Anda di halaman 1dari 20

PERAN KADER GIZI DALAM

PENANGANAN STUNTING
DI KOTA BANDUNG

Seksi Kesga dan Gizi


Bidang Kesehatan Masyarakat
Dinas Kesehatan Kota
Bandung
KATEGORI PREVALENSI STUNTING 13 Kabupaten/Kota Prioritas Stunting di Jawa Barat
BALITA USIA 0-59 BULAN, JAWA BARAT Tahun 2018 (Data Riskesdas 2013)
(PEMANTAUAN STATUS GIZI 2017) Jumlah Jumlah
Prevalensi
No Kabupaten/Kota Stunting 2013
Kecamatan Desa
PSG 2017 – Stunting (%)

Indonesia: 29.6% 1 BOGOR 40 434 28,29


Kota Cimahi (26.5%) 2 BANDUNG 31 280 40,7
Jawa Barat: 29.2% Purwakarta (30.8%)
3 GARUT 42 442 37,83
Kota Bandung : 25.8% Kota Bandung 4 CIANJUR 32 360 41,76

Karawang (26.1%)
(25.8%) 5 SUKABUMI 47 386 37,1
6 KARAWANG 30 309 34,87
Kota Bekasi (15.0%) Indramayu (29.9%) Cirebon 7 BANDUNG BARAT 16 165 52,55
(25.6%) 8 CIREBON 40 424 42,47
Kota Depok 9 TASIKMALAYA 39 351 41,73
(14.9%) Subang (25.5%) Kota Cirebon 10 SUBANG 30 253 40,47
Majalengka (26.5%) 11 INDRAMAYU 31 317 36,12
(30.2%) 12 SUMEDANG 26 283 41,08
Bogor
13 KUNINGAN 32 376 42
(28.5%)

Sumedang
Kota Bogor (25.0%) (28.1%) Prevalensi Stunting Turun 3 tahun berturut-turut
Kuningan
Bandung (28.5%)
Sukabumi
Kota Sukabumi (38..7%) Ciamis
(37.6%)
(23.1%)
Cianjur (29.0%) Prevalensi Stunting Naik 3 tahun berturut-turut
(35.7%)
Ket: Garut (43.1%)
Bekasi (23.7%)
Tasikmalaya
Sangat Tinggi ≥40% Bandung Barat (33.4%)
Tinggi 30-39% (34.3%) Kota Banjar
Medium 20-29% (28.0%)
Pangandaran Kota Tasikmalaya
Rendah, <20% (28.1%) (38.2%)
Konsumsi susu formula bayi kemarin, *Berdasarkan hasil asesmen
PMBA oleh Helen Keller
berdasarkan status menyusui International (HKI) di Kota
Bandung

100 100 100


100
Menyusu Tidak menyusu
90
82.6
% anak yang mengonsumsi

80

70
60 57.3
60
kemarin

50
50

40 35.5 37.9
34.4 33.3
28.8
30

20

10

0
0-5 bulan 6-11 bulan 12-17 bulan 18-23 bulan 24-29 bulan 30-35 bulan

Umur anak

Anak menyusu: konsumsi formula meningkat seiring bertambahnya usia


Anak tidak menyusu: konsumsi formula menurun ketika usia bertambah

Formula tidak diperlukan jika anak mendapat ASI


Kelompok makanan yang dikonsumsi kemarin, *Berdasarkan hasil asesmen
PMBA oleh Helen Keller
anak usia 6-35 bulan International (HKI) di Kota
Bandung
Beras/gandum 89.3
Lemak/minyak 65.7
Daging 61.0
Sayuran berwarna kuning, oranye 45.1
Buah-buahan lain 42.4
Telur 40.6
Gula 37.4
Legume, kacang-kacangan, tahu, tempe 28.5
Sayuran lain 25.9
Sayuran berdaun hijau 20.6
Umbi-umbian 18.6
Ikan, makanan laut 13.5
Buah berwarna kuning, jingga 6.7
Keju, es krim 5.9
Hati, ginjal, jeroan lain 4.4
Makanan pendamping ASI buatan pabrik apapun 37.4
Makanan ringan buatan pabrik apapun 81.6
Makanan ringan bukan buatan pabrik 27.5
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
% anak 6-35 bulan yang mengonsumsi kemarin

Tinggi konsumsi makanan bersumber beras/gandum dan makanan pabrikan.


Rendahnya asupan buah dan sayur
Tidak sesuai rekomendasi ISI PIRINGKU dan pola makan 4 bintang
PROGRAM KESEHATAN DENGAN
PENDEKATAN SIKLUS HIDUP

TE TUN
RI ADI NG
•Penjaringan kes. peserta didik

RJ T
SI NY
S
•BIAS

KO A
• Penjaringan kes. Peserta didik
•UKS
• Kespro remaja

I
•PMT-AS
• Konseling: Gizi HIV/AIDS,NAPZA dll
• Pemberian Tablet tambah darah

Anak SD Balita

• Pemantauan
• Konseling Kespro Anak SMP/A & remaja pertumbuhan &
• Pelayanan KB
ma
perkembangan
• KIE Kespro Catin
rta • PMT
i pe n
• PKRT
PUS & WUS r
a
000 h idupa
1 keh
Bayi
Persalinan, nifas & Lansia berkualitas
neonatal • ASI eksklusif
Pemeriksaan • Imunisasi dasar
Pr eve Di r

Kehamilan
om nti ni

lengkap
Di lu f d tif
Pr nosa Hili
ag =

• MP-ASI
Hu rati lita

oti f

• Penimbangan
f,
ku abi

• Vit A
re

• P4K • MTBS, MTBM


Mendorong persalinan di •
h

• Buku KIA Posyandu Lansia


• ANC terpadu Fasyankes • Peningkatan kualitas
• APN (MAK III) dan KF
an

• Kelas Ibu Hamil Hidup Mandiri


• Fe & asam folat • Vit A Nifas • Perlambatan proses
• PMT ibu hamil • IMD, Vit K 1 inj, Imm Hep B Degeneratif
• TT ibu hamil • Rumah Tunggu
• Kemitraan Bidan Dukun
5 KB pasca persalinan
PONED-PONEK
6
7
STUNTING BISA DICEGAH MELALUI 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN
(MEMASTIKAN KESEHATAN YANG BAIK DAN GIZI YANG CUKUP)

2/15/2018

1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK) yang Optimal


Gizi tepat + Pencegahan Penyakit = Tumbuh Kembang Optimal = Mencegah Stunting
STRATEGI
NASIONAL
CEGAH
STUNTING
KEBUTUHAN GIZI 1000 HPK
PERUBAHAN JARGON GIZI NASIONAL
Porsi isi piringku berdasarakan kelompok umur
HASIL PENELITIAN DIREKTUR BINA GIZI MASYARAKAT (Ir. Doddy Izwardy, MA)

1. Determinan utama terjadinya stunting pada anak di Indonesia :


a. ASI tidak Eksklusif pada 6 bulan pertama,
b. status ekonomi keluarga yang rendah,
c. kelahiran prematur
d. panjang badan baru lahir yang pendek,
e. ibu yang pendek
f. tingkat pendidikan orangtua rendah
g. anak yang tinggal di daerah miskin perkotaan dan di daerah pedesaan

2. ANAK LAKI-LAKI CENDERUNG LEBIH BERISIKO mengalami stunting dari pada


anak perempuan
3. Anak-anak dari keluarga DENGAN JAMBAN YANG BURUK DAN AIR MINUM
TIDAK LAYAK meningkatkan risiko terjadinya stunting
HASIL PENELITIAN DIREKTUR BINA GIZI MASYARAKAT (Ir. Doddy Izwardy, MA)

4. Faktor masyarakat dan sosial seperti AKSES YANG RENDAH TERHADAP


PELAYANAN KESEHATAN dan tempat tinggal di pedesaan yang berlangsung
lama berkaitan dengan kejadian stunting pada anak
5. HAMPIR SELURUH PENYEBAB LANGSUNG terhadap kejadian stunting telah
ditangani oleh kebijakan program di Indonesia
6. REKOMENDASI
a. Intervensi untuk mencegah stunting mulai sebelum masa konsepsi dan
terus dilakukan setidaknya hingga anak berusia 24 bulan.
b. Intervensi spasial terhadap faktor determinan diperlukan untuk
menentukan intervensi yang sesuai dengan kondisi geografis dan konteks
lokal
c. Intervensi harus dilakukan pada provinsi dan kabupaten yang memiliki
masalah stunting yang paling besar karena perbedaan prevalensi stunting
yang besar di berbagai daerah di Indonesia
 KOMITMEN BERSAMA dalam peningkatan peran
aktif kader menggerakkan individu, keluarga dan
masyarakat
 HARMONISASI DAN KEMITRAAN dengan berbagai
pihak, untuk menumbuhkan kesadaran, kemauan
dan kemampuan berperilaku sehat dalam
pencegahan kanker, TB dan stunting

KADER sebagai AGEN PERUBAHAN


yang berperan mendorong
MENINGKATKAN KUALITAS HIDUP
individu, keluarga 15
dan masyarakat
PERLU UPAYA BERSAMA

1. Memperbaiki praktik pemberian makan pada anak


2. Pola makan keluarga
a. Gizi seimbang sesuai isi piringku
b. Mengutamakan makanan alami dengan menu lokal
c. Membatasi konsumsi olahan karena
tinggi Gula-Garam-Lemak
3. Memperkuat pengetahuan gizi yang benar
STRATEGI PEMBERIAN MAKANAN BAYI DAN
ANAK (PMBA)

1. Menciptakan lingkungan yang kondusif bagi praktek


menyusui melalui kebijakan dan peraturan
perundang- undangan.
2. Penguatan sarana pelayanan kesehatan dalam
menerapkan 10 langkah keberhasilan menyusui
3. Peningkatan komitmen dan kapasitas stakeholder
dalam meningkatkan, melindungi dan mendukung
pemberian ASI dan MPASI
4. Pemberdayaan ibu, keluarga dan masyarakat
dalam praktek pemberian ASI dan MP-ASI.
SALAH SATU UPAYA PENANGANAN STUNTING
DI KOTA BANDUNG

Pembentukan FORKAGI
(Forum Komunikasi Kader Gizi)
BANDUNG
H CE GAH
E G A BEBAS
AYO C !!!
STUNT
I NG I T
UN TI NG STUNTING!!! PE N T I N U
ST G!!!

TERIMA KASIH
Rencana Tindak Lanjut

Anda mungkin juga menyukai