Anda di halaman 1dari 5

Tugas : ISN

Nama : Dewi PurnamaSari

Perbedaan pembunuhan anak pada zaman jahiliah sebelum Islam datang serta
Al Qur’an ada, dan zaman sekarang setelah datangnya Islam serta Al Qur’an ada.

Sudah dijelaskan di dalam Al Qur’an mengenai pembunuhan anak yang tidak


berdosa, dalam surah Al-Takwir ayat 1-8 dengan peristiwa-peristiwa besar yang akan
terjadi seperti kehancuran matahari, bintang-bintang berjatuhan, gunung-gunung
dihancurkan, lautan dipanaskan dan dipertemukannya kembali roh dengan tubuhnya.

Dengan semua itulah, dinyatakan dalam Al Qur’an surah At Takwir ayat 8 dan
9 bahwa : “Karena dosa apakah dia (anak perempuan) dibunuh (dikuburkan hidup-
hidup). Oleh karena itu, ayat terakhir tersebut tidak bertanya siapa yang membunuh
kerana pada hakikatnya siapapun pelakunya, ia pasti telah melakukan perbuatan yang
kejam, di luar batas-batas perikemanusiaan dan mendapatkan murka dari Allah SWT.

Semua itu sebuah peringatan betapa besarnya kebencian dan kemurkaan Allah
sehingga pelaku (pembunuh bayi) tidak akan untuk di pandang atau diajak berdialog
dengan Allah SWT. Namun yang ditanya oleh ayat di atas adalah ‘disebabkan dosa
apakah anak perempuan itu dibunuh?’ Semacam ayat itu bukan sahaja mengisyaratkan
larangan pembunuhan, tetapi mengajak si pembunuh untuk menyedari betapa buruk,
kejam perbuatannya serta memahami mengapa dia harus menerima hukuman.

Walaupun anak perempuan dikuburkan hidup-hidup pada zaman jahiliah hanya


terbatas pada beberapa kabilah saja, namun ancaman Al-Qur’an terhadap perbuatan
keji itu tidak terampuni lagi sehingga dikaitkan dengan kehancuran alam.

Demikianlah juga apa yang terjadi dalam masyarakat zaman sekarang, di mana
pembunuhan bayi-bayi adalah hanya ingin menutup malu atau aib akibat perbuatan
zina yang mereka lakukan. Mereka malu kepada orang-orang tetapi tidak pada Allah.
Perbuatan mereka tidak jauh dosanya dengan hubungan yang dilakukan oleh binatang.
Dengan siapa saja, pasangannnya atau bukan, dan melakukannya di manapun tidak jadi
masalah bagi binatang apa yang ingin dilakukan, pasti ia lakukan karena binatang tidak
mempunyai akal untuk berpikir.

Manusia sebagai makhluk yang Allah di ciptakan berakal sudah sepantasnya


tidak melakukan hal seperti binatang dalam memenuhi hasrat nafsunya. Sesungguhnya
Allah SWT telah mensyariatkan pernikahan dengan syarat dan rukunnya untuk tujuan
mensucikan hubungan antara dua insan yang telah berniat untuk menjalin hubungan
suami dan istri. Inilah perlindungan yang paling efektif untuk menjauhkan dari
perbuatan zina yang terjadi pada kehidupan zaman sekarang.

Pada zaman jahiliah, yang dibunuh atau yang ditanam hidup-hidup adalah anak
perempuan, tetapi pada zaman sekarang yang dibunuh adalah anak laki-laki dan juga
anak perempuan bahkan pada saat masih di dalam kandungan belum tahu jenis
kelaminnya pun dibunuh. Di zaman itu, anak yang akan dikuburkan hidup-hidup akan
dihiasi terlebih dahulu, tetapi sekarang pembunuhan anak dilakukan sewenang-
wenangnya, dibuang dan dibakar. Sungguh kejam. Naudzubillah

Kalau zaman jahiliah mereka membuang bayi perempuan yang dianggap


memalukan keluarga mereka, tetapi sebaliknya apa yang terjadi pada zaman sekarang
di mana Islam telah ditegakkan, bayi perempuan atau laki-laki dibuang bahkan bayi
dijadikan sama halnya dengan sampah. Di manakah fitrah dan akal manusia mereka
apabila bayi yang tidak berdosa itu yang sudah sepantasnya dibelai dengan kasih
sayang dibuang begitu saja.

Berkali-kali al-Quran dan sunnah memperingatkan betapa bernilainya hidup


makhluk Allah SWT. Jangankan manusia yang telah menginjakkan kaki di muka bumi,
janin yang baru berada dalam perut ibu pun, walaupun masih dalam proses awal,
bahkan binatang dan tumbuh-tumbuhan dilarang untuk dicabut hidup-hidup kecuali
berdasarkan ketentuan yang dibenarkan Allah SWT.
Dalam Islam tanggungjawab orang tua untuk mendidik anak-anak. Sikap tidak
bertanggungjawab dan tidak ingin memelihara anak-anak tidak mencerminkan fitrah
sebagai manusia. Sedangkan binatang saja menyayangi anaknya, sedangkan manusia
yang sudah fitrahnya untuk bertanggungjawab memelihara zuriatnya.

Pada zaman jahiliah, anak dibunuh oleh mereka yang tidak tahu dan yang belum
mengenal apa yang dinamakan apakah itu dosa atau bukan. Tapi pada zaman jahiliah
modern ini, anak dibunuh oleh orang tua yang mengetahui apakah itu perbuatan dosa
atau bukan. Apapun alasan pelaku pembunuhan bayi, sebenarnya lebih buruk dan
kejam daripada alasan mereka yang terpaksa melakukan pembunuhan bayi pada zaman
jahiliah.

Jadi sudah jelas bahwa hukum membunuh bayi adalah haram, perbuatan zalim dan
juga menyakiti sesuatu lemah yang seharusnya dilindungi serta dijaga adakah dosa
besar. Allah sudah menjelaskan dalam Al Qur’an beberapa Surah :

1. Kufur akan Nikmat


Membunuh anak merupakan kufur nikmat jelas sekali. Dimana banyak sekali
perempuan yang ingin mendapatkan anak namun belum diberi oleh Allah,
sementara yang diveri anugerah oleh Allah berupa seorang anak justru
menyiak-nyiakannya.
2. Menolak Rezeki dari Allah
Seperti yang dijelaskan di dalam HR. Bukhari Muslim
“Sesungguhnya tiap-tiap kalian akan dikumpulkan dalam Rahim ibunya selama
40 hari berupa nuthfah, kemudian menjadi laqoh selama itu juga kemudian
diutuslah malaikat untuk meniup ruhnya. Lalu diperintahkan untuk menuliskan
4 kata : rezekinya, ajalnya, amalnya, dan celaka atau bahagianya”.
3. Wujud dari Kesesatan
Yang dijelaskan dalam Al Qur’an Surah Al-Mai’dah ayat 32
“Barang siapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena sebab-sebab
yang mewajibkan hukum qishash, atau bukan karena kerusuhan di muka bumi,
maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barang siapa
yang memelihara keselamatan nyawa seorang manusia, maka seolah-olah dia
telah memelihara keselamatan nyawa manusia semuanya”.

Testimoni setelah mengikuti Institut Sirah Nabawiyah terhadap


Kehidupan
Alhamdulillah setelah mengikuti ISN banyak sekali yang dapat diambil
ibrah dari kehidupan Rasulullah dalam kediupan yang dijalani.
Seperti mengenal teladan terbaik bagi seluruh manusia di muka bumi
dalam akidah, ibadah, akhlak. Dapat menjadikan mizan (timbangan) untuk
amal perbuatan. Untuk membantu dalam memahami Kitabullah, karena
kehidupan Rasulullah sallallahu ‘alaihi wassalam ialah pengalaman real dari Al
Qur’an. Menambahkan kecintaan kepada Rasulullah sallallahu ‘alaihi
wassalam sehingga cintanya kian hari tambah bertambah besar dan akan
menjadikannya melakukan setiap kebaikan serta ittiba’ kepada Rasulullah
sallallahu ‘alaihi wassalam. Jalan dalam meningkatkan keimanan, karena setiap
mengingat Rasul akan mengingat pula perjuangannya dalam menegakkan
agama Islam. Menumbuhkan semangat ghirah dakwah karena dakwah Rasul
penuh dengan perjuangan dimana Rasululullah memulai dakwah berpindah dari
satu marhalah ke marhalah berikutnya.
Allah juga telah menjelaskan dalam Al Qur’an Surah Al Ahzab : 21

“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik
bagimu yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari
kiamat dan dia banyak menyebut Allah”.

Dalam keadaan umat Islam sekarang ini sangat jauh berbeda dengan
keadan umat terdahulu, keadaan saat ini sungguh memprihatinkan apa lagi
generasi penerus termasuk anak Remaja dimana mereka kalau ditanya tentang
siapa sahabat Rasul saja tidak tahu jangankan itu menyebutkan nama Ayah dan
Ibu Rasul pun tidak tahu. Betapa sedihnya melihat generasimuda yang seperti
ini. Semoga Allah mudahkan dalam jalan Dakwah ini. Aamiin,

Anda mungkin juga menyukai