Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH MASYARAKAT INDONESIA DAN

TRADISI MEMAKAN MAKANAN PENUH REMPAH


DAN PEDAS

“Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Keterampilan


Berkomunikasi 2”
Dosen Mata Kuliah :
Haris Wijaya S.Sos., M.Comm

DisusunOleh :
Nama : Ihwan Marasoki Siregar
NIM : 230904020

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah tentang masyarakat ini dengan baik meskipun banyak kekurangan di
dalamnya.

Kami sangat berharap makalah ini dapat bermanfaat. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat
tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang


membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.

Medan, 24 Maret 2024

Ihwan Marasoki Siregar

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. LATAR BELAKANG 1
B. RUMUSAN MASALAH 1
C. TUJUAN PENULISAN 1

BAB II PEMBAHASAN 2

A. PENGERTIAN MASYARAKAT 2
B. PROSES TERBENTUKNYA MASYARAKAT 3
C. Tradisi memakan makanan penuh rempah dan pedas 13

BAB III PENUTUP 14

A. KESIMPULAN 14

DAFTAR PUSTAKA 15

BAB I

3
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial yang tidak dapat
hidup sendiri. Manusia memiliki naluri untuk hidup dengan lainnya.
Karena itulah, sejak dilahirkan manusia sudah mempunyai dua
kecenderungan pokok, yaitu keinginan untuk menjadi satu dengan
manusia lain di sekelilingnya (masyarakat), dan keinginan untuk menjadi
satu dengan suasana alam sekelilingnya. Kecenderungan manusia untuk
hidup bersosial-bermasyarakat sudah ada sejak lahir.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari masyarakat?
2. Bagaimana proses terbentuknya masyarakat?
3. Tradisi apa saja memakan makanan penuh rempah dan pedas?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian dari masyarakat
2. Untuk mengetahui proses terbentuknya masyarakat
3. Untuk mengetahui Tradisi memakan makanan penuh rempah dan
pedas

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN MASYARAKAT
Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok
orang yang membentuk sebuah sistem semu tertutup atau semi terbuka,
dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada
di dalam kelompok tersebut.
Kata “masyarakat” sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab, yaitu
musyarak. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling
ketergantungan satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan
untuk mengacu pada sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu
komunitas yang teratur. Berikut ini pengertian masyarakat menurut beberapa
ahli :
 Koentjaraningrat
Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi
menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinu,
dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama.
 Selo Soemardjan
Masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama, yang
menghasilkan kebudayaan.
 Paul B. Horton & C. Hunt
Masyarakat merupakan kumpulan manusia yang relatif mandiri,
hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, tinggal di
suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta
melakukan sebagian besar kegiatan di dalam kelompok atau
kumpulan manusia tersebut.
 L. Gillin dan J. P. Gillin

5
Masyarakat adalah kelompok manusia yang terbesar dan
mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap, dan perasaan persatuan yang
sama.
 Emile Durkheim
Masyarakat adalah suatu sistem yang dibentuk dari hubungan antar
anggota sehingga menampilkan suatu realitas tertentu yang
mempunyai ciri-cirinya sendiri.
 Karl Marx
Masyarakat adalah suatu struktur yang menderita suatu ketegangan
organisasi atau perkembangan akibat adanya pertentangan antara
kelompok-kelompok yang terbagi secara ekonomi.
Dari beberapa uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa masyarakat
adalah golongan besar atau kecil yang terdiri dari beberapa manusia, yang
hidup dalam waktu cukup lama, dan dengan atau karena sendirinya bertalian
secara golongan dan saling mempengaruhi satu sama lain hingga memliki
kebiasaan, tradisi, sikap dan rasa persatuan.

B. PROSES TERBENTUKNYA MASYARAKAT


Untuk terbentuknya suatu masyarakat, paling sedikit harus terpenuhi
tiga unsur sebagai berikut :
1. Terdapat sekumpulan orang.
2. Berdiam atau bermukim di suatu wilayah yang relatif lama.
3. Akibat dari hidup bersama dalam jangka waktu yang lama itu
menghasilkan kebudayaan berupa sistem nilai, sistem ilmu
pengetahuan dan kebudayaan kebendaan.
Sedangkan menurut Soerjono Soekanto menjelaskan bahwa unsur-
unsur masyarakat sebagai berikut ini :
1) Berangotakan minimal dua orang.
2) Anggotanya sadar sebagai satu kesatuan.

6
3) Berhubungan dalam waktu yang cukup lama yang menghasilkan
manusia baru yang saling berkomunikasi dan membuat aturan-
aturan hubungan antar anggota masyarakat.
4) Menjadi sistem hidup bersama yang menimbulkan kebudayaan
serta keterkaitan satu sama lain sebagai anggota masyarakat.
Proses terbentuknya suatu masyarakat biasanya berlangsung tanpa
disadari, dan diikuti oleh hampir sebagian besar anggota masyarakat.
Dorongan manusia untuk bermasyarakat antara lain sebagai berikut :
1. Pemenuhan dasar biologis seperti papan (tempat tinggal), sandang
(pakaian), dan pangan (makanan) yang penyelenggaraannya akan
lebih mudah dilaksanakan dengan kerja sama pada usaha
perorangan.
2. Kemungkinan untuk bersatu dengan manusia lain (bermasyarakat).
3. Keinginan untuk bersatu dengan lingkungan hidupnya.
4. Dengan memasyarakat kemungkinan untuk mempertahankan diri
dalam menghadapi kekuatan alam, binatang dan kelompok lain
lebih besar.
5. Secara naluriah manusia mengembangkan keturunan melalui
keluarga yang merupakan kesatuan masyarakat paling kecil.
6. Manusia mempunyai kecenderungan sosial, yaitu seluruh tingkah
laku berkembang akibat interaksi sosial atau hubungan antar
manusia. Dalam hidup bermasyarakat, kebutuhan dasar kejiwaan
berupa keingintahuan, meniru, dihargai, menyatakan rasa haru dan
keindahan baik antar individu maupun kelompok.

Berbicara mengenai ciri-ciri masyarakat, maka dapat dipaparkan


mengenai ciri-ciri masyarakat sebagai berikut :

1. Masyarakat adalah manusia yang hidup berkelompok, ciri-ciri


masyarakat yang pertama adalah manusia yang hidup secara
bersama dan membentuk kelompok. Kelompok inilah yang

7
nantinya membentuk suatu masyarakat. Mereka mengenali
antara yang satu dengan yang lain dan saling ketergantungan.
Kesatuan sosial merupakan perwujudan dalam hubungan sesama
manusia ini. Seorang manusia tidak mungkin dapat meneruskan
hidupnya tanpa bergantung kepada manusia lain.
2. Masyarakat yang melahirkan kebudayaan, ciri-ciri masyarakat
yang berikutnya ialah yang melahirkan kebudayaan. Dalam
konsepnya tidak ada masyarakat maka tidak ada budaya,
begitupun sebaliknya. Masyarakatlah yang akan melahirkan
kebudayaan dan budaya itu pula diwarisi dari generasi ke
generasi berikutnya dengan berbagai proses penyesuaian.
3. Masyarakat yaitu yang mengalami perubahan, ciri-ciri
masyarakat yang berikutnya yaitu yang mengalami perubahan.
Sebagaimana yang terjadi dalam budaya, masyarakat juga turut
mengalami perubahan. Suatu perubahan yang terjadi karena
faktor-faktor yang berasal dari dalam masyarakat itu sendiri.
Contohnya dalam suatu penemuan baru mungkin saja akan
mengakibatkan perubahan kepada masyarakat itu.
4. Masyarakat adalah manusia yang berinteraksi, ciri-ciri
masyarakat yang berikutnya adalah manusia yang berinteraksi.
Salah satu syarat perwujudan dari masyarakat ialah terdapatnya
hubungan dan bekerja sama di antara ahli dan ini akan
melahirkan interaksi. Interaksi ini boleh saja berlaku secara lisan
maupun tidak dan komunikasi berlaku apabila masyarakat
bertemu di antara satu sama lain.
5. Masyarakat yang terdapat kepimpinan, ciri-ciri masyarakat yang
berikutnya yaitu terdapat kepemimpinan. Dalam hal ini
pemimpin adalah terdiri daripada ketua keluarga, ketua
kampung, ketua negara dan lain sebagainya. Dalam suatu
masyarakat Melayu awal kepimpinannya bercorak tertutup, hal
ini disebabkan karena pemilihan berdasarkan keturunan.

8
6. Masyarakat terdapat stratifikasi sosial, ciri-ciri masyarakat yang
terakhir ialah adanya stratifikasi sosial. Stratifikasi sosial yaitu
meletakkan seseorang pada kedudukan dan juga peranan yang
harus dimainkannya di dalam masyarakat.

Mayarakat adalah suatu kesatuan yang selalu berubah, dan hidup karena
proses masyarakat yang menyebabkan perubahan itu. Masyarakat biasa
mengenal kehidupan yang teratur dan aman, yang disebabkan oleh
pengorbanan sebagian kemerdekaan anggota-anggotanya, baik dengan
paksaan maupun dengan sukarela. Pengorbanan di sini dimaksudkan dengan
menahan nafsu atau kehendak sewenang-wenang, untuk mengutamakan
kepentingan dan keamanan bersama. Dengan paksa, maksudnya berarti
tunduk pada hukum-hukum yang telah ditetapkan (negara, perkumpulan dan
sebagainya). Sedangkan dengan sukarela berarti menurut adat dan
berdasarkan keinsyafan akan persaudaraan dalam kehidupan bersama itu
(desa berdasarkan adat dan sebagainya).
Cara terbentuknya masyarakat mendatangkan pembagian seperti berikut
ini :
a. Masyarakat paksaan, umpamanya negara, masyarakat tawanan di
tempat tawanan, masyarakat pengungsi atau pelarian dan
sebagainya. Ke dalam (kelompoknya bersifat Gemeinschaft, ke luar
bersifat Gesellschaft.
b. Masyarakat merdeka yang terbagi pula dalam :
1) Masyarakat alam yaitu yang terjadi dengan sendirinya. Suku-
golongan atau suku, yang bertalian karena darah atau keturunan,
umumnya yang masih sederhana sekali kebudayaannya dalam
keadaan terpencil atau tak mudah berhubungan dengan dunia
luar. Umumnya bersifat Gemeinschaft.
2) Masyarakat budidaya, terdiri karena kepentingan keduniaan atau
kepercayaan (keagamaan), yaitu antara lain kongsi

9
perekonomian, koperasi, gereja dan sebagainya. Umumnya
bersifat Gesellschaft.
Ada tiga jenis masyarakat dilihat dari lingkungan hidupnya, yaitu :
1. Masyarakat primitif, yaitu masyarakat yang terisolir atau
mengisolasikan diri dengan dunia atau masyarakat luar, cara hidup
masih terbelakang, kebudayaan yang rendah, dan tempat tinggal
yang berpindah-pindah (nomaden).
2. Masyarakat desa, yaitu masyarakat yang agraris yang kebutuhan
hidupnya banyak bergantung dari alam, seperti dari hasil bertani
dan menangkap ikan. Kehidupan mereka sangat bergantung pada
iklim dan pergantian musim.
3. Masyarakat kota, yaitu masyarakat yang merupakan tempat
berbaurnya segala macam suku bangsa dan bertumpunya hasil-hasil
teknologi modern, sifat-sifat individualitas tumbuh dan
berkembang.
Tipe masyarakat dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
1. Masyarakat Terbuka
Masyarakat terbuka adalah masyarakat yang mau menerima
perubahan-perubahan, bak perubahan budaya maupun perubahan
teknologi dan segala macam perubahan yang terjadi di
lingkungannya.
Dalam menerima perubahan, pada masyarakat terbuka dibedakan
menjadi dua kelompok, yaitu :
a. Masyarakat yang menerima perubahan dengan seleksi
Dalam tipe masyarakat tersebut, perubahan yang ada disikapi
dengan selektif. Artinya perubahan yang membawa dampak
positif bagi nilai-nilai di masyarakat tersebut akan diterima
dengan tangan terbuka, sebaliknya perubahan yang dapat
menimbulkan rusaknya norma-norma sosial yang telah ada,
akan ditolak keberadannya. Masyarakat ini tergolong sebagai
masyarakat modern.

10
Berikut adalah ciri-ciri masyarakat modern :
 Sikap hidup yang dapat menerima hal-hal baru dan terbuka
untuk perubahan.
 Mempunyai keberanian untuk mengemukakan pendapat.
 Lebih mengutamakan masa kini, dan sangat menghargai
waktu.
 Memiliki perencanaan dan pengorganisasian.
 Yakin pada IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi)
daripada hal-hal gaib (mistik).
 Penuh perhitungan dan percaya diri.
 Menghargai harkat hidup orang lain.
 Memiliki sikap keadilan dan pemerataan.
b. Masyarakat yang menerima perubahan tanpa seleksi
Masyarakat yang menerima perubahan tanpa seleksi artinya
semua unsur-unsur yang masuk dalam suatu masyarakat
dianggap baik dan lebih maju, sehingga perlu diikuti, terutama
unsur-unsur budaya dari dunia barat. Hal ini karena
perkembangan IPTEK mereka demikian maju dan cepat.
Keadaan ini membuat sebagian masyarakat lupa bahwa tidak
semua yang datang dari barat merupakan hal-hal yang modern.
Proses menerima semua unsur-unsur barat tanpa seleksi disebut
westernisasi. Padahal semua yang datang dari barat tidak dapat
digolongkan modern. Pergaulan bebas, seks bebas, merupakan
kerusakan moral dan tidak sesuai dengan nilai dan norma
bangsa Indonesia. Modern tidak sama denga westernisasi. Hal
ini berarti tidak semua yang datang daru barat itu modern.
Pada akhirnya, kita harus bersikap bijaksana, jangan sampai
westernisasi melunturkan nilai dan norma-norma baik yang
telah ada dan melekat pada diri kita.
2. Masyarakat Tertutup

11
Masyarakat tertutup sulit menerima perubahan. Mereka bersifat
bahwa perubahan akan menyebabkan hilangnya keaslian
budayanya. Mereka menutup diri akan perubahan, adakalanya
mereka menerima perubahan namun sifatnya terbatas bahkan ada
yang tak mau menerimanya sama sekali. Mereka tak mau bergaul
dengan masyarakat luar.
Masyarakat Papua, masih ada suku-suku yang hampir belum
mengalami perubahan, kehidupan mengembara di hutan,
mengumpulkan makanan berupa daun-daunan, berpindah dari satu
tempat ke tempat yang lain (nomaden) bahkan mereka belum
menggunakan pakaian
Ciri – Ciri Masyarakat Tertutup
 Tak mau kehilangan budaya aslinya.
 Perkembangan ilmu pengetahuan yang lambat.
 Memiliki sifat etnosentrisme yang tinggi.
 Terlalu kuat memegang tradisi dan ideologi kelompok.
 Mobilitas sosial rendah.
Unsur-unsur Masyarakat terdiri dari :
1. Kesatuan-kesatuan sosial (social units)
Kesatuan-kesatuan sosial ini terdiri dari:
a. Orang banyak atau Crowd
Crowd adalah pengelompokkan orang banyak pada suatu tempat
tertentu.
Ciri-ciri crowd adalah:
 Terjadi karena adanya pusat perhatian yang sama.
 Interaksi antara individu sudah ada, yang tampak berupa
komentar-komentar, tanya jawab sekitar objek yang
menjadi pusat perhatian.
 Crowd biasanya berjalan dalam waktu yang tidak lama.
Perasaan sebagai satu kesatuan telah ada walaupun hanya bersifat
sementara dan akan hilang pada saat kerumunan itu bubar.

12
2. Golongan sosial (social category)
Golongan adalah kelompok-kelompok dalam masyarakat yang
didasarkan atas ciri-ciri umum. Baik ciri umum yang objektif, maupun
ciri umu yang tidak objektif, yaitu stereotipe dari individu-individu
anggota kelompok.
a. Pengertian Golongan Sosial
Pitirim A. Sorokin menggunakan istilah pelapisan sosial yaitu
pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas
secara bertingkat/hierarkhis. Perwujudannya dikenal dengan
adanya kelas sosial tinggi (upper class) contohnya: pejabat,
penguasa, dan pengusaha; kelas sosial menengah (middle class)
contohnya: dosen, pegawai negeri, pengusaha kecil dan
menengah; kelas sosial rendah (lower class) contohnya: buruh,
petani, dan pedagang kecil.

Konsep masyarakat yang baik menurut Talizi (1990) mengandung


sembilan nilai, yaitu:
1) Setiap anggota masyarakat berinteraksi satu dengan yang llain
berdasarkan hubungan pribadi.
2) Memiliki otonomi, kewenangan, dan kemampuan mengurus
kepentingan sendiri.
3) Memiliki viabilitas, kemampuan untuk memecahkan masalah
sendiri.
4) Distribusi kekayaan yang merata, setiap orang berkesempatan sama
dan bebas.
5) Kesempatan setiap anggota untuk berpartisipasi aktif dalam
mengurus kepentingan bersama.
6) Makna penting untuk setiap anggotanya.
7) Di dalam komunitas dimungkinkan adanya heterogenitas dan beda
pendapat.

13
8) Pelayanan masyarakat ditempatkan sedekat dan secepat mungkin
pada yang berkepentingan.
9) Di dalam masyarakat bisa terjadi konflik, oleh sebab itu diperlukan
kemampuan untuk management conflict.

C. TRADISI MEMAKAN MAKANAN PENUH REMPAH DAN PEDAS

Rasa pedas dalam makanan sangat akrab bagi lidah orang Asia, terutama
di Indonesia dan Thailand. Kedua negara ini memiliki warisan kuliner yang
mengandalkan rasa pedas sebagai unsur penting untuk meningkatkan cita rasa.

Budaya makanan pedas di Indonesia dan Thailand memiliki sejarah yang


kaya dan unik. Di balik obsesi masyarakat kedua negara ini terhadap makanan
pedas terdapat filosofi yang penuh makna. Selama melakukan studi di salah satu
universitas di Khon Kaen, sebuah provinsi di timur laut Thailand, saya beruntung
dapat mengeksplorasi keanekaragaman kuliner dan mengalami kelezatan makanan
pedas yang menjadi kekhasan negeri gajah putih ini.

Rasa pedas dalam masakan-masakan itu umumnya berasal dari cabai


(Capsicum), yang menurut sejarah berasal dari benua Amerika, terutama Peru dan
Kolombia di Amerika Selatan. Setelah penemuan benua Amerika oleh rombongan
Christopher Columbus pada abad ke-15, tanaman cabai diangkut dan menyebar
luas ke seluruh Eropa. Melalui jalur pelayaran, pelaut Portugis dan Spanyol
membawa tanaman ini ke negara-negara Asia pada abad ke-16. Dari sana, cabai
menyebar ke Nusantara, yang sekarang dikenal sebagai Indonesia, dan juga ke
Semenanjung Thailand atau Siam. Di Nusantara, cabai dengan cepat menyatu
dengan rempah-rempah tempatan seperti lada, bawang merah, dan terasi untuk
memperkaya cita rasa. Perpaduan ini melahirkan sambal, yaitu saus cabai khas
Indonesia yang kini menjadi pelengkap utama berbagai hidangan. Demikian pula
di Thailand, cabai beradaptasi dengan rempah lokal seperti bawang putih dan serai
sehingga tercipta nam phrik phao, saus cabai legendaris Thailand. Melalui proses

14
ini, cabai yang berasal dari benua Amerika akhirnya menjadi bagian yang tidak
terpisahkan dari kuliner Indonesia dan Thailand.

Pedas Thailand dan Indonesia

Persamaan utama dalam masakan pedas Thailand dan Indonesia terletak


pada penggunaan cabai sebagai penguat cita rasa utama. Kedua kuliner Thailand
dan Indonesia sangat mengandalkan cabai sebagai sumber rasa pedas dalam
berbagai hidangan mereka. Selain itu, keduanya sama-sama memiliki toleransi
tinggi terhadap makanan pedas. Orang Thailand dan Indonesia telah terbiasa
dengan rasa pedas sejak usia dini, sehingga tingkat kepedasan masakan di kedua
negara ini tergolong tinggi jika dibandingkan dengan standar rasa pedas yang
umumnya ditemui di kalangan orang Barat. Meskipun sama-sama pedas, masakan
Thailand dan Indonesia juga memiliki perbedaan yang khas. Masakan pedas
Thailand umumnya lebih segar dengan dominasi rasa asam, sementara masakan
Indonesia cenderung lebih berminyak dan gurih. Selain itu, masakan Thailand
cenderung menggunakan lebih banyak rempah-rempah seperti serai, lengkuas, dan
daun ketumbar dalam penyajiannya.

Sementara itu, masakan Indonesia lebih banyak memakai bumbu dasar


seperti bawang merah, bawang putih, dan cabai dalam berbagai hidangannya.
Penambahan elemen sayuran seperti terong, rebung, dan beragam sayuran segar
yang dikombinasikan dengan hidangan utama juga menjadi ciri yang
membedakan antara masakan pedas di Thailand dan Indonesia

Filosofi di Balik Budaya Makan Pedas

Kegemaran orang-orang yang tinggal di negara tropis, terutama di Asia,


terhadap masakan pedas telah memunculkan minat luas dari kalangan peneliti.
Sebuah artikel yang diterbitkan pada 2016 mengusulkan satu hipotesis yang
mengaitkan minat ini dengan sifat antibakteri cabai, yang dapat membantu
membersihkan makanan dari patogen dan pada gilirannya berkontribusi pada

15
kesehatan.

Namun, pada 2021, artikel lain menyatakan bahwa variasi penggunaan


rempah-rempah, termasuk cabai, tidak dipengaruhi oleh faktor geografis seperti
tropis dan non-tropis, dan bahwa pola penggunaan rempah-rempah tidak selalu
sejalan dengan mekanisme mitigasi infeksi. Oleh karena itu, hingga saat ini belum
ada jawaban saintifik yang memadai untuk menjelaskan fenomena ini dengan
pasti. Faktor psikologis mungkin dapat memberikan pemahaman yang lebih
mendalam terkait fenomena ini. Dari segi psikologis, kandungan capsaicin dalam
cabai dapat merangsang produksi hormon endorfin, yang pada gilirannya memicu
perasaan senang. Konsumsi makanan pedas juga dapat meningkatkan kadar
dopamin dalam otak, yang dapat meningkatkan mood dan membuat seseorang
merasa lebih positif.

Dalam konteks budaya, makanan pedas sering kali diidentikkan dengan


keberanian dalam menghadapi tantangan dan keluar dari zona nyaman. Orang
Indonesia dan Thailand sejak usia dini sering dilatih secara mental untuk
menikmati makanan pedas. Hal ini dipandang sebagai latihan untuk membangun
ketangguhan fisik dan mental dalam menghadapi berbagai situasi dalam
kehidupan sehari-hari. Sementara bagi banyak orang Barat makanan pedas sering
dihindari karena dianggap terlalu ekstrem, di Asia khususnya di Indonesia dan
Thailand rasa pedas justru dianggap sebagai tantangan yang menarik. Ini adalah
landasan filosofis yang mendasari obsesi orang-orang dari kedua negara ini
terhadap makanan pedas.

16
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kodrat seorang manusia sejak ia dilahirkan adalah homo socious, dimana


ia tidak bisa hidup sendiri. Manusia sebagai individu perorangan, cenderung
senang untuk berkumpul dan menjalani kehidupan di dengan orang lain di suatu
kawasan yang ia anggap sesuai dengan dirinya. Hal inilah yang menjadi
permulaan sebuah masyarakat terbentuk. Lambat laun, masyarakat tersebut
berkembang di lingkungan sosial membentuk sebuah tatanan kehidupan dan
kebudayaan, yang secara langsung dapat mempengaruhi tingkah laku individu-
individu di dalamnya untuk menyesuaikan keadaan dirinya dengan mayoritas
orang lain di dalam masyarakat tersebut.

Dalam konteks budaya, makanan pedas sering kali diidentikkan dengan


keberanian dalam menghadapi tantangan dan keluar dari zona nyaman. Orang
Indonesia dan Thailand sejak usia dini sering dilatih secara mental untuk
menikmati makanan pedas

17
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Tajul. 2008. Ilmu Sosial Dasar. Bandung: Gunung Djati Press.

Davis, Kingsley. 1960. Human Society. New York: The Macmillan Company.

Koentjaraningrat. 2000. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : Rineka Cipta

Soekanto, Soerjono. 2013. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Ajengsari, Widi. 2016. Masyarakat dan Kebudayaan.


https://www.linkedin.com/pulse/makalah-masyarakat-dan-kebudayaan-
widi-ajengsari. Diakses tanggal 28 November 2016 Pukul 18.15 WIB.
Ariyani, Risky. 2011. Proses terbentuknya Masyarakat.
https://riskyariyani91.wordpress.com/2011/12/19/proses-terbentuknya-
masyarakat/ Diakses tanggal 28 November 2016 Pukul 18.00 WIB.
Definisi Pengertian. 2015. Ciri-ciri dan Unsur-unsur Masyarakat.
http://www.definisi-pengertian.com/2015/10/ciri-ciri-dan-unsur-unsur-
masyarakat.html. Diakses tanggal 28 November 2016 Pukul 18.13 WIB.

18

Anda mungkin juga menyukai