Anda di halaman 1dari 12

KESEIMBANGAN EKONOMI

DUA SEKTOR
Diagram Alir Melingkar 2 Sektor

FAKTOR PRODUKSI

PENDAPATAN
(Y)

RUMAH TANGGA PERUSAHAAN

BARANG & JASA

KONSUMSI
(C )
Diagram Alir Melingkar 2 Sektor
dengan Tabungan & Investasi

FAKTOR PRODUKSI

PENDAPATAN
(Y)

RUMAH TANGGA PERUSAHAAN

BARANG & JASA


KONSUMSI
(C )
TABUNGAN
INVESTASI
(S) LEMBAGA KEUANGAN (I)
Diagram Alir Melingkar 2 Sektor
dengan Tabungan & Investasi

FAKTOR PRODUKSI

PENDAPATAN
(Y)

RUMAH TANGGA PERUSAHAAN

BARANG & JASA


KONSUMSI
(C )
TABUNGAN
INVESTASI
(S) LEMBAGA KEUANGAN (I)
Dalam menentukan besarnya nilai produksi dan
pendapatan nasional ada 3 pendekatan (Approach)

1. Pendekatan produksi (Produksi Approach)


Jumlah nilai akhir barang dan jasa (value of final good
and service) yang di pasarkan berdasarkan nilai
jual/harga pasar yang berlaku.
Akhir barang dan jasa (value of final good and
service) produk akhir yang tidak perlu melalui
proses lagi.

5
Cara menghitung dengan menggunakan metode
nilai tambah (Value Added)
Rumus:
VA = Nilai jual output – Nilai jual antara
Sehingga bisa di artikan nilai akhir suatu produk
sama dengan nilai total VA dari seluruh tahapan
proses produksi
Kebaikan metode nilai tambah :
1. Dapat mencerminkan alokasi sumber-sumber
ekonomi (Resources) pada berbagai sektor
proses produksi
2. Dapat menghindari perhitungan ganda
3. Dapat mencerminkan proses penciptaan nilai
tambah yang berarti sebagai penciptaan
kesempatan kerja 6
2. Pendekatan penghasilan (Income Approach)

Sebagai jumlah total balas jasa faktor


produksi (w + I + r + π) sehingga nilai total
output yang dihasilkan sama dengan nilai
total penghasilan masyarakat, dapat di
tunjukan dengan cara akuntansi dalam
berbentuk neraca

7
Contoh:
Necara output
Asset Liabiliti
Hasil penjualan output Membayar biaya faktor-faktor produksi
Rp. 100.000
1. Lahan = Rp 20.000
2. Tenaga kerja = Rp 40.000
3. Modal = Rp 15.000
4. Shill = Rp 25.000

8
Hubungan C, S dan Y yang didasarkan
pada persamaan Y= C + S yang dilihat
dari segi penerimaan (Receipt) menurut
alokasinya. Dari persamaan Y= C + S
secara matematis:
S= Y- C dan C= Y-S
Hubungan digambarkan dalam bentuk
tabel:

9
Hubungan dalam bentuk tabel
Y C S APC= APS = MPC MPS
C/Y S/Y
0 750 -750 ~ 0,75 0,25
1000 1500 -500 1,50 -0,50 0,75 0,25
2000 2250 -250 1,125 -0,125 0,75 0,25
3000 3000 0 1,00 0 0,75 0,25
4000 3750 250 0,9375 0,0625 0,75 0,25
5000 4500 500 0,90 0,10 0,75 0,25

BEP
Y=C atau C= Y dan S=0

Jadi MPC+ MPS = 1

10
Y= I+C , maka keseimbangan makro dapat dinyatakan
dalam bentuk persamaan:
Y = C+S = C+I
Y sebagai nilai total output
C+S sebagai total income
C+I sebagai total expenditure
jika C+S= C+I dan C=C maka seharusnya S=I
kenyataan adakalanya S≠I, S > I (deplasi), S<I
(inflasi)
oleh karena itu supaya dapat menjaga keseimbangan
pemerintah dan kebijakan ekonomi yang disebut
dengan kebijakan moneter dengan cara mmbentuk dan
mengartikam bank dan PUM, selanjutnya dalam
analisisnya untuk menghitung besarnya keseimbangan
dapat menggunakan 2 pendekatan: 11
1. Investasi konsumsi (investment consumption
approach) dengan persamaan:
C+S = C+I atau Y= C+I
2. investasi tabungan (Saving Investmen Approach)
dengan persamaan S=I

12

Anda mungkin juga menyukai