Anda di halaman 1dari 14

Anggaran Bahan Baku &

Anggaran Tenaga Kerja

01 TEDDY AUVA ANDRIANZA (B12.2018.03837)

02 ADINDA RIZKI RAMADHIANI (B12.2018.03831)

03 YASMINA AZIZAH NOOR (B12.2018.03722)

04 M. AMAR MARUF HUSEIN (B12.2016.03216)

05 RAHMAD RIZALDI (B12.2017.03529)

06 BAGUS SUTEJO SETIAJI (B12.2016.03073)


Anggaran Bahan
Baku
Manajemen persediaan
tradisional

Perusahaan manufaktur memperhitungkan 3 macam persediaan


yaitu persediaan bahan baku, persediaan barang dalam proses
dan persediaan barang jadi, ketiga jenis persediaan ini dihitung
tigkat perputarannya yaitu :

• Perputaran bahan baku


Bahan baku yang digunakan dibagi dengan rata-rata persediaan
bahan baku.
• Perputaran barang dalam proses.
Harga pokok produksi dibagi dengan rata-rata persediaan
barang dalam proses
• Perputaran barang jadi
Harga pokok penjualan dibagi dengan rata-rata persediaan
barang jadi atau penjualan dibagi dengan rata-rata persediaan
barang jadi.
• Estimasi dan rencana volume penjualan
• Estimasi dan perencanaan volume produksi
• Estimasi dan perncanaan kenutuhan bahan
Besar kecilnya nilai
baku yang digunakan dalam proses produksi
persediaan • Biaya order pembelian
dipengaruhi oleh: • Biaya penyimpanan
• Harga bahan baku

• Biaya proses pemesana bahan baku


• Biaya pengiriman pesanan
Biaya pesanan • Biaya penerimaan bahan baku yang dipesan
• Biaya untuk memproses pembayaran bahan
baku yang dibeli

• Biaya untuk mengelola bahan baku ( biaya


Biaya menimbang dan menghitung
penyimpangan • Biaya sewa gudang
• Biaya pemeliharaan dan penyelamatan bahan
baku
• Biaya asuransi
• Biaya Pajak
• Biaya Modal
Manajemen harus menghitung biaya yang paling ekonomis
pada setiap jumlah barang yang dipesan yang biasa disebut
denga istilah Economic Order Quantity ( EOQ ) cara
menghitungnya adalah sebagai berikut :
EOQ =
PI

R
Requirement of raw material, jumlah bahan baku yang
dibutuhkan selama 1 periode

S
Set up cost, biaya pesanan setiap kai melakukan pesanan

P
Price, harga bahan baku per satuan

Inventory, biaya penyimpana persediaan yang umumnya dinyatakan dalam presentasi dari nilai
rata-rata persediaan
CONTOH KASUS
Jika diketahui PT STE membutuhkan jumlah Dan jika penggunaan maksimal bahan baku adalah 80 unit per hari dan
bahan baku yang dibutuhkan selama 1 periode penggunaan rata-rata Per harinya adalah 60 unit per haridan waktu
sebanyak 1.600 unit dan biaya untuk melakukan tenggangnya ( Lead Time ) adalah 4 hari. Maka Persediaan
pesanan yaitu Rp 5 dan harga untuk bahan baku pengamannya dapat dihitung sebagai berikut :
per satuannya adalah Rp 1/ unit dan biaya Penggunaan Maksimal 80
penyimpanan persediaannya adalah 40%. Penggunaan Rata-rata (60)
Selisih 20

R = 1.600 unit Waktu tenggang x4 hari


Persediaan pengaman 80 unit
S= Rp 5
P= Rp 1 Dengan adanya persediaan pengaman sebanyak 80 unit, maka titik
pemesanan kembali ( Reorder Point ) dapat dihitung sebagai berikut :
I= 40 % ROP= ( Tingkat penggunaan rata-rata x waktu tenggang ) + Persediaan

Maka EOQ nya adalah sebagai berikut : pengaman ( 60 x 4 ) + 80 unit = 320 unit
Jadi pesanan secara otomatis dapat dilakukan ketika tingkat persediaan
EOQ = = = == 200 unit turun menjadi 320 unit.

PI 0.40x1 0.4
PANDEMIC COVID-19
 Persediaan Model JIT ( Just In Time )
Model JIT artinya ketika kita membutuhkan barang maka barang produksi itu ada,
model JIT ini bisa diterapkan jika pemasok benar-benar profesional ( barang bagus
kualitasnya dan tepat waktu ) dan menjadi bagian dari perusahaan yang dipasok. Harga
dalam JIT system bukan merupakan hal yang pokok karena harga bisa dinegosiasi
terlebih dahulu dan yang penting bagi perusahaan adalah kualitas barangnya dan
ketepatan waktunya.

 Prinsip dasar JIT ( Just In Time )


Prinsip dasarnya adalah perusahaan yang menerapkan model sistem seperti ini
berarti ia tidak mempunyai saldo persediaan ( Safety Stock ), delngan tidak memiliki
safety stock perusahaan dapat menghemat biaya persediaan, JIT hanya bisa
dilaksanakan jika sumber daya menusia dan peralatan dirawat dengan baik artinya buruh
pabrik harus loyal dan memiliki kesadaran tinggi untuk bekerja selam hidupnya.
Perbedaan antara sistem JIT dengan sistem
persediaan minimum ( Safety Stock )
Sistem JIT
01 02 Sistem Safety Stock
Mengutamakan
proses produksi 02 03 • Mengutamakan
hasil akhir Output
melalui pengendalian melalui
terpadu pemeriksaan
Mengutamakan kerja Inspeksi
tim • Mengutamakan
Kontrak jangka kerja individu
panjang dengan • Kontrak jangka
pemasok dan pendek dengan
diperlakukan sebagai pemasokdan
mitra bisnis sejati diperlakukan
yang loyal sebagai pesaing
Berusaha terus- • Toleransi terhadap
menerus, penyimpangan
menghilangkan • Kepuasan
penyimpangan
Kepuasan pelanggan
2m pelanggan melalui
harga dan kualitas
melalui pelayanan produk
purna jual
Anggaran Bahan
Baku
Anggaran Tenaga Kerja

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYUSUNAN


ANGGARAN TENAGA KERJA
Kebutuhan tenaga kerja
Teknologi produksi

MANFAAT ANGGARAN TENAGA KERJA


Sebagai pedoman kerja manajer lini (kepala seksi) untuk
mendorong efektivitas buruh mencapai sasaran kerja.
Alat ukur efisiensi kerja melalui analisis penyimpangan tarif upah
dan jam kerja.
Alat untuk menentukan besarnya harga pokok produksi.
CONTOH KASUS

PT Sinar Terang Elektronik Satu


Perusahaan menyusun anggaran tenaga kerja untuk tahun depan. Proses produksi dilaksanakan dua departemen, yaitu
departemen satu dan departemen dua. Rencana produksi tahun depan adalah: triwulan satu 400unit, triwulan dua
500unit, triwulan tiga 600unit, dan triwulan empat 700unit. Standar jam kerja per unit produk untuk departemen satu 2jam,
departemen dua 3 jam, sedangkan standar tariff upah untuk departemen satu Rp 4, dan departemen dua Rp 5.

SOLUSI 1

Anggaran Jam Kerja Langsung (direct Labor Hour Buget) Anggaran Upah (Direct Labor Cost Buget)
Departemen satu Departemen Dua Departemen satu Departemen Dua
Triwulan (Standar 2 Jam Kerja) (Standar 3 Jam Kerja) Triwulan (Standar Upah Rp 4) (Standar Upah Rp 5)
Unit Produksi Jumlah (Jam) Unit Produksi Jumlah (Jam) Unit Produksi Jumlah (Jam) Unit Produksi Jumlah (Jam)
1 400 800 400 1.200 1 800 3.200 1.200 6.000
2 500 1.000 500 1.500 2 1.000 4.000 1.500 7.500
3 600 1.200 600 1.800 3 1.200 4.800 1.800 9.000
4 700 1.400 700 2.100 4 1.400 5.600 2.100 10.500
2.200 4.400 2.200 6.600 4.400 17.600 6.600 33.000
PT Sinar Terang Elektronik Dua

Perusahaan sedang menyusun anggaran upah buruh untuk tahun depan. Data yang tersedia adalah sebagai berikut :

Prediksi penjualan: produk A = 200 unit, B= 300 unit, C= 400unit. Persediaaan barang jadi dalam unit : persediaan awal A= 10 unit, B= 20 unit, dan C= 30 unit, sedangkan
persediaan akhir A= 5 unit, B= 10 unit, dan C= 15unit. Produk tersebut dikerjakan dalam tiga departemen yaitu departemen AX, BX, dan CX.

Standar Jam Kerja dan tarif Upah


Produk Departemen. AX Departemen. BX Departemen. CX
A 1 jam 2 jam 3 jam
B 2 jam 3 jam 2 jam
C 3 jam 1 jam 1 jam
Tarif Upah Rp5 Rp6 Rp7

SOLUSI 2
Anggaran Jam Kerja Langsung Dept. AX
Anggaran Produksi (Direct Labor Hous Budget)

Keterangan Produk A Produk B Produk C Departemen AX


Produk Unit Standar
Penjualan 200 300 400 Total
Produksi Jam
Persediaan Akhir (+) 5 10 15
A 195 1 195
Jumlah 205 310 415
B 290 2 580
Persediaan awal (-) 10 20 30
C 385 3 1.155
Anggaran Produksi 195 290 385
1.930
Anggaran Upah Buruh Dept. BX
Departemen BX
Produk
Total Jam Tarif Upah (Rp) Total (Rp)
A 390 5 1.950
B 870 6 5.220
C 385 7 2.695
9.865

Anggaran Upah Buruh Dept. CX


Departemen CX
Produk
Total Jam Tarif Upah (Rp) Total (Rp)
A 585 5 2.925
B 580 6 3.480
C 385 7 2.695
9.100
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai