Anda di halaman 1dari 18

SOSIALISASI PEMBERDAYAAN

KADER DAN PKK DALAM


PEMBERIAN MAKANAN
TAMBAHAN PEMULIHAN /
PENYULUHAN (PMT-P) LOKAL
PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN
PEMULIHAN (PMT-P) LOKAL
1. Tujuan :
a. Umum
memperbaiki dan mempertahankan status gizi balita, sehingga
dapat menurunkan prev balita gizi buruk menjadi 0,5% pd
th 2013.

b. Khusus
- Membantu upaya pencegahan dan penanggulanngan balita
gizi buruk yg dilaksanakan di puskesmas
- Memberikan makanan tambahan pemulihan minimal
120balita (menurut BB/TB-PB) termasuk kurus sekali dan kurus
dari GAKIN yang ada di Kabupaten Ciamis.
2. SASARAN

a. Langsung
Sasaran PMT-P adalah minimal 120 balita di kabupaten Ciamis dengan
kriteria sbb :
- Umur :6 – 59 bulan
- Status gizi : Kurus sekali (<-3 SD) dan Kurus (-3 SD) menurut
indeks BB/TB atau BB/PB
- Sosek Keluarga :GAKIN
 
b. Tidak Langsung
- Ibu/Keluarga?pengasuh balita gizi buruk (Kurus sekali dan kurus)
GAKIN penerima PMT-P.
- Kader / Orang tua asuh di posyandu lokal balita gizi buruk
sasaran PMT-P.
 

Pelaksanaan Persiapan
a. Pemetaan Balita Gizi Buruk
Dilakukan oleh TPG dengan tujuan untuk memilih lokasi posyandu.
Dasar pemetaan adalah data prevalensi balita gizi buruk yang
terakhir dan laporan temuan kasus yaitu data BPB (Bulan
Penimbangan Balita).
 
b. Validasi / Verifikasi data sasaran oleh Puskesmas
Dimaksudkan untuk memastikan status gizi balita calon sasaran
PMT-P apakah memenuhi kriteria sasaran.
Validasi awal dilakukan oleh petugas gizi puskesmas dengan
mengecek kembali data status gizi dan data-data terkait dengan
Seluruh Balita Gizi Buruk Calon Sasaran PMT-P mulai dari catan
terakhir yang ada di Puskesmas dilengkapi dengan wawancara dan
bila perlu dengan penimbangan seluruh balita.
• Validasi dilakukan dengan :
• Antropometri (Menimbang BB dan mengukur TB / PB) dan atau
melihat tanda-tanda klinis. Penimbangan dilakukan dengan
menggunakan dacin balita atau timbangan seca dengan ketelitian 0,1
Kg. Pengukuran TB dengan menggunakan microtoa (untuk balita usia
24 – 59 bulan) atau pengukuran PB dengan menggunakan alat ukur
panjang badan (untuk balita usia 6 – 23 bulan).
• Wawancara menggunakan instrumen validasi terlampir
Berdasarkan hasil validasi / verifikasi data tsb TPG membuat laporan
(profil balita), dan memetakan penyebaran kasus untuk menentukan
lokasi desa/posyandu dan calon sasaran PMT-P. Selanjutnya laporan
hasil tsb disampaikan ke Pengelola Program Gizi Kabupaten untuk di
validasi/diverifikasi kembali.
• Luaran : Laporan hasil validasi lengkap dengan daftar sasaran
 

4. Pelaksanaan
A. Pemberian Makanan tambahan Pemulihan (PMT-P)
a. Balita Kurus Sekali
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemberian
makanan balita gizi buruk (Kurus sekali) dan gizi kurang
(Kurus) di rumah tangga adalah sebagai berikut :
• Balita gizi buruk mengalami gangguan fungsi pencernaan,
pemberian makanan perlu perhatian khusus. Makanan
yang dianjurkan adalah makanan formula
• Apabila anak belum mencapai umur 2 tahun maka ASI
tetap diberikan
 

• Pemberian makanan sedapat mungkin dibuat dari bahan


makanan yang tersedia di rumah tangga, harga murah dan
pembuatannya mudah. Anak gizi buruk tetap mendapat
vitamin A di posyandu 2 kali setahun dengan dosis sesuai
umur.
• Bentuk makanan anak gizi buruk sampai mencapai berat
badan 13 Kg mengikuti bentuk Makanan Pir Susu Ibu (MP-ASI),
baik berupa makanan cair, lembek atau lunak. Setelah berat
badan anak mencapai berat 13 Kg boleh diberi makanan
seperti orang dewasa dengan catatan bentuk, jumlah dan
frekuensi pemberian disesuaikan dengan kebutuhan anak
(lihat tabel 1.1 : Kecukupan Energi dan Protein Anak per hari
menurut Berat Badan)
KECUKUPAN ENERGI DAN PROTEIN ANAK BALITA GIZI BURUK PER HARI
MENURUT BERAT BADAN
Sumber : Buku Pedoman Pemberian Makanan Balita Gizi Buruk Pasca
Rawat Inap di Rumah Tangga

Berat Badan Bentuk Kecukupan Sehari


Anak (Kg) Makanan
Energi (Kkal) Protein (gr)

< 7 Kg Cair 660 15

7 – 8 Kg Saring 780 20

9 – 10 Kg Lunak 948 20

11 -13 Kg Padat 1170 21


• Jika bukan anak gizi buruk sudah diberi makan sesuai ketentuan, tetapi dalam 1 bulan
berat badan tidak naik, anak harus segera dirujuk ke Puskesmas

• Jika anak sudah mencapai berat badan 13 kg dan telah diberi makanan orang dewasa
akan tetapi berat badannya tidak naik, maka anak harus kembali diberi makanan
formula seperti semula.

• Makanan tambahan diberikan dalam porsi kecil, sering dan mudah cerna, untuk itu
makanan diberikan beberapa porsi.

• Makanan formula yang dianjurkan untuk balita gizi buruk:


• Formula WHO : F75, F 100, F 135 (cara penyelenggaraan, kebutuhan zat gizi dan
cara pembuatan formula) mengacu pada Buku petunjuk tekhnis Tatalaksana Anak
Gizi Buruk Buku – II
• Formula tradisional (local), pedoman pemberian, cara pembuatan (resep) mengacu
pada Buku Pedoman Pemberian Makanan balita Gizi Buruk Pasca Rawat Inap di
Rumah Tangga.
 
 
b. Balita Gizi Kurang (Kurus)
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian makanan balita gizi
kurang (kurus) di rumah tangga adalah sebagai berikut :
• Sebagai peralihan dari makanan formula balita gizi buruk (kurus sekali),
diberikan kepada :
• Apabila anak belum mencapai umur 2 tahun, ASI tetap diberikan
• Pemberian makanan sedapat mungkin dibuat dari bahan makanan yang
tersedia di rumah tangga, harga murah dan pembuatannya mudah, Vitamin A
tetap diberikan 2 kali setahun dengan dosis sesuai umur, di posyandu.
• Makanan Tambahan dapat diberikan :
• berupa makanan selingan / jajanan atau makanan lengkap yang
bentuknya sesuai dengan umur anak dengan catatan makanan selingan 2-
3 kali dalam sepuluh hari
• Porsi kecil dan sering, untuk itu makanan dibagi menjadi beberapa porsI
• Mengandung nilai gizi sesuai tabel dibawah
TABEL 1.2
ZAT GIZI YANG DIANJURKAN UNTUK PMT-P BALITA GIZI
KURANG (KURUS) MENURUT KELOMPOK UMUR
Catatan * Protein 2 – 5,5 gram / 100 K Kalori

Kelompok Umur Energi (Kkalori) Protein (gr) *

6 – 11 bulan 250 5 – 10

12 – 59 bulan 450 9 - 20
B. Penyelenggaraan PMT-P
• PMT-P diberikan setiap hari selama 90 hari. Bentuk makanan yang
diberikan sesuai dengan kondisi anak.

• Pengelolaan kegiatan dilakukan secara tim yang terdiri dari petugas


Puskesmas (termasuk bidan/pembina desa), kader serta ibu balita,
dengan pembagian tugas yang telah disepakati bersama. Sebagai
koordinator tingkat puskesmas adalah petugas gizi puskesmas setempat.
• Makanan yang diberikan berupa makanan yang sudah dimasak / diolah
dari bahan makanan lokal olah kader dengan bimbingan ptugas. Kecuali
untuk makanan Formula WHO / modifikasi formula WHO dapat
diberikan dalam bentuk paket bahan makanan mentah dilengkapi
dengan petunjuk cara pembuatan

• Untuk panduan belanja sebaiknya petugas gizi puskesmas menyusun


menu PMT-P yang sesuai dengan keadaan balita sasaran untuk siklus 1
minggu atau 10 hari.
C. Pendampingan oleh Bidan desa
Pendampingan oleh Bidan desa dilakukan secara berkala,
minimal 10 hari sekali setiap balita dikunjungi langsung
kerumah.
Hal-hal yang dilakukan pada kunjungan tsb adalah:
• Memantau perkembangan BB dan kesehatan balita
• Mengidentifikasi kesulitan ibu / keluarga dalam
memberikan makanan pada balita
• Memberikan nasehat / konseling sesuai permasalahan
balita
Hal-hal yang diharapkan dari hasil pendampingan tsb
Adalah ibu / keluarga sasaran :
• Balita tetap disusui (diberi ASI) sampai usia 2 tahun
• Tidak memberikan makanan jajanan atau makanan lain
yang tidak sehat, tidak memenuhi syarat makanan gizi
buruk dan tidak bergizi sehingga mengurangi nafsu
makan balita sasaran
• Mau mengupayakan makanan tambahan yang
diberikan dikonsumsi habis oleh balita sasaran
• Memperbaiki pola pengasuhan balita
• Menerapkan norma keluarga sadar gizi
. Pendampingan oleh Kader
D

Pendampingan oleh kader dilakukan setiap hari untuk


setiap sasaran penerima PMT-P
Caranya dapat dilakukan pada saat pemberian makanan
pada balita baik dengan kunjungan rumah atau ditempat
dimana makanan tersebut diberikan.

Hal-hal yang diharapkan dari hasil pendampingan


tersebut adalah ibu / keluarga sasaran :
• Balita tetap disusui (diberi ASI) sampai usia 2 tahun
• Mau mengupayakan makanan tambahan yang
diberikan dikonsumsi habis oleh balita sasaran
• Memberikan makanan sehari-hari untuk balita
memenuhi syarat dari segi kualitas, kuantitas dan
bentuk
• Tidak memberikan makanan jajanan atau
makanan lain yang tidak sehat dan dapat
mengurangi nafsu makan balita
• Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Penyuluhan
• Dilaksanakan di beberapa posyandu terpilih dengan prioritas
seluruh posyandu lokasi balita sasaran PMT ditambah
posyandu madya yang cakupannya belum mencapai target dan
diposyandu madya di daerah kantong GAKIN dll.
• Tujuannya untuk :
• Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para ibu
yang hadir ke posyandu tentang cara menyiapkan
makanan sehat bagi balita
• Motivasi ibu untuk hadir memantau pertumbuhan
balita dengan menimbang ke posyandu setiap bulan.
• Motivasi ibu untuk hadir memantau pertumbuhan balita
dengan menimbang ke posyandu setiap bulan.

• Pelaksananya petugas dibantu kader melakukan peragaan /


demo memasak dihadapan para ibu pada hari buka posyandu.
Bila memungkinkan pada setiap kali peragaan ibu balita secara
bergilir diatur untuk bisa bersama petugas dan kader ikut
memasak. Makanan yang sudah matang dibagikan kepada
balita yang datang ke posyandu.

Anda mungkin juga menyukai