Anda di halaman 1dari 26

BUKU SAKU

PEMBERDAYAAN BABINSA DAN


BABINKAMTIBMAS SEBAGAI
PELACAK KONTAK ERAT KASUS
KONFIRMASI COVID-19 BAGI
PUSKESMAS DAN DINAS
KESEHATAN
MENGAPA PERLU
PELACAKAN KONTAK?

Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)


merupakan penyakit menular yang disebabkan
oleh virus SARS-CoV-2 dan telah ditetapkan
sebagai pandemi global oleh World Health
Organization. Sampai saat ini situasi penularan
COVID-19 di tingkat global maupun nasional
masih sangat tinggi. Ancaman strain baru virus
SARS-CoV2 membutuhkan respon yang cepat
untuk mencegah penularan berkelanjutan. Oleh
karenanya diperlukan langkah-langkah strategis
untuk mempercepat pencegahan dan
pengendalian COVID-19 dengan mempercepat
dan meningkatkan kapasitas pemeriksaan,
pelacakan, karantina, dan isolasi kasus COVID-
19.

Proses pemeriksaan, pelacakan, karantina, dan


isolasi merupakan satu rangkaian kegiatan yang
berkesinambungan yang akan berhasil dilakukan
jika dilakukan dengan cepat dan disiplin. Untuk
itu, proses ini membutuhkan keterlibatan
masyarakat dalam pelaksanaannya dan
koordinasi antara unit pemerintah pada berbagai
level.
APA TUJUANNYA?

Tracing dilakukan untuk mendeteksi sesegera


mungkin kemungkinan penularan sekaligus
sebagai upaya memutus rantai penularan,
pencegahan dan pengendalian COVID-19 melalui
penguatan pemeriksaan, pelacakan, karantina,
dan isolasi kasus COVID-19.

Kebutuhan tracer idealnya adalah 30:100.000


penduduk. Oleh karena itu kebutuhan tracer di
Indonesia adalah sekitar 81.000 orang tracer.

Sehubungan hal itu, untuk memenuhi kebutuhan


tenaga tracer harus dilakukan penguatan dengan
melibatkan tenaga lain diantaranya adalah
Babinsa dan Bhabinkamtibmas .
KONSEP PELACAKAN

1 Seluruh kasus konfirmasi dilacak


kontak eratnya

2 Seluruh kontak erat diperiksa

Seluruh kontak erat dikarantina /


3
konfirmasi diisolasi

Seluruhnya menyelesaikan
4
karantina / isolasi
BAGAIMANA
PRINSIP KERJASAMA
KEMENKES-TNI-POLRI
1. Prinsip PPKM Mikro tetap dijalankan, dimana
SATGAS/POSKO di desa dengan semua
perangkat yang telah ada
2. Tenaga traser dari Babinsa dan
Babinkamtibmas akan dikendalikoordinasikan
oleh tenaga Puskesmas
3. Tracer perlu diorientasi dan diawal kegiatan
tracing dilakukan OJT (on the job Training)
dengan pendampingan tenaga Puskesmas
4. Kepala puskesmas perlu berkoordinasi
dengan Danramil dan Kapolsek serta Camat
utk mendukung pelaksanaan 3T
5. Desa/Kelurahan dengan wilayah
merah/oranye akan mendapat perhatian
khusus dalam pelacakan kasus.
6. Teknis kendali koordinasi
a) PJ surveilans akan menginfokan kepada tracer
Babinsa dan Babinkamtibmas bila ada kasus
konfirmasi/suspek yg berdomisili di desa untuk di
lacak
b) Tracer melakukan pelacakan kasus konfirmasi
dan suspek untuk mendapatkan kontak Erat
c) tracer berkoordinasi dengan PJ Puskesmas untuk
jadwal testing dari suspek dan Kontak erat
d) tracer memantau Suspek dan Kontak erat baik yg
melakukan karantina atau isolasi mandiri
BAGAIMANA LANGKAH
PELAKSANAANNYA?

Kegiatan dimulai dengan persiapan internal Puskesmas


antara lain melakukan pembentukan tim, mengalokasikan
pendanaan serta peningkatan kapasitas internal

Kemudian dilanjutkan dengan pendekatan eksternal dengan


melakukan koordinasi dengan Polsek dan Koramil serta
pelaksanaan dengan terlebih dahulu mengorientasi
Babinkamtimbas dan Babinsa yang telah ditunjuk

Pemantauan dan evaluasi lintas sektoral perlu dilakukan


secara berkala, sebagai dasar perbaikan serta bahan
perencanaan kegiatan selanjutnya
APA YANG DIBUTUHKAN
OLEH TIM PUSKESMAS?
KEPALA
PUSKESMAS

PJ
SURVEILANS

SISTEM
TRACER LOGISTIK
INFORMASI

Kepala Puskemas membentuk tim yang sekurang-


kurangnya terdiri dari
1.Satu orang petugas surveilans sebagai pelacakan
dan pelaporan
2.Satu orang pengelola data untuk pendataan dan
pelaporan
3.Satu orang penanggungjawan logistik yang
memantau kesiapan Logistik, seperti Stok Antigen,
dll
BAGAIMANA PEMBIAYAAN
PELAKSANAAN TRACING?

Dengan menggunakan dana Bantuan Operasional


Kesehatan (BOK) dengan ketentuan sebagai
berikut:
1.Tracer berasal dari Petugas Puskesmas, Babinsa
dan babinkamtimbas, kader atau unsur lainnya
2.Tracer yang berasal dari Bhabinsa dan
Bhanbinkamtibmas memiliki surat penunjukan dari
tingkat Kabupaten/Kota dan dilaporkan ke Provinsi
sebagai dokumen.
3.Petugas Puskesmas dan Kader ditunjuk dengan
surat Keterangan Kepala Dinas Kesehatan.
BAGAIMANA PENDEKATAN
DENGAN TNI-POLRI?

1. Dinas Kesehatan Provinsi


dan Kabupaten Kota
Berkoordinasi dengan unsur
Surat panglima TNI
TNI dan POLRI ditingkatan
masing-masing terkait
pelibatan unsur TNI dan
POLRI sebagai tracer.
2. Dinas Kesehatan
mengarahkan Puskemas
untuk berkoordinasi dengan
unsur TNI dan POLRI
ditingkat Kecamatan
3. Puskesmas berkoordinasi
dengan Polsek/Koramil untuk
mendapatkan nama Babinsa
dan Babinkamtibmas yang Surat
akan bertugas sebagai tracer
4. Surat tugas turun dan siap
melaksanakamn Orientasi
dan On-the Job Training
SIAPA SAJA PIHAK – PIHAK
YANG TERLIBAT?
• DIRJEN P2P KEMKES
• DIRJEN KESMAS KEMKES
PUSAT
• DIRJEN BANGDA KEMDAGRI
• ASOP TNI/POLRI
• ASTER TNI/POLRI
• KAPUSKES TNI
• KAPUSDOKES

• KADINKES
PROVINSI • KABID P2P
• KABID SDK
• ANALIS DATA
• HELP DESK NAR, SILACAK
• ASOP PANGDAM /KAPOLDA
• KAKESDAM
• KADISDOKES/ RUMKIT

• KADINKES
KAB/KOTA • KABID P2P
• KABID SDK
• ANALIS DATA
• HELP DESK NAR, SILACAK
• ASOP KOREM / POLRES
• PJ KESEHATAN TNI /POLRI

PUSKESMA • KEPALA PUSKESMAS


S • TENAGA SURVEILANS (KOORD TRACER)
• ANALIS DATA
• TRACER
• SWABBER
BAGAIMANA ALUR KOORDINASI
TIM TESTING/TRACING COVID-19
DI SETIAP TINGKATAN?

KEMEMTERIAN
DALAM
NEGERI

SATGAS COVID-19
TNI POLRI
PUSAT

KODAM SATGAS COVID-19 POLDA


PROVINSI

KODIM SATGAS COVID-19 POLRES


KAB/KOTA

KEPALA
KORAMIL PUSKESMAS POLSEK
PJ SURVEILANS
PJ LABORATORIUM
TENAGA MEDIS

POSKO DESA
KADES KADER BIDAN DESA

BABINKAMTIBMA
BABINSA
S
BAGAIMANA ALUR KENDALI
KOORDINASI?
CAMAT
POLSEK DANRAMIL

PUSKESMAS

KELURAHAN
DESA

DESA KELURAHAN
SATGAS/POSKO:
SATGAS/POSKO: •LURAH
•KADES DESA KELURAHAN •BABINSA
•BABINSA •BHABINKAMTIBMA
SATGAS/POSKO: SATGAS/POSKO:
•BHABINKAMTIBMA S
•KADES •LURAH
S •BABINSA
SATGAS/POSKO: •BABINSA •KADER
•KADER SATGAS/POSKO: •BIDES
•BHABINKAMTIBMA •BHABINKAMTIBMA
•BIDES •KADES •LURAH •DESA
S •BABINSA S
•DESA •BABINSA
•KADER •KADER
•BHABINKAMTIBMA •BHABINKAMTIBMA
•BIDES •BIDES
S S
•DESA •DESA
•KADER •KADER
•BIDES •BIDES
•DESA •DESA

PPKM MIKRO PPKM MIKRO

KOORDINASI PUSKESMAS
DENGAN DESA/KELURAHAN • Kasus Konfirmasi Covid (+)/
Suspek
KONDISI KESEHATAN DI DESA • Jumlah dan data Kontak
•Posyandu, Posbindu, Pos UKK erat kasus
•Kader Desa konfirmasi/Suspek
•Imunisasi • Jumlah kontak erat, kasus
•Ibu Hamil, Balita, Lansia konfirmasi, suspek yang
•Pasiek TBC, HIV, harus karantina/isolasi
•Desa STBM, Jamban, dll
BAGAIMANA TIMELINE
MEMULAI PELAKSANAAN?

AKTIVITAS Minggu
I II III IV
Koordinasi dengan
Dinas Kesehatan
Koordinasi dengan
Puskesmas
Koordinasi Puskesmas
- Koramil - Polsek
(didukung oleh Dinas
Kesehatan)
Peningkatan kapasitas
petugas tracer oleh
Puskesmas
Orientasi dan On-the-
Job Training (OJT)
Evaluasi Proses
Pelacakan
BAGAIMANA PROSES
PENINGKATAN KAPASITAS
TRACER OLEH PUSKESMAS?

Puskesmas memberikan orientasi satu hari kepada


tracer untuk memperkenalkan para tracer kepada
sistem yang berjalan di puskesmas. Orientasi
bersifat suplementasi terhadap pelatihan yang
sudah diberikan dari Kementerian Kesehatan atau
institusi asal para tracer.

Materi yang dapat diberikan kepada peserta antara


lain 1) Situasi pengendalian COVID-19 di wilayah
kerja, 2) Pengenalan tentang contact tracing dalam
konteks pengendalian COVID-19, 3) Tugas tracer
dan pengenalan On-the-Job Training 4) Pelaporan
serta 5) simulasi
BAGAIMANA PROSES
PENDAMPINGAN TRACER
OLEH PUSKESMAS?
1. Babinsa ditugaskan di bawah penanggung
jawab tracing puskesmas (Case Manager)
2. PJ tracing mengirimkan Form Pelacakan
untuk diisi, dan menugaskan pelacakan KE
kasus indeks ke Babinsa/Bhabinkamtibmas
(tracer)
3. Tracer berkoordinasi dengan petugas
Puskesmas dalam grup WA
4. 1-2 minggu pertama, tracer didampingi oleh
petugas puskesmas dalam melakukan
pelacakan (wawancara langsung atau lewat
telepon). Secara bertahap tracer dapat
melakukan secara mandiri
5. Evaluasi tracer dilakukan di akhir pekan
(OJT)
6. Laporan jumlah kasus indeks yang ditrace
selama OJT oleh tiap tracer (laporan akhir
pekan)
BAGAIMANA PERAN
TRACER?

Personil TNI dan POLRI dikoordinasi oleh Petugas Surveilans Puskemas dan ditempatkan
di tingkat desa dan kecamatan sesuai dengan PPKM Mikrosebagai tracer:

1. Mewawancara Kasus Konfirmasi yang datanya didapat dari Puskesmas


2. Melacak dan mewawancara kontak erat kasus konfirmasidan memantau kontak erat.
3. Memastikan kontak erat untuk melakukan swab di Puskesmas, dan
4. Memantau kontak erat dan kasus konfirmasi agar menaati prosedur karantina dan isolasi.
5. Melaporkan hasil kegiatan pelacakan dan pemantauan dengan berkoordinasi dengan
petugas puskesmas.

Jika tracer tidak memiliki latar belakang


kesehatan, maka tidak boleh memberikan arahan
terkahit hal klinis
BAGAIMANA PELAPORAN
PELACAKAN?

YANG DIREKOMENDASIKAN:
1. Babinsa/Bhabinkamtibmas (tracer) dapat
menginput data wawancara dan
pelacakan di aplikasi Silacak. Setiap
Tracer mendapatkan akun Silacak.
2. Petugas Puskesmas memantau dan
evaluasi data di aplikasi
3. Dinas Kesehatan memantau dan
evaluasi data di aplikasi

YANG BISA MENJADI ALTERNATIF:


1.Babinsa/Bhabinkamtibmas mengisi formulir
kertas, kemudian dilaporkan ke Puskesmas.
Petugas Puskesmas akan menginput ke Silacak,
atau/dan
2.Babinsa/Bhabinkamtibmas mengisi formulir
online di WhatsApp/group yang ada petugas
Puskesmas. Petugas Puskesmas akan
menginput data ke Silacak
BUKU PELACAKAN KONTAK SEBAGAI
PANDUAN ORIENTASI DAN OJT

Poin penting:
1.Alur Pelacakan Kontak dan. koordinasi dengan
Petugas Surveilans Puskesmas
2.Memastikan kontak erat dilakukan pemeriksaan
swab ke Puskesmas
3.Petunjuk dan Pemantauan Karantina dan Isolasi
4.Mandiri
5.Sistem Pelaporan Harian Baik Melalui SiLacak
dan Formulir Manual (Excel)
PEMANTAUAN DAN
EVALUASI

1. Pemantauan Melalui
SiLacak (Harian)
2. Weekly Meeting
3. Sewaktu-waktu dibutuhkan
EVALUASI PENDAMPINGAN
Orientasi Tanggal

Jumlah babinsa/bhabinkamtibmas ..../....

Hasil OJT (per tanggal 15 Maret 2021)


Mulai OJT Tanggal
Total kasus indeks yang ditugaskan ke babinsa/binmas .....orang
Total kontak erat yang teridentifikasi .....Orang
Total kontak erat yang diwawancarai .....Orang
Penilaian babinsa/bhabinkamtibmas (baik/cukup/kurang)
Kemampuan wawancara
Kemampuan identifikasi kontak
Kemampuan edukasi
Kemampuan koordinasi
Kemampuan pencatatan/pelaporan
Lain-lain

KEGIATAN FAKTOR PENYULIT FAKTOR PENDUKUNG

KOORDINASI

TEKNIS/LAPANGAN

SISTEM INFORMASI

LAIN-LAIN

KEGIATAN UPAYA YANG TELAH DILAKUKAN REKOMENDASI

KOORDINASI

TEKNIS/LAPANGAN

SISTEM INFORMASI

LAIN-LAIN
FAQ

Berapa kontak erat yang harus ditemukan?


Rata-rata 15 orang per kasus indeks. Tetapi,
jumlah kontak erat setiap kasus indeks akan
berbeda-beda. Seorang pegawai kantor mungkin
bisa mempunyai lebih dari 20 kontak erat,
sedangkan seorang anak mungkin hanya
berkontak erat dengan anggota keluarganya.
Prinsip yang harus dipenuhi adalah semua kontak
erat harus dipastikan teridentifikasi dan setidaknya
80% dari kontak erat tersebut harus menjalankan
karantina sesuai aturan.

Selama ini babinsa/bhabinkamtibmas sudah


terlibat dalam tracing sebagai pemdamping
tracer puskesmas. Apakah ini yang dimaksud
dengan pelibatan babinsa/ bhabinkamtibmas
sebagai tracer?
Bukan. Babinsa/bhabinkamtibmas akan
menjadi tenaga tracer puskesmas, tidak lagi
terbatas sebagai pendamping tenaga tracer
puskesmas.
Mengapa babinsa/bhabinkamtibmas dijadikan
tracer, sedangkan mereka tidak memiliki latar
belakang kesehatan?
Upaya tracing memiliki beberapa komponen, mulai
dari identifikasi kasus indeks sampai perujukan
kontak erat yang menjadi terkonfirmasi sakit
Covid-19. Komponen tracing ada yang
memerlukan kompetensi tenaga kesehatan, ada
juga yang tidak. Pelibatan
babinsa/bhabinkamtibmas, atau tracer non-nakes
lainnya, dapat dilakukan dengan disertai
pembagian tugas dan koordinasi yang baik di
antara anggota tim tracing di puskesmas.

Apakah babinsa/bhabinkamtibmas akan


bekerja full-time sebagai seorang tracer?
Tidak. Personil babinsa/bhabinkamtibmas
mempunyai tanggung jawab lain yang tidak bisa
ditinggalkan.

Apakah babinsa/bhabinkamtibmas harus


berkantor di puskesmas?
Tidak. Saat ini, babinsa/bhabinkamtibmas dapat
bertugas di posko PPKM mikro. Namun,
pertemuan fisik mungkin diperlukan secara rutin
untuk koordinasi.
Berapa orang personel babinsa/
bhabinkamtibmas yang ditugaskan sebagai
tracer di setiap puskesmas?
Keputusan ini diserahkan kepada koramil/polsek
setempat.

Bagaimana jika terjadi penolakan terhadap


personel TNI/Polri?
Pelaksanaan tracing harus selalu memperhatikan
konteks lokal.

Personel tracer saya mengalami kesulitan


menggunakan pelaporan online. Apa yang
harus dilakukan?
Pengisian pelaporan online sangat penting agar
upaya tracing dapat dimonitor dan dievaluasi
sehingga data tracing harus selalu dilaporkan
secara lengkap dan tepat waktu. Puskesmas
dapat menunjuk seorang data manager untuk
mendukung pelaporan.
CATATAN

Anda mungkin juga menyukai