Anda di halaman 1dari 151

Konsep Relasi Dasar Manusia

RELASI DENGAN SESAMA

CHARACTER BUILDING II
Pokok Bahasan I: Lingkungan Sosial

1. Keluarga
A. Keluarga & Kelompok
RELASI DENGAN SESAMA

Pertemanan/Permainan 2. Kelompok dekat


1. Suasana keluargaku
B. Hubungan dalam keluarga 2. Suasana kelompok dekatku

I. Lingkungan Sosial Awal C. Membangun Hubungan Baik 1. Fungsi keluarga

Dalam Lingkungan Sosial Awal 2. Ancaman yg merongrong


hidup berkeluarga dan
cara mengatasinya

1. Masyarakat
A. Pengertian 2. Kebudayaan
1. Kebudayaan sebagai
II. Masyarakat & Kebudayaan hasil proses belajar
B. Terbentuknya Kebudayaan
2. Kebudayaan dan bahasa
3. Kebudayaan dimiliki bersama
4. Unsur-unsur kebudayaan

1. Melindungi diri terhadap


C. Fungsi Kebudayaan alam dan menguasainya
Bagi Masyarakat
2. Mengatur hubungan antar manusia
3. Wadah pengungkapan perasaan
Pokok Bahasan I: Lingkungan Sosial
1. Adat dan kebudayaan
D. Adat, Kebudayaan
dan Peradaban 2. Kebudayaan dan peradaban

1. Pengaruh kebudayaan
RELASI DENGAN SESAMA

E. Pengaruh Timbal-balik Antar terhadap masyarakat


Manusia & Kebudayaan
II. Masyarakat & Kebudayaan 2. Pengaruh masyarakat
terhadap kebudayaan

1. Pengertian bangsa
2. Wawasan kebangsaan Indonesia
A. Pemikiran Tentang Bangsa 3. Pluralitas masyarakat
dan integrasi sosial
III. Bangsa & Negara (I)
B. Pemikiran Tentang Negara 1. Pengertian negara
2. Tugas negara
3. Sifat-sifat negara
4. Tujuan negara
5. Fungsi negara
6. Sistem pemerintahan negara

1. Unsur-unsur dalam negara hukum


C. Negara Hukum
2. Ciri-ciri negara hukum
3. Negara Kesatuan Republik Indonesia
Pokok Bahasan I: Lingkungan Sosial
1. Pengertian
D. Undang-undang Dasar
(Konstitusi) 2. Ciri-ciri UUD
3. UUD 1945
RELASI DENGAN SESAMA

1. Sejarah singkat perumusan


III. Bangsa & Negara (I) E. Pancasila
2. Pancasila sebagai moral negara
3. Pancasila sebagai moral bangsa

4. Nilai dasar Pancasila

1. Sistem presidentil
F. Sistem Pemerintahan
2. Hubungan antar lembaga negara
3. Hubungan negara dengan warga negara

IV. Bangsa & Negara (II)A. Wawasan Nusantara 1. Pengertian


2. Fungsi Wawasan Nusantara
3. Tujuan Wawasan Nusantara

4. Tantangan implementasi Wawasan Nusantara

1. Pengertian
B. Ketahanan Nasional
2. Konsep Ketahanan Nasional Indonesia
3. Azas-azas Ketahanan Nasional Indonesia
4. Sifat Ketahanan Nasional Indonesia
Pokok Bahasan I: Lingkungan Sosial
1. Arti kedaulatan
C. Kedaulatan Rakyat
2. Batas-batas kedaulatan rakyat
3. Perubahan sistem pemerintahan

1. Pengertian
D. Demokrasi
2. Pemerintahan yang demokratis di bawah Rule of Law
RELASI DENGAN SESAMA

3. Nilai-nilai demokrasi

IV. Bangsa & Negara (II) 4. Pengertian


E. Partai Politik
5. Fungsi partai politik
6. Klasifikasi partai

1. Pengertian
F. Pemilihan Umum
2. Maksud dan tujuan
3. Azas-azas pemilihan umum

4. Sistem pemilihan umum

1. Pengertian
G. Hak Azasi Manusia
2. Tujuan HAM
3. Pelaksanaan HAM di Indonesia

H. Pemantapan Persatuan dan Kesatuan Nasional


Pokok Bahasan II: Interaksi Sosial
Pengertian
A. Komunikasi Sosial

B. Pentingnya Komunikasi
1. Kaitan budaya dan komunikasi
RELASI DENGAN SESAMA

C. Komunikasi Yang Efektif 2. Komunikasi dua arah


3. Mendengarkan sambil memahami

Taraf 1-5
V. Komunikasi Sosial D. Taraf Kedalaman Komunikasi
1. Peranan perasaan dalam kehidupan manusia
E. Mengungkapkan Perasaan 2. Mengungkapkan perasaan secara verbal
3.Mengungkapkan perasaan secara non-verbal

A. Nilai Pengertian nilai

B. Norma Norma pada umumnya

VI.
1. Norma sebagai penampakan nilai
Nilai dan Norma SosialC. Kaitan Nilai dan Norma
2. Norma sebagai pelindung nilai

1. Kritis terhadap norma


D. Sikap Terhadap Norma
2. Membuat & memberlakukan norma yg baik
Pokok Bahasan II: Interaksi Sosial

1. Pengertian prasangka sosial

A. Prasangka Sosial 2. Sebab-sebab terjadinya prasangka


3. Mengatasi dan mengurangi prasangka

1. Pengertian konflik sosial


VII.
RELASI DENGAN SESAMA

2. Konflik antarkelompok masyarakat


Prasangka dan Konflik SosialB. Konflik Sosial
3. Konflik antarpribadi
4. Akibat dari konflik

VII.
Prasangka dan Konflik SosialC. Mengelola Konflik

A. Makna Pergaulan dan Persahabatan

B. Membangun Hubungan 1. Sikap dan perilaku yg diperlukan


Pergaulan dan Persahabatan

2. Makna seksualitas bagi manusia


VIII. C. Seksualitas dan Pergaulan
Pergaulan dan Persahabatan
D. Pacaran Sebagai Bentuk Pergaulan 3. Makna berpacaran
dan Persahabatan Yang Khas
Pokok Bahasan III: Sikap dan Perilaku Sosial

A. Menghormati dan menghargai Pengertian menghormati dan menghargai

1. Menghormati dan menghargai


suatu tuntutan khas pada manusia
B. Alasan Kita Harus Saling 2. Manusia pantas dihormati dan dihargai
Menghormati dan Menghargai
RELASI DENGAN SESAMA

3. Manusia menghormati dan dihormati,


IX. Saling Menghormati menghargai dan dihargai
dan Menghargai
1. Wujud pengungkapan bersifat langsung
C. Wujud-wujud Penghormatan 2. Wujud pengungkapan bersifat tidak langsung
dan Penghargaan
3. Pengungkapan bersifat positif dan negatif

1. Manfaat bagi diri sendiri


D. Manfaat Saling Menghormati
Dan Menghargai 2. Manfaat bagi orang lain
3. Manfaat dalam hidup bersama

E. Mengembangkan Sikap Saling


Menghormati dan Menghargai
Pokok Bahasan III: Sikap dan Perilaku Sosial
1. Pengertian pembukaan diri
A. Pembukaan Diri
2. Terbuka kepada dan bagi yang lain

1. Memperluas daerah terbuka


RELASI DENGAN SESAMA

B. Jendela Keterbukaan Diri


2. Cara agar keterbukaan dapat terlaksana

1. Kejujuran dalam praktek


C. Lebih Khusus Tentang Sikap Jujur 2. Mempertanggungjawabkan kejujuran
X. Terbuka dan Jujur 3. Kejujuran pada diri sendiri

1. Berlangsung dalam suka maupun duka


A. Arti Kepedulian Sosial 2. Kepedulian pribadi dan bersama
3. Kepedulian yang sering lebih mendesak

1. Bersumber dari cinta


B. Sumber Kepedulian Sosial
2. Tidak karena macam-macam alasan

1. Egoisme
XI. Kepedulian Sosiali C. Hambatan Dalam Mewujudkan
Kepedulian Sosial 2. Materialistis

1. Membangun suasana kehidupan yg humanis


D. Membangun & Mengembangkan
Sikap Peduli 2. Mengembangkan keutamaan dan kebajikan
Pokok Bahasan III: Sikap dan Perilaku Sosial

A. Maksud dan Arti Kepercayaan

1. Mempercayai orang lain


B. Percaya dan Dipercaya
RELASI DENGAN SESAMA

2. Menjadi pribadi yang dapat dipercaya

C. Manfaat Adanya Kepercayaan

XII. 1. Tidak mempercayai orang lain


D. Faktor Penyebab
Memelihara Kepercayaan Hilangnya Kepercayaan 2. Tidak bisa dipercaya

E. Menumbuh-kembangkan Kepercayaan

1. Pengertian hakekat keadilan


A. Hakekat Keadilan
2. Tiga ciri khas yg menandai keadilan

1. Pembagian klasik
B. Pembagian Keadilan
2. Pembagian menurut pengarang-pengarang modern

1. Prinsip formal dan prinsip material


C. Keadilan Distributif Pada khususnya
XIII. Berlaku Adil
2. Beberapa teori keadilan distributif

1. Beda dengan keadilan individu


D. Keadilan Sosial
2. Mengusahakan keadilan sosial
I. Lingkungan Sosial Awal
A. Keluarga & Kelompok Pertemanan/Permainan

1. Keluarga
Keluarga merupakan satuan hidup sosial terkecil yang
dimiliki manusia sebagai makhluk sosial. Keluarga
terbentuk melalui ikatan perkawinan atau oleh
hubungan darah.
A. Keluarga & Kelompok Pertemanan/Permainan

2. Kelompok dekat (in group)


Kelompok dekat (in group) yang dimaksud bukan
terutama dalam arti teritorial (kedekatan tempat)
melainkan kategorial (umpamanya teman bermain,
teman sekelas, teman seprofesi, kelompok gaul, dll).
Para anggota dari kelompok ini memiliki kedekatan
khusus, sehingga dapat saling mempengaruhi satu
sama lain.
B. Hubungan Dalam Keluarga

1. Suasana keluargaku
Setiap keluarga memiliki suasana khasnya sendiri. Mari
kita amati sejenak bagaimana suasana keluarga kita,
menyangkut hubungan satu sama lain antara anggotanya,
apakah: hangat, damai, akrab, intim, kompak, bersatu, saling
mencintai, saling mendukung, saling merindukan, terbuka,
jujur, komunikasi lancar, mau berkorban satu sama lain, saling
percaya, berlaku adil, saling menghargai, saling membantu,
saling melindungi dsb.? Atau suasana sebaliknya: tegang,
saling benci, menjengkelkan, tidak betah, merasa rumah bagai
penjara, dingin, saling mendiamkan, saling curiga, sering
bertengkar, tidak rukun, pergi tanpa pamit, tidak peduli satu
sama lain, saling membiarkan, hanya memikirkan diri sendiri,
berbohong, menipu, menuntut terlalu banyak, dsb.?
B. Hubungan Dalam Keluarga

2. Suasana kelompok dekatku


Kita dapat melakukan refleksi yang sama mengenai
suasana kelompok dekat di mana kita termasuk salah
seorang anggota di dalamnya. Apakah kita termasuk
salah seorang anggota yang baik atau tidak.
Bagaimana sikap dan perilaku kita terhadap setiap
anggota dalam kelompok. Apakah kita berlaku sportif,
menjunjung tinggi kepentingan dan nama baik kelompok,
menghargai dan menerima satu sama lain, tidak egois,
mau bekerjasama, mau menjalin hubungan persaudaraan,
dsb.? Atau sebaliknya, kita bersikap tidak peduli,
memikirkan hanya kepentingan sendiri, berpikir negatif
terhadap satu sama lain, saling menjelekkan, menjadi
duri dalam kelompok, dsb.?
C. Membangun Hubungan Baik Dalam Lingkungan Sosial Awal

1. Fungsi keluarga
Beberapa fungsi penting keluarga:

Fungsi Keluarga

Pendidikan
Pengaturan Fungsi Kerjasama dan Pemeliharaa
seksual reproduksi ekonomi sosialisasi n
nilai
C. Membangun Hubungan Baik Dalam Lingkungan Sosial Awal

2. Ancaman yang merongrong hidup berkeluarga dan cara mengatasinya

Setiap keluarga mempunyai kemungkinan dihinggapi


penyakit yang mengancam keharmonisannya. Misalnya:
perceraian antara suami-istri, hadirnya orang ketiga, judi,
minuman keras, pergaulan bebas dan lepas kontrol dengan
segala akibatnya di antara anak-anak yang sudah
menginjak masa remaja. Begitu juga kesulitan ekonomi,
penyakit atau cacat fisik dan mental, perpisahan tempat
tinggal karena pekerjaan atau pendidikan, atau karena
suatu tindakan pengasingan (penjara), atau kepergian
selamanya dari anggota keluarga (meninggal dunia) dsb.
II. Masyarakat Dan Kebudayaan
A. Pengertian

1. Masyarakat
Adalah kelompok manusia, yang tinggal menetap dalam
suatu wilayah yang tidak terlalu jelas batas-batasnya,
berinteraksi menurut kesamaan pola tertentu, diikat
oleh suatu harapan dan kepentingan yang sama, yang
keberadaannya berlangsung secara kontinyu, dengan
suatu rasa identitas bersama.
A. Pengertian

2. Kebudayaan
E.B. Taylor mendefinisikan kebudayaan sebagai
keseluruhan kompleks yang mencakup pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat-istiadat dan
lain kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-
kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai
anggota masyarakat.
B. Terbentuknya Kebudayaan

1. Kebudayaan sebagai hasil proses belajar


Kebudayaan merupakan cara berlaku yang dipelajari,
dan tidak tergantung dari transmisi biologis atau
pewarisan melalui unsur genetik. Perilaku budaya
manusia berbeda jauh dengan tingkah laku dari
makhluk lain yang hampir selalu digerakkan dengan
naluri atau insting.
B. Terbentuknya Kebudayaan

2. Kebudayaan dan bahasa


Bahasa manusia memiliki kemampuan simbolis yang
luar biasa, yang menjadikan suatu perkataan mampu
melambangkan arti apapun, sekalipun hal atau barang
yang dilambangkan artinya oleh kata itu tidak hadir
disitu.
B. Terbentuknya Kebudayaan

3. Kebudayaan dimiliki bersama


Suatu kebudayaan harus merupakan milik bersama
dalam suatu kelompok, artinya para warganya memiliki
bersama sejumlah pola-pola berpikir dan berkelakuan
yang di dapat dan dikembangkan melalui proses belajar.
B. Terbentuknya Kebudayaan

4. Unsur-unsur kebudayaan
1) Peralatan dan perlengkapan hidup manusia (Pakaian,
perumahan, alat-alat rumah tangga, senjata, alat-alat
produksi, transportasi, dsb.)
2) Mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi
(pertanian, peternakan, sistem produksi, sistem
distribusi, dan sebagainya)
3) Sistem kemasyarakatan (sistem kekerabatan,
organisasi politik, sistem hukum, sistem perkawinan)
4) Bahasa (lisan maupun tertulis)
5) Kesenian (seni rupa, seni suara, seni gerak, dsb.)
6) Sistem pengetahuan
7) Religi (sistem kepercayaan
C. Fungsi Kebudayaan Bagi Masyarakat

1. Melindungi diri terhadap alam dan menguasainya


Pada taraf permulaan, manusia bersikap menyerah dan
semata-mata bertindak di dalam batas-batas untuk
melindungi dirinya. Rata-rata mereka itu merupakan
masyarakat yang masih belum mempunyai tempat tinggal
tetap, yang disebabkan karena persediaan bahan pangan
semata-mata tergantung dari lingkungan alam.
Berlainan dengan masyarakat yang sudah kompleks, di
mana taraf kebudayaannya lebih tinggi. Hasil karya
manusia yang sudah maju, contohnya teknologi, mampu
memberikan keleluasaan/kemungkinan yang sangat luas
bagi manusia untuk memanfaatkan hasil-hasil alam dan
menguasai alam.
C. Fungsi Kebudayaan Bagi Masyarakat

2. Mengatur hubungan antar manusia


Kebudayaan mengatur agar manusia dapat mengerti
bagaimana sebaiknya bersikap, berbuat dan bertindak
dalam berhubungan antara satu dengan yang lainnya.
C. Fungsi Kebudayaan Bagi Masyarakat

3. Wadah pengungkapan perasaan


Apabila manusia sudah dapat mempertahankan diri
dan menyesuaikan diri pada alam, juga dapat hidup
dengan manusia-manusia lain dalam suasana damai,
maka timbullah keinginan untuk menciptakan sesuatu
untuk menyatakan perasaan dan keinginannya kepada
orang lain. Keinginan ini juga merupakan fungsi
kebudayaan. Seni suara, seni musik, seni tari, seni lukis
dan sebagainya, merupakan wujud pengungkapan
perasaan.
D. Adat, Kebudayaan dan Peradaban

1. Adat dan kebudayaan


Kebudayaan mempunyai tiga wujud, yakni:
1. Wujud ide atau gagasan (abstrak)
2. Wujud kelakuan berpola (agak konkret)
3. Wujud fisik berupa hasil karya manusia (konkret).
D. Adat, Kebudayaan dan Peradaban

2. Kebudayaan dan peradaban


Dalam kebudayaan kadang terdengar istilah peradaban. Kata
peradaban dapat kita sejajarkan dengan kata Inggris civilization.
Kata itu biasanya dipakai untuk menyebut bagian-bagian dan
unsur-unsur dari kebudayaan yang halus, maju dan indah,
seperti: kesenian, ilmu pengetahuan, sopan santun dan sistem
pergaulan yang kompleks dalam suatu masyarakat, organisasi
kenegaraan, dan sebagainya. Maka istilah peradaban sering juga
dipakai untuk menyebut suatu kebudayaan yang mempunyai
sistem teknologi, ilmu pengetahuan, seni bangunan, seni rupa,
sistem kenegaraan dan masyarakat kota yang maju dan
kompleks.
E. Pengaruh Timbal-balik Antar Manusia

1. Pengaruh kebudayaan terhadap masyarakat


Kebudayaan mempunyai pengaruh besar pada
masyarakat, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Orang yang baru lahir akan berhadapan
dengan kebudayaan tempat di mana dia dilahirkan.
Seiring dengan pertambahan usianya, perkembangan
kepribadiannya secara keseluruhan turut dibentuk oleh
kebudayaan masyarakat tempatnya berada.
E. Pengaruh Timbal-balik Antar Manusia

2. Pengaruh masyarakat terhadap kebudayaan


Selain kebudayaan dapat mempengaruhi masyarakat, di
pihak lain masyarakat juga dapat mempengaruhi
kebudayaan. Pengaruh ini juga dapat terjadi secara
langsung atau tidak langsung, secara sengaja atau tidak
sengaja. Pengaruh tersebut dimungkinkan karena
kebudayaan memang merupakan produk dari
masyarakat.
III. Bangsa dan Negara (I)
A. Pemikiran tentang bangsa

1. Pengertian Bangsa
Prof. Dr. Ernest Renan, Bangsa terbentuk atas dasar
solidarltas. Solidaritas antar sesama manusia terbangun
karena mereka memiliki pengalaman dan pengorbanan
yang sama di masa lalu dan masa kini serta kehendak
untuk melakukan hal yang sama di masa depan.
A. Pemikiran Tentang Bangsa

2. Wawasan Kebangsaa Indonesia


Wawasan Kebangsaan adalah cara pandang bangsa
Indonesia yang pluralis terhadap dirinya, yang
terbentuk atas dasar solidaritas, dan bertekad
memperkokoh solidaritas itu melalui sikap perilaku
saling menghargai (toleransi) antar sesama manusia
Indonesia, dengan tidak membedakan sesamanya atas
dasar apa pun.
B. Pemikiran Tentang Negara

1. Pengertian negara
Negara merupakan wadah yang terbentuk atas dasar
perjanjian (kontrak sosial) antar warganya guna
membangun dan mengembangkan kerjasama di antara
sesama mereka, sehingga tujuan bersama dapat
terwujud.
B. Pemikiran Tentang Negara

2. Tugas negara
1. Mengendalikan dan mengatur gejala-gejala
kekuasaan yang asosial (merusak masyarakat) agar
tidak membahayakan.
2. Mengorganisir dan mengintegrasikan kegiatan-
kegiatan dan golongan ke arah tercapainya tujuan
dari masyarakat seluruhnya.
B. Pemikiran Tentang Negara

3. Sifat-sifat negara
Tiga sifat khas, yakni:
1. Memaksa dan mengatur ketertiban hidup bersama
masyarakat melalui peraturan perundang-undangan dan
menegakkannya.
2. Memonopoli dalam menetapkan tujuan bersama.
3. Mencakup semua.
Negara berdiri di atas berbagai golongan atau kelompok,
dan mengatasi segala perbedaan. Kebijakan yang diambil
oleh negara harus berorientasi bagi kebaikan bersama
seluruh rakyat.
B. Pemikiran Tentang Negara

4. Tujuan negara
Tujuan NKRI adalah seperti yang tercantum dalam
Pembukaan UUD 1945, alinea IV, yaitu:
1. Melindungi segenap bangsa dan seluruh wilayah
tanah air Indonesia
2. Menyejahterakan kehidupan rakyat
3. Mencerdaskan kehidupan bangsa
4. Ikut bersama dengan bangsa-bangsa lain
membangun kehidupan dunia yang damai dan
berdaulat.
B. Pemikiran Tentang Negara

5. Fungsi negara
Charles E. Meriam menyebutkan ada lima fungsi
negara, yaitu:
1. Keamanan ekstern
2. Ketertiban intern
3. Keadilan
4. Kesejahteraan umum
5. Kebebasan
B. Pemikiran Tentang Negara

6. Sistem pemerintahan negara


Sistem di sini berkaitan dengan pelaksanaan pemerintahan dan
kekuasaan negara. Disebutkan tiga hal penting, yakni:
a. Negara melaksanakan sistem pemisahan kekuasaan negara
secara tegas atau sempurna.
b. Negara dengan pemisahan kekuasaan, namun masing-masing
bagian (eksekutif dan legislatif) dapat saling mempengaruhi atau
saling berhubungan.
c. Negara yang melaksanakan sistem pemisahan kekuasaan, tetapi
eksekutif hanya sebagai pelaksana /badan pekerja saja dari apa
yang diputuskan oleh badan legislatif, disertai oleh kontrol ketat
dari rakyat dengan sistem referendum.
C. Negara Hukum

1. Unsur-unsur dalam negara hukum


Ada dua unsur dalam negara hukum, yaitu:
1. Hubungan antara yang memerintah dan yang
diperintah tidak berdasarkan kekuasaan melainkan
berdasarkan suatu norma objektif, yang juga
mengikat pihak yang memerintah.
2. Norma objektif itu harus memenuhi syarat bahwa
tidak hanya secara formal, melainkan dapat
dipertahankan berhadapan dengan idea hukum.
Hukum menjadi landasan setiap tindakan negara.
C. Negara Hukum

2. Ciri-ciri negara hukum


Ada empat ciri dominan dari sebuah negara hukum:
1. Kekuasaan dijalankan sesuai dengan hukum positif
yang berlaku.
2. Kegiatan negara berada di bawah kontrol
kekuasaan kehakiman yang efektif.
3. Berdasarkan sebuah undang-undang yang
menjamin HAM.
4. Menuntut pembagian kekuasaan.
C. Negara Hukum

3. Negara Kesatuan Republik Indonesia


18 Agustus 1945 PPKI menetapkan empat keputusan penting yang
merupakan tanda terbentuknya NKRI, yaitu:
a. UUD disahkan setelah melakukan beberapa perubahan, yaitu sila
pertama Pancasila kembali ke rumusan: Ketuhanan Yang Maha
Esa, dan tujuh kata dalam konsep Piagam Jakarta dihilangkan; dan
perubahan juga dilakukan pada batang tubuh UUD, pasal 6 dan
29.
b. Soekarno-Hatta terpilih secara aklamasi menjadi presiden dan
wakil presiden.
c. Akan segera dibentuk KNIP dengan tugas membantu preside-wakil
presiden memimpin penyelenggaraan pemerintahan negara.
d. Menetapkan batas wilayah negara, yaitu seluruh bekas jajahan
Hindia Belanda.
D. Undang-undang Dasar (Konstitusi)

1. Pengertian UUD (KONSTITUNSI)


Konstitusi adalah keseluruhan peraturan-peraturan, baik
tertulis maupun tidak tertulis, yang mengatur serta
mengikat cara-cara bagaimana suatu pemerintahan
diselenggarakan dalam suatu masyarakat. Sedangkan UUD
biasanya merupakan naskah tertulis yang di Indonesia
disebut “Hukum Dasar Tertulis”. Di sampingnya ada hukum
dasar tidak tertulis (konvensi), yaitu aturan-aturan yang
timbul dan terpelihara dalam praktek penyelenggaraan
negara, meskipun tidak tertulis.
D. Undang-undang Dasar (Konstitusi)

2. Ciri-ciri UUD
Setiap UUD memuat ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
a. Organisasi negara yang terlihat pada pembagian
kekuasaan antara Eksekutif-Legislatif-Yudikatif sebagai
penyelenggara negara.
b. Hak asasi manusia dan warga negara.
c. Prosedur mengubah UUD dan larangan untuk
mengubah hal-hal/sifat-sifat tertentu dari UUD.
d. Memuat cita-cita rakyat dan asas ideologi negara.
D. Undang-undang Dasar (Konstitusi)

3. UUD 1945
Pengertian: UUD 1945 adalah hukum dasar tertulis yang
ditetapkan pendiri negara tanggal 18 Agustus 1945.
sebagai hukum dasar tertulis, UUD 1945
mengatur/mengikat pemerintah, setiap lembaga negara
dan lembaga masyarakat serta setiap warga negara.
Pembagian: UUD 1945 terbagi atas tiga bagian, yaitu
Pembukaan, Batang Tubuh dan Penjelasannya.
E. Pancasila

1. Sejarah singkat perumusan


Sebagai dasar negara, Pancasila merupakan hasil
kompromi atau perjanjian luhur pendiri NKRI tanggal
18 Agustus 1945. kompromi atau perjanjian luhur ini
tercapai melalui proses dialog terbuka dan saling
menghargai di antara sesama anggota pendiri negara
yang tergabung dalam Badan Penyelidik Usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
E. Pancasila

2. Pancasila sebagai moral negara


Sebagai moral negara, Pancasila mewajibkan negara untuk:
a. Menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk beragama dan
beribadat menurut agama dan kepercayaan serta memajukan
toleransi dan kerukunan antar sesama umat beragama.
b. Mengakui dan memperlakukan semua dan setiap orang sesuai
dengan harkat dan martabat kemanusiaannya.
c. Membela, mengembangkan dan menghayati Indonesia sebagai
suatu negara nasional.
d. Mengakui kedaulatan di tengah rakyat dan mengusahakan agar
rakyat melaksanakan kedaulatannya.
e. Wajib mengikutsertakan seluruh rakyat dalam kehidupan sosial
ekonomi serta membagi beban dan hasil bersama kepada semua
warga negara.
E. Pancasila

3. Pancasila sebagai moral bangsa


Sebagai moral bangsa, Pancasila mewajibkan setiap anak bangsa
untuk:
a. Mengakui dan memuliakan Tuhan YME.
b. Mengakui dan memperlakukan semua dan setiap orang tanpa
membedakan suku, agama, etnis, ras, keturunan dan jenis
kelamin.
c. Menjunjung tinggi dan mencintai tanah air, bangsa dan negara
serta memperjuangkan kepentingannya
d. Ikut aktif dalam kehidupan politik dan pemerintahan negara.
e. Memberikan sumbangan yang wajar kepada negara demi
terwujudnya kesejahteraan umum lahir dan batin.
E. Pancasila

4. Nilai dasar Pancasila


Pancasila memiliki lima nilai dasar, yaitu:
a. Hormat pada harkat dan martabat manusia
b. Mencintai bangsa
c. Demokrasi atau kedaulatan rakyat
d. Keadilan sosial atau kesetiakawanan sosial
e. Ketuhanan Yang Maha Esa
F. Sistem Pemerintahan

1. Sistem presidentil
Sistem pemerintahan Indonesia adalah presidentil
dengan memberikan fungsi dan wewenang yang
dominan pada Presiden. Maksudnya adalah,
menghadirkan kekuasaan eksekutif yang kuat agar
mampu menyelenggarakan pemerintahan negara,
sehingga tujuan pembentukan pemerintahan negara
dapat terwujud.
F. Sistem Pemerintahan

2. Hubungan antar lembaga negara


Sebelum UUD diamandemen, MPR merupakan
lembaga tertinggi negara. Setelah amandemen, MPR
menjadi forum sidang bersama DPR dan DPD. Oleh
karena itu statusnya sama dengan DPR dan DPD, yaitu
lembaga tinggi negara bersama dengan lembaga
kepresidenan, MA dan BPK.
F. Sistem Pemerintahan

3. Hubungan negara dengan warga negara


Hubungan ini melahirkan hak dan kewajiban secara
timbal balik. Hak negara merupakan kewajiban warga
negara dan hak warga negara merupakan kewajiban
negara. Yang menjadi warga negara ialah orang-orang
bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain
yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga
negara Indonesia. Sedangkan penduduk adalah seluruh
warga negara Indonesia dan orang-orang asing yang
bertempat tinggal di Indonesia.
IV. Bangsa dan Negara (II)
A. Wawasan Nusantara

1. Pengertian Wawasan Nusantara


Wawasan nusantara adalah cara pandang bangsa
Indonesia mengenai diri dan tanah airnya sebagai
negara kepulauan, dengan semua aspek kehidupan
yang majemuk, dan bertekad menjadikannya satu
tanah air tempat domisili bangsa Indonesia.
A. Wawasan Nusantara

2. Fungsi Wawasan Nusantara


Wawasan nusantara berfungsi sebagai pedoman,
motivasi, dorongan serta rambu-rambu dalam
menentukan segala kebijakan, tindakan dan perbuatan
bagi penyelenggara negara di tingkat pusat dan daerah
maupun seluruh rakyat warga negara Indonesia dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
A. Wawasan Nusantara

3. Tujuan Wawasan Nusantara


Bertujuan untuk mewujudkan nasionalisme baru yang
lebih mengutamakan kepentingan nasional daripada
kepentingan individu, kelompok atau golongan,
sukubangsa ataupun daerah.
A. Wawasan Nusantara

4. Tantangan implementasi Wawasan Nusantara


Tantangan-tantangan nyata yang terus kita hadapi
adalah:
a. Pemberdayaan masyarakat secara optimal.
b. Dunia tanpa batas
c. Era baru kapitalisme
d. Tantangan lain adalah lemahnya kesadaran warga
negara akan makna terdalam dari wawasan
nusantara.
B. Ketahanan Nasional

1. Pengertian ketahanan nasional


Ketahanan Nasional Indonesia adalah kondisi dinamis
bangsa Indonesia yang meliputi segenap aspek
kehidupan nasional yang terintegrasi. Ketahanan
nasional berisi keuletan dan ketangguhan yang
mengandung kemampuan untuk mengembangkan
kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi
segala tantangan, ancaman, hambatan, gangguan, baik
dari dalam maupun dari luar, dan untuk menjamin
identitas, integritas, kelangsungan hidup bangsa dan
negara, serta berjuang mencapai tujuan nasionalnya.
B. Ketahanan Nasional

2. Konsepsi ketahanan nasional


Ketahanan Nasional Indonesia adalah konsepsi
pengembangan kekuatan nasional melalui pengaturan
dan penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan
yang seimbang dari seluruh aspek kehidupan secara
utuh menyeluruh dan terpadu, berdasarkan Pancasila-
UUD 1945 dan Wawasan Nusantara.
B. Ketahanan Nasional

3. Asas-asas ketahanan nasional


a. Kesejahteraan dan keamanan
b. Komperhensif dan integral (menyeluruh terpadu)
c. Mawas diri ke dalam maupun ke luar
d. Kekeluargaan
B. Ketahanan Nasional

4. Sifat ketahanan nasional Indonesia


a. Mandiri
b. Dinamis
c. Wibawa
d. Konsultasi dan kerjasama
Pengaruh aspek Ketahanan Nasional terhadap
kehidupan berbangsa dan bernegara terlihat pada
IPOLEKSOS-BUDHANKAMNAS (Ideologi-politik-
ekonomi-sosial budaya-pertahanan dan keamanan
nasional).
C. Kedaulatan Rakyat

1. Arti kedaulatan
Kedaulatan merupakan hak, kekuasaan mutlak,
tertinggi, tak terbatas, tak tergantung dan tanpa
kecuali. Tidak ada pihak, baik di dalam maupun di luar
negara yang harus diminta izin untuk menetapkan atau
melakukan sesuatu
C. Kedaulatan Rakyat

2. Batas-batas kedaulatan
Beberapa hal yang penting diperhatikan berkaitan
dengan kedaulatan rakyat adalah:
1. Pemerintah negara tetap di bawah kontrol
masyarakat.
2. Kedaulatan rakyat tidak berarti bahwa segala
keputusan harus diambil langsung oleh rakyat.
3. Rakyat tidak langsung membuat UU, melainkan
melalui wakil yang mereka pilih.
C. Kedaulatan Rakyat

3. Perubahan sistem pemerintahan


Perubahan sistem pemerintahan, tentang negara dan hukum,
dari aliran hukum alam. Perubahan itu ditandai dengan hal-hal
berikut:
a. Pengakuan terhadap hak-hak asasi manusia
b. Pembatasan kekuasaan dengan ajaran Trias Politica
c. Bahwa yang memiliki kekuasaan tertinggi adalah rakyat.
d. Agar semua peraturan hukum dibukukan dalam kitab
undang-undang, dan sesuai asas bahwa semua manusia
sama dan satu tanpa beda.
e. Kontrol para warga negara berlangsung melalui dua sarana,
yaitu secara langsung melalui pemilihan para wakil rakyat,
dan tidak langsung melalui keterbukaan pemerintah.
D. Demokrasi

1. Pengertian demokrasi
Berasal dari kata demos = rakyat; kratein/kratos =
kekuasaan. Maka demokrasi berarti kekuasaan rakyat.
Demokrasi konstitusional mencita-citakan
pemerintahan yang terbatas kekuasaannya, suatu
negara hukum yang tunduk pada rule of law.
D. Demokrasi

2. Pemerintahan yang demokratis di bawah rule of law


a. Perlindungan konstitusional
b. Badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak
c. Pemilihan umum yang bebas
d. Kebebasan untuk menyatakan pendapat
e. Kebebasan berserikat dan beroposisi
f. Pendidikan kewarganegaraan
D. Demokrasi

3. Nilai-nilai demokrasi
Menurut Henry B. Mayo, demokrasi memiliki nilai-nilai:
a. Menyelesaikan perselisihan dengan damai dan secara
melembaga.
b. Menjamin terselenggaranya perubahan secara damai
dalam suatu masyarakat yg sedang berubah.
c. Menyelenggarakan pergantian pimpinan secara teratur.
d. Membatasi penggunaan kekerasan sampai taraf
minimum.
e. Mengakui dan menganggap wajar adanya keaneka-
ragaman.
f. Menjamin tegaknya keadilan.
E. Partai Politik

1. Pengertian partai politik


Adalah suatu kelompok yang terorganisas, yang
anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai
dan cita-cita yang sama.
Tujuan kelompok ini untuk memperoleh kekuasaan
politik dengan merebut kedudukan politik dengan cara
konstitusional, untuk melaksanakan kebijakan-
kebijakan mereka.
E. Partai Politik

2. Fungsi partai politik


a. Sarana komunikasi politik
b. Sarana sosialisasi politik
c. Sarana recruitment politik
d. Managemen konflik
E. Partai Politik

3. Klasifikasi partai
Partai politik dibedakan atas:
a. Partai Massa: mengutamakan kekuatan
berdasarkan keunggulan jumlah anggota.
b. Partai Kader: mementingkan keketatan organisasi
dan disiplin kerja dari anggota-anggotanya.
F. Pemilihan Umum

1. Pengertian pemilihan umum


Adalah cara memilih wakil-wakil rakyat yang duduk di
lembaga perwakilan rakyat (DPR, DPD, DPRD I/II) serta
presiden dan wakil presiden di sebuah negara
demokrasi, yang diselenggarakan secara berkala dan
terus menerus.
F. Pemilihan Umum

2. Maksud dan tujuan


Maksud daripada Pemilu: agar wakil-wakil rakyat
benar-benar dipilih oleh rakyat, berasal dari rakyat, dan
akan bekerja untuk kepentingan rakyat, termasuk
presiden dan wakil presiden.
Tujuan Pemilu: membentuk pemerintahan baru dan
perwakilan rakyat baru yang benar-benar bekerja
untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.
F. Pemilihan Umum

3. Azas-azas pemilihan umum


Lazimnya pemilihan umum berazaskan: Langsung-
Umum-Bebas-Rahasia dan Berkesamaan. Sedangkan
sikap perilaku penyelenggara pemilu, yaitu partai-
partai politik yang terhimpun dalam wadah KPU harus
Jujur dan Adil.
F. Pemilihan Umum

4. Sistem pemilihan umum


a. Sistem mekanis: penyelenggara pemilihan umum
dilakukan dalam kelompok paguyuban masing-
masing.
b. Sistem Organis: sistem ini menetapkan agar setiap
warga negara memiliki hak satu suara dalam
pemilihan umum.
G. Hak Azasi Manusia

1. Pengertian hak azasi manusia


Secara umum adalah hak-hak yang dimiliki oleh
manusia karena martabatnya sebagai manusia, atau
hak-hak yang melekat pada kodrat kita sebagai
manusia.
Hak-hak ini terbagi atas dua:
1. Hak sipil-politik (hak alamiah), yang dibawa oleh
manusia sejak ia dilahirkan. Contoh hak hidup.
2. Hak ekonomi-sosial-budaya, yaitu hak yang
diperoleh manusia dari masyarakatnya. Contoh hak
mendapatkan pekerjaan.
G. Hak Azasi Manusia

2. Tujuan HAM
Pelaksanaan HAM bertujuan untuk mempertahankan
hak-hak warga negara, dengan sarana kelembagaan,
dari tindakan penyalahgunaan kekuasaan atau
tindakan sewenang-wenang aparat negara, dan
mendorong tumbuh serta berkembangnya pribadi
manusia yang multi-dimensional.
G. Hak Azasi Manusia

3. Pelaksanaan HAM di Indonesia


Di Indonesia pernyataan tentang hak asasi manusia
terdapat dalam nilai-nilai Pancasila, Pembukaan UUD
1945 maupun batang tubuhnya, seperti yang tertulis
pada pasal 27 sampai 31.
H. Pemantapan Persatuan dan Kesatuan Nasional

Pemantapan persatuan dan kesatuan nasional


Semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” lahir sebagai tekad
untuk memperkuat persatuan dan kesatuan dalam
suatu masyarakat majemuk. Namun selama ini kita
sebagai bangsa tidak mampu mengelola kemajemukan
ini. Untuk itu perlu dibentuk Komisi Kebenaran dan
Rekonsiliasi Nasional. Komisi ini bertugas:
1. Menegakkan kebenaran dengan mengungkapkan
penyalahgunaan kekuasaan dan pelanggaran HAM
di masa lalu.
2. Melaksanakan rekonsiliasi dalam perspektif
kepentingan bersama sebagai bangsa.
V. Komunikasi Sosial
A. Pengertian Komunikasi Sosial

Komunikasi sosial
Adalah suatu bentuk interaksi antar individu atau
kelompok yang dilakukan dengan cara verbal maupun
non-verbal, dengan maksud untuk menyampaikan
sesuatu pesan, dengan cara yang dapat dipahami oleh
kedua belah pihak, dan mampu menghasilkan
tanggapan yang dapat dimengerti oleh kedua belah
pihak.
B. Pentingnya Komunikasi

Pentingnya komunikasi
Johnson (dalam Supratiknya, 1999) menunjukkan
betapa pentingnya komunikasi antarpribadi:
1. Meningkatkan perkembangan intelektual dan sosial
kita.
2. Semakin mengenal diri sekaligus membentuk
identitaas diri kita.
3. Memperbaiki pemahan kita tentang sesuatu hal,
lingkungan realitas atau dunia di sekitar kita.
4. Memperbaiki kesehatan mental.
C. Komunikasi Yang Efektif

Komunikasi yang efektif


Komunikasi disebut efektif apabila si penerima pesan
menginterpretasikan pesan yang diterimanya
sebagaimana dimaksudkan oleh pengirim pesan.
C. Komunikasi Yang Efektif

1. Kaitan budaya dan komunikasi


Perilaku seorang manusia, termasuk perilaku
komunikasinya, sangat dipengaruhi oleh budaya orang
itu. Cara-cara kita berkomunikasi, keadaan-keadaan
komunikasi kita, bahasa dan gaya bahasa yang kita
gunakan, dan perilaku non-verbal kita, semua itu
merupakan respon terhadap dan fungsi budaya kita.
C. Komunikasi Yang Efektif

2. Komunikasi dua arah


Salah satu cara untuk memastikan bahwa pesan yang
kita kirimkan benar-benar telah diterima secara tepat
adalah dengan mendapatkan umpan balik tentang
akibat atau pengaruh yang ditimbulkan oleh pesan
tersebut dalam diri penerima.
Umpan balik adalah proses yang memungkinkan
seorang pengirim mengetahui bagaimana pesan yang
dikirimkannya telah ditangkap oleh si penerima atau
tidak. Komunikasi dua arah akan menjamin hal ini.
C. Komunikasi Yang Efektif

3. Mendengarkan sambil memahami


Salah satu cara untuk menghindari kecendrungan
kesalah-pahaman dalam berkomunikasi adalah dengan
belajar membiasakan diri memberikan tanggapan
penuh pemahaman dalam mendengarkan.
D. Taraf Kedalaman Komunikasi

Taraf kedalaman komunikasi


Setiap tindakan komunikasi, apapun bentuknya, tidak
memiliki kedalaman yang sama. John Powell (dalam
Supratiknya, 1999) membuat peringkat seperti:
1. Taraf lima: basa-basi, suatu taraf komunikasi yang
paling dangkal.
2. Taraf empat: membicarakan orang lain.
3. Taraf tiga: menyetakan gagasan dan pendapat.
4. Taraf dua: taraf hati dan perasaan.
5. Taraf pertama: hubungan puncak
E. Mengungkapkan Perasaan

1. Peranan perasaan dalam kehidupan manusia


Mengalami suatu perasaan dan mengungkapkannya
kepada orang lain, bukan saja merupakan sumber
kebahagiaan, melainkan juga salah satu kebutuhan
demi kesehatan psikologis kita. Dengan mengalami dan
saling berbagi perasaan, kita menciptakan dan
mempertahankan persahabatan yang intim dengan
sesama.
E. Mengungkapkan Perasaan

2. Mengungkapkan perasaan secara verbal


yang dimaksud secara verbal adalah dengan
menggunakan kata-kata, baik yang secara langsung
mendeskripsikan perasaan yang kita alami maupun
tidak.
E. Mengungkapkan Perasaan

3. Mengungkapkan perasaan secara non-verbal


Secara non-verbal adalah dengan menggunakan isyarat
lain selain kata-kata, misalnya sorot mata, raut muka,
kepalan tinju, dan sebagainya.
VI. Nilai dan Norma Sosial
A. Pengertian Nilai

Nilai pada umumnya


Dalam hati, kita pahami nilai itu sebagai yang punya
konotasi positif, sesuatu yang baik, yang berharga ,
yang memiliki suatu arti. Nilai adalah sesuatu yang
ingin kita wujudkan atau perjuangkan, sesuatu yang
kita setujui dan kita sukai, yang menarik dan yang
punya arti.
B. Pengertian Norma

1. Norma pada umumnya


Norma dapat dimengerti dalam arti yang sangat
sederhana, yakni suatu alat berbentuk segi tiga
(carpenter’s square), sejenis siku-siku yang biasanya
dipakai oleh tukang bangunan. Tujuannya untuk
mengetahui apakah bahan bangunan yang sedang
mereka kerjakan sudah sesuai dengan yang mereka
inginkan atau belum, sudah lurus atau sama dengan
yang lain atau belum, dsb. Dengan pengertian umum
dan sederhana ini maka berbagai alat ukur yang kita
kenal sekarang ini, yang terbuat dari berbagai bahan
dasar dengan berbagai ukuran dan bentuk, dapat juga
disebut sebagai norma.
C. Kaitan Nilai dan Norma

Kaitan nilai dan norma


Antara nilai dan norma terdapat kaitan yang erat. Nilai
merupakan sesuatu yang tidak kelihatan, hanya dapat
diekspresikan melalui suatu norma. Di belakang suatu
norma terbentang suatu nilai yang hendak dibela atau
dijunjung tinggi.
C. Kaitan Nilai dan Norma

1. Norma sebagai penampakan nilai


Nilai itu sesuatu yang tersembunyi di mata kita, tidak
kelihatan. Namun dengan perantara norma, nilai itu
menjadi tampil, berada di depan kita. Contoh
berhadapan dengan rambu-rambu lalu lintas yang
adalah norma, kita sebenarnya langsung dihadapkan
dengan nilai yang mau dibela atau ditegakkan dalam
aturan itu, yakni nilai keteraturan atau ketertiban.
C. Kaitan Nilai dan Norma

2. Norma sebagai pelindung nilai


Norma berperan untuk melindungi nilai. Norma
“jangan membunuh” berperan untuk melindungi nilai
tertentu, yakni kehidupan atau nyawa manusia itu
sendiri. Norma “rambu-rambu lalu lintas” berperan
untuk memelihara ketertiban, yang merupakan nilai
bagi kita.
D. Sikap Terhadap Norma

1. Kritis terhadap norma


Berhubung norma-norma itu tidak sama baiknya, maka
kita perlu menyikapinya dengan kritis dan
bertanggungjawab.
a. Mencari nilai apa di belakang norma.
b. Menentukan pantas tidaknya suatu norma untuk
ditaati.
c. Mengambil sikap yang tepat terhadap norma.
D. Sikap Terhadap Norma

2. Membuat dan memberlakukan norma yang baik


a. Membuat aturan dengan nilai yang jelas.
b. Menjelaskan nilai yang mau ditegakkan/dibela.
VII. Prasangka dan Konflik Sosial
A. Prasangka Sosial

1. Pengertian prasangka sosial


Prasangka merupakan sikap negatif terhadap sesuatu,
yang lebih berada pada taraf individual. Disebut
individual karena pada dasarnya yang berprasangka itu
adalah manusia individu, bukan manusia sebagai
kelompok.
A. Prasangka Sosial

2. Sebab-sebab terjadinya prasangka


Gordon Allport (dalam Soelaeman, 1993)
menyebutkan ada 5 pendekatan dalam menentukan
sebab terjadinya prasangka.
a. Pendekatan historis
b. Pendekatan sosio-kultural dan situasional.
c. Pendekatan kepribadian.
d. Pendekatan fenomenologis.
e. Pendekatan naive.
A. Prasangka Sosial

3. Mengatasi dan mengurangi prasangka


Usaha-usaha yang bisa dilakukan, baik berupa
pencegahan maupun pengurangan, dapat disebut
beberapa:
a. Perbaikan kondisi sosial ekonomi.
b. Mengikuti pendidikan.
c. Mengadakan kontak atau pembauran.
d. Permainan peran.
B. Konflik Sosial

1. Pengertian konflik sosial


Konflik merupakan suatu tindakan salah satu pihak
yang berakibat menghalangi, menghambat atau
mengganggu tindakan pihak lain. Konflik merupakan
tanggapan terhadap keterbatasan bahan untuk
memenuhi kebutuhan dasar manusia bersama dengan
keinginan-keinginannya. Konflik selalu terlihat pada
pertentangan, percekcokan, perselisihan atau
ketidaksamaan pendapat antara kelompok-kelompok
dalam masyarakat.
B. Konflik Sosial

2. Konflik antarkelompok masyarakat


Terjadinya konflik merupakan gejala yang hampir selalu
muncul dalam setiap kelompok masyarakat. Dalam
suatu masyarakat majemuk seperti halnya bangsa
Indonesia, konflik antar kelompok masyarakat hampir
selalu terjadi atas dua dasar utama:
a. Konflik antar kelompok umat beragama.
b. Konflik antar kelompok suku.
B. Konflik Sosial

3. Konflik antarpribadi
Setiap hubungan antar pribadi mengandung unsur-
unsur konflik, pertentangan pendapat atau perbedaan
kepentingan.
B. Konflik Sosial

4. Akibat dari konflik


Konflik, di kalangan manapun terjadinya, tetap saja
memiliki akibat-akibat yang merugikan, baik dalam diri
pribadi orang yang berkonflik maupun pihak-pihak lain
yang lebih luas serta di berbagai bidang lain,
umpamanya pekerjaan.
Seseorang yang yang sedang terlibat konflik akan
mudah tersinggung dan panas hati, gampang marah
dan sebagainya. Ada juga yang mampu tenang, damai,
tak kehilangan keseimbangan meski mengalami konflik
yang berat sekalipun.
C. Mengelola Konflik

Mengelola konflik
Tujuan dari mengelola konflik bisa dilihat secara positif
maupun negatif. Secara positif, tujuan pengelolaan
konflik untuk memanfaatkan konflik itu demi perbaikan
orang-orang yang terlibat, perbaikan kualitas
hubungan, dan kerjasama yang semakin produktif.
Secara negatif, tujuan pengelolaan konflik agar konflik
yang terjadi tidak mengganggu orang-orang yang
terlibat, tidak semakin merusak hubungan mereka dan
tidak menjadi ancaman bagi pihak-pihak yang terlibat.
VIII. Pergaulan dan Persahabatan
A. Makna Pergaulan dan Persahabatan

Pergaulan dan persahabatan membawa persatuan,


membuka berbagai sekat pemisah, menetralisir
berbagai perbedaan, mempertemukan hal-hal yang
kurang serasi, menciptakan suatu keharmonisan, di
mana yang satu merasa sebagai bagian tak terpisahkan
dari yang lain.
B. Membangun Hubungan Pergaulan dan Persahabatan

1. Sikap dan perilaku yang diperlukan


Cara-cara agar hubungan dengan teman-teman sepergaulan atau persahabatan
tetap terpelihara dengan baik:
a. Sesuaikan diri dengan keadaan.
b. Percaya diri dan percaya terhadap orang-orang yang bekerjasama dengan Anda.
c. Berkata terus terang dalam suatu keadaan.
d. Berlaku ramah dan mau menerima secara tulus.
e. Rela berkorban; waktu, tenaga, pikiran, materi.
f. Tunjukan rasa hormat.
g. Biasakan memuji orang lain yang berprestasi.
h. Jadilah orang yang dapat dipercaya.
i. Berilah bantuan pada setiap kesempatan.
j. Cepatlah minta maaf bila sudah bersalah.
k. Jangan menonjolkan diri atau ingin mendapat penghormatan lebih.
l. Cobalah memperhatikan dan belajar dari orang yang sukses.
C. Seksualitas dan Pergaulan

1. Makna seksualitas bagi manusia


Seksualitas adalah suatu “cara berada” kita, suatu cara
kita mengalami dan menghayati diri sendiri dalam
hubungannya dengan sesama dan dunia.
Bagaimana kita hidup dan bertindak, berpikir dan
berencana, bekerja dan berbicara, bercita-cita dan
berjuang, bertahan hidup dan mengambil keputusan,
semuanya diwarnai dan ditentukan oleh seksualitas.
D. Pacaran Sebagai Bentuk Pergauan dan Persahabatan Yang Khas

1. Makna berpacaran
Berpacaran adalah tempat kita berlatih diri mengatasi
egoisme kita dan keinginan-keinginan rendah yang
selalu dapat menguasai diri kita; tempat kita belajar
berlaku sopan, di mana teman kita tetap kita
tempatkan sebagai subyek yang harus kita hormati,
dan bukan sebagai obyek yang dapat kita perlakukan
semau kita.
IV. Saling Menghormati dan Menghargai

A. Pengertian menghormati dan menghargai


Menghormati dan menghargai sebenarnya merupakan
syarat minimal untuk menjamin terciptanya kerukunan
diantara suatu kelompok atau masyarakat, baik dalam
lingkungan lebih kecil (bahkan antara dua orang
sekalipun) maupun dilingkungan lebih luas, seperti
antara suku bangsa dan negara. Disebut minimal
karena yang diharapkan dari kita itu lebih dari sekedar
menghormati dan menghargai saja. Kita juga
diharapkan mau menolong, rela berkorban, rela
berbagi dengan yang lain.
B. Alasan Kita Harus Saling Menghormati dan Menghargai

Alasan kita harus saling menghormati dan menghargai


Pertanyaan ini menghantar kita pada pendalaman
lebih mendasar tentang sikap hormat dan menghargai
di antara manusia. Artinya, sikap ini sekaligus
memperlihatkan kekhasan kita sebagai manusia. Yang
mampu menghormati dan menghargai, dan yang
pantas dihormati dan dihargai adalah manusia. Dengan
demikian, kita akan melangkah pada pencarian dasar
pada dua hal yang bersinggungan, yakni: mengapa kita
harus menghargai dan dihargai.
B. Alasan Kita Harus Saling Menghormati dan Menghargai

1. Menghormati dan menghargai suatu tuntutan khas


pada manusia
Hanya manusia yang bisa menghormati dan
menghargai sesamanya. Hal ini tidak terlepas dari
kesadaran dan kemampuannya mengetahui hal yang
baik dan buruk.
Dalam menghormati dan menghargai, kita
menunjukkan keunggulan kita sebagai manusia.
Semakin saya mampu menghargai dan menghormati,
semakin saya menghayati kemanusiaan saya, karena
menghormati dan menghargai adalah suatu tuntutan
pada kodrat saya.
B. Alasan Kita Harus Saling Menghormati dan Menghargai

2. Manusia pantas dihormati dan dihargai


Manusia pantas dan harus mendapatkan
penghormatan dan penghargaan dari sesamanya.
Dasar dari kepantasan dan keharusan ini tidak lain
bersumber pada nilai ontologis manusia, yaitu suatu
entitas yang punya nilai dalam dirinya sendiri, yang
melekat pada kodratnya sebagai manusia. Nilai
ontologis ini pemberian dari Tuhan. Maka
penghormatan dan penghargaan yang kita berikan
kepada setiap manusia, tidak hanya terbatas dan
berhenti sampai di situ, melainkan juga terarah sebagai
penghormatan dan penghargaan kita kepada Tuhan.
B. Alasan Kita Harus Saling Menghormati dan Menghargai
3. Manusia menghormati dan dihormati,
menghargai dan dihargai
Semakin kita mampu menghormati dan menghargai
diri kita sendiri, akan membuat kita semakin mampu
menghormati dan menghargai orang lain. Bahkan
dapat dikatakan bahwa penghormatan dan
penghargaan yang kita berikan kepada orang lain
merupakan ekspresi dari kemampuan dan keberhasilan
kita berlaku seperti itu pada diri sendiri.
C. Wujud-wujud Penghormatan dan Penghargaan

1. Wujud pengungkapan bersifat langsung


Disebut sebagai wujud yang bersifat langsung
manakala hal itu berlangsung dalam situasi sedang
berhadapan langsung. Contoh setiap hari, setiap saat,
di banyak tempat, kita berhadapan dengan orang,
dengan berbagai latar belakang yang berbeda. Di
dalam kendaraan umum untuk menghormati dan
menghargai orang lain, saya sebaiknya menahan diri
untuk tidak merokok.
C. Wujud-wujud Penghormatan dan Penghargaan

2. Wujud pengungkapan bersifat tidak langsung


Penghormatan dan penghargaan dapat juga kita hayati
secara tak langsung. Artinya kita tujukan kepada orang
lain tidak dengan cara kontak langsung.
Umpamanya penghormatan dan penghargaan secara
tak langsung ketika kita tetap menyebutkan sumber-
sumber bahan yang kita pakai ketika kita membuat
suatu tulisan atau karangan. Mematuhi petunjuk-
petunjuk atau aturan-aturan yang berlaku di tempat
umum, tidak parkir sembarangan dan sebagainya.
C. Wujud-wujud Penghormatan dan Penghargaan

3. Pengungkapan bersifat positif dan negatif


Wujud-wujud pengungkapan ada yang bersifat positif
dan negatif. Positif dan negatif di sini tidak dimaksud
dalam arti baik dan buruk, melainkan sikap
pengungkapannya saja. Positif umpanya mengucapkan
selamat pagi, siang, sore atau malam kepada
seseorang yang kita jumpai. Negatif umpamanya tidak
merokok di dalam angkutan umum dan sebagainya.
D. Manfaat Saling Menghormati dan Menghargai

1. Manfaat bagi diri sendiri


Kalau kita mampu bersikap hormat dan menghargai
orang lain kita akan merasakan suatu kedamaian dalam
hati, orang yang melihat atau mengalami sikap hormat
dan penghargaan dari kita akan menaruh simpati pada
kita. Orang akan senang dengan kita, bahkan timbul
suatu dorongan dalam hatinya untuk mau dekat
dengan kita dan sebagainya.
D. Manfaat Saling Menghormati dan Menghargai

2. Manfaat bagi orang lain


Orang yang mengalami perlakuan baik dari sesamanya
akan merasakan suatu sentuhan yang mengesankan di
hatinya. Sentuhan ini akan menggugah hatinya
mencoba belajar dari kejadian itu. Yang umum terjadi
adalah, kalau seseorang telah mengalami suatu
kebaikan, maka ia dengan semangat kemanusiaannya
akan tergerak juga untuk melakukan hal yang sama.
Sikap baik yang kita tunjukan kepada orang lain akan
mendorong orang lain itu untuk berubah menjadi baik
juga.
D. Manfaat Saling Menghormati dan Menghargai

3. Manfaat dalam hidup bersama


Kalau dalam diri orang-orang yang hidup bersama
dalam komunitas kecil atau besar berkembang sikap
saling menghormati dan menghargai, maka komunitas
tersebut menjadi suatu komunitas damai, yang
merasakan kehangatan perhatian, dukungan dan rasa
aman. Hal tersebut terjadi karena mereka yakin bahwa
sesamanya tidak akan menjadi ancaman bagi dirinya.
E. Mengembangkan Sikap Saling Menghormati dan Menghargai

Mengembangkan sikap saling menghormati dan menghargai


Kita harus mulai dari mana membangun rasa saling
menghormati dan menghargai? Pertama kita harus
mulai dari lingkungan kecil kita sendiri (keluarga).
Kepada anggota keluarga kitalah pertama kali kita
belajar saling menghormati dan menghargai. Kalau
sikap dan perilaku saling menghormati dan menghargai
sudah membudaya pada diri kita sebagai anggota
keluarga, maka sikap dan perilaku yang sama tidak sulit
untuk kita terapkan di luar keluarga.
X. Terbuka dan Jujur
A. Pembukaan Diri

1. Pengertian pembukaan diri


Membuka diri adalah suatu kesediaan membagikan
kepada orang lain perasaan dan pikiran kita terhadap
sesuatu yang telah dikatakan atau dilakukannya, atau
terhadap kejadian-kejadian yang baru saja kita
saksikan. Membuka diri tidak sama dengan
mengungkapkan detail-detail penting dan pribadi dari
masa lalu kita.
A. Pembukaan Diri

2. Terbuka kepada dan bagi yang lain


a. Terbuka kepada yang lain. Lebih bersifat aktif,
artinya kita lebih banyak bertindak
memperkenalkan diri kita, keberadaan kita
sekarang ini kepada yang lain.
b. Terbuka bagi yang lain. Keterbukaan bagi yang lain
tidak menekankan usaha untuk aktif
mengemukakan reaksi-reaksi yang ada pada kita
kepada orang lain. Dalam keterbukaan bagi yang
lain kita lebih bersikap pasif.
B. Jendela Keterbukaan Diri

1. Memperluas daerah terbuka


Keterbukaan mengandaikan atau menuntut
pengenalan diri sendiri yang semakin baik. Untuk
semakin mampu membuka diri pada orang lain, perlu
kita meningkatkan pengenalan kita terhadap diri kita
sendiri. Caranya dengan membuka diri, baik kepada
maupun bagi yang lain. Semakin kita membuka diri,
kita semakin mengenal diri kita. Selanjutnya, semakin
kita mengenal diri , membuat kita semakin mampu
membuka diri.
B. Jendela Keterbukaan Diri

2. Cara agar keterbukaan dapat terlaksana


Sebagai sikap sosial-moral cukup penting, terbuka dan
jujur sebaiknya tidak dipaksakan. Sikap tersebut
sebaiknya muncul dari kesadaran dan spontanitas diri
pribadi. Sikap ini merupakan pilihan bebas manusia
untuk melaksanakan atau tidak melaksanakannya.
Namun sikap ini juga turut ditentukan oleh tempramen
seseorang, dengat sifat introvert dan ekstrovetnya.
C. Lebih Khusus Tentang Sikap Jujur

1. Kejujuran dalam praktek


Suatu tindakan jahat tak pernah menjadi baik karena
tujuan dari tindakan itu baik. Jadi perbuatan mencuri
tetap jahat walau demi untuk menolong orang miskin.
Untuk mencapai tujuan baik, kita harus tetap berusaha
mencari dan menempuh cara yang baik. Kalau
memang tidak boleh bohong (harus jujur), apakah itu
berarti semua kebenaran yang kita ketahui tentang hal
tertentu harus diungkapkan? Di sini kita harus hati-hati
memaknai kata jujur ini dalam praktek.
C. Lebih Khusus Tentang Sikap Jujur

2. Mempertanggungjawabkan kejujuran
Pembahasan khusus tentang kejujuran berkaitan
langsung dengan kebenaran. Kebenaranlah yang harus
diungkapkan dengan jujur. Untuk kebenaran yang
sudah jelas sebagai sesuatu yang harus diungkapkan,
kita tetap terikat untuk harus mengungkapkannya.
C. Lebih Khusus Tentang Sikap Jujur

3. Kejujuran pada diri sendiri


Jujur pada diri sendiri adalah suatu sikap
memperlakukan diri sendiri dengan baik. Kita dituntut
oleh nurani kita agar jujur pada diri sendiri. Jujur pada
diri sendiri tidak lain adalah mengakui kelebihan atau
kekuatan dan kelemahan serta kekurangan diri kita
sendiri. Degan mengakui kekuatan yang kita miliki, kita
tidak menyia-nyiakan peluang atau kesempatan yang
terbuka kepada kita, berani menghadapi tantangan.
XI. Kepedulian Sosial

A. Arti kepedulian sosial


Kepedulian sosial muncul manakala terjadi musibah
atau bencana, seperti banjir, kebakaran, gempa bumi
dan bencana lainnya.
A. Arti Kepedulian Sosial

1. Berlangsung dalam suka maupun duka


Peduli sosial tidak lain adalah suatu sikap bersedia ikut
berduka bersama orang yang berduka, dan ikut
bergembira bersama orang yang bergembira. Sikap ini
tidak hanya sebatas simpati dalam hati, iba atas
penderitaan orang lain atau kagum atas kegembiraan
mereka. Peduli sosial adalah suatu tindakan nyata,
yang terwujud dalam berbagai bentuk dan cara, beupa
spontanitas atau terencana. Tindakan nyata ini mesti
juga dirasakan secara nyata oleh yang menerimanya.
A. Arti Kepedulian Sosial

2. Kepedulian pribadi dan bersama


Kepedulian bersifat pribadi dapat kita lakukan sendiri
atau bersama keluarga. Bentuk kepedulian di sini tidak
selalu dalam bentuk materi, tapi juga berupa
perhatian, penerimaan, penyediaan waktu, pikiran dan
hati untuk sesama yang sedang membutuhkan.
Ada kalanya kepedulian sosial dilakukan dalam bentuk
kepedulian bersama. Cara ini terutama penting apabila
bantuan yang dibutuhkan cukup besar atau
berlangsung secara berkelanjutan.
A. Arti Kepedulian Sosial

3. Kepedulian yang sering lebih mendesak


Kadang yang lebih mendesak untuk kita lakukan
adalah kepedulian sosial yang bersifat pribadi dalam
pergaulan kita sehari-hari. Peduli dengan keadaan
teman yang sedang menghadapi masalah, di sini
dituntut kepekaan kita terhadap satu sama lain, karena
masalah yang dialami sesama atau teman kita tidak
selalu terungkap dengan kata-kata atau isyarat yang
jelas.
B. Sumber Kepedulian Sosial

1. Bersumber dari cinta


Dalam kehidupan sehari-hari sering kita dengar istilah
empati, yang dapat diartikan sebagai kesanggupan
untuk merasakan dan memahami perasaan orang lain.
Kesanggupan memiliki empati merupakan bagian
terpenting dari semangat mencintai, yang
memungkinkan kita mengerti, memahami dan
menampung perasaan orang lain. Semangat mencintai
menjadi dasar bagi tumbuhnya kepedulian pada
sesama. Tidak mungkin ada kepedulian tanpa ada rasa
cinta sebagai sumbernya.
B. Sumber Kepedulian Sosial

2. Tidak karena macam-macam alasan


Ada beberapa alasan seseorang mengulurkan
tangannya kepada orang lain. Ada alasan politik, demi
meraih simpati orang dan sebagainya. Hal-hal itu bisa
saja terjadi, dan tidak selalu buruk. Namun, kepedulian
sosial yang kita kembangkan adalah kepedulian yang
timbul dari hati yang terbuka mau berbagi untuk
sesamanya, tanpa didorong atau disertai oleh alasan-
alasan tadi.
C. Hambatan Dalam Mewujudkan Kepedulian Sosial

1. Egoisme
Sumber hambatan dalam mewujudkan kepedulian
sosial terdapat dalam diri manusia sendiri, yaitu
egoisme, yang merupakan doktrin bahwa semua
tindakan seseorang terarah atau harus terarah kepada
diri sendiri. Egoisme dapat dibagi atas dua, yaitu:
a. Egoisme etis
b. Egoisme psikologis
Egoisme menutup diri manusia agar tidak menaruh
kepedulian kepada sesama.
C. Hambatan Dalam Mewujudkan Kepedulian Sosial

2. Matearialistis
Sumber hambatan kedua adalah matrealistis, yang
merupakan sikap perilaku manusia yang sangat
mengutamakan materi sebagai sarana pemenuhan
kebutuhan hidupnya. Kaum matrealistis biasanya selalu
berupaya untuk mengumpulkan materi sebanyak
mungkin buat diri sendiri dan keluarganya. Oleh karena
itu kepedulian terhadap sesama menjadi kurang
bahkan semakin menuju ketiadaan.
D. Membangun dan Mengembangkan Sikap Peduli

1. Membangun suasana kehidupan yang harmonis


Suasana kehidupan dalam suatu kelompok masyarakat
perlu dijaga bersama agar setiap warganya
menunjukkan sikap perilaku saling peduli, sehingga
dapat terwujud kehidupan yang damai, nyaman, tertib
dan teratur. Kelompok masyarakat yang memiliki status
sosial ekonomi kuat membantu kelompok yang lemah,
yang berkelebihan membantu yang berkekurangan.
C. Hambatan Dalam Mewujudkan Kepedulian Sosial

2. Mengembangkan keutamaan dan kebajikan


Dalam upaya mendorong berkembangnya kepedulian
sosial di masyarakat, manusia perlu mengembangkan
keutamaan atau kebajikan (virtue) dalam diri masing-
masing. Dilihat dari segi bentuknya keutamaan terbagi
atas dua, yaitu:
a. Keutamaan intelek, yang mendorong manusia
berkenaan dengan pengetahuan tentang
kebenaran.
b. Keutamaan Moral, yang terwujud pada kesediaan
tetap dari kehendak untuk menjalankan apa yang
diperlihatkan intelek sebagai sesuatu yang benar.
XII. Memelihara Kepercayaan

A. Maksud dan arti kepercayaan


Kepercayaan yang diketengahkan dalam bahan ini
adalah kepercayaan antar sesama manusia, yang dapat
diungkapkan secara positif sebagai tiadanya sikap
saling mencurigai. Dalam menaruh kepercayaan
kepada sesama, kita dapat belajar bagaimana kita
menaruh kepercayaan kepada Tuhan. Walaupun
kepercayaan terhadap sesama manusia tidak dapat
disamakan dengan kepercayaan kepada Tuhan.
B. Percaya dan Dipercaya

1. Mempercayai orang lain


Mempercayai orang lain sebagai suatu sikap sosial
cukup penting, mempercayai orang lain menunjuk
pada tindakan-tindakan konkrit dalam memperlakukan
orang lain. Hal ini memiliki beberapa makna, seperti:
a. Percaya pada apa yang dikatakan orang
b. Dapat mengandalkan seseorang
c. Berani terbuka kepada orang lain
B. Percaya dan Dipercaya

2. Menjadi pribadi yang dapat dipercaya


Apa yang dapat kita lakukan untuk dapat menjadi
pribadi yang dapat dipercaya? Beberapa hal berikut
merupakan kuncinya:
a. Berbicara jujur
b. Menjaga/menyimpan rahasia
c. Melaksanakan tanggung jawab dengan baik.
d. Berani menanggung resiko
e. Punya disiplin diri
f. Memiliki watak yang baik.
C. Manfaat Adanya Kepercayaan

Manfaat adanya kepercayaan


1. Semakin diterima dan disenangi oleh orang lain.
2. Dapat menjadi sumber informasi yang dipercaya.
3. Orang akan mendengar dan menerima apa yang
kita katakan dan lakukan.
4. Menjadi orang yang memiliki kualitas kepribadian
yang nampak pada kedewasaan intelektual,
emosional dan spiritual.
5. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia yang
dipercaya merasa lebih bebas dari berbagai
kecemasan yang menghantuinya.
D. Faktor Penyebab Hilangnya Kepercayaan

1. Tidak mempercayai orang lain


Mengapa orang punya sifat tidak percaya?
Penyebabnya bisa antara lain:
a. Sifat dasar (temperamen) seseorang.
b. Pengalaman masa lalu
c. Pengaruh lingkungan
d. Pandangan terhadap diri sendiri
D. Faktor Penyebab Hilangnya Kepercayaan

2. Tidak bisa dipercaya


Beberapa di antara penyebab orang tidak bisa dipercaya:
a. Suka berbohong
b. Tidak bisa menyimpan rahasia
c. Tidak menyelesaikan tanggung jawab dengan baik
d. Menolak bertanggungjawab atas resiko dari pilihan,
putusan atau tindakan.
e. Tidak disiplin, tidak punya komitmen, hidup tidak
teratur.
f. Berwatak buruk
g. Kita tidak mempercayai orang lain.
E. Menumbuhkembangkan Kepercayaan

Menumbuhkembangkan kepercayaan
Berikut beberapa kiat yang dapat dilakukan untuk memelihara kepercayaan di
antara satu sama lain:
1. Berusaha tetap jujur
2. Mau terbuka (saling terbuka)
3. Mau berbaur
4. Berusaha mempercayai orang lain
5. Tidak memelihara kecurigaan
6. Cepat berdamai
7. Memperbanyak kerjasama
8. Mau menepati janji
9. Berlaku baik
10. Sejalan antara pikiran-perkataan-perbuatan
11. Mengakui kesalahan
12. Buang jauh-jauh perilaku munafik
XIII. Berlaku Adil
A. Hakekat Keadilan

1. Pengertian hakekat keadilan


Ringkasnya keadilan diartikan sebagai sikap berpihak
pada yang benar, tidak memihak salah satunya, dan
tidak berat sebelah.
A. Hakekat Keadilan

2. Tiga ciri khas yg menandai keadilan


a. Keadilan tertuju kepada orang lain
b. Keadilan harus ditegakkan atau dilaksanakan
c. Keadilan menuntut kebersamaan (equality)
B. Pembagian Keadilan

1. Pembagian klasik
a. Keadilan umum (general justice)
b. Keadilan distributif (distributive justice)
c. Keadilan komutatif (commutative justice)
B. Pembagian Keadilan

2. Pembagian menurut pengarang-pengarang modern


Secara garis besar pengarang-pengarang modern
membagi tiga jenis keadilan, yakni:
a. Keadilan distributif
b. Keadilan retributif
c. Keadilan kompensatoris
C. Keadilan Distributif Pada Khususnya

1. Prinsip formal dan prinsip material


Seperti telah dikatakan sebelumnya bahwa keadilan
merupakan salah satu tema utama dalam filsafat moral
(etika), karena keadilan terutama merupakan masalah
moral. Maka dalam teori kita kenal dua prinsip
keadilan distributif, yakni prinsip formal dan prinsip
material.
C. Keadilan Distributif Pada Khususnya

2. Beberapa teori keadilan distributif


a. Teori egalitarianistis
b. Teori sosialistis
c. Teori liberalistis
D. Keadilan Sosial

1. Beda dengan keadilan individu


Keadilan individual yaitu keadilan yang tergantung dari
kehendak baik atau buruk masing-masing individu. Di
sini diharapkan bahwa setiap orang bertindak dengan
adil terhadap sesamanya. Artinya dalam situasi yang
sama memperlakukan siapa saja tanpa diskriminatif.
D. Keadilan Sosial

2. Mengusahakan keadilan sosial


Mengusahakan keadilan sosial tidak lain berarti
mengubah atau membongkar struktur-struktur
ekonomis, politis, budaya, dan ideologis yang
menyebabkan segolongan orang tidak dapat
memperoleh apa yang menjadi hak mereka.

Anda mungkin juga menyukai