Anda di halaman 1dari 26

BAB V AKUNTANSI PERUSAHAAN

DAGANG

KELOMPOK 7

SITI ROBIATUL ADAWIYAH 2021902021029


SITI SARAH AHMADI 202190202130
PANCA AJI RIANTO 2021902021023
1. Kegiatan perusahaan dagang
secara garis besar kegiatan perusahaan dagang meliputi : pembeli, pembayaran, penjualan dan
penerimaan uang

A. Pembelian
Pembelian dalam perusahaan dagang meliputi pembelian aktiva produktif, pembelian barang dan
jasa lain dalam rangka kegiatan usaha, pembeli dapat dilakukan secara kredit maupun secara tunai.
Pembelian yang dilakukan secara kredit akan menimbulkan utang yang biasanya dicatat dalam akun
utang dagang.
B. Pembayaran
Kegiatan pembelian akan diikuti pembayaran, kapan pembelian akan di bayar tergantung pada syarat
jual beli yang di tetapkan. Selain itu pembelian barang dan jasa, pembayaran dapat dilakukan untuk
keperluar lain. Misalnya mengembalikan atau membagikan laba kepada pemilik.
C . Penjualan

Untuk perusahaan dagang, akun yang digunakan untuk mencatat penjualan barang
dagang di sebut penjualan, penjualan dapat digunakan dilakukan secara kredit maupun
tunai, apalagi penjualan dilakukan secara kredit akan menimbulkan piutang yang akan
dicatat dalam akun piutang dagang namun kadang-kadang Ketika perusahaan menjual
barang dagangan juga akan menerima pengembalian barang yang telah dijual disebut
retur penjualan ( sales return ), sedangkan pemberian potongan harga di sebut
pengurangan harga ( sales allowances ).
 2. Aturan debit kredit dalam akuntans i
Aturan debit dan kredit
+ DEBET
Aktiva
- KREDIT
+ KREDIT
Kewajiban - DEBET
+ KREDIT
Modal
- DEBET
+ KREDIT
Pendapatan
- DEBET
+ DEBET
Biaya
- KREDIT
• Debit adalah pengurangan deposito di dalam sebuah rekening bank atau catatan pos
pembukuan yang dapat menambah nilai aktiva atau mengurangi besaran kewajiban.
• Kredit adalah kemampuan untuk melakukan pembelian atau pinjaman dengan adanya
perjanjian untuk melakukan pembayaran dalam jangka waktu tertentu.

Debit diartikan sebagai tambahan uang di dalam tabungan atau rekening. Selain itu juga
dapat diartikan sebagai pertambahan transaksi.
Sedangkan kredit diartikan sebagai pengeluaran uang saat melakukan transaksi.
Namun debit dan kredit tidak bisa hanya diartikan sebagai pertambahan atau berkurangnya
uang di dalam tabungan. Hal tersebut dikarenakan untuk kepentingan laporan keuangan
perusahaan, beda debit dan kredit tidak sesederhana itu.
3. Pencatatan dan pembelian

• Pada jurnal pembelian transaksi yang dicatat berupa transaksi pembelian secara kredit entah itu
pembelian barang dagang ataupun pembelian perlengkapan dan peralatan. Pencatatan yang di
lakukan akibat penambahan pembelian caranya dengan mendebitkan akun pembelian sejumlah
pembelian tersebut.
• Jika pencatatan yang terjadi akibat penambahan utang dagang dengan cara mengkreditkan akun
utang dagang sejumlah nilai utang.
contoh jurnal khusus pembelian sebagai berikut :
4. Pencatatan penjualan

Transaksi yang dicatat pada jurnal penjualan termasuk transaksi penjualan barang
dagang secara kredit. Jadi transaksi tersebut mengakibatkan saldo yang ada di
piutang dagang bertambah dan saldo penjualannya juga bertambah.
Seandainya ada penambahan piutang dagang dengan cara mendebitkan piutang
dagang sedangkan pencatatan yang dilakukan kalo ada penambahan penjualan
adalah mengkreditkan penjualan.
Contoh jurnal khusus penjualan
5. Harga pokok penjualan / Cost of goods sold
• HPP adalah istilah akuntansi dengan definisi khusus berdasarkan prinsip akuntansi yang telah ditetapkan sebelumnya.
Dalam menentukan HPP, perusahaan harus menerapkan prinsip inventory cost.
Definisi tersebut memberikan panduan antara biaya mana yang harus dimasukkan dan formula terkait untuk menghitung HPP.
Yang paling penting, harga pokok penjualan adalah komponen kunci untuk menentukan dua metrik bisnis penting, yakni laba kotor
perusahaan dan margin kotornya.
Laba kotor diperoleh dengan mengurangkan HPP dari pendapatan, sedangkan margin kotor adalah laba kotor dibagi pendapatan.
Semakin tinggi HPP perusahaan, semakin rendah laba kotornya. Jadi, HPP merupakan konsep yang penting untuk dipahami.
HPP, kadang-kadang disebut juga sebagai “biaya penjualan,” dan umumnya dicatat pada laporan laba rugi perusahaan, tepat di bawah
garis pendapatan.
COGS mencakup semua biaya yang dikeluarkan untuk membuat produk yang ditawarkan perusahaan.
Sebagian besar adalah biaya variabel untuk membuat produk, misalnya, bahan baku, tenaga kerja, biaya pemeliharaan mesin dan
sebagainya.
Contoh biaya yang umumnya termasuk HPP meliputi:
• Bahan baku
• Barang yang dibeli untuk dijual kembali
• Biaya pengiriman barang
• Retur dan potongan pembelian
• Diskon perdagangan atau tunai
• Buruh pabrik
• Bagian yang digunakan dalam produksi
• Biaya penyimpanan
• Biaya overhead pabrik
Cara Menghitung Harga Pokok Penjualan (HPP)

Rumus HPP terdiri dari tiga variabel, di antaranya inventaris awal, pembelian, dan inventaris akhir.
• Berikut ini rumus HPP umum yang harus diketahui oleh seorang akuntan
• (Persediaan Awal + Pembelian) – Persediaan Akhir = HPP
cara menghitung HPP yang benar lakukan empat langkah berikut ini:
• Identifikasi persediaan awal bahan baku, kemudian barang dalam proses dan barang jadi,
berdasarkan jumlah persediaan akhir periode sebelumnya.
• Tentukan biaya pembelian bahan baku yang dilakukan selama periode tersebut, dengan
mempertimbangkan ongkos angkut, perdagangan dan diskon tunai.
• Jangan lupa tentukan saldo persediaan akhir. Biasanya, ini didasarkan pada jumlah siklus fisik dan
dilakukan sesuai dengan metode penilaian persediaan pilihan perusahaan.
• Pastikan bahwa biaya produksi langsung lainnya dimasukkan dalam penilaian persediaan.
 cara menghitung harga pokok penjualan
Perusahaan A menjual meja dapur kelas atas kepada konsumen. Pada 1 Januari 2019, ia menyimpan
lima meja dalam inventaris, masing-masing senilai Rp. 1.000.000. Kemudian, sepanjang periode,
Perusahaan A membeli 10 meja tambahan dari pemasoknya.

Pada 31 Desember 2019, Perusahaan A menghitung ada tiga meja yang tidak terjual di gudangnya.
Inilah cara perusahaan menghitung HPP-nya:

HPP = (Persediaan Awal + Pembelian) – Persediaan Akhir


= (Rp. 5.000.000 + Rp. 10.000.000) – Rp. 3.000.000
= Rp. 15.000.000 – Rp. 3.000.000
= Rp. 12.000.000
• contoh HPP pada laporan akuntansi perusahaan
6. Penyesuaian persediaan barang dagang

jurnal penyesuaian persediaan barang dagang berfungsi mencerminkan kegiatan bisnis yang
telah terjadi. Tapi masih belum tercatat atau karena ada dokumen transaksi yang belum
sampai ke akuntan.
Jurnal penyesuaian biasanya fungsinya untuk membuat pendapatan dan pengeluaran dalam
laporan laba rugi. Juga untuk aset dan kewajiban dalam laporan neraca dilaporkan dengan
nilai yang sesungguhnya.
• 1. Jurnal Penyesuaian Persediaan Barang Dagang Pada Metode Persediaan Perpetual
jurnal penyesuaian persediaan barang dagang metode perpetual, perusahaan membandingkan nilai
jumlah persediaan akhir fisik dari hasil stock opname dengan jumlah persediaan akhir di neraca saldo
yang belum disesuaikan.
Jika terdapat perbedaan (hampir selalu ada dengan berbagai alasan, seperti karena pencurian,
kerusakan, pemborosan, atau kesalahan karyawan), maka jurnal penyesuaian harus dibuat.
• Sebagai contoh, nilai pada akun persediaan akhir dan HPP di neraca saldo yang belum disesuaikan
perusahaan Maju Jaya adalah Rp5.000.000 dan Rp120.000.000.
Ternyata setelah dilakukan stock name, nilai persediaan akhir yang sesungguhnya adalah
Rp4.800.000.
Perbedaan ini harus disesuaikan dan dicatat dengan jurnal penyesuaian yang berimplikasi kepada
turunnya nilai persediaan dan naiknya biaya HPP.
• Jurnal penyesuaian persediaan barang dagang metode perpetual 

Nama Akun Debit Kredit

HPP Rp200.000

       Persediaan Rp200.000

(Rp5.000.000 – Rp4.800.000 =
Rp200.000)
2. Jurnal penyesuaian persedian barang dagang metode periodik

Jurnal penyesuaian persediaan Barang dagang metode periodik,


yaitu perusahaan tidak mencatat transaksi pembelian atau penjualan langsung ke akun persediaan.
Saldo-saldo yang belum disesuaikan untuk persediaan mewakili saldo akhir periode lalu
dan tidak termasuk dari periode saat ini.
Dan tentunya HPP belum tercatat selama periode berjalan
Persahaan menggunakan hasil stock opname sebagai saldo persediaan akhir
dan untuk menghitung jumlah penyesuaian yang diperlukan.
• Untuk mengetahui nilai HPP, perusahaan harus mengetahui:
1. Nilai persediaan awal
2. Pembelian persediaan bersih selama periode berjalan (pembelian + biaya angkut pembelian – diskon
pembelian – retur pembelian)
3. Nilai persediaan akhir
Sebagai contoh, perusahaan Sejahtera
Akun Neraca Saldo Debit Kredit
jaya mempunyai data neraca saldo yang
belum disesuaikan sebagai berikut: Persediaan awal Rp25.000.000
Pembelian Rp170.000.000
Diskon pembelian Rp500.000

Retur Pembelian Rp950.000


Biaya Angkut
Rp1.000.000
Pembelian
7. Penyusunan work sheet

• Cara Menyusun Kertas Kerja atau Neraca lajur (Work Sheet) yaitu;


1. Memindahkan Data Neraca Saldo 
2. Memindahkan Data Jurnal Penyesuaian
3. Menjumlahkan Neraca Saldo dan Jurnal Penyesuaian Pada Kolom NSD
4. Memindahkan NSD (Neraca Setelah Disesuaikan)
5. Menjumlahkan Kolom Laba Rugi dan Neraca Kemudian Mencari Selisihnya
Contoh neraca saldo yang di pindahkan ke kertas kerja atau
nerca lajur ( work sheet )
8. Laporan keuangan

• Pengertian Laporan Keuangan


Laporan keuangan adalah laporan yang disiapkan oleh manajemen perusahaan untuk
menyajikan kinerja dan posisi keuangan pada suatu titik waktu.
Serangkaian laporan keuangan bertujuan umum biasanya mencakup neraca, laporan laba rugi,
laporan ekuitas pemilik, dan laporan arus kas. Laporan ini disiapkan untuk memberi pengguna
di luar perusahaan, seperti investor dan kreditor, lebih banyak informasi tentang posisi
keuangan perusahaan.
Perusahaan publik juga diharuskan untuk menyajikan pernyataan ini bersama dengan yang lain
kepada badan pengatur pada waktu yang tepat.
Laporan Keuangan pada Perusahaan Dagang

1. Laporan Laba Rugi


2. Laporan Arus Kas
3. Neraca
4. Laporan Utang
5. Laporan Stok Barang
6. Kesimpulan
9. Jurnal Penutup

Anda mungkin juga menyukai