Anda di halaman 1dari 18

Pengawas Pekerjaan Mekanikal

Bangunan Gedung
KODE PROGRAM PELATIHAN : F.432910.01.18

Unit Kompetensi : Menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan Benar
Kode Unit : F.432910.001.01.18
Tujuan

Penerapan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) memiliki beberapa tujuan dalam pelaksanaannya
berdasarkan Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. Di dalamnya terdapat 3 (tiga)
tujuan utama dalam Penerapan K3 berdasarkan Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan
Kerja yaitu antara lain :

1. Melindungi dan menjamin keselamatan setiap tenaga kerja dan orang lain di tempat kerja.
2. Menjamin setiap sumber produksi dapat digunakan secara aman dan efisien.
3. Meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas Nasional
Dari penjabaran tujuan penerapan K3 di tempat kerja berdasarkan Undang-Undang nomor 1 Tahun 1970
tentang Keselamatan Kerja di atas terdapat harmoni mengenai penerapan K3 di tempat kerja antara
Pengusaha, Tenaga Kerja dan Pemerintah/Negara. Sehingga di masa yang akan datang, baik dalam waktu
dekat ataupun nanti, penerapan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) di Indonesia dapat dilaksanakan
secara nasional menyeluruh dari Sabang sampai Meraoke. Seluruh masyarakat Indonesia sadar dan paham
betul mengenai pentingnya K3 sehingga dapat melaksanakannya dalam kegiatan sehari-hari baik di tempat
kerja maupun di lingkungan tempat tinggal
Landasan Hukum
 Undang – undang No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi
 Undang-undang RI No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
Undang-undang ini mengatur tentang:
 Kewajiban pengurus (pimpinan tempat kerja)
 Kewajiban dan hak pekerja
 Kewenangan Menteri Tenaga Kerja untuk membentuk Panitia Pembina Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (P2K3) guna mengembangkan kerja sama, saling pengertian dan partisipasi
aktif dari pengusaha atau pengurus dan pekerja di tempat-tempat kerja, dalam rangka
melancarkan usaha berproduksi dan meningkatkan produktivitas kerja.
 Ancaman pidana atas pelanggaran peraturan ini dengan hukuman kurungan selama-lamanya
3 (tiga) bulan atau denda setinggi-tingginya Rp.100.000, (seratus ribu rupiah)
Prosedur Mengidentifikasi Pekerjaan K3

1. Pengumpulan data :
a. Denah/Peta Lokasi Kerja.
b. Kebijakan K3.
c. Struktur Organisasi.
d. Daftar pekerjaan
e. Daftar alat yang digunakan.
f. Daftar material yang digunakan
g. Laporan Insiden sebelumnya.
h. Aktivitas keamanan, lalu-lintas, lingkungan, dan situasi darurat.
3. Melaksanakan identifikasi bahaya di tempat kerja.
4. Melaksanakan penilaian resiko berdasarkan tingkat resiko.
5. Melaporkan hasil identifikasi bahaya, penilaian resiko dan pengendalian resiko kepada
pimpinan proyek.
Contoh Kebijakan K3
Struktur Organisasi K3
Identifikasi Bahaya

Form Identifikasi Bahaya, Penilaian dan Pengendalian Resiko digunakan untuk mengidentifikasi semua
potensi bahaya K3 yang terdapat di dalam aktivitas-aktivitas Organisasi/Perusahaan di tempat kerja,
dilanjutkan dengan melakukan penilaian resiko dari potensi bahaya tersebut serta menentukan langkah-
langkah pengendalian bahaya dan resiko K3 tersebut.

Hasil dari form ini kemudian dapat dijadikan dasar perencanaan penerapan dan pelaksanaan K3
(Keselamatan dan Kesehatan Kerja) di tempat kerja
Identifikasi Bahaya, Penilaian dan Pengendalian Resiko meliputi :
 Aktivitas rutin maupun non-rutin.
 Aktivitas siapa saja yang mendapat akses ke tempat kerja (tamu, pengunjung, kontraktor dan suplier).
 Faktor budaya manusia.
 Bahaya dari luar tempat kerja yang dapat mempengaruhi Keselamatan dan Kesehatan
Kerja di tempat kerja.
 Bahaya aspek lingkungan di tempat kerja (tanah, air, udara, flora dan fauna).
 Infrastruktur, perlatan, permesinan, bahan dan material yang digunakan dalam aktivitas
operasional pekerjaan.
 Dampak perubahan organisasi, aktivitas dan material yang digunakan.
 Dampak perubahan sistem manajemen.
 Pemenuhan perundangan-undangan dan peraturan yang berlaku.
 Desain tempat kerja, proses, instalasi, prosedur, struktur organisasi termasuk penerapannya terhadap
kemampuan perorangan.
Identifikasi bahaya dan Pengendalian Risiko

URAIAN IDENTIFIKASI
NO PENGENDALIAN RISKO PENANGGUNG JAWAB
PEKERJAAN BAHAYA

Tertimpa material Memakai APD (sepatu kerja, sarung tangan,


dan alat kerja masker, kaca mata, helm), Kotak P3K

Resiko terjatuh
Menggunakan APD (Safety harness, helm,
dari
sarung tangan)
Ketinggian

Resiko robohnya Pengecekan konstruksi alat bantu sesuai


alat bantu (steger) dengan perosedur
1 Pekerjaan Mekanikal Petugas pengawas pekerjaan K3
Menggunakan APD (Safety harness, helm,
Resiko tersetrum sarung tangan, sepatu boots bahan karet)

Menggunakan APD (Safety harness, helm,


Resiko terkena kaca mata pengaman, sarung tangan, sepatu
potongan pipa boots bahan karet)

Resiko tertimpa
Mamasang alat bantu pengamanan, memakai
material yang
APD
akan dipasang
Identifikasi Bahaya Ditinjau dari Faktor Bahaya di Tempat Kerja:

1. Biologi (jamur, virus, bakteri, mikroorganisme, tanaman, binatang).


2. Kimia (bahan/material/gas/uap/debu/cairan beracun, berbahaya, mudah meledak/menyala/terbakar,
korosif, iritan, bertekanan, reaktif, radioaktif, oksidator, penyebab kanker, bahaya pernafasan,
membahayakan lingkungan, dsb).
3. Fisik/Mekanik (infrastruktur, mesin/alat/perlengkapan/kendaraan/alat berat, ketinggian, tekanan, suhu,
ruang terbatas/terkurung, cahaya, listrik, radiasi, kebisingan, getaran dan ventilasi).
4. Biomekanik (postur/posisi kerja, pengangkutan manual, gerakan berulang serta ergonomi tempat
kerja/alat/mesin).
5. Psikis/Sosial (berlebihnya beban kerja, komunikasi, pengendalian manajemen, lingkungan sosial tempat
kerja, kekerasan dan intimidasi).
Penilaian Risiko Menggunakan Tabel Matrix Risiko pada Pekerjaan K3

Kriterian Penilaian Berdasarkan Frekuensi dan Keparahan


Frekuensi: Sangat sering
Keparahan: sangat ringan

Contoh: Tumpahan olie


Frekuensi: Sering
Kepatahan: Berat

Contoh: Jatuh dari ketinggian


Detail Pencatatan :

1.Prioritas pengendalian.
2.Wewenang pengendalian.
3.Jadwal penyelesaian pengendalian.
4.Dokumentasi (gambar/foto).

Pengendalian resiko didasarkan pada hierarki sebagai berikut :

1.Eliminasi (Menghilangkan sumber bahaya).


2.Substitusi (Mengganti proses/aktivitas/area/mesin/alat/bahan yang lebih aman).
3.Perancangan (Modifikasi proses/aktivitas/area/mesin/alat/bahan yang lebih aman).
4.Administrasi (Prosedur, Aturan, Rambu dan Tanda Bahaya).
5.APD (Alat Pelindung Diri).
Contoh Pemakaian APD
CONTOH KEBUTUHAN APD DALAM KONTRAK
Jumlah
No. Alat Spesifikasi/Kapasitas Keterangan
Minimal
1. Tower Crane Boom min. 50 m Angkat 2,7 ton 1 unit  
2. Excavator 20 ton 1 unit  
3. Mini Dozzer 5 ton 1 unit  
4.
Dst….

Untuk semua
Pelindung Kepala (helm safety) Sesuai kebutuhan
pekerja
Untuk semua
Pelindung Mata (kaca mata las) Sesuai kebutuhan
pekerja las
Untuk semua
Pelindung Hidung (masker) Sesuai kebutuhan pekerja gas dan
plumbing
Untuk semua
Pelindung Telinga (ear plug) Sesuai kebutuhan pekerja mekanikal
mesin
Peralatan pengaman tenaga Untuk semua
20. kerja dan Lingkungan (sesuai Pelindung Tangan (sarung tangan) Sesuai kebutuhan pekerja las/bidang
Peraturan K3) licin
Pelindung Kaki (safety Untuk semua
Sesuai kebutuhan
shoes/boots) pekerja
Untuk semua
Identitas Pekerja (Rompi) Sesuai kebutuhan
pekerja
Untuk semua
Sabuk/tali keselamatan Sesuai kebutuhan pekerja di
ketinggian
APAR min. 6 kg, spesifikasi
4 set  
A,B,C
Rambu-rambu dan papan K3 Sesuai kebutuhan  
Tugas
1. Pada gambar di baeah ini, Sebutkan bahaya dan risiko keselamatan
dan kesehatan kerja
2. Identifikasi dan tentukan pengendaliannya
Kesimpulan:
Menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan cara mengidentifikasi bahaya
dan risiko adalah tindakan deteksi dini dari kecelakaan kerja yang berpotensi pada setiap
pekerjaan yang dilakukan

Anda mungkin juga menyukai