Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada hakikatnya manusia telah ditunjuk oleh Tuhan menjadi pemimpin di bumi

yang memiliki ragam dan corak benda mati maupun benda hidup, sebagai pemimpin

sudah pasti mengemban sebuah amanah yang sangat besar untuk dipikul dan

dipertanggungjawabkan dihadapan Tuhan. Sehingga manusia sangat dituntut untuk

patuh kepada pencipta-Nya sebagai bentuk penghambaan dan mensyukuri nikmat yang

telah diberikan-Nya kepada segenap kehidupan manusia.

Namun seiring berkembangnya zaman demi zaman hingga manusia sampai di

era yang disebut oleh banyak kalangan dengan “era millennial”. Sebagai bentuk evolusi

tentu banyak perubahan yang dialami oleh manusia baik dalam keadaan sadar maupun

tidak sadar, telah banyak terjadi fenomena-fenomena yang seharusnya dapat di jadikan

sebagai pelajaran dan i’tibar dengan memetik hikmah yang ada dari sebuah sejarah

perubahan zaman, Millenial Era kerap kali disandingkan dengan kemajuan teknologi

sehingga teknologi dijadikan sebagai tolak ukur majunya sebuah peradaban dari satu

zaman ke zaman berikutnya. Pada dasarnya manusia harus sadar bahwa teknologi hadir

untuk mempermudah kegiatan manusia.1 Akan tetapi seiring berkembangnya zaman

teknologi telah dianggap sebagai tuhan dan menjadi sebuah kebutuhan bagi masyarakat

bahkan sampai lapisan masyarakat pedesaan pun bergantung pada perkembangan

teknologi bahkan perkembangan teknologi dapat memberikan arah yang signifikan

terhadap sebuah pembangunan suatu Negara. Era teknologi telah menjadikan manusia

1
Vira anessa Priyanka dan Azzukhruina Nadia Arsy dkk, Teori Komunikasi dan Perubahan
Masyarakat, (Malang: Intans Publishing Group, 2020), h. 93

1
berevolusi baik itu dalam hal berpikir, berkomunkasi, mecari rezeki, bertransportasi

hingga dapat dikatakan teknologi dapat membentuk individu manusia itu sendiri

sehingga menimbulkan perubahan sosial dan nilai-nilai budaya dalam masyarakat.2

Pekembangan zaman tak terlepas dari kemajuan teknologi yang dihadapi oleh

masyarakat dan dapat mempengaruhi pada perilaku manusia itu sendiri. Terlebih yang

paling rentan adalah anak muda di “era millennial” yang sehari-hari menghabiskan

waktu dengan gadget tentunya sangat mempengaruhi pada moral dan etika remaja,

akibatnya tak jarang kita menyaksikan berita/warta tentang anak yang tega membunuh

ibu atau ayahnya sendiri, seorang anak tega memukul ibunya akibat tidak diberikan

handphone, seorang anak rela memenjarakan ibunya sebab harta warisan dan lain

sebagainya. Bahkan berita seperti itu bukan hal yang tabu karena maraknya kejadian

serupa di tengah-tengah masyarakat baik di desa maupun perkotaan. Seandainya

kejadian seperti itu terjadi dimasa lampau pasti sudah menimbulkan bala dan bencana

bagi pelaku yang telah berani mendurhakai orangtuanya. Tidak dapat dipungkiri hal ini

juga berdampak akibat kemajuan zaman dengan pola pergaulan bebas serta kurangnya

didikan atau kelalaian orangtua itu sendiri dalam memberikan pendidikan moral dan

etika yang baik dan buruk sebagai pertimbangan untuk anak. Dalam hal ini agama telah

banyak mengajarkan tentang moral dan etika terkhusus bagi para orangtua.

Dalam setiap ajaran agama dan dogma apapun berbuat baik atau berbakti kepada

kedua orangtua adalah sebuah ajaran kewajiban bagi setiap anak, berbakti kepada kedua

orangtua adalah sebuah etika sosial yang sangat ditekankan kepada anak. 3 Berbakti

adalah tanggung jawab setiap orang untuk menghormati orangtua serta mencintai
2
Ibid, h. 94
3
Abdul Aziz Al Fauzan, Fikih Sosial: Tuntunan dan Etika Hidup Bermasyarakat, (Qisthi press,
2016), h. 194.

2
mereka. Secara sosial berbakti kepada kedua orangtua dapat menjadi tolak ukur

kesalehan anak4 dan di seluruh penjuru dunia berbakti adalah suatu nilai yang diajarkan

secara turun temurun begitu juga Indonesia.

Dalam etika masyarakat Indonesia sangat menekankan untuk berbakti kepada

kedua orangtua, melalui kisah-kisah pengajaran moral dan etika berbakti atau berbuat

baik kepada ibu dan bapak merupakan sebuah budaya yang telah ditanamkan sebagai

doktrin dari generasi ke generasi. Selain ajaran dan aturan tentang etika bermasyarakat,

agama juga mengharuskan berbakti kepada kedua orangtua, berbakti kepada kedua

orangtua tepat berada dibawah perintah tunduk kepada Sang Pencipta, semua agama

mengharuskan anak untuk berbakti kepada kedua orangtua begitu juga dalam ajaran

Agama Islam.

Sebagai Negara yang memiliki penduduk mayoritas penganut Agama Islam. 5

Dalam islam sendiri istilah berbuat baik (berbakti) kepada kedua orangtua adalah hal

yang wajib, bahkan Alqur’an menegaskan betapa pentingnya untuk berbuat baik atau

berbakti kepada kedua orangtua sehingga perintah ini menjadi perintah kedua setelah

adanya perintah untuk menyembah Allah dan larangan menyembah selain Allah. 6

Dalam Alqur’an permasalahan tentang berbakti kepada kedua orangtua telah diulang

sebanyak 16 kali serta perintah untuk berbakti kepada orangtua selalu diiringi dengan

perintah beriman dan beribadah kepada Allah. Hal tersebut terdapat didalam Alqur’an

4
Ibid, h. 195.
5
Dr.Muhammad Ramadhan , Politik Ekonomi Islam dalam Narasi Pembangunan Nasional
(LkiS,2018), h. 68.
6
Abu Fajar Al-Qalami, Keramat Doa Ibu Mengubah Takdir, (Mitrapress, 2010), h. 44.

3
surah Al-Baqarah ayat 83, surah An-Nisa ayat 36, surah Al-An’am ayat 151 surah Al-

Isra ayat 23, dan surah Luqman ayat 13.7

Diantara ayat Al Qur’an yang menjelaskan tentang pentingnya berbakti atau

berbuat baik kepada kedua orangtua adalah.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

Tulis ayatnya

Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu angan menyembah selain Dia
dan khendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. (QS.
Al-Isra’ 15:23)

Kewajiban berbakti kepada ibu bapak (orangtua) sangat ditekankan hingga

diulang berkali-kali dalam Alqur’an sebagai pedoman ummat Muslim mengimani dan

mempercayai kebenaran Alqur’an termasuk sebagai rukun iman. Bahkan perintah ini

disejajarkan dengan perintah akan kewajiban Sholat, Zakat dan Puasa. Beberapa ulama

bahkan berpendapat kapasitas akan berbakti kepada ibubapak disejajarkan dengan

kewajiban menyembah kepada Allah.8 Selain itu berbakti kepada ibu bapak merupakan

salah satu amalan yang pahalanya menyerupai dengan pahala jihad fisabilillah.9 Hal ini

telah dijelaskan dalam hadits Abu Hurairah RA. Meriwayatkan, ada seorang lelaki

menemui Rasulullah SAW, lelaki itu meminta ijin untuk ikut berjihad Rasulullah SAW

bertanya” apakah kedua orangtuamu masih hidup? Lelaki itu menjawab, “Ya, masih

hidup, Rasul.” Rasulullah berkata , “ berbaktilah kepada mereka berdua, itulah hadmu”

(HR. Muslim).

7
Muhammad Fuad ‘Abdul Baqi, al-Mu’jam al-Mufahras li Alfaz alQur’an al-Karim,(Beirut; Dar
al-kutub al-‘IImiyyah,1997) dan Ahmad bin Hasan, Fath al-Rahman litalibi al Qur’an (Jakarta: Dar al-
Hikmah, 1322)
8
Abu Fajar al-Qalami Keramat Doa Ibu Mengubah Takdir, (Mitrapress, 2010), h. 229-234.
9
Achmat Sunarto, Rahasia Mencapai Khusnul Khotimah Menurut Al Quran dan Hadits (Menara
Suci: Surabaya, 2016), h. 132.

4
Akan tetapi Dengan adanya keutamaan berbakti kepada kedua orangtua perintah

berbakti atau berbuat baik kepada kedua orangtua diwajibkan selama perintah kedua

orangtua mengarahkan kepada kebaikan dan tidak mengarahkan kepada kemusyrikan

atau kebathilan, apabila perintah keduanya bertentangan dengan perintah Allah maka

perintah Allah lebih wajib dikerjakan dan meninggalkan perintah yang betentangan

dengan perintah Allah.10

Sudah begitu banyak peristiwa yang membuktikan akan kebenaran janji Allah.

Betapa banyak kejadian anak durhaka kepada kedua orangtua dengan cepat Allah

melaknat perbuatan tercela itu.11 Alqur’an sebagai pedoman utama ummat Islam yang di

dalamnya adalah Kalamullah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW melalui

perantara Malaikat Jibril.12 Alqur’an sebagai kitab yang kaya akan sumber sejarah.

Sebagai contoh dan bentuk pengajaran kepada hamba-Nya Allah mengabadikan cerita

dan kisah-kisah di zaman terdahulu untuk dijadikan sebagai pelajaran. Telah banyak

kisah yang di masa terdahulu yang tidak akan pernah hilang dari benak manusia

sepanjang masa dan terus-menerus diceritakan kepada anak-anak sebagai bahan

renungan dan pelajaran.13

Sebagaimana firman Allah SWT dalam Q.S Yusuf /12: 111. Allah

Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

Tulis ayatnya ya….

Sungguh, pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-


orang yang mempunyai akal. (Al-Qur’an) itu bukanlah cerita yang dibuat-
10
Achmat Sunarto, Rahasia Mencapai Khusnul Khotimah Menurut Al Quran dan Hadits,
(Menara Suci: Surabaya, 2016), h. 135.
11
Abdul Aziz al Fauzan, Fikih Sosial: Tuntunan dan Etika Hidup Bermasyarakat, (Qisthi
press,2016), h. 194.
12
Muhammad Yusuf dan Ismail Suardi Wekke, Bahasa Arab Bahasa Al Quran (Deepublish,
2018), h.279.
13
Ulil Amri, Pendidikan Karakter Berbasis Al Quran, (Jakarta: Rajawali pers, 2014), h. 125.

5
buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan
menjelaskan segala sesuatu, dan (sebagai) petunjuk dan rahmat bagi orang-
orang yang beriman.

Selain dapat dijadikan pelajaran dari kisah dalam Alqur’an, terdapat kisah dari

hasil ciptaan manusia seperti sastra berbentuk cerita rakyat.Layaknya cerita-cerita

berbentuk karya sastra yang dapat dijadikan sebagai alat komunikasi dalam bentuk

penyampaian pesan kebaikan.14 Dari sekian banyak metode dan media yang dapat

dijadikan untuk membina moral dan etika maka salah satunya dengan metode bercerita.

Karena generasi “millennium” saat ini lebih mudah menerima pesan kebaikan melalui

metode bercerita. Selain itu kisah yang berbentuk perjalanan hidup seseorang dapat

menjadi pelajaran yang amat berharga bagi orang lain, sering kali dalam sebuah cerita

terdapat pesan-pesan moral yang mudah diterima oleh seseorang karena orang tidak

merasa digurui ketika membaca ataupun mendengarkan kisah tersebut. Sudah terbukti

betapa banyak cerita terdahulu yang dapat menjadi rem pengendali perbuatan buruk

anak muda sehingga cerita zaman dahulu (cerita rakyat) dapat dijadikan media yang

tepat untuk membina moral dan etika masyarakat. Cerita rakyat merupakan cerita yang

berasal dari masyarakat lalu berkembang dalam lingkungan masyarakat, baik untuk

masyarakat asli dari cerita tersebut maupun masyarakat lain.15

Pada umumnya cerita rakyat mengisahkan ataupun menceritakan tentang suatu

kejadian yang terjadi disuatu tempat ataupun asal-usul dari suatu tempat, cerita rakyat

tersimpan dalam ingatan masyarakat yang dilestarikan melalui tradisi lisan. Untuk itu

cerita rakyat tidak memiliki bentuk yang tetap akan tetapi senantiasa mengalami

perubahan dari masa ke masa, namun di “Era Millenial” ini cerita rakyat mulai tidak

14
Sahril, Cerita Jenaka Masyarakat Melayu, (Medan: mitta, 2011), h. 3.
15
Nh Dini, Cerita Rakyat dari Prancis, (Grasindo, 1999), h. 34.

6
dapat perhatian dari masyarakat tapi tidak sedikit cerita rakyat yang masih populer

untuk dapat diambil pelajaran ataupun hikmah dalam cerita tersebut, diantaranya seperti

cerita rakyat kisah-kisah anak durhaka.

Fenomena anak durhaka kepada orangtua terlebih ibu menjadi salah satu bagian

dari cerita rakyat, yang diabadikan oleh generasi terdahulu untuk dapat diambil

pelajaran bagi generasi selanjutnya. Dari sekian banyak kisah yang menceritakan anak

durhaka maka dalam penelitian ini peneliti terfokus pada cerita rakyat “Sampuraga”

yang berisi pesan kebaikan tentang moral dan etika terhadap orangtua. Cerita rakyat

tersebut sudah lama populer di kalangan Masyarakat Mandailing Natal dan menjadi

salah satu cerita yang diwariskan secara turun-temurun di Daerah Mandailing Natal

sampai hampir seluruh wilayah Tapanuli Selatan. Cerita ini terletak di kawasan Desa

Sirambas, Kabupaten Mandailing Natal. Cerita rakyat Sampuraga ini mengisahkan

seorang anak yang durhaka kepada ibunya.

Diceritakan bahwa Sampuraga pergi merantau ke Tanah Mandailing bertujuan

agar dapat merubah nasib atau mengangkat derajat keluarganya yang serba kekurangan,

singkat cerita Sampuraga lalu berangkat. Setelah meminta izin ibunya untuk merantau,

karena kejujuran dan kerajinannya maka Sampuraga pun di angkat menjadi Raja

kemudian dinikahkan dengan seorang putri raja yang terkenal cantik di kerajaan Pidoli.

Karena tak mendapat kabar dari sang anak (Sampuraga) ibu Sampuraga yang telah lama

dilanda rindu kepada anaknyapun berangkat ke Mandailing untuk menjumpai

Sampuraga. Sesampai ibunya di Negeri Mandailing Sampuraga tidak mengakui dan

mengusir ibunya karena malu akan kondisi ibunya yang miskin.

7
Dengan segala kesedihannya, maka ibunya berdoa kepada Allah. “Oh Tuhanku!

Anggo memang botul ia anakku si Sampuraga lehen ma tu ia pelajaran, harana ia inda

mengakui au sebagai Umak nia”

“YaAllah jika memang betul dia adalah anakku si Sampuraga berilah dia

pelajaran, karena dia tidak mau mengakui aku sebagai ibunya.” Dengan doa seorang

ibu maka Allah memberi bencana hujan deras yang kemudian menimbulkan banjir besar

yang mengakibatkan tenggelamnya seluruh penuduk kerajaan termasuk Sampuraga.

Dari kisah tersebut masyarakat meyakini sebagai asal-usul terbentuknya kolam air panas

Sampuraga yang saat ini dijadikan sebagai tempat wisata di Desa Sirambas Kabupaten

Mandailing Natal.

Oleh sebab cerita dan efek yang ditimbulkan diatas maka peneliti bermaksud

untuk mengkaji lebih lanjut tentang cerita rakyat Sampuraga secara keseluruhan yang

memiliki banyak versi yang berkembang di Masyarakat Desa Sirambas, Kabupaten

Mandailing Natal serta untuk mengetahui bagaimana pandangan dari masyarakat Desa

Sirambas tentang kisah Sampuraga. Selain itu peneliti juga bertujuan untuk mengkaji

pesan-pesan moral dan agama yang terdapat dalam cerita rakyat Sampuraga. Maka dari

latar belakang masalah diatas menghasilkan sebuah skripsi yang berjudul “Pandangan

Masyarakat Desa Sirambas tehadap Cerita Rakyat Sampuraga di Desa Sirambas

Kabupaten Mandailing Natal (Studi Kasus Anak Durhaka).”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan diatas, maka rumusan

dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana pekembangan cerita rakyat Sampuraga di Desa Sirambas saat ini ?

8
2. Apa pesan-pesan yang terdapat dalam cerita rakyat Sampuraga ?

3. Bagaimana pandangan Masyarakat Desa Sirambas mengenai cerita rakyat

Sampuraga ?

C. Batasan Istilah

Untuk memberikan persamaan persepsi antara pembaca dan penulis, serta

menghindari dari kesalahpahaman di antara pokok-pokok permasalahan yang

terkandung dalam penelitian tersebut, maka dibuatlah batasan dari istilah tersebut,

yaitu :

1. Pandangan berasal dari kata pandang, yang artinya penglihatan atau yang tetap

dan agak lama. Kemudian kata pandang ditambah dengan akhiran an yang

menjadi pandangan, yang artinya hasil perbuatan memandang, memperhatikan,

melihat.16 Yang penulis maksud adalah pandangan Masyarakat Desa Sirambas

Kabupaten Mandailing Natal.

2. Masyarakat merupakan sejumlah orang yang cukup banyak dan tinggal dalam

suatu wilayah, daerah, pulau, suku yang sama, yang hidup bersama dan

menciptakan sebuah adat istiadat. Masyarakat merupakan jalinan hubungan

sosial dan selalu berubah, kesatuan hidup manusia yang terikat dengan sistem

budaya ataupun adat istiadat.17 Yang penulis maksud adalah Masyarakat Desa

Sirambas Kabupaten Mandailing Natal.

3. Fenomena adalah gejala yang tampak dan dapat diamati. 18 Yang penulis maksud

adalah fenomena anak durhaka dari cerita rakyat Sampuraga.

16
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, cet. IV, (Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 2008), h. 1011.
17
Ari Gunawan, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta:Rineka Cipta, 2000) h.14
18
Imam Sukardi dkk, Pilar Islam sebagai Pluralisme Modern, (Tiga Serangkai, 2003), h. 66.

9
4. Sampuraga merupakan salah satu cerita yang diwariskan turun-temurun oleh di

Mandailing.19 Yang penulis maksud adalah cerita rakyat Sampuraga di Desa

Sirambas Kabupaten Mandailing Natal.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan diatas, maka adapun tujuan

yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Keabsahan dari cerita rakyat Sampuraga yang berkembang hingga saat ini.

2. Pesan-pesan yang terkandung dalam cerita rakyat Sampuraga.

3. Pandangan Masyarakat Desa Sirambas KabupatenMandailing Natal tentang

cerita rakyat Sampuraga.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapatberkontribusi bagi mahasiswa/I UINSU

Medan dan masyrakat, sebagai bahan rujukan ataupun sumber penelitian

selanjutnya.

1. Teoritis

Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat dalam memperkaya ilmu

pengetahuan para mahasiswa/i terlebih di program studi Studi Agama-Agama

Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri Sumatera Utara. Kemudian

diharapkan bisa menjadi bahan kajian keilmuan baik bagi penelitian berikutnya

serta bagi tenaga pengajar.

2. Praktis

Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan kepada beberapa elemen

masyarakat yaitu:
19
http://www.id.m.wikipedia.org/wiki/Sampuraga.

10
1. Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal

Diharapkan dengan penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan

serta pengkajian ulang bagi pemerintah Kabupaten Mandailing Natal dalam

mengembangkan serta melestarikan cerita rakyat Sampuraga agar nantinya tetap

menjadi rujukan bagi generasi selanjutnya, salah satu bentuk pelestarian yang

dilakukan Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal adala menjadikan kolam air

panas Sampuraga menjadi sebuah tempat wisata sehingga banyak memperoleh

perhatian masyarakat terhadap cerita rakyat Sampuraga.

2. Anak

Dalam penelitian ini diharapkan dapat menjadi media dalam

menyadarkan dan memberi pelajaran bagi anak, agar menghindari perilaku

Sampuraga yang durhaka kepada ibunya melainkan dapat menjadi anak yang

berbakti kepada kedua orangtua.

3. Orangtua

Diharapkan dengan berlangsungnya penelitan ini dapat menjadi media

pembaharu bagi para orangtua agar tetap melestarikan dalam mempertahankan

eksistensi yang ada pada cerita rakyat Sampuraga, serta mengambil dan

menerapkan nilai-nilai positif yang terkandung dalam cerita rakyat Sampuraga.

F. Metode Penelitian

Dalam suatu penelitian ilmiah, metode memiliki peranan penting karena

merupakan salah satu upaya ilmiah agar dapat memahami dan mengolah obyek dari

satu sasaran dari suatu penelitian ilmiah agar terarah dan mengena pada pokok

11
pembahasan. Untuk itu penulis menggunakan metode penulisan skripsi sebagai

berikut :

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif yang digolongkan kepada

penelitian lapangan. Penelitian kualitatif berupa penelitian yang diamati oleh

sipeneliti yang laporannya berisi amatan berbagai kejadian dan interaksi

langsung yang diamati oleh peneliti terhadap sebuah fenomena. 20 Penulis

memilih penelitian lapangan melalui pendekatan studi kasus. Pendekatan studi

kasus yaitu meneliti suatu kasus atau fenomena tertentu yang ada dalam

masyarakat yang dilakukan secara mendalam.

2. Sumber Data

Dalam penelitian ini sumber data dapat dikatagorikan sebagai berikut:

a. Data Primer

Sumber data primer dalam penelitian ini melibatkan beberapa informan

yaitu masyarakat yang berdomisili di Desa Sirambas Kabupaten Mandailing

Natal. Kemudian Odang S. sebagai pencipta lagu “Sampuraga”

b. Data Sekunder

Sumber data sekunder dalam penelitian ini memiliki beberapa literature

pendukung seperti, buku tentang Sampuraga, buku yang berkenaan dengan anak

durhaka dan sebagainya.

3. Lokasi Penelitian

20
Septiawan Santana K, Menulis Ilmiah Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Yayasan
Pustaka Obor Indonesia, 2010), h. 45.

12
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sirambas, Kecamatan Panyabungan

Barat, Kabupaten Mandailing Natal. Desa Sirambas merupakan sebuah Desa

yang erat kaitannya dengan Legenda Sampuraga yang terkenal dala sejarah

budaya Mandailing Natal.21

G. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data maka peneliti akan melakukan beberapa

teknik.

a. Wawancara

Wawancara merupakan suatu angkaian Tanya jawab dengan para informan yang

menjadi sumber data. Dalam penelitian ini peneliti mewawancarai beberapa masyarakat

Sirambas bagaimana perkembangan cerita rakyat Sampuraga di desa tersebut dan

peneliti ingin mengetahui pandangan Masyarakat Desa Sirambas terkait pesan yang

terkandung dalam cerita rakyat Sampuraga.

b. Observasi

Dalam hal ini peneliti akan melakukan pengamatan secara langsung Desa

Sirambas sebagai fokus lokasi penelitian.

c. Dokumentasi

Dalam hal ini dokumentasi digunakan untuk memperoleh data tentang kondisi

dari lokasi penelitian.

H. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka diperlukan untuk mengetahui hal yang belum diteliti dan

yang sudah pernah diteliti oleh peneliti lain agar menghindari adanya duplikasi

Dinas Pemuda, Wisata Mandailing Natal, (Panyabungan: Dinas Pemuda, Olahraga, Budaya
21

dan Pariwisata Kabupaten Mandailing Natal), h.3.

13
penelitian, sejauh pengetahuan penulis berdasarkan dari studi pustaka ada beberapa

karya ilmiah yang mengkai tentang penelitian ini, yaitu sebagai berikut :

1. Jurnal oleh Nikmah Sari Hasibuan, Irman Puansyah & Ahmad Yamin Hasibuan,

Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia dan Administrasi Publik, Universitas

Muhammadiyah Tapanuli Selatan yang berjudul “Analisis Cerita Rakyat

Mandailing “Sampuraga” Suatu kajian Pendekatan Objektif dan Nilai

Pendidikan Karakter,” diterbitkan oleh Univeritas Muhammadiyah Tapanuli

Selatan, 2020. Jurnal ini membahas tentang nilai-nilai pendidikan karakter dari

cerita rakyat Sampuraga. Dalam penelitian tersebut terdapat beberapa nilai

pendidikan yang terkandung dalam cerita rakyat Sampuraga yaitu, Nilai

pendidikan Religius, nilai pendidikan kasih sayang, nilai pendidikan kerja keras,

nilai pendidikan kejujuran.Dalam jurnal tersebut juga telah membahas tuntas

mengenai cerita rakyat Sampuraga yang berkembang saat ini.

2. Jurnal oleh Enrico Alamo Jurusan Studi Seni Teater Fakultas Seni Pertunjukan

di Institut Seni Indonesia Padang Panjang yang berjudul Ekspresi Seni Jurnal

Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni. Tulisan ini mengkaji Opera Batak

Sampuraga bermula dari fenomena kolam air panas Sampuraga di daerah

Sirambas Mandailing Natal menjelaskan kisah dengan penuturan dari mulut ke

mulut sebagai sastra lisan. Lalu diubah menggunakan struktur teater Indonesia.22

3. Skripsi oleh Nursaidah Lubis Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam yang

di terbitkan Universitas Islam Negeri Sumatera Utara yang berjudul Pesan-

Pesan Dakwah Dalam Cerita Rakyat Sampuraga Untuk Pembinaan Akhlak

22
Enrico Alamo, Sampuraga: Penciptaan Opera Batak, Ekspresi Seni Jurnal Ilmu Pengetahuan
dan Karya Sastra, (Padang Panjang: Institut Seni Indonesia Padang Panjang, 2014), h.1.

14
Anak Terhadap Orangtua di Desa Sirambas Kabupaten Mandailing Natal,

2018. Penelitian ini berisi tentang pesan-pesan dakwah yang terkandung dalam

cerita rakyat Sampuraga yaitu azab tuhan bagi manusia yang durhaka kepada

orangtua yang termasuk dalam lingkup dakwah, tentang pesan kerja keras dalam

lingkup Syariah, serta pesan agar tidak duhaka kepada orangtua (akhlak). Dalam

penelitian mengkaji melalui Al Quran dan Hadis serta mengkaji bagaimana

peran dari cerita rakyat Sampuraga dalam pembinaan aklak masyarakat Desa

Sirambas KabupatenMandailing Natal.23

I. Sistematika Pembahasan

Penelitian ini ditulis dan disusun secara sistematis, yaitu terdiri dari lima bab dan

sub bab dengan perinci sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN, yang terdiri dari Latar Belakang Masalah, Rumusan

Masalah, Manfaat dan Tujuan, Batasan Istilah, Tinjauan Pustaka, Metode Penelitian,

Teknik Pengumpulan Data , dan Sistematika Pembahasan.

BAB II DESKRIPSI WILAYAH, yang membahas tentang Letak Geografis dan

Demografisnya, Pemerintahan, Agama, Mata Pencaharian, serta Sarana dan Prasarana.

BAB III LEGENDA SAMPURAGA, yang membahas Riwayat hidup

Sampuraga, sejarah legenda Sampuraga, kisah perjalanan Sampuraga, perilaku

Sampuraga terhadap ibundanya serta pengaruh kisah sampuraga kepada masyarakat.

BAB IV TEMUAN PENELITIAN yang berisi tentang keabsahan kisah

Sampuraga, Pesan moral dan pesan agama dari cerita rakyat Sampuraga serta terkait

pandangan masyarakat Desa Sirambas terhadap cerita rakyat Sampuraga.


23
Nursaidah Lubis, Pesan-Pesan Dakwah Dalam Cerita Rakyat Sampuraga Untuk Pembinaan
Akhlak Anak Terhadap Orangtua di Desa Sirambas Kabupaten Mandailing Natal, (Medan: Universitas
Islam Negeri Sumatera Utara, 2018), h. 43.

15
BAB V PENUTUP, pada bab ini berisi Kesimpulan dan Saran.

DAFTAR PUSTAKA

Anessa Priyanka, Vira dan Arsy, Azzukhruina Nadia dkk. 2020. Teori
Komunikasi dan Perubahan Masyarakat. Malang: Intans Publishing Group.

Aziz Al Fauzan, Abdul. 2016. Fikih Sosial: Tuntunan dan Etika Hidup
Bermasyarakat. Qisthi press.

Ramadhan, Muhammad. 2018. Politik Ekonomi Islam dalam Narasi


Pembangunan Nasional. LkiS.

Fajar Al-Qalami, Abu. 2010. Keramat Doa Ibu Mengubah Takdir, Mitrapress.

Fuad ‘Abdul Baqi, Muhammad. 1997. Al-Mu’jam al-Mufahras li Alfaz alQur’an


al-Karim. Beirut: Dar al-kutub al-‘IImiyyah.

Ahmad bin Hasan. 1322. Fath al-Rahman litalibi al Qur’an. Jakarta: Dar al-
Hikmah.

Sunarto, Achmat. 2016. Rahasia Mencapai Khusnul Khotimah Menurut Al


Quran dan Hadits. Menara Suci: Surabaya.

Aziz al Fauzan, Abdul. 2016. Fikih Sosial: Tuntunan dan Etika Hidup
Bermasyarakat. Qisthi press.

Yusuf, Muhammad dan Wekke, Ismail Suardi. 2018. Bahasa Arab Bahasa Al
Quran. Deepublish.

Ulil Amri. 2014. Pendidikan Karakter Berbasis Al Quran. Jakarta: Rajawali


pers.

Sahril. 2011. Cerita Jenaka Masyarakat Melayu. Medan: mitta.

Nh Dini. 1999. Cerita Rakyat dari Prancis. Grasindo.

Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia, cet.


IV. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Gunawan, Ari. 2000. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

16
Sukardi, Imam dkk. 2003. Pilar Islam sebagai Pluralisme Modern. Tiga
Serangkai.

http://www.id.m.wikipedia.org/wiki/Sampuraga.

K, Septiawan Santana. 2010. Menulis Ilmiah Metodologi Penelitian Kualitatif.


Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Dinas Pemuda. Wisata Mandailing Natal. Panyabungan: Dinas Pemuda,


Olahraga, Budaya dan Pariwisata Kabupaten Mandailing Natal.

Alamo, Enrico. 2014. Sampuraga: Penciptaan Opera Batak, Ekspresi Seni


Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Sastra. Padang Panjang: Institut Seni Indonesia
Padang Panjang.

Lubis, Nursaidah. 2018. Pesan-Pesan Dakwah Dalam Cerita Rakyat


Sampuraga Untuk Pembinaan Akhlak Anak Terhadap Orangtua di Desa Sirambas
Kabupaten Mandailing Natal. Medan: Universitas Islam Negeri Sumatera Utara.

17

Anda mungkin juga menyukai