Anda di halaman 1dari 14

SOSIALISASI PENILAIAN

MATURITAS PELAKSANAAN
SPIP TERINTEGRASI
DI PEMERINTAH KOTA BATAM
TAHUN 2022
Batam, 28-29 Juni 2022
TUJUAN DILAKSANAKANNYA SOSIALISASI:
Memberikan pemahaman bagi OPD tentang SPIP Terintegrasi
sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Peraturan Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan No. 5 Tahun 2021
tentang Penilaian Maturitas Penyelenggaraan Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah Terintegrasi Pada
Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah guna mencapai
pengelolaan keuangan negara yang Efektif, Efisien, Transparan
dan Akuntabel
NARASUMBER
 Tim BPKP Perwakilan Provinsi Kepri.

PESERTA KEGIATAN
 Peserta berjumlah 132 (seratus tiga puluh dua) orang yang
terdiri dari Kepala OPD, Sekretaris dan Kasubag Perencanaan
OPD (yang membidangi Program) di Pemerintah Kota Batam
WAKTU DAN TEMPAT
Acara dilaksanakan selama 2 hari, mulai tanggal 28 Juni sampai
dengan 29 Juni 2022, dan wajib diikuti semua peserta yang hadir
sampai selesai acara

SUMBER PEMBIAYAAN
Sumber pembiayaan kegiatan Sosialisasi ini berasal dari kegiatan
Inspektorat Daerah Kota Batam pada APBD T.A. 2022.
SPIP merupakan sistem pengendalian intern
yang diselenggarakan secara menyeluruh di
lingkungan pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah
Penyelenggaraan SPIP merupakan sesuatu yang melekat sepanjang
kegiatan, dipengaruhi oleh sumber daya manusia, serta memberikan
keyakinan yang memadai bahwa penyelenggaraan kegiatan pada suatu
instansi pemerintah dapat mencapai tujuannya secara efisien dan efektif,
serta dapat melaporkan pengelolaan keuangan negara secara andal,
mengamankan aset negara dan mendorong ketaatan terhadap peraturan
perundang-undangan.
SPIP Terintegrasi
merupakan alat bagi pemerintah yang ditanamkan secara
terintegrasi pada seluruh elemen struktur organisasi untuk
menjamin tercapainya efektivitas dan efisiensi. Melalui
prinsip-prinsip tata kelola yang mencakup peningkatan
kapabilitas manajemen risiko, dan pengendalian korupsi
sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
1. Penilaian terhadap pelaksanaan
Manajemen Risiko Indeks (MRI)

2. Penilaian Kapabilitas APIP (PK


APIP)
SPIP Terintegrasi meliputi 4
penilaian
3. Penilaian tingkat kematangan
pelaksanaan SPIP itu sendiri (Maturitas
SPIP)

4.Penilaian Indeks Efektivitas


Pengendalian Korupsi (Korupsi (IEPK)
 SPIP Terintegrasi telah memasukkan elemen pengendalian korupsi untuk
memitigasi risiko korupsi
 Perspektif yang perlu dibangun adalah risiko korupsi dapat dicegah dan
dikendalikan melalui penguatan integritas aparatur pemerintah dan transparansi
pengelolaan keuangan negara untuk mengawal akuntabilitas
 Dengan adanya pengendalian yang dilakukan, tidak berarti risiko korupsi
menjadi hilang seluruhnya. instrumen pengendalian yangdibangun hanya dapat
meminimalkan peluang terjadinya korupsi, dan menyulitkan timbulnya
kecurangan dalam tataran administratif pemerintahan.
 Pengembangan SPIP dilakukan dengan mendorong penyelenggaraan
SPIP tidak sekedar kewajiban (mandatory) namun merupakan sebuah
kebutuhan bagi organisasi.
 Terhadap pengembangan SPIP tersebut telah diterbitkan Peraturan BPKP
Nomor 05 Tahun 2021 tentang Penilaian Mandiri Maturitas
Penyelenggaraan Sistem Pengendalian lntern Pemerintah (SPIP)
Terintegrasi pada Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah
 Peraturan ini menjadi standar yang mengatur penilaian
maturitas, yang meliputi Penilaian Mandiri (PM) oleh
masing-masing Organisasi Perangkat Daerah (OPD)
dan Penjaminan Kualitas (PK) oleh APIP serta Evaluasi
oleh BPKP atas hasil Penilaian Mandiri yang telah
dilakukan Penjaminan Kualitas.
 Semua pihak harus terlibat, yakni manajemen yang dikoordinasikan oleh
Unit Perencanaan atau fungsi lainnya dalam Penilaian Mandiri (PM),
APIP (Inspektorat) dalam Penjaminan Kualitas (PK), dan BPKP dalam
Evaluasi.

 Selanjutnya, keberhasilan Implementasi SPIP Terintegrasi membutuhkan


komitmen manajemen dalam hal ini adalah Pimpinan OPD beserta
jajarannya untuk meningkatkan Kualitas Perencanaan, dengan
menerapkan Manajemen Risiko yang mendukung Pencapaian Tujuan.
 Keberhasilan SPIP Terintegrasi juga membutuhkan APIP yang
dapat memfasilitasi penerapan Manajemen Risiko, termasuk
atas risiko-risiko Fraud (termasuk korupsi), dan melakukan
pengawasan pada area-area yang berisiko tinggi melalui
Pengawasan Intern Berbasis Risiko (PIBR).
 APIP juga harus mendorong perbaikan Sistem Pengendalian
Intern secara berkelanjutan.
Sekian dan terima kasih

Anda mungkin juga menyukai