Anda di halaman 1dari 43

PELATIHAN IPCN

KONSEP DAN PROGRAM


PENCEGAHAN & PENGENDALIAN
INFEKSI

Himpunan Perawat Pencegah dan Pengendali Infeksi Indonesia


(HIPPII PUSAT)
TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mengikuti pembelajaran


peserta mampu Konsep & Program
Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi

ipcn.doc.file. diklat.2019
POKOK BAHASAN
1. Pendahaluan
2. Pengertian dan defenisi infeksi
3. Konsep terjadinya penularan infeksi
4. Program Pencegahan & Pengendalian Infeksi
(PPI)
5. Strategi menurunkan kejadian infeksi
6. Peran petugas dalam pencegahan &
pengendalian infeksi
7. Penutup
PENDAHULUAN
1. Infeksi muncul saat pasien masuk
ke rumah sakit, dimana pasien
belum dalam masa inkubasi dan
infeksi dan infeksi terjadi selama
dirawat dan sampai pulang rawat
2. Pencegahan Infeksi adalah
tanggung jawab semua individu
dan pemilik pelayanan kesehatan
3. Penerapan tindak asepsis harus
dipahami terkait : pengertian kotor,
bersih dan apa itu steril dan
bagaimana mempertahankannya
PENGERTIAN
 Kolonisasi adalah suatu keadaan ditemukan adanya agen infeksi, dimana
organisme tersebut hidup, tumbuh dan berkembang biak tetapi tanpa
disertai adanya respon imun atau gejala klinik
 Karier adalah pasien atau petugas kesehatan mengalami kolonisasi dengan
kuman patogen tanpa menderita sakit, tetapi dapat menularkan kuman
tersebut ke orang lain
 Infeksi adalah suatu keadaan dimana ditemukan adanya agen infeksi
(organisme) terdapat respon imun tetapi tidak disertai gejala klinik
 Penyakit infeksi adalah suatu keadaan ditemukan adanya agen infeksi
yang disertai adanya respons imun dan gejala klinik
 Penyakit menular adalah penyakit (infeksi) tertentu yang dapat berpindah
dari satu orang ke orang lain baik langsung maupun tidak langsung
PELAKSANAAN PROGRAM
PPI

 Risiko
 Pencegahan HAI
 Management S
Risiko
SUMBER MICROBA RISIKO INFEKSI
Flora Normal pasien
Kontaminasi infeksi dari penyakit pasien
Kontaminasi silang dari pasien ke pasien, pasien ke petugas,
petugas ke pasien
Lingkungan fasilitas pelayanan kesehatan
Udara
Air
Debu
Alat kesehatan
SUMBER INFEKSI
 Endogenous
 Flora normal pasien masuk kedalam jaringan tubuh pasien melalui tindakan invasif
/operasi dan manipulasi alat kesehatan yang dipakai pasien
 Komensal normal dari kulit, saluran penrnafasana, Gastro interstinal, saluran
perkemihan

 Exogeneus
Dari pasien/petugas/lingkungan rumah sakit
Sumber lingkungan, benda mati, udara, air, makanan
Kontaminasi silang : pasien, petugas dengan carier penyakit infeksi
dengan gejala maupun tampa gejala
 Infrastruktur yang baik belum tentu suatu lingkungan yang aman dari risiko infeksi
METODE
PENULARAN :
1.KONTAK :
Langsung & tidak
langsung
2.Droplet
3.Airborne
HEALTHCARE ASSOCIATED
INFECTIONS (HAIS)
Adalah infeksi yang terjadi pada pasien selama
proses perawatan di rumah sakit atau fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya, dimana tidak
infeksi atau tidak dalam masa inkubasi saat
masuk rawat serta dapat muncul setelah pulang
rawat dan juga infeksi yang dapat terjadi pada
petugas di fasilitas pelayanan kesehatan karena
pekerjaanya
TUJUAN PELAKSANAAN
PROGRAM INFEKSI
Untuk mencegah pasien dan petugas tertular penyakit
infeksi selama prosedur tindakan dan perawatan
Memurunkan jumlah kolonisasi mikro organisme di area
lingkungan pasien seminimal mungkin
Memberikan pelayanan kesehatan dengan standar PPI
kepada pasien yang berisiko terjadinya infeksi
Pencegahan & Pengendalikan harus dilaksanakan saat
petugas kesehatan melaksanakan pelayanan sesuai standar
yang ditetapkan sehingga dapat menghindari risiko infeksi
RISIKO INFEKSI
Risiko infeksi selalu ada
Pasien dapat tertular infeksi sebelum dirawat di rumah
sakit yang dikenal sebagai infeksi yang didapat dari
masyarakat
Pasien mungkin mendapatkan infeksi di dalam rumah
sakit yang dikenal sebagai infeksi
nosokomial/HEALTH CARE INFECTIONS (HAIs)
Penularan penyakit infeksi melalui : kontak, droplet
dan airborne
RUANG LINGKUP
PROGRAM
KEWASPADAAN ISOLASIPPI

 SURVEILANS

 PENCEGAHAN INFEKSI DENGAN BUNDLE HAIs PENDIDIKAN & PELATIHAN

 PENGGUNAAN AB YANG BIJAKSANA

 MONITORING MELALUI
INFECTION
CONTROL RISK
ASSESMENT (ICRA)
 AUDIT DAN MONITORING
KEWASPADAAN ISOLASI
Adalah tindakan pencegahan, praktek, dan prosedur khusus yang digunakan dalam
merawat pasien menular atau dengan penyakit menular
Kebersihan
pernafasan/Etik
a batuk
MEAN OF
TRANSMISSION
Airborne, Droplet, Contact
Common Vihicle,
Vertorborne
Pengendalian Lingkungan RS
Mencegah terjadinya 1. KONSTRUKSI BANGUNAN
penyebaran infeksi ke: 2. UDARA
 Pasien 3. AIR
 Petugas 4. PEMBERSIHAN LINGKUNGAN
 Pengunjung RUMAH SAKIT
 Masyarakat sekitar 5. PEMBERSIHAN LINGKUNGAN
rumah sakit DI R.GIZI
6. PEMBERSIHAN DI RUANG
LAUNDRY
7. LIMBAH RS
Memisahkan limbah infeksius dan non infeksius
Limbah Infeksius: limbah yang terkontaminasi dengan
darah, cairan tubuh, sekresi dan ekskresi, kecuali
keringat
Limbah non infeksius: limbah yang tidak
terkontaminasi dengan darah, cairan tubuh
Limbah padat infeksius ke kantong plastik kuning dan
limbah padat non infeksius ke kantong plastik hitam
Limbah jarum dan benda tajam lainnya ke wadah tahan
tusuk dan tahan air
Limbah cair infeksius ke saluran khusus
Kontainer limbah tertutup, sebaiknya membuka
menggunakan injakan kaki
Memisahkan linen kotor
terkontaminasi darah
atau cairan tubuh
dengan tidak
terkontaminasi
Tidak meletakkan linen
dilantai
Penyimpanan linen di
lemari tertutup
Membawa linen kotor
maupun bersih dalam
keadaan tertutup
Penyuntikan yang Aman
Penelitian CDC 2006-7

pelatihan ipcn.doc.file. diklat.2017


Etika Batuk
Diterapkan kepada semua individu, dgn gejala
gangguan saluran napas harus:
CONTACT PRECAUTION
PENCEGAHAN INFEKSI YANG DITULARKAN MELALUI
KOTAK LANGSUNG & TIDAK LANGSUNG :
Gunakan sarung tangan, gaun, apron non steril dan
bersih
Gunakan alat disposible atau peralatan reuseable yang
harus dibersihkan dan disinfeksi sebelum dipakai
pasien lain
Batasi kontak pasien dengan orang yang ada
Tempatkan pasien dengan ruangan sendiri atau kohort
sistem
DROPLET PRECAUTION
1. Mencegah resiko penularan melalui partikel drpoplet yang besar
<5
2. Membutuhkan kontak dekat antara narasumber dan penerima
3. Percikan biasanya akan mengenai dengan jarak 3 feet atau
kurang
4. Pencegahan :
 Single room atau kohort sistem
 Gunakan masker saat masuk ruangan atau jika berjarak 3 Feet dekat
pasien/individu
 Batasi pergerakan atau perpindahan pasien dan menggunakan masker dan
melakukan etika batuk/kebersihan pernafasan
 Batasi jarak 3 feet antara pasien dan pengunjung
AIRBORNE PREACUTION
Gunakan alat pelindung diri untuk menghidari resiko penularan drooplet
nuclei partikel infeksius
Selain tindakan pencegahan standar
Gunakan particulate masker respirator/N95
Tempatkan pasien dengan ruang ventilasi tekanan negatif (>12 air
changes per hour)
Batasi pergerakan pasien
Gunakan pelindung (masker) pencegahan melalui udara selama
pelaksanaan prosedur yang mengahsilkan aerosol yang terkait dengan
penularan risiko kuman phatogen seperti saat pemotongan tulang, prosedur
gigi dll.
PENERAPAN PPI TERKAIT PELAYANAN KESEHATAN
(HEALTH CARE ASSOCIATED INFECTIONS / HAIs)

 Infeksi Daerah Operasi (IDO) ATAU Surgical Site Infection (SSI) adalah infeksi yang
terjadi setelah tindakan operasi atau insisi yang dapat muncul dalam kurun waktu 30 –
90 hari atau 1 tahun setelah tindakan

 Infeksi saluran Kemih (ISK)/ Urinary Tract Infeksi (UTI) adalah infeksi setelah dipasang
alat pada saluran kemih setelah 2 x 24 jam ditemukan tanda tanda kearah infeksi
 Ventilator Associated Infection (VAP) adalah infeksi setelah dipasang alat ventilator
setelah 2 x 24 jam ditemukan tanda tanda kearah infeksi
 Infeksi Aliran Darah (IAD) infeksi setelah dipasang alat intra vaskuler setelah 2 x 24
jam ditemukan tanda tanda kearah infeksi
SURVEILANS
Suatu proses pelaksanaan kegiatan yang dilakukan
secara terus menerus, komprehensif dan dinamis berupa
perencanaan, pengumpulan data, analisis, interprestasi,
komunikasi dan evaluasi dari data kejadian infeksi yang
dilaporkan secara berkala kepada pihak yang
berkepentingan berfokus pada strategi pencegahan &
pengendalian infeksi
Data surveilans meliputi angka kejadian Hais : IAD,
VAP, ISK, IDO, multi drugs resistant, penggunan anti
biotik dan infeksi baru
PELAKSANAAN SURVEILANS
DATA INFEKSI NOSOKOMIAL DI RS X
PERIODE TH 2001 - 2004

30
26.2
25
21.5
20.1 BSI
20
UTI

SI
15 14.3 13.9

EK
SSI

TEINF
10

A
PNEUMO

R
7.5
6.5 6.3
5.2 5.4
5 4.2 4.5 4.4
3 3.2 3

0
2001 2002 2003 2004
TAHUN
SURVEILANS HAIS

PPRA

luwi 13 -14 Des 2016


KOMITE PPI MERENCANAKAN &
MELAKSANAKAN KEGIATAN
MELIPUTI
 Regulasi :program dan edukasi PPI
kepada : Staf klinis, Non klinis,pegawai
baru, pasien & keluarga serta pengunjung
 Melakukan dokumentasi pelaksanaan
kegiatan
 Membuat perubahan regulasi bilamana
diperlukan
 Melakukan pengukuran mutu hasil
pelatihan
PENGGUNAAN ANTIBIOTIK
YANG BIJAKSANA
Pengumpulan data pola mikroorganisme pada HAIs dan
pasien dengan resiko infeksi
Melakukan pendataan penggunaan anti biotik dalam
surveilans
Monitoring kesesuaian antara pemberian antibiotik dan pola
mikroorganisme
Melakukan pengawasan melalui :
 Indikasi pemberian Antibiotik yang berdasarkan :
Profilaksia
Therapi : Empirik dan Defenitif
MONITORING MELALUI INFECTION CONTROL
RISK ASSESMENT (ICRA)

Penilaian Risiko Pengendalian Infeksi adalah proses multidisiplin yang


berfokus pada pengurangan risiko dari infeksi ke pasien, dg perencanaan
fasilitas, desain, dan konstruksi kegiatan.
TUJUAN
Untuk mengidentifikasi risiko di fasilitas tertentu
Memprioritaskan kegiatan untuk menghilangkan, mengurangi atau
meminimalkan dampak risiko yang diidentifikasi
Untuk mengembangkan Rencana Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN
ICRA KEPADA :

 ICRA KONSTRUKSI
 Identifikasi tipe/jenis konstruksi kegiatan
proyek
 indentifikasi kelompok resiko
 matrix pengendalian infeksi antara kelompok
resiko dengan type konstruksi
 Menetapkan kelas/tingkat infeksi
 tindakan pengendalian infeksi berdasarkan
tingkat/kelas resiko infeksi
 monitoring pelaksanaan

 ICRA PROGRAM PPI


• Indentifikasi masalah resiko infeksi
• indentifikasi frekuensi/probality kejadian
• Indentifikasi Dampak risiko
• penilaian sistem, peraturan dan fasilitas
yang ada
• penilaian skoring dan prioritas
• tindakan pengendalian masalah berdasarkan
prioritas
• Monitoring pelaksanaan
AUDIT DAN MONITORING
LAINNYA SECARA BERKALA

Audit berarti memeriksa kebenaran terhadap suatu standar


Meningkat dengan memberikan informasi melalui latihan
digunakan untuk penilaian risiko, perencanaan strategis, dan
analisis akar penyebab
Penting untuk memiliki tim audit
Hasil perlu diketahui oleh pembuat keputusan
Audit yang effektif meliputi :
 Deskripsi yang jelas terkait audit
 Pedoman, prosedur, kebijakan dan sarana prasarana pelaksanaan kegiatan
 penilaian yang benar dalam praktek pelaksanaannya
 Hasil penilaian
Hasil penilaian audit :
PERAN PETUGAS PELAYANAN
KESEHATAN TERKAIT PPI
Apa tugas staf yang bukan anggota
Komite/Tim PPI :

 Patuh terhadap kebersihan tangan


 Melaksanakan pendataan awal
surveilans PPI sesuai dengan posisi
masing masing staf
 Melakukan prosedur aseptik standar
dan menjaga kebersihan lingkungan
Melakukan edukasi pencegahan &
pengendalian infeksi kepada pasien dan
pengunjung
KESIMPULAN
1. HAIs adalah infeksi yang terjadi pada pasien selama
proses perawatan di rumah sakit atau fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya, dimana tidak infeksi atau dalam masa
inkubasi saat masuk rawat serta dapat muncul setelah
pulang rawat dan juga infeksi yang dapat terjadi pada
petugas di fasilitas pelayanan kesehatan karena
pekerjaanya
2. Program PPI adalah : Kewaspadaan isolasi, Penerapan
PPI terkait Bundles HAIs, Surveilans, Diklat PPI,
Penggunaan AB bijaksanan, Monitoring melalui ICRA
dan Audit PPI
3. Melaksanakan stretegi dalam program PPI yang
dilaksanakan oleh seluruh petugas pelayanan kesehatan
Tetap semangat
salam PPI

Terima kasih

Wardanelayunus@yahoo.com/0812111985043

Anda mungkin juga menyukai