Gender
1. Cara terbaik untuk memfasilitasi perubahan sosial adalah dengan melihatnya melalui analisa lensa titik-
temu/interseksionalitas, membentuk identitas titik-temu, dan berpikir kritis tentang identitas kita sendiri
dan peran kita dalam konteks hierarki sosial yang lebih besar.
2. Pendekatan interseksionalitas yang inovatif melihat perbedaan internal dalam diri dan organisasi,
3. Meskipun memobilisasi kelompok yang beragam menghadirkan tantangan bagi pemimpin, organisasi
sipil, dan gerakan sosial, mengidentifikasi perbedaan internal dan mengambil langkah proaktif untuk
mengatasinya membantu mempertahankan kerja sama. Kerja sama merupakan unsur penting dalam
advokasi untuk kebijakan yang meningkatkan kehidupan kelompok yang kurang beruntung dan
tertindas.
1.1.2. Konsep Analisis Sosial Berperspektif Gender
Sesi I
• Analisis Sosial merupakan usaha untuk memperoleh gambaran yang lengkap mengenai situasi sosial
dengan menelaah kaitan-kaitan antar berbagai sub sistem dalam kehidupan masyarakat baik secara
struktural, kultural, maupun historis untuk memahami realitas sosial yang kita geluti.
• Analisis gender dapat dipahami sebagai metode yang digunakan untuk memahami hubungan antara
laki-laki dan perempuan, akses mereka ke sumber daya, kegiatan mereka, dan kendala yang mereka
hadapi yang saling berkait satu sama lain.
Analisis Sosial
Sesi I
Berperspektif Gender
dilibatkan selama proses desain untuk membangun proyek dan memastikan bahwa
pandangan dan pendapat semua kelompok masyarakat didengar.
• Peningkatan kapasitas mitra lokal untuk melakukan analisis sosial dan mata pencaharian
• Pemahaman interdisipliner tentang bagaimana isu-isu sosial berhubungan dengan isu-isu
desain proyek lainnya.
• Peningkatan penggunaan pendekatan partisipatif.
• Selama proses desain proyek, penting untuk memastikan bahwa pemerintah dan lembaga
Temuan dari analisis sosial berkontribusi pada arah strategis desain dan implementasi proyek.
Dari hasil analisis sosial diharapkan akan terjadi:
• desain proyek yang lebih proaktif, berpusat pada masyarakat, dan inklusif secara sosial sejak
tahap paling awal dari siklus program dan proyek;
• peningkatan relevansi sosial, ekonomi, politik, dan budaya, serta efektivitas intervensi yang
diusulkan;
• peningkatan efektivitas tujuan proyek;
• memperkuat proses perencanaan partisipatif dari akar rumput melalui organisasi lokal ke sistem
• Gender memainkan peran dalam dinamika sosial komunitas lokal. Dinamika sosial ini dapat
berdampak pada kualitas dan efektivitas dari keterikatan komunitas pda rencana advokasi.
• Perhatian besar untuk aspek gender dalam penyusunan rencana advokasi akan dapat membantu
meningkatkan kapasitas organisasi dalam memastikan tercapainya komitmen organisasi
terhadap tegaknya hak asasi manusia
Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan dalam Melakukan Sesi I
Analisis Gender
• Kumpulkan data di unit rumah tangga, tempat kerja, komunitas, dan semua data lain yang
dipilah berdasarkan jenis kelamin yang relevan dengan bidang kebijakan atau
program/proyek.
• Menilai bagaimana pembagian kerja gender dan pola pengambilan keputusan memengaruhi
program/proyek, dan bagaimana program/proyek memengaruhi pembagian kerja gender dan
pengambilan keputusan (produktif, reproduktif, kerja komunitas).
• Kaji siapa yang memiliki akses dan kendali atas sumber daya, aset, dan manfaat, termasuk
manfaat program/proyek.
Berperspektif Gender
2.1.1. Pandangan Kritis terhadap Pembangunan dan Pelibatan Perempuan
• Pelibatan perempuan dalam pembangunan perlu kita renungkan kembali secara kritis untuk memungkinkan
terjadinya transformasi sosial.
• Wacana perempuan dalam pembangunan (Women in Development/WID) menjadi salah satu pendekatan dominan
yang dianggap dapat memperbaiki status dan nasib berjuta-juta perempuan di negara Dunia Ketiga.
• Namun, setelah kurang lebih 10 tahun berjalan, banyak orang mulai menyangsikan dan mengajukan kritik mendasar
terhadap konsep WID. Kritik ini dipelopori oleh berbagai aliran feminisme.
• WID disimpulkan sebagai strategi dan diskursus developmentalisme untuk melanggengkan dominasi dan penindasan
• Untuk itu, penting bagi pemimpin perempuan dan lembaganya dapat melakujan penilaian sosial dan
mengintegrasikannya dalam proyek yang dilakukan, dengan menaruh perhatian pada upaya menghindari dan
mengurangi dampak merugikan dari intervensi pembangunan.
• Selain itu, memahami dampak gender para proyek dan program merupakan komponen utama yang juga perlu
diperhatikan dalam melakukan analisis sosial.
2. 2. Pengenalan Kerangka Analisis Sosial Berperspektif Gender Sesi 2
• Analisis gender untuk dapat mendorong transformasi sosial merupakan hakikat perjuangan
pemimpin perempuan dan gerakan feminis dengan menggarisbawahi bahwa gerakan feminisme
tidak melulu sekedar memperjuangkan soal perempuan, tetapi merupakan gerakan melawan
sistem dan struktur yang mengakibatkan penderitaan secara luas.
• Feminisme sendiri sebagaimana aliran pemikiran lainnya tidaklah tunggal, tetapi terdiri dari
berbagai ideologi, paradigma, serta teori yang digunakan oleh mereka masing-masing.
• Meski terjadi perbedaan antarfeminis mengenai apa, mengapa, dan bagaimana penindasan dan
eksploitasi itu terjadi, tetapi mereka sepaham bahwa hakikat perjuangan feminis adalah demi
kesetaraan, martabat, dan kebebasan untuk mengontrol raga dan kehidupan, baik di dalam,
PELATIHAN KEPEMIMPINAN PEREMPUAN
Paradigma Fungsionalisme dalam Feminisme; Paradigma Konflik dalam Feminisme; percaya bahwa
berkeyakinan bahwa masyarakat adalah suatu sistem setiap kelompok masyarakat memiliki kepentingan
yang terdiri atas bagian-bagian yang saling berkaitan (interest) dan kekuasaa (power) yang menjadi pusat dari
(agama, pendidikan, struktur politik sampai keluarga) setiap hubungan sosial, termasuk hubungan antara
dan masing-masing bagian secara terus menerus kaum laki-laki dan perempuan.
mencari keseimbangan dan harmoni. Pola yang
bukan normative dianggap akan melahirkan gejolak. Bagi mereka, gagasan dan nilai-nilai selalu dipergunakan
Jika hal tersebut terjadi, maka masing-masing bagian sebagai senjata untuk menguasai dan melegitimasi
berusaha secepatnya menyesuaikan diri untuk kekuasaan, tidak terkecuali hubungan antara laki-laki
mencapai keseimbangan kembali. dan perempuan. Berdasarkan asumsi ini, maka
PELATIHAN KEPEMIMPINAN PEREMPUAN
gerakan kaum perempuan dalam suatu sistem dan struktur kapitalisme yang berlaku.
• Demikian juga, analisis gender yang tadinya banyak dipergunakan oleh feminisme sosialis, saat ini dipergunakan oleh hamper
setiap organisasi yang bergerak memperjuangkan nasib perempuan.
• Dari uraian tersebut dapat ditarik pelajaran bahwa gerakan feminisme mendapat alat analisis untuk mempertajam pandangan
mereka.
• Tanpa analisis gender, gerakan feminisme akan mengalami kesulitan untuk melihat sistem dan struktur, sehingga akibatnya
hanya tertuju pada kaum perempuan saja.
• Tanpa analisis gender, gerakan feminisme akan menjadi reduksionisme, yang lebih memusatkan perhatian pada kaum
perempuan, dan akan mengabaikan faktor sistem dan struktur. Akibatnya gerakan feminisme akan terisolasi dari seluruh gerakan
sosial ke arah transformasi sosial. Dengan kata lain, analisis gender telah memungkinkan gerakan feminisme dan gerakan-
gerakan lain melakukan analisis dan pemecahan masalah bersama-sama.
2.3. Melakukan Analisis Sosial dengan Perspektif Gender Sesi 2
2.3.1. Analisis Sosial Berperspektif Gender atau Analisis Gender yang Berdiri Sendiri?
Jika analisis sosial awal menandai isu-isu gender yang menjadi perhatian khusus dalam konteks
pekerjaan pembangunan, mungkin tepat untuk melakukan studi gender yang berdiri sendiri untuk
lebih fokus secara khusus pada isu-isu gender dan mengeksplorasi potensi masalah dan solusi
secara lebih mendalam. Keuntungan dari jenis pendekatan ini, bagaimanapun, harus ditimbang
terhadap kerugiannya. Mengisolasi analisis gender dari analisis sosial yang komprehensif dapat
membatasi kemampuan untuk melihat hubungan antara hubungan gender dan dimensi lain dari
Berikut adalah langkah-langkah yang diusulkan, yang dibangun atas sebagian besar pendekatan
dalam melakukan analisis sosial:
Tinjau data sekunder sebelum melakukan misi (2-3 hari, dapat dilakukan dari
rumah/kantor).
Pertemuan awal dengan pemangku kepentingan (2-4 jam, baik di area proyek atau
di ibu kota tempat proyek akan diimplementasikan).
Rangkum temuan dan susunlah draf rekomendasi (2 hari). Pertemuan penutup (2-4
jam).
Sesi 2
2.3.3. Refleksi: Pembuka Mata
Perhatikan gambar ini? Apa yang Anda lihat dari gambar ini?
PELATIHAN KEPEMIMPINAN PEREMPUAN
Terima Kasih
Atas Perhatian anda