Anda di halaman 1dari 13

STUNTING

UPT PUSKESMAS TALAGABODAS


3
Dampak Masalah Gizi
Kekurangan gizi tidak saja membuat stunting, tetapi
juga menghambat kecerdasan, memicu penyakit, dan Gagal tumbuh Berat Lahir Rendah, kecil,
menurunkan produktivitas 1. pendek, kurus

Hambatan
Berpengaruh pada perkembangan otak
2. perkembangan
kognitif & motorik
dan keberhasilan pendidikan

Gangguan Meningkatkan risiko penyakit tidak


metabolik pada usia menular (diabetes, obesitas, stroke,
Perkembangan Otak
Anak Stunting
Perkembangan Otak
Anak Sehat
3. dewasa penyakit jantung)

3
Prediksi Dampak Stunting Di Indonesia

 9 Juta anak Indonesia terancam penurunan IQ 10-15


point
 9 Juta anak Indonesia terancam terlambat masuk sekolah
dan prestasi akademik yang buruk.
 9 Juta anak Indonesia, ketika dewasa/usia kerja hanya
akan memperoleh pendapatan kurang dari 20%
dibandingkan anak yang tidak mengalami stunting.
 Kehilangan 1% tinggi badan karena stunting
berhubungan dengan penurunan 1,4% produktivitas
 Biaya langsung penurunan malnutrisi penyebab stunting
meliputi 20-30 M dolar per tahun.
 Indonesia akan kehilangan potensi GDP sebesar 11%

STUNTING BISA DICEGAH MELALUI 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN
(MEMASTIKAN KESEHATAN YANG BAIK DAN GIZI YANG CUKUP)

1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK) yang Optimal


Gizi tepat + Pencegahan Penyakit = Tumbuh Kembang Optimal = Mencegah Stunting
STRATEGI
NASIONAL
CEGAH
STUNTING
Peran dan Kesadaran Orang Tua dalam Pencegahan Stunting

1. Beri Makanan bergizi seimbang dan cukup


- ASI, MP ASI, Makanan seimbang, sarapan pagi siang dan malam
- Kurangi beli rokok  beli makanan bergizi untuk ibu dan anak

2. Cegah Penyakit
- Kebersihan makanan, minuman, badan, pakaian, air dan lingkungan
- Imunisasi lengkap dan teratur
- Hindari asap rokok

3. Simulasi dan kasih sayang setiap hari :


- orang tua/pengasuh : kurangi HP, sering berinteraksi dgn bayi dan anak
- Anak : jangan sering nonton TV, HP, banyak bermain dengan orang tua
- Permainan tradisional

4. Pantau pertumbuhannya : di posyandu, puskesmas, dokter


5. Pantau perkembangannya di posyandu, puskesmas,
9
dokter
KATEGORI PREVALENSI STUNTING
BALITA USIA 0-59 BULAN, JAWA BARAT
(PEMANTAUAN STATUS GIZI 2017)
PSG 2017 – Stunting
Indonesia: 29.6% Kota Cimahi
Purwakarta (26.5%)
Jawa Barat: 29.2% (30.8%)
Kota Bandung : 25.8% Kota
Karawang Bandung
(26.1%)
Kota Bekasi Indramayu (25.8%) Cirebon
(15.0%) (29.9%) (25.6%
Kota Depok )
(14.9%) Subang (25.5%) Kota
Majalengka Cirebon
(30.2%) (26.5%)

Bogor
(28.5%)

Sumedang
Kota Bogor (28.1%)
(25.0%)
Kuningan
(28.5%)
Bandung
Sukabumi
Kota Sukabumi (38..7%) Ciamis
(37.6%)
(23.1%) (29.0%)
Cianjur (35.7%)

Garut
(43.1%)
Bekasi
Tasikmalay
(23.7%)
Bandung Barat a
(33.4%)
Ket (34.3%)
Kota Banjar
(28.0%)
: Sangat Tinggi ≥40% Pangandaran (28.1%)Kota Tasikmalaya (38.2%)

Tinggi 30-39%
Medium 20-29%
Rendah, <20%
Jumlah Anak Stunting Usia 0-59 tahun di Wilayah Kerja
UPT Puskesmas Talagabodas
50
45 44
40
35 Cikawao
30
30 Burangrang
25 Malabar
21
20
15
10
5
0
Februari

Sumber : BPB Bulan Februari 2019 UPT Puskesmas Talagabodas


Peran Kader dalam Cegah Stunting
Sosialisasi mengenai Stunting kepada Masyarakat

Sosialisasi mengenai ASI Eksklusif, MP ASI, Imunisasi

Sosialisasi Program Inovasi Beas Beureum & Rembulan Kepada


Masyarakat

Melacak, mendata dan melaporkan Ibu Hamil di wilayahnya


terutama Ibu Hamil KEK

Melacak, mendata dan melaporkan Bayi Baru Lahir Rendah

Melacak, mendata dan melaporkan Bayi/Balita yg BB dan TB nya


tidak naik 2 bulan berturut-turut (2T)
T I N G TING
AYU E P ITING
NY A K
MAKAN EP
C A KE E G IT U
T I N
E G A H STUN
C T I N G!!!
P E N

Anda mungkin juga menyukai