Anda di halaman 1dari 16

Esensi Belajar

Sebagai peta jalan


Siroh
Menyongsong
Kebangkitan Islam
Gemilang
disiapkan
Agus Suryana, S.S., M.Pd.
oleh
Direktur Lingkar Studi Islam Strategis (LSIS) Jawa Barat
S
INabawiyah
TITUT
IRO IG: @agussuryana.id
H
Refleksi

Apa Yang Sudah Kita Persembahkan Sebagai


Bukti Perjuangan di Hadapan Allah?
PENGAKUAN BARAT
TERHADAP
PERADABAN ISLAM
Peradaban Islam merupakan peradaban terbesar
di dunia. Peradaban Islam sanggup menciptakan
negara adi daya dunia (superstate) terbentang
dari satu samudera ke samudera yang lain; dari
iklim utara hingga tropis dengan ratusan juta
orang di dalamnya , dengan perbedaan
kepercayaan dan suku (Carleton : “ Technology,
Business, and Our Way of Life: What Next”)
Bush: "... Mereka akan membangun
sebuah utopia politik kekerasan di
Timur Tengah, yang mereka sebut
Khilafah, di mana semua akan diatur
menurut ideologi kebencian mereka ...
Khilafah ini akan menjadi kerajaan
Islam totalitarian (a totalitarian Islamic
empire) meliputi semua tanah Muslim
saat ini, yang membentang dari Eropa
ke Afrika Utara, Timur Tengah dan
Asia Tenggara"
http://www.washingtonpost.com/wp-dyn/content/article/
2006/09/05/AR2006090500656.html.
-Faktanya-
‘a totalitarian Islamic empire’ tersebut
merupakan peradaban yang memimpin
dunia selama belasan abad.
• Jaminan kesejahteraan masyarakat

Tujuan • Perlindungan dan keamanan


warganya

Bernegara: • Kecerdasan rakyat


• Persatuan
Peradaban Islam
Mencapai semua
tujuan itu
SEMUANYA DAPAT KITA REFLEKSIKAN
DENGAN MEMPELAJARI
SIROH NABAWIYAH
ESENSI BELAJAR
SIROH NABAWIYAH
 Sirah Nabawiyah merupakan seri perjalanan hidup seorang manusia pilihan
yang menjadi parameter hakiki dalam membangun potensi umat.
 Sehingga, mempelajarinya bukan sekadar untuk mengetahui peristiwa-
peristiwa yang terjadi di masa itu. Melainkan, mengkajinya untuk menarik
pelajaran dan menemukan rumusan kesuksesan generasi masa lalu untuk
diulang di kehidupan sekarang.
 Melalui pemahaman sirah nabawiyah yang tepat, setiap muslim akan
mendapatkan gambaran yang utuh dan paripurna tentang hakikat Islam dan
terbangun semangatnya untuk merealisasikan nilai-nilai yang didapat dalam
kehidupannya saat ini. Apalagi sasaran utama dari kajian sirah adalah
mengembalikan semangat juang untuk merebut kembali kejayaan yang pernah
dimiliki umat Islam.
Manfaat Dirasah (mempelajari)
Siroh Nabawi
 Mengenal teladan terbaik bagi seluruh manusia dalam aqidah, ibadah dan
akhlak. (QS. Al-Ahzab/33:21). Dan usaha meneladani Nabi Muhammad
shallallahu ‘alaihi wasallam tidak bisa lepas dari mengetahui sejarah hidup dan
petunjuk-petunjuk beliau.

 Siroh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menjadi mizan (timbangan) amal


perbuatan manusia. Tentang ini, Imam Sufyan Ibnu ‘Uyainah rahimahullah
berkata, “Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah
timbangan paling inti. Maka, segala sesuatu ditimbang dengan akhlak, siroh
dan petunjuk beliau. Yang sesuai, maka itulah yang benar, dan yang
berlawanan dengannya, maka itulah kebatilan”. (Diriwayatkan al-Khathib al-
Baghdadi dalam muqaddimah kitab al-Jami li Akhlaqir Rawi wa Adabi as-Sami)
Manfaat Dirasah (mempelajari)
Siroh Nabawi
 Mempelajari Siroh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam membantu dalam
memahami Kitabullah, karena kehidupan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi
wasallam merupakan pengamalan nyata terhadap al-Qur`an. Hal ini
berdasarkan keterangan Ummul Mukminin ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha ketika
ditanya tentang akhlak beliau, “Akhlak beliau adalah al-Qur`an”. Dan yang
dimaksud dengan akhlak di sini adalah pengamalan agama beliau, beliau telah
mengerjakan petunjuk al-Qur`an dengan sempurna, dalam hal perintah dan
larangan serta adab-adab al-Qur`an.
 Mempelajari Siroh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam memperkuat cinta seorang
Muslim kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Penanaman
cinta dan penguatannya pada hati seorang Muslim menuntutnya untuk
mempelajari Siroh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, supaya cintanya kian
subur di hatinya terhadap sosok yang mulia ini. Dan selanjutnya, cinta tersebut
akan mendorongnya menuju setiap kebaikan dan ittiba’ kepada beliau.
Manfaat Dirasah (mempelajari)
Siroh Nabawi
 Mempelajari Siroh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam merupakan pintu menuju
peningkatan keimanan.
 Mempelajari Siroh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam membantu memudahkan
memahami Islam dengan baik dalam aspek aqidah, ibadah dan akhlak. Dan
sejarah telah mencatat bahwa beliau memulai dakwah dengan tauhid dan
perbaikan aqidah dan menekankan pada masalah tersebut.
 Siroh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menggariskan manhaj (metodologi)
dalam berdakwah di atas bashirah (ilmu). Dan seorang dai sejati adalah orang
yang menguasai petunjuk, langkah dan sejarah hidup beliau. Allah Ta’ala
berfirman: “Katakanlah: “Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang
mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata” (QS.
Yusuf/12:108)
 Siroh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam sendiri sudah merupakan bukti
kebenaran nubuwwah dan kerasulan beliau.
Manfaat Dirasah (mempelajari)
Siroh Nabawi
 Mempelajari Siroh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam merupakan pintu berkah
menuju gerbang kebahagiaan. Bahkan kebahagiaan seseorang tergantung
pada sejauh mana ia mengetahui petunjuk-petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam. Sebab tidak ada jalan menuju kebahagiaan bagi seorang hamba di
dunia dan di akhirat kecuali melalui petunjuk para rasul.
 Siroh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menerangkan bahwa perilaku dan
sejarah hidup beliau shallallahu ‘alaihi wasallam merupakan jalan hidup bagi
setiap Muslim yang mengharap kebaikan dan kehidupan mulia di dunia dan
akhirat. Generasi Islam akan mengalami kemerosotan bila sebagian mereka
lebih mengenal sejarah hidup orang-orang yang tidak pantas diteladani.
Manfaat Dirasah (mempelajari)
Siroh Nabawi
 Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, “Allah Subhanahu wa Ta’ala
menggantungkan kebahagiaan dunia dan akhirat pada ittiba kepada beliau,
dan menjadikan celaka di dunia dan akhirat disebabkan menentang beliau”.
(Zadul Ma’ad fi Hadyi Khairil ‘Ibad 1/36).
 Ibnul Qayyim rahimahullah juga mengklasifikasikan sikap manusia terhadap
sejarah hidup Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam menjadi tiga
golongan: mustaktsir (banyak tahu), muqill (kurang peduli), mahrum (jauh
darinya). Tiga jenis manusia yang disebutkan Ibnul Qayyim ini otomatis
menjadi realita yang ada di tengah umat.
“Selagi mereka (Umat
Islam) berpegang teguh
dengan kitab ini (Al
Qur’an), selama itulah
mereka bangkit dan
kita tidak dapat
menundukkan mereka.
Jadi pisahkan mereka
dari kitab ini”

William Ewart Gladstone (1809-1898


M)—Mantan PM Inggris zaman Ratu
Victoria
‫والحمد هلل رب العالمين‬
‫‪-wassalam-‬‬

Anda mungkin juga menyukai