Anda di halaman 1dari 11

Teks Cerita Sejarah

Tugas Remedial Bahasa Indonesia


Baja Raynor Pangestu XII IPA 2
Peta konsep
TEKS CERITA
SEJARAH

DEFINISI CIRI STRUKTU JENIS CONTOH


CIRI KAIDAH
TEKS TEKS R TEKS TEKS TEKS
KEBAHA KEBAHA
CERITA CERITA CERITA CERITA CERITA
SEJARAH SAAN SAAN
SEJARAH SEJARAH SEJARAH SEJARAH
Definisi Teks Cerita Sejarah

Teks cerita sejarah adalah sebuah teks yang menceritakan


atau menginformasikan kepada pembaca mengenai sebuah
aksi, peristiwa, atau kejadian sejarah dalam sebuah urutan
kronologis. 
CIRI – CIRI TEKS SEJARAH

 Berikut ciri – ciri dari teks sejarah :


1. Disajikan secara kronologis atau urutan peristiwa atau urutan kejadian.
2. Bentuk teks cerita ulang (recount).
3. Struktur teksnya : orientasi,urutan peristiwa,reorientasi.
4. Sering menggunakan konjungsi temporal.
5. Isi berupa fakta.
Struktur Teks Cerita Sejarah

Struktur
 Orientasi merupakan bagian pengenalan atau pembuka dari teks cerita sejarah.

Urutan merupakan rekaman peristiwa sejarah yang terjadi, yang


Pristiwa biasanya disampaikan dalam urutan kronologis.

Reorientasi berisi komentar pribadi penulis tentang peristiwa atau


kejadian sejarah yang diceritakan. Bagian ini merupakan tahapan yang
bersifat pilihan, artinya boleh saja bagian ini tidak disajikan oleh penulis teks
cerita sejarah.
Ciri kebahasaan teks cerita sejarah

Ciri Kebahasaan Teks Cerita Sejarah


1. Konjungsi temporal
Konjungsi temporal adalah kata hubung yang menghubungkan dua kejadian atau peristiwa,konjungsi temporal dibagi
kedalam beberapa jenis diantaranya adalah:
Konjungsi temporal yang menghubungkan dua hal sederajat misalnya apabila, bilamana, demi, hingga
ketika,sejak,selama,semenjak sementara,tatkala,waktu,setelah,sesudah dan sebagainya.
Konjungsi temporal yang menghubungkan dua buah kalimat yang sederajat, yang termasuk kedalam konjungsi temporal ini
diantaranya adalah setelahnya dan sesudahnya.
2. Nomina/kata benda
Untuk nomina dibagi menjadi 3 kelompok yaitu sebagai berikut:
a) Nomina modifikatif misalnya dua botol,ruang makan dan lain sebagainya.
b) Nomina kordinatif (kata benda saling menerangkan),  misalnya sandang pangan,lahir batin,hak dan kewajiban,sarana
dan prasarana,adil dan makmur dan lain sebagainya.
c) Nomina apositif, sebagai keterangan yang diselipkan atau ditambahkan,misalnya pergi berlibur ke garut, teman
sekamarku,Aulia dan lain sebagainya.
3. Verba
Ini sama halnya dengan kelompok nomina di bagi menjadi beberapa kelompok yaitu verma modifikatif, verba
kordinatif dan verba apositif.
4. Nominalisasi
adalah proses pembentukan nomina atau kata benda dari kelas yang lain dengan menggunakan istilah tertentu,
biasanya sering digunakan pada bahasa yang digunakan untuk menjelaskan isi dari penceritaan ulang. Dalam
pembetukan nomina biasanya selalu melibatkan pemberian imbuhan antara lain:
Sufiks atau akhiran, seperti misalnya akhiran an, at, si, isme, is or dan tas, sebagai contoh misalnya aku sangat
menyukai manisan yang dibuat istriku, atau Dia adalah seorang komikus terkenal di dunia dan lain sebagainya.
Prefiks atau awalan, misalnya seperti pe, se, ke, seperti misalnya saya sekantor dengan dia, atau pedagang itu
sangat jujur
Konfiks atau gabungan awalan dan akhiran, seperti misalnya ke-an, pe-an dan per-an, misalnya kalimat yang
mengandung kata seperti pengaturan, pertunjukan atau kekayaan dan lain sebagainya.
Infiks atau sisipan, seperti misalnya el dan er,seperti misalnya kalimat yang mengandung kata seperti gelembung,
seruling, telunjuk dan lain sebagainya.
Kaidah teks cerita sejarah
Kaidah teks  cerita sejarah
Kaidah atau aturan teks dalam cerita sejarah biasanya selalu melibatkan kata kerja (verba) material,
pronomina atau kata ganti, kata-kata yang menunjukan kejadian atau peristiwa, adanya  dan konjungsi
(kata penghubung) temporal. Untuk lebih jelasnya bisa lihat dibawah ini.
Pronomina (kata ganti), merupakan kata yang digunakan untuk menggantikan benda dan menamai
seseorang atau sesuatu secara tidak langsung.
Frasa adverbial, meupakan kata yang menunjukan kejadian atau peristiwa, waktu, dan tempat.
Verba material, merupakan kata yang berfungsi untuk menunjukan aktivitas atau perbuatan nyata yang
dilakukan oleh partisipan. Kata kerja material menunjukan perbuatan fisik atau peristiwa, misalnya
membaca, menulis, dan menyapu.
Konjungsi Temporal (kata sambung waktu), berguna untuk menata urutan-urutan peristiwa yang
diceritakan, teks cerita sejarah banya memanfaatkan konjungsi (kata penghubung) temporal.
Jenis – jenis teks cerita sejarah

Jenis Isi teks cerita sejarah


Secara umum teks cerita sejarah dapat dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu:
1. Cerita sejarah fiksi yaitu cerita sejarah yang tidak nyata. Jalan cerita pada teks sejarah fiksi disusun
berdasarkan kisah dari dunia nyata dan disajian berdasarkan sudut pandang pribadi pengarangnya. Karakter
tokoh yang terdapat pada cerita tidak digambakan sepenuhnya. Jenis-jenis cerita sejarah fiksi adalah:
Novel
Cerpen
Legenda
2. Cerita sejarah non fiksi yaitu cerita sejarah yang benar-benar pernah terjadi atau nyata. Jenis-jenis cerita
sejarah non fiksi adalah:
Biografi
Autobiografi
Cerita perjalanan
Catatan sejarah.
Gempa Bumi Sumatera Barat 30 September 2009

Orientasi
Sumatera Barat lainnya dengan intensitas VI-VII MMI antara lain di Bukit Tinggi,
BMKG 30/9/15, Hari ini 6 (enam) tahun yang lalu tepatnya pada Padang Panjang,Pasaman, Pasaman Barat, Batu Sangkar, Solok, Solok selatan, dan
tanggal 30 September 2009 pukul 17:16:09 WIB seluruh wilayah Pesisir Selatan.
Sumatera Barat merasakan guncangan gempabumi yang sangat Gempa bumi tersebut telah menyebabkan sedikitnya 1100 orang meninggal, 2180
kuat, guncangan yang disebabkan oleh gempabumi tersebut juga orang luka-luka dan 2650 bangunan rumah rusak berat/ringan termasuk gedung-
dirasakan di kota-kota Sumatera lainnya, bahkan guncangan gedung kantor, sekolah, rumah sakit, tempat ibadah, pasar, jalan, jembatan dengan
kerusakan paling parah sepanjang pantai Barat Sumatera Barat juga telah
tersebut terasa sampai ke Singapura, Malaysia, Thailand dan
menyebabkan jaringan listrik dan komunikasi terputus, sebagian besar korban
juga di Jakarta dengan intensitas III MMI. Gempabumi dengan disebabkan karena tertimpa reruntuhan bangunan dikarenakan kontruksi bangunan
kekuatan 7.9 SR dengan kedalaman 71 km dan pusat gempa yang tidak aman,akibat gempa juga terjadi eksodus besar-besaran warga yang
pada 0.84 LS – 99.65 BT ini kurang lebih sekitar 57 Km Barat tinggal disekitar pantai ke tempat lain karena adanya isu akan datangnya gelombang
Daya Pariaman, Sumatera Barat, gempa ini telah memporak- tsunami.Wilayah barat pulau Sumatera merupakan salah satu kawasan yang terletak
porandakan hampir seluruh wilayah Sumatera Barat khususnya pada pinggiran lempeng aktif dunia hal ini dapat dilihat pada tingginya kejadian
gempabumi diwilayah ini karena wilayah ini adalah daerah pertemuan lempeng
wilayah pantai Barat Sumbar.
tektonik Indo-Australia dengan lempeng tektonik Eurasia. Sumber gempa di wilayah
Urutan Peristiwa ini tidak hanya bersumber dari pertemuan lempeng tektonik tersebut tetapi juga
Melihat hasil peta guncangan (shakemap) yang diakibatkan oleh dikarenakan adanya sesar Mentawai (Mentawai Fault System) dan sesar Sumatera
gempabumi tanggal 30 September 2009, maka intensitas (Sumatera Fault System). Dengan adanya 3 (tiga) sumber gempabumi tersebut
menambah kompleknya tektonik wilayah Sumatera dan menyebabkan wilayah
guncangan gempa yang sangat kuat terjadi di Pariaman, Agam,
Sumatera
Padang dengan intensitas VIII MMI, berdasarkan skala Modified
Mercalli Intensity merupakan skala ukuran kerusakan akibat
gempabumi berdasarkan pengamatan efek gempabumi terhadap
manusia, struktur bangunan, lingkungan pada suatu tempat
tertentu maka intensitas pada skala VIII MMI ini dapat
menyebabkan kerusakan pada bangunan yang tidak kuat ,
Reorientasi
Kini setelah 6 tahun berlalu kejadian itu masih teringat pada
merupakan daerah yang rawan terhadap Gempa bumi. Wilayah barat pulau sebagian besar masyarakat Sumatera Barat karena disamping
Sumatera merupakan salah satu kawasan yang terletak pada pinggiran diantaranya menjadi korban reruntuhan bangunan yang
lempeng aktif dunia hal ini dapat dilihat pada tingginya kejadian gempabumi disebabkan oleh gempabumi juga sebagian dari mereka
diwilayah ini karena wilayah ini adalah daerah pertemuan lempeng tektonik kehilangan keluarga dan harta bendanya dan mereka juga masih
Indo-Australia dengan lempeng tektonik Eurasia. Sumber gempa di wilayah
trauma dengan kejadian gempabumi 30 September 2009.
ini tidak hanya bersumber dari pertemuan lempeng tektonik tersebut tetapi
juga dikarenakan adanya sesar Mentawai (Mentawai Fault System) dan sesar Mengingat wilayah Sumatera merupakan wilayah yang rawan
Sumatera (Sumatera Fault System). Dengan adanya 3 (tiga) sumber terjadinya gempabumi dimana gempabumi juga mempunyai
gempabumi tersebut menambah kompleknya tektonik wilayah Sumatera dan return periode kejadiannya maka dengan melihat kembali sejarah
menyebabkan wilayah Sumatera merupakan daerah yang rawan terhadap kejadian gempabumi dimasa lalu dapat meningkatkan kesadaran
Gempabumi. kita akan pentingnya pemahaman tentang gempa bumi,
Berdasarkan katalog gempabumi merusak BMKG, ke-tiga sumber Mengetahui daerah-daerah rawan gempabumi, respon atau
gempabumi di Sumatera tersebut, baik gempabumi yang terjadi di Subduksi, tindakan sebelum,sesaat dan setelah terjadinya gempabumi
sesar Mentawai dan sesar Sumatera telah menyebabkan kerusakan bangunan
haruslah dipahami dan yang penting adalah sosialisasi yang
dan juga korban jiwa, yaitu dimulai pada tahun 1926 gempabumi terjadi
disekitar danau Singkarak yang menyebabkan 354 orang meninggal dunia,
menerus kepada masyarakat tentang ancaman bahaya
kejadian gempabumi selanjutnya berturut-turut terjadi pada tahun 1977, gempabumi serta sosialisasi dari pemerintah pusat daerah dan
1979, 1993, 1994, 1995, 1998, 2004, 2005, 2007, 2008, 2009 dan 2010. juga lembaga swadaya masyarakat tentang pentingnya kontruksi
Beberapa gempabumi tersebut disamping menyebabkan kerusakan bangunan rumah aman gempa pada daerah rawan gempa, sedangkan
juga menimbulkan tsunami. masyarakat yang tinggal didaerah pantai disamping memahami
hal tersebut diatas juga mengetahui jalur-jalur evakuasi yang
sudah ada disetiap wilayah perkampungan, juga meningkatkan
kesadaran tentang pentingnya melakukan evakuasi sesegera

Anda mungkin juga menyukai