Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS LAPORAN

KEUANGAN
ANALISIS KREDIT

Ainul Fitri, M.Acc


Likuiditas dan Modal Kerja

• Likuiditas  kemampuan perusahaan untuk


memenuhi kewajiban jangka pendeknya (jangka
pendek dianggap periode hingga 1 tahun).
• Modal Kerja  selisih aset lancar dikurangi
kewajiban lancar atau kelebihan aset lancar atas
kewajiban lancar.
Likuiditas dan Modal Kerja
(dasar)
• Aset lancar  kas dan aset lain yang secara wajar
dapat :
– Direalisasi sebagai kas
– Dijual atau digunakan selama satu tahun atau siklus operasi
• Kewajiban lancar  kewajiban yang diharapkan
akan dilunasi dalam waktu yang relatif pendek.
• Ukuran likuiditas modal kerja  besarnya modal
kerja menjadi lebih relevan bagi keputusan pengguna
apabila dikaitkan dengan variabel keuangan utama
lainnya, seperti penjualan atau total aset.
Likuiditas dan Modal Kerja
(dasar)
Contoh ukuran likuiditas modal kerja:
PT A PT B
Aset Lancar 300,000 1,200,000
Kewajiban Lancar 100,000 1,000,000
Modal Kerja 200,000 200,000
PT A lebih unggul dibandingkan PT B
•Ukuran likuiditas dengan rasio lancar  Ukuran
relatif yang digunakan secara umum dalam praktik.
Rasio lancar = aset lancar / kewajiban lancar
Rasio Lancar
• Relevansi Rasio Lancar
– Kemampuan memenuhi kewajiban lancar
– Penyangga kerugian
– Cadangan dana lancar
• Keterbatasan Rasio Lancar
– Tidak mengukur dan memprediksi pola arus kas masuk dan
arus kas keluar masa depan
– Tidak mengukur kecukupan arus kas masuk terhadap arus
kas keluar masa depan
Ukuran Likuiditas dengan Rasio Berbasis Kas
• Rasio kas terhadap aset lancar
(Kas + setara kas) / aset lancar
“Semakin tinggi rasio, maka semakin likuid aset lancar”
• Rasio kas terhadap kewajiban lancar
(Kas + setara kas) / kewajiban lancar
“Semakin tinggi rasio, maka semakin baik. Karena
tersedianya kas untuk membayar kewajiban
lancarnya”
Ukuran Likuiditas Piutang Usaha
• Perputaran Piutang
Penjualan bersih / Rata-rata piutang usaha
• Jumlah Hari Untuk Menagih Piutang
Piutang : (Penjualan / 360)
Interpretasi Ukuran Likuiditas Piutang
• Tingkat perputaran piutang usaha dan periode penagihan
akan berguna jika dibandingkan dengan rata-rata industri
atau perjanjian kredit yang diberikan perusahaan.
Ukuran Likuiditas – Analisis what-if
“Bagaimana – Jika”
• Analisis bagaiaman – jika  teknik untuk melihat
dampak perubahan kondisi atau kebijakan terhadap
sumber daya suatu perusahaan.
• Ilustrasi analisis bagaimana-jika menggunakan data
keuangan PT X pada tanggal 31 Desember, tahun ke-1:
– Kas 70,000 - Penjualan 750,000
– Piutang Usaha 150,000 - HPP 520,000
– Persediaan 65,000 - Pembelian
350,000
– Aset tetap 200,000 - Penyusutan
25,000
– Akumulasi Penyusutan 43,000 - Laba bersih 20,000
– Utang usaha 130,000
– Wesel bayar 35,000
– Kewajiban pajak tangguhan å18,000
– Modal saham 200,000
Ukuran Likuiditas – Analisis what-if
“Bagaimana – Jika”
• PT X mengantisipasi pertumbuhan penjualan sebesar
10% pada tahun ke-2. Semua pos pendapatan dan
beban diharapkan naik sebesar 10% kecuali penyusutan
yang tetap sama. Seluruh beban dibayar tunai saat
terjadinya, dan persediaan akhir tahun ke-2 ditaksir
sebesar 150,000. Pada akhir tahun ke-2 PT X
memperkirakan akan memiliki wesel bayar sebesar
50,000 dan saldo utang pajak 0. Perusahaan
mempertahankan saldo kas minimum sebesar 50,000
yang merupakan kebijakan manajemen.
Ukuran Likuiditas – Analisis what-if
“Bagaimana – Jika”
• Kasus 1  PT X mempertimbangkan untuk mengubah
kebijakan kredit saat ini ketika saldo akhir piutang
mencerminkan 90 hari penjualan. Apakah dampak
perubahan ini terhadap saldo perusahaan? Apakah
perubahan ini memengaruhi kebutuhan perusahaan
untuk meminjam?
• Kasus 2  bagaiamana jika PT X berusaha mencapai
perputaran piutang rata-rata sebesar 4? Apakah dampak
perubahan ini terhadap saldo kas perusahaan?
• Kasus 3  selain kondisi yang terjadi di kasus 2,
bagaimana jika pemasok perusahaan meminta
pembayaran dalam waktu 60 hari? Apakah dampak
persyaratan pembayaran ini pada saldo kas?
Ukuran Likuiditas – Analisis what-if
“Bagaimana – Jika” KASUS 1
PT X
Ramalan Kas
untuk Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember, Tahun ke-2

Kas, 1 Januari tahun ke-2 70,000


Penagihan kas
Piutang usaha, 1 Januari tahun ke-2 150,000
Penjualan 825,000
Total potensi penagihan kas 975,000
Dikurangi: Piutang usaha 31 desember Tahun ke-2 206,250
Perubahan kebijakan
768,750 kredit akan
Total kas tersedia 838,750 menghasilkan kas
Pengeluaran kas
tanpa perlu menambah
Utang usaha, 1 Januari Tahun ke-2 130,000 pinjaman.
Pembelian 657,000
Total potensi pengeluaran kas 787,000
Dikurangi: Utang usaha, 31 Desember Tahun ke-2 244,000
543,000
Wesel bayar, 1 Januari Tahun ke-2 35,000
Dikurang: Wesel bayar, 31 Desember Tahun ke-2 50,000
-15,000
Utang pajak 18,000
Beban kas 203,500
749,500
Kas, 31 Desember Tahun ke-2 89,250
Saldo kas yang diinginkan 50,000
Kelebihan kas 39,250
Ukuran Likuiditas – Analisis what-if
“Bagaimana – Jika” KASUS 2

Kelebihan saldo kas seperti di kasus 1 39,250


Perubahan peningkatan perputaran piutang dari
piutang akhir menjadi piutang rata-rata mening
katkan saldo piutang akhir menjadi:
Rata-rata piutang = 825,000 / 4 = 206,250
Piutang akhir = (206,250 / 2) – 150,000 = 262,500
Dikurangi: Saldo piutang dari kasus 1 = 206,250
Penurunan kas 56,250
Kas yang perlu dipinjam 17,000

PT X harus meminjam dana untuk mencapai taksiran


kinerja berdasarkan kondisi di atas
Ukuran Likuiditas – Analisis what-if
“Bagaimana – Jika” KASUS 3

Kas yang perlu dipinjam (dari kasus 2) 17,000


Saldo akhir utang usaha (dari kasus 1) 244,000
Saldo akhir utang usaha berdasarkan
syarat pembayaran 60 hari:
657,000 x (60 / 360) (109,500)
Pengeluaran tambahan yang dibutuhkan 134,500
Kas yang perlu dipinjam 151,500

Jadwal pembayaran yang lebih ketat dari pemasok akan


menghasilkan keharusan tambahan pinjaman bagi PT X

Anda mungkin juga menyukai