat SMA

m. Memfasilitasi 100% pelajar untuk mampu mencapai rata-rata nilai akhir tahun ajaran minimal 75 pada aspek pengetahuan dan keterampilan.

n. Menangani 100% pelajar yang mengalami permasalahan pembelajaran agar dapat terselesaikan.

6. Karya tulis yang orisinil

o. Membekali 100% pelajar dengan pengetahuan tata cara penulisan karya ilmiah melalui proyek Profil Pelajar Pancasila.

p. Memfasilitasi 100% pelajar menghasilkan minimal 1 karya tulis ilmiah sesuai dengan minatnya dengan maksimal 20% pada plagiarism score (menggunakan Turnitin Checker).
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

6. Keahlian kecakapan hidup dan berprestasi sesuai bakat dan minat


a. Mendorong 100% pelajar memilih kelas peminatan berdasar bakat dan minatnya.
b. Mengikutsertakan 100% pelajar pada minimal 1 ekstrakurikuler pilihan sesuai bakat dan minatnya.
c. Mengikutsertakan 100% pelajar pada minimal 1 program life skills sesuai bakat dan minatnya.
d. Mengikutsertakan 100% pelajar pada minimal 1 lomba/kompetisi akademik dan non-akademik per tahun atau minimal 1 kali program magang sesuai bakat dan minatnya.
Strategi untuk Mencapai Tujuan
Untuk dapat mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan Trimurti Senior High School menyusun beberapa strategi pelaksanaan. Adapun strategi-strategi tersebut adalah:
1. Menyusun tim penjamin mutu dan tim pengembang kurikulum.
2. Melakukan analisis konteks terhadap kondisi dan lingkungan sekolah.
3. Menyusun rencana kurikulum operasional sekolah dengan melibatkan unsur dinas pendidikan setempat, pakar, perwakilan DUDI (Dunia Usaha dan Dunia Industri) dan
komite sekolah.
4. Melakukan analisis kebutuhan program sekolah (kegiatan intrakurikuler, ekstrakurikuler, pelatihan, pengadaan sarana prasarana, kegiatan pendukung, dan lain-lain) untuk
mendukung pelaksanaan rencana kurikulum operasional sekolah yang telah disusun.
5. Menyusun RKAS (Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah) berdasar analisis kebutuhan program.
6. Menyusun rencana serta instrumen Evaluasi, Pendampingan dan Pengembangan dengan melihat berbagai sisi (guru, tenaga kependidikan, pelajar, orangtua, dan komite
sekolah).
7. Melaksanakan kurikulum operasional sekolah dengan evaluasi harian, 1 bulanan, 1 semester, dan 1 tahun.
8. Melaksanakan program perbaikan berdasar prioritas 1 bulanan, 1 semester dan 1 tahun.
9. Menyusun rencana kurikulum operasional sekolah berdasar hasil evaluasi dengan melibatkan unsur dinas pendidikan setempat, pakar, perwakilan DUDI dan komite
sekolah.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Contoh Kurikulum Operasional SMA Negeri 5 Surabaya


Karakteristik Sosial

1. Letak SMA Negeri Surabaya

SMA Negeri 5 Surabaya terletak di Jalan Kusumabangsa 21 Surabaya. Lokasi ini berada di ruas jalan nasional, daerah pusat kota dan pusat pemerintahan. SMA Negeri 5 Surabaya berdampingan dengan 3 sekolah, yaitu SMA Negeri 1, 2, dan 9
Surabaya. Letak ini menjadikan SMA Negeri 5 Surabaya berada dalam lingkungan masyarakat perkotaan.

2. Sumber Daya Manusia

SMA Negeri 5 Surabaya memiliki tenaga pendidik dan kependidikan sebagai berikut:

Tenaga Pendidik

Jenis Kepegawaian Jenis Kelamin Kualifikasi Tersertifikat


Pendidikan

L P S1 S2 Sudah Belum

ASN 21 25 20 26 45 1

GTT 8 6 8 6 1 13

Jumlah 29 31 28 32 46 14

Prosentasi 48.3 51.7 46.7 53.3 76.7 23.3


Tenaga Kependidikan

Jenis Jenis Kualifikasi Pendidikan


Kepegawaian Kelamin
L P SD SMP SMA D3 S1

ASN 3 2 - 1 2 - 2

PTT 6 6 1 - 4 2 5

Jumlah 9 8 1 1 6 2 7

Prosentase 52.9 47 5.9 5.9 35.3 11.8 41.1


.1
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

3. Alumni

Alumni SMA Negeri 5 Surabaya banyak tersebar di dalam negeri maupun di luar negeri, sangat banyak yang sukses di berbagai bidang pekerjaan, baik dalam pemerintahan maupun swasta. Alumni tersebut memiliki perkumpulan yang telah
berbadan hukum. Para alumni ini memiliki kepedulian yang sangat besar baik kepada sekolah maupun kepada adik angkatannya yang masih menjadi peserta didik di sekolah.

4. Orangtua/Wali Murid

SMA Negeri 5 Surabaya memiliki siswa-siswi yang sebagian besar orangtuanya memiliki tingkat ekonomi yang baik dan memiliki kepedulian yang sangat besar terhadap pendidikan.

Karakteristik Budaya SMA Negeri 5 Surabaya

1. Budaya Berprestasi

Budaya berprestasi di SMA Negeri 5 Surabaya dibuktikan dari:

a. Berbagai prestasi lomba bidang akademik dan non-akademik yang diraih peserta didik dari tingkat kota, propinsi, nasional, hingga internasional. Contoh prestasi yang selalu diraih adalah bidang Kompetensi Sains Nasional (KSN) dan Kompetisi
Karya Inovasi Pelajar.

b. Persaingan belajar yang sehat dari peserta didik untuk memperoleh hasil belajar yang sangat baik sehingga mampu untuk melanjutkan ke Perguruan Tinggi Negeri terbaik di dalam negeri maupun di luar negeri.

2. Budaya Literasi

Peserta didik SMA Negeri 5 Surabaya memiliki budaya literasi yang sangat baik. Kegiatan literasi yang menjadi budaya di SMA Negeri 5 Surabaya di antaranya:

c. Kegiatan membaca dan menuliskan resume karya fiksi (terutama berupa novel) dengan waktu 15 menit setiap pagi sebelum memulai pembelajaran. Di Kelas X awal, kegiatan ini membutuhkan waktu untuk membiasakan. Tetapi selanjutnya,
budaya ini menjadi motivasi peserta didik sehingga brdampak pada budaya senang membaca di mana saja dan kapan saja.

d. Kegiatan tantangan membaca 1.000 halaman karya fiksi selama 1 bulan pertama pada awal tahun ajaran.

e. Kegiatan menulis karya sastra. Karya sastra yang dihasilkan dapat berupa novel, cerpen, sajak, puisi, atau bentuk lain. Hasil karya ini kemudian dibukukan di setiap kelas dan peserta didik sudah mampu mengorganisasi pasarannya.

3. Budaya Peduli Lingkungan

Sesuai dengan visi sekolah, Budaya Linkungan telah menjadi Kegiatan Wajib peserta didik. SMA Negeri 5 Surabaya memiliki budaya lingkungan yang baik. Bukti budaya ini adalah beberapa kegiatan yang dilakukan baik intrakurikuler maupun
ekstrakurikuler. Contoh kegiatan intrakurikuler adalah proyek kolaborasi dengan tema Hemat Energi, yang melibatkan semua mata pelajaran. Untuk kegiatan ekstrakurikuler, budaya lingkungan ini diakomodasi dalam kegiatan yang dinamakan
GREENISH. Beberapa inovasi dalam Kegiatan LIngkungan ini antara lain: GHC (Gerakan Hemat Energi melalui AC), SMALA GANTENG (Gerakan Peteng Bareng), GEMATI (Gerakan Hemat Energi), Pengolahan Limbah Sampah (Reuse, Recyle,
Reduce), Pemanfaatan Lahan Sekolah, Sehat Mengaum (Sehari menggunakan Angkatan Umum).

Peserta Didik

1. Input Peserta Didik

Peserta didik SMA Negeri 5 Surabaya berasal dari Kota Surabaya dan sekitarnya. Dengan adanya penerimaan Peserta didik baru dengan sistem Zonasi, maka peserta didik di SMA Negeri 5 Surabaya sejak tiga tahun teerakhir ini bervariasi dari
jarak paling dekat hingga menyebar di seluruh Kota Surabaya. Dengan demikian, kemampuan peserta didik memiliki nilai rata-rata yang bervariasi.

2. Peserta didik SMA Negeri 5 Surabaya memiliki kemandirian berorganisasi. Budaya kemandirian berorganisasi peserta didik ditunjukkan dengan adanya banyak kegiatan OSIS, baik secara umum maupun kegiatan di setiap bidan sub-seksi di
OSIS. Pada kegiatan ini, peserta didik mampu mengorganisir dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kegiatan serta pendanaannya. Peserta didik mampu bekerja mandiri dengan bimbingan Guru Pendamping dan Kesiswaan.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Visi

Visi SMA Negeri 5 Surabaya adalah:

“Berkembangnya manusia unggul yang berkarakter, berwawasan luas, dan berbudaya lingkungan sehingga mampu bersaing di era baru”

Indikator visi SMA Negeri 5 Surabaya adalah:

1) Memiliki budi pekerti dan akhlak mulia.

2) Memiliki kecintaan terhadap bangsa dan negara Indonesia.

3) Memiliki kecintaan terhadap budaya daerah.

4) Memiliki semangat untuk meraih prestasi secara berkelanjutan.

5) Memiliki rasa solidaritas dan toleransi terhadap keanekaragaman bangsa Indonesia.

6) Menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.

7) Memiliki sikap kritis, kreatif, komunikatif, dan kolaboratif.

8) Memiliki kemandirian belajar dan berorganisasi.

9) Memiliki kecintaan terhadap budaya membaca dan menulis di manapun berada.

10) Membudayakan pengolahan sampah/limbah di sekolah dan/atau di lingkungan.

11) Membudayakan daur ulang sampah/limbah di sekolah dan/atau di lingkungan.

12) Membudayakan pengurangan sampah/limbah di sekolah dan/atau di lingkungan.

13) Menjalin hubungan dengan lembaga-lembaga pendidikan baik lokal, nasional maupun internasional.

Misi

Untuk mencapai visi dan membentuk karakter Profil Pelajar Pancasila, maka SMA Negeri 5 Surabaya menetapkan misi sebagai berikut:

1. Membentuk peserta didik yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa.

2. Mengembangkan karakter peserta didik untuk cinta tanah air.

3. Membentuk peserta didik yang mampu mengembangkan potensi daerah.

4. Membangun karakter peserta didik menjadi pembelajar sepanjang hayat.

5. Mengembangkan rasa solidaritas dan toleransi peserta didik melalui kegiatan intrakurikuler maupun ekstrakurikuler.

6. Meningkatkan pembelajaran yang dapat mengembangkan peserta didik yang unggul dalam ilmu pengetahuan dan teknologi dengan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi..
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

7. Mengembangkan sikap kritis, kreatif, komunikatif dan kolaboratif melalui intrakurikulier dan proyek Profil Pelajar Pancasila.

8. Mengembangkan life skills peserta didik melalui kegiatan intrakurikuluer maupun ekstrakurikuler.

9. Membudayakan literasi melalui intrakurikuler dan proyek Profil Pelajar Pancasila.

10. Mengembangkan karakter peserta didik melalui pembelajaran yang berbasis kearifan lingkungan dan pengembangan kultur sekolah.

11. Menciptakan lingkungan bersih, hijau, sejuk, rindang, aman, nyaman, dan berwawasan wiyata mandala.

12. Mengembangkan networking dengan lembaga-lembaga pendidikan maupun DUDI baik lokal, nasional maupun internasional untuk peningkatan kualitas/pengembangan sekolah.

13. Mengembangkan potensi diri peserta didik menjadi manusia yang tangguh menghadapi persaingan global.

Tujuan

1. Tujuan Jangka Pendek (1 tahun)

a. Penerimaan peserta didik baru tahun pelajaran 2021-2022 dilanjutkan dengan masa pengenalan lingkungan sekolah; pelaksanaan di sekolah bekerjasama dengan TNI.

b. Pelaksanaan tes penempatan untuk peminatan bagi Kelas X.

c. Pelaksanaan psikotes bagi 15 peserta didik Kelas X untuk program percepatan dan 22 peserta didik yang terindikasi kurang cepat.

d. Melaksanakan pendalaman materi untuk TPS untuk persiapan SBMPTN, Tryout, Doa Bersama, pertemuan orangtua bagi Kelas XII untuk persiapan USBK, SBMPTN. Kondisi yang diharapkan adalah:Penerimaan di PT:

SNMPTN = 81 siswa

SBMPTN = 140 siswa

Vokasi = 4 siswa

Luar Negeri = 1 siswa

PTS = 5 siswa

e. Melaksanakan Pembinaan KSN, Pembinaan MIND/KIR, Pembinaan Debat Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris, Pembinaan Hemat Energi, Bimtek OSIS, pembinaan kegiatan akademik dan non-akademik dengan target prestasi tahun depan sebagai
berikut:

Akademik: (KSN): Akademik MIND/KIR Akademik Lomba Debat Bhs Indonesia & Bhs Inggris Akademik Lomba Hemat Energi Akademik Latihan Dasar Kepemimpian & Pemilihan Pengurus OSIS tahun 2020-2021

Kota = 15 siswa Kota = 3 siswa Kota = 4 siswa Kota = 4 siswa

Prov = 5 siswa Prov = 3 siswa Prov = 2 siswa Prov = 4 siswa

Nas = 3 siswa Nas = 4 siswa Nas = 2 siswa Nas = 4 siswa

Intern = 2 siswa Intern = 4 siswa


Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

f. Melaksanakan Kegiatan Persami dalam rangka kegiatan Penerimaan Tamu Ambalan bagi siswa Kelas X.

g. Melaksanakan Kegiatan Science Film Festival bekerjasama dengan Guru Bahasa Jerman dan Goethe Institut untuk Kelas X, XI, dan XII.

h. Melaksanakan Kegiatan Peringatan Hari Besar Nasional dan Hari Besar Keagamaan.

i. Melaksanakan kegiatan pembelajaran di luar kelas satu bulan sekali dengan kegiatan olahraga bersama dibarengi dengan kegiatan lain penunjang pembelajaran, dan seluruh warga sekolah maupun orang luar pada saat itu dilarang menggunakan
kendaraan bermotor.

J. Melaksanakan Kegiatan Literasi Dasar dan Literasi Digital dilaksanakan setiap hari sebelum pembelajaran dimulai. Dan setiap akhir tahun pelajaran peserta didik diminta membuat karya tulis (cerpen) yang akan dibukukan.

k. Bekerjasama dengan orangtua peserta didik mengadakan kunjungan ke Busan Internatonal High School (BIHS) Korea Selatan untuk Kelas X, ke Tranby College Australia Barat dan ke Jepang untuk Kelas XI.

l. Mengadakan kunjungan studi ke perguruan tinggi dan ke dunia industri baik yang di dalam kota maupun yang di luar kota.

2. Tujuan Jangka Menengah (3 tahun)

a. Membentuk peserta didik yang unggul dalam karakter

1) Keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan YME

2) Kejujuran

3) Kemandirian dalam belajar dan berorganisasi

4) Sosial

5) Peduli lingkungan

6) Budaya berprestasi (akademik maupun non-akademik)

7) Cinta tanah air dan berbangsa

b. Mewujudkan kearifan keberagaman agama, bangsa, suku, ras, dan golongan sosial, ekonomi dalam lingkup global.

c. Meningkatkan mutu lulusan dibuktikan dengan peserta didik dapat:

8) Melanjutkan di perguruan tinggi maupun di sekolah kedinasan.

9) Menghasilkan karya literasi berupa cerpen, novel, puisi dan atau sejenisnya.

d. Meningkatkan manajemen perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran.

e. Memanfaatkan teknologi informasi sebagai sarana pengembangan pendidikan

f. Mengembangkan kecakapan interpersonal dan intrapersonal seluruh warga sekolah.


Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

g. Meningkatkan peran serta peserta didik di berbagai lomba di bidang ekstrakurikuler maupun intrakurikuler baik tingkat kota, propinsi, nasional, dan internasional.
h. Meningkatkan potensi peserta didik dalam mengembangkan komunikasi sosial melalui kemitraan yang berskala nasional maupun internasional.
i. Meningkatkan pengelolaan manajemen sekolah.
j. Mengembangkan kemitraan dengan lembaga-lembaga perguruan tinggi maupun DUDI.
k. Mengembangkan pembelajaran yang kolaboratif antar mata pelajaran.
3. Tujuan Jangka Panjang (5 tahun)
a. Menghasilkan lulusan yang beriman dan bertaqwa.
b. Menghasilkan lulusan yang berwawasan luas dan mampu bersaing di era baru.
c. Menghasilkan lulusan yang Pancasilais dan berbudaya lingkungan.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Contoh Kurikulum Operasional SMA Model 10


Kaarakteristik

SMA Model 10 adalah satuan pendidikan kerjasama yang berlokasi di salah satu kota besar di Indonesia. Lokasi sekolah yang tidak berada di jalan raya memberikan lingkungan belajar yang kondusif. Fasilitas pembelajaran yang
dilengkapi dengan laboratorium, lapangan basket, futsal, badminton dan aula, mampu mendukung siswa untuk mengembangkan potensinya secara maksimal. Gambaran mengenai sekolah dapat dilihat dari tabel-tabel di bawah ini.

Data siswa SMA Model 10


Kelas Jumlah Kelas Jumlah Siswa
10 Science 1 25
10 Social 1 23
11 Science 2 47
11 Social 1 15
12 Science 2 48
12 Social 1 21
Jumlah siswa secara keseluruhan 8 179

Data Guru Siswa SMA Model 10

Guru WNI 16

Guru WNA 3

Guru Paruh Waktu 4

Jumlah guru keseluruhan 23

Data Tenaga Kependidikan SMA Model 10


Petugas Laboratorium 1
Petugas Perpustakaan 1

Petugas Tata Usaha 2


Jumlah tenaga kependidikan keseluruhan 4
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Dalam pellaksanaannya, SMA Model 10 mengadakan kerjasama dengan lembaga pendidikan asing, yaitu Cambridge dengan melihat beberapa pertimbangan:

• Kurikulum Cambridge menggunakan pendekatan active learning, higher order thinking skills dan critical thinking.

• Nilai ujian Cambridge diakui dan dapat ditransfer di banyak universitas di dunia.

Karena menggunakan kurikulum Cambridge, maka bahasa pengantar yang digunakan adalah bahasa Inggris, bahasa pengantar Bahasa Indonesia hanya digunakan pada mata pelajaran Pendidikan Agama, PPKn dan Bahasa
Indonesia (sesuai dengan ketentuan dalam Permendikbud).

Jika melihat pada karakteristik sosial budaya, sebagian besar siswa SMA Model 10 berasal dari kalangan sosial ekonomi menengah ke atas yang masih mementingkan identitas dan budaya sebagai bangsa Indonesia. Latar belakang
ini mendasari keginginan orangtua untuk menyekolahkan anak mereka di sekolah dengan kurikulum internasional tetapi yang masih diwarnai dengan identitas budaya dan karakter bangsa Indonesia. Oleh karena itu walaupun
menggunakan kurikulum Cambridge, SMA Model 10 mengintegrasikan pendidikan karakter dan Profil Pelajar Pancasila ke dalam semua aspek kegiatan dan pembelajaran.

Dengan melihat latar belakang sosial budaya dan untuk dapat memberikan pelayanan yang terbaik bagi siswa, SMA Model 10 mengubah bentuknya menjadi satuan pendidikan kerjasama (SPK) pada tahun 2016. Kemampuan
berbahasa Indonesia dilengkapi dengan karakter Profil Pelajar Pancasila, yang merupakan identitas pelajar Indonesia, ditambah dengan kemampuan berbahasa Inggris merupakan modal utama bagi siswa dalam menghadapi era
globalisasi.

Selain latar belakang sosial budaya di atas, perubahan SMA Model 10 menjadi satuan pendidikan kerjasama dapat sekaligus menjembatani persiapan bagi siswa yang ingin melanjutkan studi ke luar negeri. Dengan melakukan
kerjasama dengan lembaga pendidikan asing, SMA Model 10 mampu mempersiapkan siswa yang akan melanjutkan studi ke luar negeri dengan lebih baik. Bagi siswa yang tidak melanjutkan studi ke luar negeri, SMA Model 10 juga
melakukan kerjasama dengan universitas-universitas di Indonesia untuk mendukung siswa yang melanjutkan studi di Indonesia.

Dengan melihat kepada karakteristik sosial budaya di mana sebagian besar siswa SMA Model 10 berasal dari kalangan sosial ekonomi menengah ke atas, sekolah merasa perlu meningkatkan heterogenitas sosial budaya siswa.
Oleh karena itu, SMA Model 10 memberikan beasiswa kepada siswa berprestasi dalam bidang akademik, olahraga maupun kesenian bagi siswa kurang mampu (dari berbagai daerah di Indonesia seperti Papua, Kalimantan, dan lain-
lain). Upaya ini diharapkan dapat menumbuhkan toleransi, kebersamaan dan memperluas wawasan kebangsaan siswa SMA Model 10.

Dalam hal prestasi, siswa SMA Model 10 telah banyak menorehkan prestasi baik di tingkat nasional maupun tingkat internasional, antara lain:

• Juara Olimpiade Fisika tingkat nasional dan internasional

• Juara Olimpiade Informatika tingkat nasional dan internasional

• Juara Basket tingkat nasional dan tingkat Asia

• Juara Lomba Peneliti Belia tingkat nasional

Dengan melihat pada uraian karakteristik SMA Model 10 di atas, maka dapat dilakukan analisis berkaitan dengan kekuatan, kelemahan dan tantangan yang dihadapi, yang termuat pada tabel berikut ini:

Kekuatan • SMA Model 10 pada tahun 1996. pengalaman selama 25 tahun berdiri membuat SMA Model 10 mempunyai
sistem yang stabil dalam operasional sekolahnya.
• Sebagian besar siswa berasal dari keluarga dengan latar belakang ekonomi menengah ke atas yang sangat
mendukung perkembangan pendidikan dan karakter putra putrinya. Hal ini membuat kerjasama orangtua dan
sekolah berjalan dengan sangat baik.
• Sebagian besar siswa mempunyai kemampuan berbahasa Inggris yang sangat baik, yang merupakan modal
utama untuk dapat berpartisipasi dalam ajang tingkat dunia (global)
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Tantangan • Sebagian besar siswa berasal dari kalangan ekonomi menengah ke atas yang harus berlatih untuk lebih mandiri.
• Agar siswa SMA Model 10 dapat berpartisipasi dalam ajang tingkat dunia (global) dibutuhkan kemampuan
akademis yang memadai yang disertai dengan kecakapan Abad 21.
Strategi menghadapi tantangan • Sekolah melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan student-centered yang bertujuan untuk membuat siswa
sebagai subyek dalam pembelajaran. Dengan demikian kemandirian dapat ditingkatkan.
• Sekolah menerapkan Profil Pelajar Pancasila dalam setiap aspek kegiatan di sekolah agar siswa mengembangkan
kecakapan Abad 21 (untuk dapat bersaing di tingkat dunia) dengan tetap memegang teguh identitas sebagai
bangsa Indonesia.

Visi, misi dan tujuan sekolah merupakan arah dan panduan bagi setiap individu maupun aspek kegiatan di sekolah. Seluruh individu baik siswa, guru, staf maupun karyawan harus memahami dan menjiwai visi misi sekolah agar
dapat berjalan beriringan untuk dapat mencapai satu tujuan yang sama. Melalui visi dan misi yang diterjemahkan ke dalam setiap aspek kegiatan, sekolah akan mampu menghasilkan lulusan berkualitas yang mampu berperan aktif
dalam perkembangan dunia.

Visi

Visi SMA Model 20 adalah sebagai berikut:

• Memperlengkapi generasi muda dengan kecakapan Abad 21 untuk dapat menjadi pembelajar seumur hidup. Ada dua poin utama dalam visi sekolah, yaitu:

Poin Utama Deskripsi

1. Memperlengkapi generasi muda dengan kecakapan Abad 21. Sekolah bukan hanya sekedar mengajarkan materi dalam kurikulum saja, tetapi sekolah memperlengkapi generasi
dengan kecakapan Abad 21 (karakter, literasi dan kompetensi 4C) yang dibutuhkan siswa untuk dapat
mengembangkan diri secara mandiri di masa mendatang.
2. Pembelajar seumur hidup Perkembangan dunia yang pesat menuntut semua orang untuk menjadi pembelajar seumur hidup agar mampu
bersaing dan dapat ikut berperan aktif dalam perkembangan dunia dan globalisasi.

Sebagai bagian dari bangsa Indonesia, visi SMA Model 10 berjalan beriringan dengan pendidikan karakter dan Profil Pelajar Pancasila yang mempunyai karakteristik:

• Beriman, bertaqwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia

• Berkebhinekaan global

• Bergotong-royong

• Kreatif

• Bernalar kritis

• Mandiri
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Visi SMA Model 10 yang sejalan dengan Pendidikan Karakter dan Profil Pelajar Pancasila akan menghasilkan lulusan dengan identitas kebangsaan Indonesia dan kemampuan akademis yang baik. Kedua
poin utama dari visi sekolah memberikan panduan arah semua kegiatan baik akademis maupun non-akademis. Proses pencapaian visi sekolah diuraikan dalam misi sekolah yang tercantum pada bagian
berikut ini.

Misi Sekolah
Misi adalah bagaimana strategi yang diterapkan sekolah untuk dapat mencapai visi sekolah. Adapaun misi SMA Model 10 adalah sebagai berikut:
1. Mengajarkan kemampuan kolaborasi, komunikasi, berpikir kritis dan kreatif.
2. Pembelajaran dilaksanakan dengan pendekatan student-centered learning dan project-based learning.
3. Mempersiapkan menghadapi globalisasi dengan mengembangkan kecakapan Abad 21.

Misi Sekolah Keterkaitan dengan Visi Deskripsi

Mengajarkan kemampuan kolaborasi, komunikasi, Poin 1 Kecakapan Abad 21 ini adalah kemampuan mendasar yang dibutuhkan untuk mampu bersaing di dunia
berpikir kritis dan kreatif dan sekaligus ikut berperan aktif dalam era globalisasi.
Pembelajaran dilaksanakan dengan pendekatan Poin 2 Dalam pendekatan student-centered dan project-based, siswa adalah subyek dalam pembelajaran. Melalui
student-centered pendekatan ini siswa dilatih untuk mengembangkan kemampuan belajar dalam mempelajari materi yang
diberikan oleh guru.
Pembelajaran dilaksanakan untuk memperlengkapi Poin 3 Proses pembelajaran melibatkan pengembangan kecakapan Abad 21 pada siswa.
siswa dengan kecakapan Abad 21

Profil Pelajar Pancasila Deskripsi

Beriman, bertaqwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia Setiap pagi kegiatan pembelajaran selalu diawali dengan renungan dalam bentuk:
• Renungan keagamaan
• Renungan moral berbasis keagamaan
• Pembimbingan setiap siswa bermasalah melalui pendekatan keagamaan

Kebhinekaan Global Semua kegiatan di sekolah tidak bertentangan dengan budaya luhur dan identitas bangsa Indonesia. Siswa dididik untuk menghargai budaya lain dengan tetap memegang teguh
budaya luhur bangsa Indonesia.

Bergotong-royong Penanaman sikap bergotong-royong dilaksanakan dalam bentuk:


• Pembelajaran kolaborasi yang dilaksanakan melalui berbagai kegiatan kelompok.
• Kegiatan sosial yang bertujuan untuk memupuk jjiwa kepedulian dan berbagi di kalangan siswa.

Kreatif Proses pembelajaran dilakukan untuk mengasah kreativitas siswa agar dapat menghasilkan sesuatu yang orisinil dan bermanfaat bagi masyarakat.

Bernalar Kritis Setiap proses pembelajaran mengarah kepada Higher Order Thinking Skills di mana siswa dituntut untuk dapat melakukan analisis dalam pengambilan keputusan.

Mandiri Dengan sistem pembelajaran student-centered, siswa dituntut untuk mandiri karena siswa merupakan subyek dari proses pembelajaran sehingga dapat menumbuhkan
tanggungjawab siswa terhadap kelangsungan dan keberhasilan proses pembelajaran.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Tujuan Sekolah

Berdasarkan pemahaman akan visi dan misi sekolah, maka semua kegiatan sekolah untuk tahun ajaran 2021-2022 harus mengarah kepada pengembangan kemampuan siswa untuk dapat menjadi pembelajar seumur hidup. Untuk
dapat mencapai ini, SMA Model 10 menerapkan strategi baik untuk siswa maupun untuk guru.

Tujuan sekolah termuat dalam perencanaan jangka pendek, menengah dan panjang. Strategi sekolah untuk mengembangkan kemampuan siswa untuk dapat menjadi pembelajar seumur hidup dilakukan melalui perencanaan sebagai
berikut:

Perencanaan jangka pendek (1 tahun) • Mengintegrasikan Profil Pelajar Pancasila ke dalam kegiatan pembelajaran dan semua kegiatan lain di sekolah.
• Meningkatkan budaya membaca melalui: kegiatan 10 menit membaca per hari; dan tugas membaca buku
minimal 2 buku per semester.

Perencanaan jangka menengah (4 tahun) • Semua siswa memahami dan menerapkan karakteristik Profil Pelajar Pancasila dalam kesehariannya.
• Meningkatkan kemampuan siswa dalam bidang penelitian sebagai bentuk pengembangan dari pendekatan
project-based learning dan higher order thinking skills (HOTS).
Perencanaan jangka panjang (8 tahun) • Profil Pelajar Pancasila merupakan salah satu ciri dari profil lulusan sekolah.
• Lebih banyak siswa yang dapat berpartisipasi dalam ajang bertaraf dunia.

Strategi sekolah untuk meningkatkan kualitas guru dalam mencapai tujuan dilakukan dengan melalui perencanaan sebagai berikut:

Perencanaan jangka pendek (1 tahun) • Pembimbingan mengenai pengintegrasian Profil Pelajar Pancasila ke dalam seluruh aspek kegiatan sekolah.
• Mengirimkan guru untuk mengikuti pelatihan Cambridge.
• Meningkatkan kemampuan mengajar guru melalui pelatihan internal (sebulan sekali) maupun pelatihan dari luar
sekolah.
Perencanaan jangka menengah (4 tahun) • Guru memahami, menjiwai dan menerapkan Profil Pelajar Pancasila dalam segala kegiatan di sekolah.
• Lebih dari separuh guru telah mengikuti pelatihan Cambridge.
• Pelatihan guru dalam rangka mempersiapkan pelaksanaan pembelajaran interaktif berbasis teknologi.
Perencanaan jangka panjang (8 tahun) • Karakteristik Profil Pelajar Pancasila merupakan salah satu ciri dominan dalam segala kegiatan sekolah.
• Semua guru telah mengikuti pelatihan Cambridge.
• Pembelajaran dilaksanakan secara interaktif berbasis teknologi.

Tujuan sekolah berkaitan erat dengan karakteristik lulusan sekolah. SMA Model 10 mempunyai 2 aspek dalam karakteristik lulusannya yaitu:
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Proses pengembangan kemampuan belajar mandiri untuk nantinya di masa mendatang menjadi pembelajar seumur hidup dilaksanakan melalui kegiatan berikut:

Bentuk kegiatan Uraian kegiatan

Project-based learning Kegiatan pembelajaran dengan siswa sebagai subyek dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek

Organisasi (kolaborasi) Organisasi kesiswaan (OSIS) dan pelatihan kepemimpinan

Camp pengembangan diri Kegiatan agar siswa memahami karakter, kemampuan dan potensi diri sekaligus dengan bagaimana cara
mengembangkannya
Mentoring Pembimbingan intensif per individu atau kelompok kecil yang dilakukan oleh guru yang ditunjuk
Kompetensi/karakteristik lulusan yang akan dihasilkan SMA Model 10 adalah sebagai berikut:

Pembelajar seumur hidup Deskripsi

Selalu belajar seumur hidup Belajar secara mandiri agar mampu mengikuti perkembangan

Kemampuan berkomunikasi Mendengar untuk belajar dari orang lain dan berani menyampaikan pendapatnya

Kemampuan untuk bekerjasama Tidak mengutamakan kepentingan pribadi, tapi mengutamakan kemajuan bersama

Kemampuan untuk berpikir kritis Mampu melihat dari berbagai sudut pandang dan mampu menganalisis dengan bijak

Kemampuan untuk berpikir kreatif Mampu menemukan hal-hal baru yang dapat menjadi solusi dari permasalahan yang ada
Keberhasilan dalam mencapai visi dan misi SMA Model 10 ditandai dengan diterimanya lulusan berkualitas di beberapa universitas terkemuka di indonesia maupun di luar negeri, antara lain:
Memiliki wawasan global Mampu melihat segala sesuau tidak hanya dari lingkup nasional tetapi juga dari lingkup internasional
• Universitas Indonesia

• Institut Teknologi Bandung

• Universitas Airlangga

• National University of Singapore (NUS)

• Massachusetts Institute of Technology

• Universityof Berkeley California

• Universitas lain di Canada, Selandia Baru, Jerman, Cina, dan lain-lain.


Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Contoh Kurikulum Operasional SMALB Model 13


Karakteristik Satuan Pendidikan

Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Model 13 (SMALB Model 13) merupakan satuan pendidikan yang berada dalam pengelolaan satu atap bersama dengan jenjang Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB) dan Sekolah Menengah Pertama Luar
Biasa (SMPLB) di bawah kepemimpinan seorang Kepala Sekolah Luar Biasa.

Sekolah berada di wilayah Kota Administrasi Jakarta Barat yang merupakan bagian dari wilayah Provinsi DKI Jakarta. Kondisi geografis berupa dataran rendah yang terletak 7 meter dari permukaan laut dengan luas wilayah 129,54 km2.
Kepadatan penduduk 19.592 jiwa per km persegi yang merupakan kota terpadat kedua setelah Jakarta Pusat di wilayah Provinsi DKI Jakarta. (Sumber data: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Prov DKI Jakarta Tahun 2020)

Jakarta Barat merupakan salah satu wilayah pusat industri di Jakarta, ditandai dengan terdapat banyaknya pabrik-pabrik pengolahan industri ringan, tekstil, maupun bahan-bahan kimia. Pusat perbelanjaan besar baik tradisional maupun
modern dan juga sentra ikan hias berada dekat dengan sekolah. Keberadaan sentra perekonomian tersebut memberikan peluang yang besar bagi sekolah untuk menyiapkan sumber daya manusia baik dalam bidang pengadaan barang
maupun jasa.

Dukungan Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Barat terhadap keberadaan SMALB Model 13 melalui Kelurahan dan UMKM berupa pemberian 2 kios yang tergabung dengan pasar tradisional sangat menunjang pengembangan
kewirausahaan peserta didik khususnya kegiatan penjualan hasil keterampilan di antaranya hasil cetak sablon (kaos, mug, dan keramik), hasil tata boga (kue kering, juice, dan jenis makanan lainnya), dan hasil tata busana (linen dapur, linen
ruang makan dan linen ruang tamu). Lingkungan sekolah yang tergabung dengan dua SDN dalam satu lokasi memberikan kesempatan bagi peserta didik beradaptasi di masyarakat majemuk dengan latar belakang suku, ras, pendidikan,
dan profesi yang sangat beragam. Oleh sebab itu sangat diperlukan sikap saling menghargai dan menghormati satu sama lain.

Faktor pendukung lainnya terhadap pengembangan SMALB Model 13 adalah ketersediaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang kompeten dengan kualifikasi akademik minimal S1 dan sebagian besar berusia relatif muda dengan
penguasaan IT yang baik. Prestasi yang diraih peserta didik pada berbagai ajang kompetisii bidang olahraga, seni, dan keterampilan baik di tingkat wilayah, provinsi, maupun nasional merupakan indikator bahwa peserta didik memiliki
potensi unggul yang perlu terus dipupuk dan dikembangkan.

Di samping beberapa faktor pendukung di atas terdapat beberapa persoalan yang merupakan tantangan yang harus dihadapi dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Persoalan-persoalan tersebut antara lain ketersediaan sarana
dan prasarana yang belum memadai antara lain bangunan gedung yang belum aksesibel dan rusak karena termakan usia, ruang keterampilan yang masih jauh dari ideal, lingkungan yang sering banjir sehingga merusak peralatan sekolah,
dan sering timbulnya aroma tak sedap akibat tumpukan sampah di pasar tradisional. Persoalan lain adalah jumlah guru yang semakin berkurang karena pensiun dan pengangkatan Guru Kontrak Kerja Individu (KKJ) menjadi CPNS di
sekolah lain sehingga ada beberapa guru terpaksa mengajar rangkap rombel dalam waktu yang bersamaan.

Visi dan Misi

Visi SMALB Model 13 adalah:

“Terwujudnya pelajar Pancasila yang memiliki karakter pembelajar sepanjang hayat, terampil dan kreatif, menghargai keberagaman, serta tangguh dan mandiri berdasarkan iman dan taqwa”

Untuk mewujudkan visi tersebut, satuan pendidikan telah menentukan langkah-langkah strategis yang dituangkan dalam misi sebagai berikut:

• Mengembangkan nilai-nilai religus dan budi pekerti sehingga membentuk pribadi yang berakhlak mulia.

• Menyelenggarakan pembelajaran yang berkualitas sehingga mampu mengembangkan kreativitas dan penguasaan literasi dan numerasi yang mendukung keberadaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat.

• Menanamkan sikap kerja keras, pantang menyerah sehingga menbentuk pribadi yang mandiri dan percaya diri.

• Mengembangkan sikap toleransi, tolong-menolong dan bergotong-royoong tanpa membedakan agama, ras, dan suku bangsa.

• Menyelenggarakan program vokasional yang disesuaikan dengan kemampuan peserta didik dan kebutuhan dalam dunia kerja.

• Menyediakan Pendidik dan Tenaga Kependidikan sesuai dengan kebutuhan sekolah baik secara kuantitatif maupun kualitatif.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

• Menyelenggarakan kemitraan dengan instansi untuk peningkatan layanan.

• Menyediakan sarana dan prasarana yang memadai dan aksesible.

• Mengembangkan usaha pengolahan sampah organik.

Tujuan Satuan Pendidikan

1. Tujuan Jangka Pendek (1 tahun)

• Peserta didik taat menjalankan ibadah sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya.

• Peserta didik mampu bekerjasama dengan teman-temannya tanpa memandang perbedaan ras, agama, suku dan budaya.

• Peserta didik terampil memilah sampah organik dan non-organik.

• Peserta didik memiliki kemampuan membaca, menulis, dan berhitung sederhana yang terkait dengan kehidupan sehari-hari.

• Peserta didik mampu mengerjakan satu jenis keterampilan vokasional dengan atau tanpa bantuan orang lain.

• Terlaksananya kegiatan untuk mewujudkan 6 dimensi Profil Pelajar Pancasila.

• Terjalin kerjasama dengan DUDI, Perguruan Tinggi, Dinas Perindustrian, Dinas Kesehatan, dan instansi lainnya, yang menunjang pelaksanaan pendidikan di sekolah.

• Terakomodirnya kebutuhan sekolah oleh Dinas Pendidikan dalam penyediaan sarana dan prasarana, guru, dan tenaga kependidikan.

• Terlaksananya kegiatan pengembangan kompetensi guru.

2. Tujuan Jangka Menengah (3 tahun)

• Lulusan bersikap dan berperilaku sopan serta taat menjalankan ibadah sesuai ajaran agama yang dianutnya.

• Lulusan memiliki kompetensi literasi dan numerasi yang mendukung penguasaan keterampilan vokasional.

• Lulusan menguasai satu jenis keterampilan vokasional yang dapat digunakan sebagai sumber penghidupannya.

• Lulusan terampil mengolah sampah organik.

• Lulusan terbiasa bekerja sama dengan siapapun tanpa memandang perbedaan ras, agama, suku dan budaya.

• Terlaksananya kegiatan pembiasaan dalam mewujudkan 6 dimensi Profil Pelajar Pancasila.

• Terjalin kerjasama yang berkelanjutan dengan DUDI, Perguruan Tinggi, Dinas Perindustrian, Dinas Kesehatan, dan instansi lainnya dalam meningkatkan kualitas lulusan.

• Tersedianya Pendidik dan Tenaga Kependidikan dengan jumlah yang memadai.


Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

3. Tujuan Jangka Panjang (5 tahun)

• Lulusan taat menjalankan ajaran agama yang dianutnya dalam kehidupan sehari-hari yang diwujudkan dalam bentuk ketaatan menjalankan ibadah dan sikap serta perilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya.

• Lulusan menguasai salah satu atau lebih keterampilan vokasional yang dapat digunakan sebagai sumber penghidupannya.

• Berkembangnya kreativitas peserta didik yang diwujudkan dalam bentuk ide-ide baru dalam produk keterampilan yang dikuasainya.

• Tercapainya lulusan yang menguasai kompetensi literasi dan numerasi sebagai pembelajar sepanjang hayat.

• Terwujudnya budaya sekolah yang mencerminkan 6 dimensi Profil Pelajar Pancasila.

• Tercapainya lulusan yang mandiri dalam kehidupan sehari-hari.

• Terserapnya lulusan dalam dunia kerja baik sebgai tenaga kerja atau mitra usaha dengan DUDI.

• Tersedianya Pendidik dan Tenaga Kependidikan dengan jumlah dan kualifikasi akademik yang memadai.

• Sekolah memiliki usaha pengolahan sampah organik dengan fasilitas yang memadai.

Dalam upaya pencapaian tujuan tersebut, maka sekolah melakukan serangkaian kegiatan sebagai berikut:

1. Melakukan pembiasaan dan keteladanan untuk mewujudkan 6 dimensi Profil Pelajar Pancasila.

2. Mengajukan permohonan pembangunan gedung kepada Pemerintah Daerah.

3. Mengajukan permohonan pemenuhan kebutuhan Guru dan Tenaga Kependidikan kepada Dinas Pendidikan.

4. Mengajukan permohonan pemenuhan sarana dan prasarana keterampilan ke Dinas Pendidikan.

5. Menyelenggarakan kegiatan perayaan keagamaan dan melakukan pembinaan kerohanian yang rutin dilakukan satu minggu sekali.

6. Pemberdayaan perpustakaan baik manual maupun digital.

7. Peningkatan kualitas SDM dengan pengikutsertaan kegiatan pelatihan atau mengadakan kegiatan bimbingan teman sebaya.

8. Bekerjasama dengan IGPKhI DKI Jakarta dalam peningkatan kompetensi guru.

9. Bekerjasama dengan DUDI berkaitan dengan peningkatan kewirausahaan untuk pelaksanaan program magang dan mempromosikan hasil karya kewirausahaan untuk pelaksanaan programkagang dan mempromosikan hasil karya peserta didik,
serta membuka peluang dalam rekrutmen penerimaan pagawai/karyawan bagi lulusan SMALB Model 13.

10. Menjalin kemitraan dengan sentra ikan hias untuk melakukan pelatihan dan pengembangan kewirausahaan yang dapat dilakukan peserta didik saat dibutuhkan oleh sentra ikan hias seperti produksi pakan dan aquarium.

11. Bekerjasama dengan Dinas Pariwisata untuk mempromosikan dan memasarkan hasil karya cinderamata yang telah diproduksi oleh peserta didik.

12. Bekerjasama dengan Dinas Perindustrian DKI Jakarta untuk mendapatkan pelatihan, pendampingan dan bantuan fasilitas dalam usaha pengolahan sampah.

13. Bekerjasama dengan Kamar Dagang Industri (Kadin) Jakarta Barat untuk membantu memperluas jaringan dalam mempromosikan hasil produksi keterampilan dari peserta didik.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Contoh Kurikulum SMKN 1 Tasikmalaya


Kaarakteristik SMKN 1 Tasikmalaya

SMK Negeri Tasikmalaya dahulu namanya Sekolah Menengah Ekonomi Atas (SMEA) Negeri yang didirikan pada tanggal 1 Agustus 1957 dengan SK Menteri Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan RI tanggal 6
September 1957 No. 280/B/III/Kdj/57. beridirinya SMK Negeri diprakarsai oleh Kepala SMEP Negeri Tasikmalaya beserta beberapa tokoh masyarakat dan orangtua murid pada waktu itu dengan mendapat restu dari Kepala
Daerah dan Komandan Resimen Infantri XI Priangan Timur di Tasikmalaya. Selain itu, sambutan masyarakat Tasikmalaya dan sekitarnya terhadap didirikannya SMK di Tasikmalaya cukup besar. Hal itu dapat dimengerti
mengingat bahwa masyarakat Tasikmalaya dan sekitarnya mempunyai tata hidup ekonomi yang banyak diwarnai oleh kegiatan-kegiatan perdagangan dan indusri kerajinan terutama masyarakat sekitar Kecamatan
Cipedes.

SMKN 1 Tasikmalaya secara geografis administratif berada di Kelurahan Nagasari, Kecamatan Cipedes, Kota Tasikmalaya. Perekonomian di Kecamatan Cipedes terus berkembang, terutama di Kelurahan Nagasari. Hal ini
ditandai dengan terdapatnya industri rumah tangga di kelurahan ini terbanyak dibandingkan dengan kelurahan lainnya. Salah satunya dapat dilihat dari jumlah industri batik yang ada pada Kelurahan Nagasari sebanyak 20
unit usaha, Kelurahan Cipedes 2 unit usaha, Kelurahan Sukamanah 3 unit usaha, dan Kelurahan Panglayungan 1 unit usaha. Kecamatan Cipedes memiliki berbagai jenis industri seperti industri bordir, industri batik,
industri pembuat baju, dan lain-lain. Akan tetapi hanya jenis industri batik yang banyak berkembang dan hampir mendominasi di satu kelurahan dari empat kelurahan yang ada.

Kondisi Kecamatan Cipedes terutama Kelurahan Nagasari sebagaimana digambarkan tersebut menjadi salah satu dasar pertimbangan pengembangan SMKN 1 Tasikmalaya. Program pengembangan SMKN 1
Tasikmalaya salah satunya difokuskan untuk membantu pengembangan ekonomi masyarakat sekitar. Hal tersebut diimplementasikan salah satunya dalam pembukaan program keahlian di SMKN 1 Tasikmalaya berikut
kurikulumnya.

SMKN 1 Tasikmalaya memiliki lima program keahlian, yakni Akuntasi dan Keuangan Lembaga, Manajemen Perkantoran dan Layanan Bisnis, Pemasaran, Broadcasting dan Perfilman, serta Perhotelan. Kelima program
keahlian tersebut sangat relevan dengan potensi ekonomi masyarakat, khususnya masyarakat sekitar sekolah umumnya masyarakat Jawa Barat dan Indonesia.

SMKN 1 Tasikmalaya merupakan SMK tertua di Kota Tasikmalaya terutama untuk rumpun Bisnis dan Manajemen. Kondisi tersebut tentunya memberi dampak positif, salah satunya adalah terbentuknya branding image
positif di masyarakat sebagai pencetak lulusan yang banyak diserap dunia usaha dan industri. Hal itu membuat industri tidak berpikir panjang untuk membangun kemitraan dengan SMKN 1 Tasikmalaya. Kemitraan tersebut
dibangun dalam berbagai kegiatan di antaranya dalam kegiatan sinkronisasi kurikulum magang guru dan siswa, uji sertifikasi kompetensi, penyerapan lulusan, pembentukan kelas industri dan sebagainya. Berikut ini
beberapa industri yang sudah membangun kemitraan dengan SMKN 1 Tasikmalaya sampai dengan tahun 2021.
Program Keahlian Nama Perusahaan
1. Akuntansi dan PT JASINDO PT TASPEN (Persero) KC Tasikmalaya
Keuangan Lembaga BPR Siliwangi Tasikmalaya Cabang Cibogor Bank Woori Saudara KC Tasikmalaya
PT Sinar Sosro Kantor Penjualan Tasikmalaya Bank Tabungan Pensiun Nasional (BTPN) KC
Bank Mandiri KCP Tasikmalaya Tasikmalaya
Bank BRI Kantor Cabang Tasikmalaya Bank BJB KC Tasikmalaya
BPR Siliwangi Tasikmalaya (Kantor Pusat) Bank Artha Galunggung
Akademi Pariwisata Universitas Siliwangi Bank BTN Kantor Kas Padayungan
CV Megah Prima PT Jasaraharja
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Sukapura Kantpr Pelayanan KPKNL Tasikmalaya
ACI MOTOR BPR Artha Sukapura
PT Ragam Pangan Lestari BPR Nusamba Singaparna
PT Surya Donasin Tasikmalaya PT Intan Jaya roup
PT Asuransi Jiwasraya BTN KC Tasikmalaya
Bank Muamalat PT POS Indonesia Cabang Tasikmalaya
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Program Keahlian Nama Perusahaan


2. Pemasaran PT Trans Retail Indonesia (Transmart) Toko Buku Gramedia
Giant Sumpermarket Yogya Toserba
Matahari Dept. Store Tasco Minimarket
Asia Toserba Elzhata
Asia Plaza
3. Manajemen BPR Nusamba Singaparna Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman
Perkantoran dan PT JNE FIF Grup Tasikmalaya
Layanan Bisnis Dinas Perhubungan PT ADIRA Finance
Kejaksaan Negeri PT PLN Area Tasikmalaya
PT POS Indonesia Cabang Tasikmalaya Kepolisian Resort Tasikmalaya Kota
Samsat Kota Tasikmalaya BPJS Kesehatan Kantor Cabang Tasikmalaya
Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian PT Taspen Tasikmalaya

4. Broadcasting dan TVRI Yogyakarta MSB Photosutdio


Perfilman ADI TV Yogyakarta Fiesna Production
MQ TV Bandung MOMENTO Photostudio
ISMART TV QUICK CORP
RADAR TV Bogor Witel Area Tasikmalaya
Percetakan Aksara Jaya Rumah Desain Tasik
MSB Photostudio Ramayana Studio Photo
RADAR TV Tasikmalaya
5. Perhotelan PT Graha Cahya Mulya, Bandung Hotel Grand Metro Tasikmalaya
Hotel Horison Tasikmalaya Kamojang Green Hotel & Resort Garut
Hotel Santika Tasikmalaya Hotel Holiday Inn Bandung
Favehotel Tasikmalaya Hotel Grand Tjokro Bandung
Hotel Harmoni Tasikmalaya Hotel G. H. Universal Bandung

Bagaimana dengan kurikulum operasional SMKN 1 Tasikmalaya? Kurikulum Operasional SMKN 1 Tasikmalaya dikembangkan sesuai dengan konteks dan kebutuhan peserta didik, lingkungan,
dan IDUKA. Kurikulum Perhotelan saat ini berlandaskan kepada:
1. Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 34 Tahun 2018 tentang Standar Pendidikan pada SMK dan MAK
3. Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 165/M/2021 tentang Program SMK Pusat Keunggulan
4. Keputusan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan dan Pembukuan Nomor 029/H/KU/2021 tentang Capaian Pembelajaran Mata Pelajaran pada Program SMK Pusat Keunggulan

Kurikulum Operasional SMKN 1 Tasikmalaya memuat seluruh rencana proses belajar yang diselenggarakan dan dirancang sebagai pedoman dalam penyelenggaraan pembelajaran. Untuk
menjadikannya bermakna, kurikulum operasional ini dikembangkan sesuai dengan konteks dan kebutuhan peserta didik, guru, dan industri. Kurikulum ini juga menganut: (1) pembelajaran yang
dilakukan guru dalam bentuk proses belajar mengajar yang dikembangkan berupa kegiatan pembelajaran teori di kelas, pembelajaran keterampilan di ruangan praktik, dan seluruhnya berbasis
teaching factory agar peserta didik memperoleh pengalaman dalam menerapkan budaya kerja; dan (2) Praktik Kerjja Lapangan (PKL), yaitu pengalaman belajar langsung di Industri untuk
membangun kebiasaan kerja. Demikian juga dengan pembelajaran langsung di masyarakat sesuai dengan latar belakang, karakteristik, kompetensi keahlian dan kemampuan awal peserta
didik.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Sumber daya yang dimiliki juga ikut mewarnai penyusunan kurikulum ini, karena tidak dapat dipungkiri bahwa keragaman penguasaan keilmuan yang dimiliki oleh para guru, sumber dana yang dimiliki, jumlah peserta didik yang mewakili
minat dan kepercayaan masyarakat terhadap program yang ditawarkan SMKN 1 Tasikmalaya ikut mempengaruhi pengembangan kurikulum operasional sekolah. Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) yang dimiliki berjumlah 119 orang
(Guru 100 orang dan Tenaga Kependidikan 19 orang), dan sebagian besar memiliki latar belakang pendidikan sesuai dengan yang disyaratkan pada Standar Pelayanan Minimal. Sumber daya sarana dan prasarana yang dimiliki oleh SMKN
1 Tasikmalaya cukup lengkap, meliputi ruang belajar teori dan ruang praktik peserta didik dengan peralatan praktik yang memadai, dan didukung oleh fasilitas lainnya seperti Ruang Kepala Sekolah, Ruang Guru, Ruang TU, Ruang BP/BK,
BKK, Masjid, Hot Spot, Perpustakaan, Minimarket dan Kafetaria, Ballroom, Kamar Hotel, Lapangan Olahraga, Ruang LSP, Ruang OSIS, Sanggar Pramuka, CCTV, dan lain-lain.

SMKN 1 Tasikmalaya termasuk salah satu sekolah dengan jumlah peserta didik di atas 1000 orang. Pada Tahun Pelajaran 2021/2022 jumlah peserta didik SMKN 1 Tasikmalaya mencapai 1921 orang yang tersebar ke dalam 5 program
keahlian. Dalam pengembangan peserta didik, SMKN 1 Tasikmalaya membangun nilai-nilai karakter sebagai upaya perwujudan Profil Pelajar Pancasila yang Beriman dan Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, Mandiri, Kreatif,
Berkebhinekaan Global, Bernalar Kritis dan Bergotong-Royong. Nilai-nilai tersebut diwujudkan dalam kegiatan pembiasaan dan pembelajaran, seperti kegiatan tadarus pagi, shalat dhuka, kegiatan infak shadaqah, wirausaha siswa, dan
sebagainya.

Untuk mendukung karir peserta didik di masa yang akan datang, SMKN 1 Tasikmalaya memetakan karir peserta didik sejak peserta didik duduk di Kelas X Semester I. pemetaan tersebut didasar pada konsep WBM, yaitu Wirausaha,
Bekerja dan Melanjutkan. Pemetaan dilakukan melalui survei kepada peserta didik beserta orangtuanya. Hasil pemetaan dijadikan landasan dalam pembentukan rombongan belajar atau kelas. Dengan demikian rombongan belajar pada
setiap program keahlian dapat diklasifikasikan menjadi kelas wirausaha, kelas bekerja, dan kelas melanjutkan. Peserta didik pada ketiga kelompk tersebut mendapatkan pola pembelajaran yang berbeda terutama terkait kedalaman materi
pembelajaran.

Kemudian apa saja yang menjadi keunggulan SMKN 1 Tasikmalaya? Sesuai dengan visi SMKN 1 Tasikmalaya sebagai sekolah pelopor dan unggul, SMKN 1 Tasikmalaya memiliki beberapa keunggulan di antaranya:
1. Sudah menerapkan prinsip-prinsip Badan Layanan Umum Daerah dalam pengelolaan dan pengembangan sekolah.
2. Pendidikan karakter melalui kegiatan rutin sehari-hari seperti gerakan pagi mengaji, peserta didik mendorong kendaraannya dari gerbang sampai tempat parkir begitupun sebaliknya.
3. Memiliki layanan teaching factory (Tefa) sepert SmeaMart di Pemasaran, Café dan Restoran, Edotel di Perhotelan.
4. Memiliki desain kurikulum yang disesuaikan dengan kebutuhan industri serta diimplementasikan dalam pembelajaran dengan menggunakan prinsip Gerakan Sekolah Menyenangkan.
5. Memiliki pemetaan karir siswa sejak Kelas X (Wirausaha, Bekerja, dan Melanjutkan) yang kemudian dijadikan dasar dalam pembentukan rombongan belajar.
6. Memiliki kemitraan yang kuat dengan industri yang dibuktikan dengan terbentuknya kelas industri di program keahlian Perhotelan.
7. Pembelajaran menggunakan paket bahan ajar yang ditulis oleh pengampu mata pelajaran tersebut.
Visi dan Misi SMKN 1 Tasikmalaya

Dasar penetapan visi, misi dan tujuan sekolah sebagai SKPD harus merujuk kepada visi, misi dan tujuan yang ada pada RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023. Di mana visi Provinsi Jawa Barat ditegaskan yaitu Terwujudnya Jawa
Barat Juara Lahir Batin dengan Inovasi dan Kolaborasi, dengan misi pembangaunan yang berhubungan dengan pendidikan sebagai berikut: Melahirkan Manusia yang Berbudaya, Berkualitas, Bahagia, dan Produktif melalui
Peningkatan Pelayanan Publik yang Inovatif. Misi ini diarahkan untuk menghasilkan pelayanan publik yang berkualitas hingga ujung batas wilayah; agar rakyat Jawa Barat dapat menikmati pendidikan dan kesehatan; perempuan Jawa
Barat mampu mengekspresikan potensi kebaikannya dengan optimal, dan para pemuda menyadari panggilan jiwanya dan dapat berperan vital dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Pemenuhan kesejahteraan sosial dapat mendukung
lahirnya masyarakat yang bahagia. Permasalahan kesenjangan sosial menjadi salah satu masalah yang vital di Provinsi Jawa Barat. Kebahagiaan diperoleh dari terjaminnya kehidupan yang layak dan bermartabat bagi masyarakat, bukan
hanya dirasakan golongan ekonomi menengah ke atas. Kesejahteraan sosial juga mendorong lahirnya masyakat yang berkualitas dan produktif. Dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial, diperlukan peran masyarakat untuk seluas-
luasnya, baik perorangan, keluarga, organisasi keagamaan, organisasi sosial kemayarakatan, lembaga swadaya masyarakat, organisasi profesi, badan usaha, dan lembaga kesejahteraan.
Visi dan misi tersebut berlandaskan pada permasalahan bidang pendidikan di Provinsi Jawa Barat, di antaranya:
a. Belum meratanya akses pendidikan.
b. Belum optimalnya mutu pendiidikan.
c. Belum optimalnya tata kelola pendidikan.
d. Belum link dan match lulusan pendidikan dengan kebutuhan dunia usaha.
e. Masih rendahnya minat baca masyarakat.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Kelima permasalahan di atas memiliki akar masalah sebagai berikut:


a. Belum meratanya distribusi guru antar daerah.
b. Masih banyak sekolah yang belum terakreditasi.
c. Nilai rata-rata uji kompetensi guru masih relatif rendah.
d. Nilai rata-rata ujian nasional masih rendah.
e. Belum sinergisnya pembagian tata kelola pendidikan antara pemerintah provinsi dan kabupaten/kota terkait dengan kewenangan.
f. Rendahnya tingkat partisipasi pendidikan di tingkat pendidikan menengah.
g. Program kegiatan masih belum menyasar peningkatan mutu dan daya saing pendidikan.
h. Pengangguran terbesar lulusan pendidikan menengah kejuruan.
i. Masih belum meratanya akses dan partisipasi pendidikan terutama di pendidikan menengah dan tinggi.
j. Rendahnya minat baca masyarakat Jawa Barat.
k. Masih banyak sekolah yang belum memiliki perpustakaan yang sesuai dengan standar nasional perpustakaan, baik sarana prasaranannya, koleksi, SDM, maupun aspek-aspek perpustakaan lainnya.
l. Belum terintegrasinya layanan perpustakaan sekolah dengan perpustakaan daerah milik pemerintah dalam memberikan layanan literasi melalui program perpustakaan keliling.

m. Belum ada regulasi yang mengatur tentang pengelola perpustakaan sekolah untuk bekerjasama dengan komunitas literasi seperti forum perpustakaan desa/kelurahan atau forum perpustakaan taman bacaan masyarakat.

Selain berlandaskan pada visi dan misi Provinsi Jawa Barat, perumusan visi dan misi SMKN 1 Tasikmalaya juga harus mengacu kepada arah kebijakan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat terutama yang terkait dengan
tatakelola pendidikan yang akuntabel, di mana berkaitan dengan hal tersebut kebijakan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat sebagaimana tertuang dalam Rencana Strategis Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-
2023 adalah:
1. Penyempurnaan sistem manajemen dalam pelaporan kinerja pemerintah.
2. Mengarahkan kepada instansi di lingkungan Dinas Pendidikan menerapkan e-budgeting sebagai upaya e-government.
3. Menerapkan Open Government dalam lingkungan Dinas Pendidikan.

Berdasarkan visi dan misi pemerintah Provinsi Jawa Barat serta arah kebijakan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, maka SMKN 1 Tasikmalaya merumuskan visi dan misi sebagai berikut:

Visi SMKN 1 Tasikmalaya yaitu: “Dengan Iman dan Taqwa SMKN 1 Tasikmalaya menjadi SMK Pelopor dan Unggul sebagai Badan Layanan Umum Daerah padaTahun 2023”

Untuk menunjang visi tersebut, SMKN 1 Tasikmalaya menerapkan misi sebagai berikut:

a. Menerapkan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) dalam manajemen mutu berbasis sekolah untuk meningkatkan mutu pelayanan publik sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).

b. Mengembangkan kurikulum yang mengacu pada pemenuhan seluruh Standar Nasional Pendidikan, diperkaya dengan standar internasional.

c. Mengembangkan tenaga pendidik dan kependidikan yang profesional, memiliki kompetensi teknis di berbagai bidang.

d. Mengembangkan sarana prasarana berdasarkan standar sarana prasarana pendidikan yang sesuai dengan tuntutan perkembangan Dunia Usaha dan Industri.

e. Mengembangkan kerjasama dengan sekolah jejaring dan industri untuk menghasilkan lulusan yang cerdas spiritual, emosional, dan intelektual sehingga mampu bersaing di era global.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Tujuan SMKN 1 Tasikmalaya


Adapun yang menjadi tujuan SMKN 1 Tasikmalaya yaitu terwujudnya:
a. Manajemen sekolah yang dikelola secara profesional dan terstandar dengan prosedur yang dapat dipertanggungjawabkan dan dilaksanakan secara konsisten.
b. Harapan pelanggaran (siswa dan orangtua serta stakeholders lainnya).
c. Kurikulum versi SMKN 1 Tasikmalaya.
d. Peserta didik sebagai tenaga kerja tingkat menengah yang profesional, beriman dan bertaqwa, produktif, kreatif, kompetitif, serta berjiwa wirausaha untuk mengisi kebutuhan dunia usaha dan industri.
e. Sosok guru dan tenaga kependidikan yang memiliki berbagai keterampilan teknis yang menunjang tugas profesinya.
f. Revitalisasi infrastruktur fisik sesuai dengan kebutuhan industri.
g. Revitalisasi peralatan pendidikan sesuai dengan standar industri.
h. Kerjasama yang semakin erat dan luas cakupannya dengan sekolah jejaring/sekolah aliansi serta sekolah lainnya dalam lingkup lokal, regional dan nasional.
i. Kerjasama dengan perguruan tinggi nasional maupun internasional.
j. Kerjasama sekolah dengan mitra industri baik dalam negeri maupun luar negeri.
Berdasarkan tujuan tersebut, SMKN 1 Tasikmalaya menetapkan sasaran dan program untuk ketercapaian visi dan misi serta tujuan seperti yang tergambar dalam tabel pada halaman berikut.
No Misi Tujuan Sasaran Program
1 Menerapkan Sistem Penjaminan Mutu 1.1 Manajemen sekolah dapat dikelola 1.1.1 Terlaksananya sistem • Penyusunan dokumen mutu SMKN 1 Tasikmalaya
Internal (SPMI) dalam manajemen mutu secara profesional dan terstandar manajemen mutu yang terstandar dan • Implementasi audit mutu baik secara internal maupun
berbasis sekolah untuk meningkatkan mutu dengan prosedur yang dapat konsisten eksternal
pelayanan publik dipertanggungjawabkan dan 1.1.2 Meningkatnya kualitas, kinerja,
dilaksanakan secara konsisten tata kelola sekolah yang baik dan
bebas KKN dalam rapor mutu sekolah
1.2 Memenuhi Harapan Pelanggaran 1.2.1 Meningkatnya pelayanan kepada • Peningkatan pelayanan kepada masyarakat berbasis ICT
(siswa dan orangtua serta stakeholder siswa melalui program smartschool
lainnya) 1.2.2 Meningkatnya pelayanan kepada • Survei kepuasaan pelanggan
orangtua
1.2.3 Meningkatnya pelayanan kepada
stakeholders
2 Mengembangkan kurikulum yang mengacu 2.1 Terwujudnya kurikulum versi SMKN 2.1.1 Tersusunnya dokumen kurikulum • Redesain kurikulum SMKN 1 Tasikmalaya
pada pemenuhan seluruh Standar Nasional 1 Tasikmalaya yang terselaraskan dengan dokumen • Penerapan collaborative taaching antara mapel kelompok
Pendidikan, diperkaya dengan standar SKKNI dan kebutuhan industri A/B dengan kelompok peminatan kejuruan
internasional 2.1.2 Tersusunnya dokumen bahan
ajar sesuai kebutuhan industri
2.1.3 Tersusunnya dokumen asesmen
kompetensi
2.1.4 Terlaksananya pola pengaturan
jadwal dengan sistem blok
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

No Misi Tujuan Sasaran Program


2.2 Mempersiapkan peserta didik sebagai tenaga kerja 2.2.1 Tersusunnya kurikulum pendidikan karakter versi SMKN 1 • Optimalisasi PPDB dan MPLS
tingkat menengah yang profesional, beriman dan Tasikmalaya • Redesain kurikulum PAI dan PPKn versi SMKN 1
bertaqwa, produktif, kreatif, kompetitif serta berjiwa 2.2.2 Terlaksananya Gerakan Sekolah Menyenangkan Tasikmalaya
wirausaha untuk mengisi kebutuhan dunia usaha dan 2.2.3 Tersusunnya komposisi kelas berdasarkan minat karir • Implementasi Gerakan Sekolah Menyenangkan
industri siswa • Pemetaan siswa ke dalam kelas wirausaha, bekerja,
2.2.4 Kuatnya literasi peserta didik dan melanjutkan
2.2.5 Kuatnya penguasaan bahasa asing peserta didik • Pengadaan buku-buku referensi dan perpustakaan
2.2.6 Terlibatnya IDUKA dalam proses pembelajaran digital
• Penguatan bahasa Jepang dan Mandarin untuk kelas
bekerja dan wirausaha
• Penguatan TOEIC bagi peserta didik
• Pemetaan kompetensi dasar dan gizi peserta didik baru
• Pengembangan laboratorium wirausaha di daerah asal
peserta didik kelas wirausaha
• Pembelajaran di IDUKA
• Mendatangkan guru tamu sesuai dengan minat karir
peserta didik
3 Mengembangkan tenaga pendidik dan 3.1 Membekali guru dengan berbagai keterampilan teknis 3.1.1 Guru memiliki sertifikat teknis yang mendukung kinerjanya • Diklat dan sertifikat kompetensi teknis level IV bagi guru
kependidikan yang profesional, memiliki yang menunjang tugas profesinya produktif sesuai dengan kompetensi keahliannya
kompetensi teknis di berbagai bidang • Diklat dan sertifikasi teknis bagi guru kelompok A dan B
• Program magang dan sertifikasi industri
3.2 Membekali tenaga kependidikan dengan berbagai 3.2.1 Tenaga kependidikan memiliki keterampilan teknis Diklat dan sertifikasi kompetensi teknis bagi tenaga
keterampilan teknis yang menunjang tugas profesinya kependidikan

4 Mengembangkan sarana prasarana berdasarkan 4.1 Merevitalisasi infrastruktur fisik sesuai dengan 4.1.1 Dimilikinya ruangan teori atau praktik sesuai dengan Pembangunan infrastruktur
standar sarana prasarana pendidikan yang sesuai kebutuhan industri standar industri
dengan tuntutan perkembangan Dunia Usaha dan
Industri 4.2 Merevitalisasi peralatan pendidikan sesuai dengan 4.2.1 Dimilikinya peralatan praktik sesuai dengan standar Revitalisasi peralatan praktik siswa
standar IDUKA IDUKA

5 Mengembangkan kerjasama dengan sekolah 5.1 Meningkatnya kerjsama dengan sekolah 5.1.1 Meningkatnya kualifikasi akreditasi Pengembangan kerjasama dengan sekolah aliansi
jejaring dan industri untuk menghasilkan lulusan jejaring/sekolah aliansi 5.1.2 Meningkatnya mutu lulusan dan meningkatnya kerjasama
yang cerdas spiritual, emosional, dan intelektual pelaksanaan sertifikasi kompetensi siswa
sehingga mampu bersaing di era global
5.2 Meningkatnya kerjasama sekolah dengan institusi 5.2.1 Memperbanyak MOU untuk peningkatan mutu praktik • Perluasan kemitraan dengan IDUKA
pasangannya baik dalam negeri maupun luar negeri kerja lapangan • Implementasi PKL berbasis skema sertifikasi
5.2.2 Meningkatnya kompetensi siswa dengan membentuk • Uji sertifikasi siswa oleh industri
kelas industri • Optimalisasi peran BKK SMKN 1 Tasikmalaya
5.2.3 Meningkatnya jumlah lulusan yang terserap di dunia kerja
baik di dalam maupun luar negeri
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Analisis Lingkungan dan Strateginya


Analis ini diidentifikasikan sebagai gambaran kondisi faktual internal SMKN 1 Tasikmalaya dan kondisi di luar sekolah, sebagai dasar pertimbangan bagi sekolah untuk melakukan studi kelayakan pengembangan sekolah.
1. Analisis Lingkungan Eksternal
a. Peluang (Opportunities)
1) Program keahlian yang dibuka di SMKN ini memiliki keunggulan dibandingkan dengan di sekolah lain di wilayah KCD XII.
2) Adanya kecenderungan peningkatan kebutuhan tenaga kerja di industri mitra sekolah yang relevan dengan program keahlian yang dibuka di SMKN 1 Tasikmalaya.
3) Tersedianya Bursa Kerja Khusus di SMKN 1 Tasikmalaya yang telah dikenal industri dan perusahaan.

4) Adanya dukungan dari instansi lain terutama dalam pengembangan dan peningkatan mutu sekolah, terutama dalam pengembangan program keahlian unggulan seperti pada bidang keahlian Bisnis Manajemen, Seni dan Industri Kreatif, serta Pariwisata.
5) Hubungan dengan instansi vertikal di tingkat kota cukup baik.
6) Perkembangan bisnis di Kota Tasikmalaya dan Jawa Barat begitu pesat.
b. Tantangan (Threats)
!) Kompetensi bursa kerja yang relatif selektif.
2) Dengan adanya otonomi daerah, dana bantuan operasional sekolah terbatas.
3) Komputerisasi mutlak diperlukan untuk mengakses data/informasi dengan cepat.
4) Bahasa Inggris sebagai bahasa komunikasi global serta bahasa asing lainnya mutlak diimplementasikan dalam pembelajaran.
5) Pemberian sertifikasi dari industri yang belum seragam.
2. Analisis Lingkungan Internal
a. Kekuatan (Strengths)
SMKN 1 Tasikmalaya memiliki beberapa kekuatan, yaitu:
1) SMKNN 1 Tasikmalaya merupakan sekolah kejuruan yang memiliki branding image positif di masyarakat sebagai pencetak lulusan yang banyak diserap dunia usaha dan industri.
2) SMKN 1 Tasikmalaya menjadi satu-satunya SMK dalam bidang hospitality di KCD XII yang ditetapkan sebagai SMK Pusat Keunggulan.
3) Sekolah secara geografis berada di pusat kota sehingga mudah diakses kendaraan umum dari berbagai jurusan angkutan kota.
4) Memiliki sumber daya tenaga pendidik yang memadai untuk pengembangan sekolah dengan strata pendidikan minimal sarjana, dan memiliki sertifikat profesi pendidik dengan indikator sebagai berikut:
a. Sebagian besar guru kejuruan pernah mengikuti diklat di tingkat nasional dan memiliki sertifikat kompetensi yang dikeluarkan oleh industri melalui LSP.
b. 24 orang guru kejuruan yang telah mempunyai sertifikat sebagai asesor dari BNSP.
c. Sebagian guru normatif/adaptif telah memiliki sertifikat penataran tingkat nasional.
d. Beberapa orang guru berhasil menerbitkan buku teks pelajaran dan buku non-teks serta ber-ISBN.
5) Seluruh kegiatan pembelajaran menggunakan paket bahan ajar yang ditulis oleh guru SMKN 1 Tasikmalaya.
6) Kemampuan staf administrasi relatif baik.
7) Fasilitas pembelajaran memadai dengan lingkungan sekolah cukup nyaman.
8) Kerjasama telah terjalin baik dengan beberapa instansi pemerintah, lembaga pendidikan, maupun dengan industri lainnya.
9) Keterserapan lulusan cukup tinggi dan menempati pekerjaan sesuai dengan kompetensi keahlian yang didapatkannya.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

b. Kelemahan (Weaknesses)

1) Pengembangan budaya kerja pada peserta didik belum maksimal.

2) Belum lengkapnya dokumen kurikulum dan portofolio pendukung penyelenggaraan program keahlian di tingkat teknis.

3) Program bilingual dalam pembelajaran belum efektif.

4) Kompetensi dan profesionalisme guru dan tenaga kependidikan relatif beragam.

5) Alokasi dana operasional pendidikan terbatas, dan penggalangan dana dari orangtua/wali siswa terbatas.

Strategi SMKN 1 Tasikmalaya

Menyikapi hasil analisis tersebut, SMKN 1 Tasikmalaya merancang beberapa strategi di antaranya:

a. Menerapkan prinsip Gerakan Sekolah Menyenangkan untuk memperkuat pengembangan karakter siswa termasuk di dalamnya pengembangan budaya kerja.

b. Pada awal tahun pelajaran mengadakan workshop penyusunan dokumen kurikulum yang diikuti seluruh guru serta melibatkan industri mitra.

c. Menetapkan program penguatan bahasa untuk guru dan siswa. Selain bahasa Inggris, juga diperkenalkan bahasa asing lainnya yaitu bahasa Jepang, Korea dan Perancis.

d. Optimalisasi peran MGMP satuan pendidikan sebagai wahana pengembangan diri guru melalui program “Jumat Keramat”.

e. Melakukan pemetaan kompetensi teknis guru dan tenaga kependidikan sebagai dasar penyelenggaraan workshop atau pelatihan bagi guru dan tenaga kependidikan.

f. Menjadikan sekolah sebagai pusat bisnis melalui pengembangan teaching factory.


Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Contoh Kurikulum SMK Negeri 3 Magelang


Karakteristik

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 165/M/2021 tentang Program Sekolah Menengah Kejuruan Pusat Keunggulan dan berdasarkan keputusan Pejabat Pembuat
Komitmen Direktorat Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor: 8763/D2.6/KU/2020 tanggal 10 September 2020 tentang Penetapan SMK Penerima
Bantuan Fasilitas SMK yang Dikembangkan menjadi Pusat Keunggulan (Center of Excellence) Prioritas Sektor Hospitality Tahun 2020 Tahap II dan keputusan Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbud Nomor: 22/D/O/2021
tanggal 20 April 2021 tentang Penetapan Sekolah Menengah Kejuruan Pelaksana SMK Pusat Keunggulan Tahun 2021 Tahap I maka SMK Negeri 3 Magelang untuk Tahun Pelajaran 2021/2022 khusus tingkat X, mulai
memberlakukan Kurikulum Operasional Sekolah Pusat Keunggulan.

SMK Negeri 3 Magelang yang terletak di jantung Kota Magelang adalah salah satu sekolah piloting SMK Pusat Keunggulan. Sebagai sekolah dengan bidang keahlian Pariwisata dan bidang keahlian Seni dan Ekonomi Kreatif mulai
Tahun Pelajaran 2021/2022 mengembangkan lima program keahlian yaitu: Perhotelan, Kuliner, Kecantikan dan Spa, Broadcasting dan Perfilman, dan Busana. Sekolah ini memiliki keunggulan sebagai Pariwisata Negeri yang terletak
di lingkaran satu dari pusat destinasi prioritas wisata internasional Candi Borobudur. Oleh karena itu, lulusan dari sekolah ini memiliki peluang untuk dapat diserap oleh berbagai industri penunjang yang ada di sekitar pusat destinasi
pariwisata. Kendala yang dihadapi adalah kurangnya dukungan dari orangtua peserta didik, seperti pemberian izin untuk bekerja di sektor pariwisata di luar daerah. Tujuan yang dihadapi dalam pengembangan sekolah di antaranya
dengan dibukanya program keahlian yang sama di beberapa sekolah. Tantangan yang selanjutnya adalah tuntutan untuk dapat mengikuti standar Dunia Usaha, Dunia Industri dan Dunia Kerja (DUDIKA) yang dinamis.

Upaya yang dilakukan oleh SMK Negeri 3 Magelang untuk mempertahankan keunggulan dan meminimalisasi ancaman di atas maka sekolah mengadakan kerjsama dengan DUDIKA dalam bentuk di antaranya penyelarasan
kurikulum, magang peserta didik dan guru, guru tamu, uji sertifikasi kompetensi peserta didik dan guru, dan penyerapan alumni di dunia kerja. Sebagai salah satu wujud penerapan standardisasi DUDIKA maka sekolah
menyelaraskan kurikulum dengan standar yang ada di industri.

Kurikulum yang diterapkan pada masa Pandemi COVID-19 dengan konsep blended, yaitu kombinasi daring dan tatap muka. Dalam kondisi apapun kurikulum tetap digunakan sebagai acuan pelaksanaan pembelajaran untuk
memberikan berbagai pengalaman belajar bermakna dan berdampak pada peserta didik.

Pengalaman belajar tetap harus terprogram dan berpusat pada peserta didik walaupun posisi peserta didik berada di rumah, di bawah pengawasan guru mapel yang bersangkutan, wali kelas serta guru BP/BK dapat memantau
melalui presensi online dan keaktifan peserta didik pada saat PJJ secara mandiri di rumah. Aplikasi untuk kegiatan PJJ yang diterapkan di SMK Negeri 3 Magelang melalui Aplikasi Moodle.

Untuk menjadikannya bermakna, kurikulum operasional ini dikembangkan sesuai dengan konteks dan kebutuhan peserta didik, guru dan DUDIKA. Kurikulum ini juga menganut: (1) pembelajaran yang dilakukan guru dalam bentuk
proses belajar mengajar yang dikembangkan berupa kegiatan pembelajaran teori di kelas, pembelajaran keterampilan di ruangan praktik, dan seluruhnya berbasis project-based learning agar peserta didik memperoleh pengalaman
dalam menerapkan budaya kerja; dan (2) Praktik Kerja Lapangan (PKL) yaitu pengalaman belajar langsung di DUDIKA untuk membangun kebiasaan kerja. Demikian juga dengan pembelajaran langsung di masyarakat sesuai dengan
latar belakang, karakteristik, kompetensi konsentrasi dan kemampuan awal peserta didik.

Visi

Mencetak lulusan yang unggul dan berwawasan Profil Pelajar Pancasilan.

Misi

Untuk mewujudkan visi tersebut maka disusunlah beberapa misi yang pencapaiannya fokus kepada peserta didik dan lembaga pendidikan yaitu:

1. Menghasilkan lulusan yang unggul sesuai dengan tuntutan DUDIKA.

2. Menghasilkan lulusan yang berkarakter Profil Pelajar Pancasila.

3. Menghasilkan lulusan yang mempunyai budaya kerja.

4. Menghasilkan lulusan yang mampu bersaing dalam dunia kerja, pendidikan, dan wirausaha.

5. Menjadi pusat pengetahuan dan pelatihan yang berperan dalam pelayanan pendidikan masyarakat.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Tujuan

Berdasarkan visi dan misi di atas maka disusunlah tujuan sekolah yang akan menjadi landasan dari setiap program yang direncanakan. Tujuan sekolah, yaitu:

1. Menghasilkan lulusan yang dapat diserap oleh DUDIKA yang relevan.

2. Menghasilkan lulusan yang memiliki karakter Profil Pelajar Pancasila.

3. Menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan yang bersaing dalam dunia kerja, pendidikan, dan wirausaha.

4. Terjalin kerjasama dengan instansi terkait.

Tujuan Program Keahlian

Program Keahlian Perhotelan

Berdasarkan visi dan misi di atas maka disusunlah tujuan program keahlian perhotelan yang akan menjadi landasan dari setiap program yang direncanakan. Tujuan tersebut, yaitu:

1. Menghasilkan lulusan yang kompeten dan dapat diserap oleh DUDIKA yang relevan dengan program keahlian perhotelan.

2. Menghasilkan lulusan yang memiliki etos kerja dan karakter Profil Pelajar Pancasila.

3. Menghasilkan lulusan yang kompeten dalam bidang Front Office dan Housekeeping sehingga mampu bersaing secara profesional di dunia kerja, pendidikan, dan wirausaha.

4. Terjalin kerjasama dengan instansi terkait di bidang perhotelan dan pariwisata.

Program Keahlian Kuliner

Berdasarkan visi dan misi di atas, maka disusunlah tujuan program keahlian kuliner yang akan menjadi landasan dari setiap program yang direncanakan. Tujuan tersebut, yaitu:

1. Menghasilkan lulusan yang terampil dan dapat diserap oleh DUDIKA yang relevan dengan program keahlian kuliner (assistant cooks/cook helpers, waiters).

2. Menghasilkan lulusan yang memiliki karakter Profil Pelajar Pancasila.

3. Menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan yang bersaing secara profesional di dunia kerja, pendidikan, dan wirausaha.

4. Terjalin kerjasama dengan instansi terkait.

Program Keahlian Kecantikan dan Spa

Berdasarkan visi dan misi di atas maka disusunlah tujuan program keahlian kecantikan dan spa yang akan menjadi landasan dari setiap program yang direncanakan. Tujuan tersebut, yaitu:

1. Menghasilkan lulusan yang terampil dan dapat diserap oelh DUDIKA yang relevan dengan program keahlian kecantikan dan spa (hairdresser, therapist, beautician, makeup artist).

2. Menghasilkan lulusan yang memiliki etos kerja dan karakter Profil Pelajar Pancasila.

3. Menghasilkan lulusan yang kompeten dalam bidang kecantikan dan spa sehingga mampu bersaing secara profesional di dunia kerja, pendidikan, dan wirausaha.

4. Terjalin kerjasama dengan instansi terkait bidang keahlian kecantikan dan spa.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Program Keahlian Broadcasting dan Perfilman

Berdasarkan visi dan misi di atas maka disusunlah tujuan program keahlian broadcasting dan perfilman yang akan menjadi landasan dari setiap program yang direncanakan. Tujuan tersebut, yaitu:

1. Menghasilkan lulusan yang dapat diserap oleh DUDIKA yang relevan di bidang seni broadcasting dan perfilman (cameraman, editor, reporter, penyiar radio, videografer, sutradara).

2. Menghasilkan lulusan yang memiliki karakter Profil Pelajjar Pancasila di bidang seni broadcasting dan perfilman.

3. Menghasilkan peserta didik yang mampu berkompetisi dan mengembangkan sikap profesional dalam dunia kerja, pendidikan, dan wirausaha.

4. Terjalin kerjasama dengan instansi yang relevan dengan seni broadcasting dan perfilman.

Program Keahlian Busana

Berdasarkan visi dan misi di atas maka disusunlah tujuan program keahlian busana yang akan menjadi landasan dari setiap program yang direncanakan. Tujuan tersebut, yaitu:

1. Menghasilkan lulusan yang dapat diserap oleh DUDIKA yang relevan di program keahlian busana (Pattern Maker, Fashion Designer, Fashion Illustration, Fashion Business).

2. Menghasilkan lulusan yang memiliki karakter Profil Pelajar Pancasila.

3. Menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan yang bersaing dalam dunia kerja, pendidikan, dan wirausaha.

4. Terjalin kerjasama dengan instansi terkait.


Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Ruang Kolaborasi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Pertanyaan Pemantik – Diskusi Kelompok (70


Menit)
1. Buatlah analisis karakteristik satuan pendidikan dalam 2 paragraf, dengan mengobservasi:
a) Potensi bentang alam yang dominan di sekitar sekolah.
b) Karakteristik masyarakat di sekitar sekolah.
c) kekhasan/tradisi yang cukup kuat di sekolah/daerah.
d) Peta profil guru, siswa, dan orangtua di sekolah.
e) Kemitraan/kerjasama sekolah dengan pihak lain.
2. a) Silakan menurunkan hasil analisis karakteristik satuan pendidikan yang telah dibuat menjadi visi, misi dan
tujuan satuan pendidikan jangka pendek (untuk satuan pendidikan secara umum) atau visi, misi, dan tujuan
program keahlian jangka pendek (untuk jenjang Sekolah Menengah Kejuruan). Perlu dipastikan visi, misi, dan
tujuan satuan pendidikan yang dibuat bersifat kontekstual dan sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan
satuan pendidikan masing-masing, serta berpusat pada peserta didik.
b) Siapa sajakah pihak yang perlu dilibatkan dalam menyusun visi, misi dan tujuan satuan pendidikan?
c) Apa saja strategi untuk melibatkan para pihak tersebut dalam menyusun visi, misi dan tujuan satuan
pendidikan?
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Presentasi Kelompok (50 Menit)


Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Refleksi Terbimbing
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Pertanyaan Pemantik
1. Setelah melalui proses pembelajaran sejauh ini, apa sajakah
perubahan paradigma yang dirasakan?
2. Apa sajakah hal baru yang perlu diimplementasikan saat
kembali ke satuan pendidikan masing-masing?
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Perubahan paradigma yang dirasakan:


• …
• …
• …
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Hal baru yang perlu diimplementasikan saat kembali ke satuan


pendidikan:
• …
• …
• …
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Elaborasi Pemahaman
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Permainan: Sambung Refleksi


● Pilihlah satu peserta untuk berefleksi, menyampaikan pemahamannya
mengenai penyusunan kurikulum operasional yang telah dipelajari, tetapi
hanya menggunakan satu kalimat refleksi(minimal lima kata).
● Kalimat refleksi tersebut dilanjutkan dengan kalimat refleksi lain oleh satu
peserta yang lain, dengan menggunakan kata terakhir dari kalimat refleksi
sebelumnya sebagai awal kalimat refleksi yang baru.
● Contoh kalimat refleksi dari peserta pertama: “Kurikulum Operasional di Satuan
Pendidikan bersifat fleksibel dan dinamis”. Kemudian peserta kedua
melanjutkan kalimat refleksi dengan kata “dinamis”, yang merupakan kata
terakhir dari kalimat refleksi peserta pertama, sebagai kata awal kalimat refleksi
yang kedua. Contoh kalimat refleksi dari peserta kedua: “Dinamis merupakan
salah satu karakteristik kurikulum operasional di satuan pendidikan”.
● Teruskan permainan dengan pola yang sama, sesuaikan dengan ketersediaan
waktu.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Pertanyaan Pemantik
1. Visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan yang disusun sesuai
karakteristik dan kebutuhan di satuan pendidikan itu penting
dalam mencapai tujuan pendidikan nasional. Mengapa?
2. Pelibatan seluruh warga satuan pendidikan itu penting dalam
penyusunan visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan.
Mengapa?
3. Bagaimana cara memfasilitasi penyusunan visi, misi, dan
tujuan satuan pendidikan sesuai karakteristik dan kebutuhan
satuan pendidikan?
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Pertanyaan Pemantik 1
● Visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan yang disusun sesuai
karakteristik dan kebutuhan di satuan pendidikan berangkat dari
pemahaman bahwa kekhasan dan potensi internal yang dimiliki
oleh satuan pendidikan (karakteristik) mampu memenuhi apa yang
diperlukan oleh satuan pendidikan tersebut (kebutuhan).
● Karakteristik dan kebutuhan satuan pendidikan perlu diintegrasikan
dalam proses menentukan cita-cita bersama pada masa mendatang
(visi) dan menyepakati bagaimana mewujudkan cita-cita tersebut
dalam tindakan (misi) untuk mendapatkan hasil yang diinginkan
pada peserta didik dan yang sesuai dengan tujuan pendidikan
nasional (tujuan).
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Pertanyaan Pemantik 2
● Satuan pendidikan merupakan milik dari seluruh warga yang ada dalam
lingkup satuan pendidikan tersebut: kepala sekolah, guru, tenaga
kependidikan, peserta didik, orang tua peserta didik, dan komunitas terkait.
● Saat dilibatkan dalam penyusunan visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan,
seluruh warga yang ada, baik individu maupun kelompok, akan memiliki rasa
kepemilikan terhadap satuan pendidikan dan akan memberikan yang terbaik
saat dilibatkan untuk berkontribusi dalam usaha pengembangan mutu
satuan pendidikan.
● Saat seluruh warga satuan pendidikan dilibatkan dalam penyusunan visi,
misi, dan tujuan satuan pendidikan, yang merupakan fondasi untuk
membangun layanan satuan pendidikan yang bermutu, maka kekuatan
bersama yang dimiliki oleh seluruh warga satuan pendidikan akan
digerakkan untuk memastikan keberhasilan proses tersebut.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Pertanyaan Pemantik 3
● Menentukan perwakilan kelompok warga satuan pendidikan yang perlu dilibatkan,
jika tidak mungkin melibatkan seluruhnya.
● Membuat daftar informasi dan data yang perlu digali untuk mengenali
karakteristik satuan pendidikan dan menentukan visi, misi, dan tujuan pendidikan.
● Menentukan cara untuk mengumpulkan informasi dari perwakilan dan/atau
seluruh warga satuan pendidikan (kuesioner, wawancara, diskusi kelompok
terpumpun, observasi, rapor pendidikan).
● Mengalokasi waktu yang cukup untuk pengumpulan, pengorganisasian, analisis,
dan dokumentasi data.
● Memilah kumpulan informasi dan data yang relevan dan menyimpulkan untuk
mengembangkan strategi dan solusi untuk langkah ke depan.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

(Rencana) Aksi Nyata


Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Pertanyaan Pemantik – Penugasan Mandiri (40


Menit)
Buatlah rencana implementasi hasil pembelajaran topik ini
setelah balik ke sekolah. Dalam rencana aksi tersebut, sertakan
Kegiatan yang Direcanakan, Tujuan Kegiatan, Waktu Kegiatan,
dan Aktor yang Terlibat.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Lembar Kerja Rencana Aksi Nyata


-
No Kegiatan yang Tujuan Waktu Aktor yang
Direncanakan Kegiatan Kegiatan Terlibat
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Sampai Jumpa

Anda mungkin juga menyukai