2
Latar Belakang
Cebakan emas yang ditemukan pada endapan high sulphidation epithermal (HSE) umumnya berasosiasi dengan mineral
sulfida (pirit), saat pirit terdedah ke permukaan bagian-bagian dari batuan akan kontak dengan udara dan air yang
berpotensi menimbulkan air asam tambang (AAT) (Gautama, 2014).
Pada kegiatan penambangan di endapan HSE, material dibagi menjadi beberapa domain geologi berdasarkan kepada
tipe alterasi, tingkat oksidasi dan litologi batuan. Berdasarkan penelitian terdahulu, menunjukkan bahwa kondisi
oksidasi yang paling berpengaruh dalam karakterisasi pembentukan AAT.
Pada beberapa penelitian sebelumnya, perhitungan laju oksidasi dilakukan untuk mengetahui pembentukan AAT
Banggung (2018) dan Delila (2021) menjelaskan bahwa laju oksidasi mineral sulfida (pirit) dapat dihitung dengan
menggunakan pendekatan mol besi total dan mol sulfat dalam hasil air lindian.
Penelitian ini dikembangkan untuk mengetahui pengaruh tingkat oksidasi terhadap karakteristik pembentukan AAT,
dengan menghitung laju oksidasi mineral sulfida (pirit) berdasarkan uji kinetik melalui
perhitungan mol besi total, mol sulfat, dan pemodelan PHREEQC. 3
Lingkup Penelitian
Rumusan Masalah
Parameter tingkat oksidasi dapat mempengaruhi perubahan
mineral dan karakteristik pembentukan AAT dari sampel batuan Komposisi
Karakterisasi Geokimia Pembentuk AAT
endapan HSE selama uji kinetik skala laboratorium. mineral dan unsur
1
A 5
Diagram Penelitian (2/2)
1
Simulasi Geochemical
Modelling dengan
PHREEQC
Model reaksi geokimia Tidak
pembentuk AAT terpilih
KESIMPULAN
6
2
Tinjauan Umum &
Pustaka
7
Lokasi Sampel Penelitian
Air Asam Tambang (AAT) atau sering juga disebut dengan air asam batuan adalah air pada kegiatan
penambangan atau penggalian memiliki keasaman yang tinggi dan terbentuk sebagai akibat
teroksidasinya mineral sulfida disertai keberadaan air (Gautama, 2014).
Faktor dalam pembentukan AAT :
Sumber - Mineral Sulfida
Oksigen –Pengubah senyawa sulfida menjadi ion-ion mudah larut
Air – Reaktan yang melarutkan ion hasil reaksi oksida dan media transport
Bakteri
Secara umum, terdapat empat persamaan reaksi stoikiometri saat pirit bereaksi dengan air dan
udara (Stumm & Morgan, 1996), yaitu:
Apabila reaksi (1) hingga reaksi (4) digabung, akan diperoleh reaksi oksidasi mineral pirit yang
dikenal sebagai reaksi umum yang menghasilkan air asam tambang
Sumber : GARD Guide (2014) Reaksi oksidasi besi pyrite menjadi ferri hidroksida
FeS2 + 15/4O2 + 7/2H2O = Fe(OH)3 + 2SO4 2- + 4H + [5] 9
Tingkat Oksidasi
Lokasi sampel didominasi oleh tingkat oksidasi yang dibagi menjadi 3 zona
COX berdasarkan variasi intensitas oksidasi (dimodifikasi dari Yibas, 2021).
Un-oxidized (UOX)
Tingkat oksidasi yang mengindikasikan ada atau tidaknya proses oksidasi secara aktif,
Ilustrasi bersifat menggambarkan disebut juga zona primer karena tidak menunjukkan konsumsi mineral sulfida.
profil tingkat oksidasi daerah
Bakan dan dibuat tanpa skala
10
PHREEQC
PHREEQC merupakan program komputer yang ditulis dalam bahasa pemprograman yang didesain untuk berbagai
perhitungan geokimia (Parkhurst, 2013).
PHREEQC mampu melakukan simulasi untuk berbagai reaksi kesetimbangan antara air, mineral, ion exchanger,
reaksi kompleks permukaan, larutan padatan dan gas.
Inverse Modeling merupakan salah satu fitur yang dapat dilakukan melalui program PHREEQC yang didasarkan
atas prinsip kesetimbangan mol atau kesetimbangan massa.
Penentuan model reaksi kimia dilakukan dengan menggunakan forward modeling yang ada pada program
PHREEQC, dimana model reaksi terpilih adalah model yang memiliki kualitas air akhir yang mendekati kualitas air
lindian hasil uji kinetik, baik dari pH maupun kandungan logam atau spesiesnya.
11
3
Metode Penelitian
12
Metode Penelitian (1/3)
Simulasi penyiraman
dilakukan selama 157 hari ICP-MS dan IC pada hari ke-8
menggunakan FDCLT dan 68.
Uji Kinetik Uji Kualitas Air Lindian
13
Metode Penelitian (2/3)
Simulasi Kinetik
Menentukan laju relatif oksidasi mineral sulfida dan analisis penetral oleh mineral alkali serta
uji kelarutan logam pada air asam tambang.
Sampel dirancang untuk mengalami siklus kering – basah lebih kurang selama 6 bulan
(harian, 3 harian dan mingguan).
Siklus kering disimulasikan dengan pemanasan menggunakan lampu pijar (60 watt).
Pemanasan dilakukan selama 12 jam setiap harinya pada suhu 30 – 33°C.
Siklus basah diawali dengan cara menyiramkan air destilat (deionized water) ke permukaan
sampel batuan dan air hasil lindian akan dikumpulkan pada tempat penampungan di bawah
funnel.
14
Metode Penelitian (3/3)
Laju Oksidasi
Laju oksidasi adalah jumlah mol yang teroksidasi per luas permukaan butir dalam kolom pengujian FDCLT per satuan waktu (Williamson & Rimstidt , 1994).
r=
r= r = laju oksidasi pirit (mol/m2s)
= = transfer mol pirit pemodelan PHREEQC
oksidasi pirit (mol/m2s)
r = laju oksidasi pirit (mol/m2s) A = luas permukaan partikel (m2)
besi total (mol)
= mol sulfat (mol) t = lama siklus penyiraman (s)
sentrasi besi total (ppm)
= konsentrasi mol sulfat (ppm)
me air lindian (ml)
v = volume air lindian (ml)
a atom relatif Fe: 56
= masa atom relatif sulfat: 96
permukaan partikel (m2)
A = luas permukaan partikel (m2)
a siklus penyiraman (s)
t = lama siklus penyiraman (s)
15
4
Data & Pengolahan
16
Sampel Penelitian
Tingkat Oksidasi
17
Hasil Uji Mineralogi - XRD
18
Hasil Uji Mineralogi (XRF)
No. Komponen Oksida RP-AAT-01 RP-AAT-02 RP-AAT-03 No. Komponen Oksida RP-AAT-04 RP-AAT-05 RP-AAT-06
1 Al2O3 21,000 15,900 25,200 1 Al2O3 18,300 25,500 23,400
2 SiO2 57,300 60,300 53,500 2 SiO2 53,400 61,400 56,500
3 P2O5 0,689 0,604 0,784 3 P2O5 1,030 0,084 1,010
4 SO3 12,300 16,600 13,900 4 SO3 18,900 6,440 2,030
5 K2O 2,650 3,600 3,120 5 K2O 3,250 1,430 3,750
6 CaO 0,253 0,160 0,231 6 CaO 0,443 0,069 0,874
7 TiO2 0,645 0,653 7 TiO2 0,753 0,451 1,120
8 Fe2O3 4,890 2,740 2,620 8 Fe2O3 3,820 3,520 8,550
9 As2O3 0,026 9 As2O3
10 SrO 0,022 0,029 0,033 10 SrO 0,114 0,005
11 ZrO2 0,030 0,020 0,015 11 ZrO2 0,018 0,010 0,051
12 MnO 12 MnO 0,024 0,220
13 ZnO 13 ZnO 0,027
14 Rh2O3 0,164 14 Rh2O3
15 ReO2 15 ReO2
16 Cl 16 Cl 0,242 0,015
17 MgO 17 MgO 0,750 2,520
18 Na2O 18 Na2O 0,067
19 Rb2Okomponen oksida (Al
O SiO Fe O 19 Rb2O
Terdapat 2 3, 2, 2 3), yang di dominasi SiO2. 19
20 CuO 0,037 20 CuO 0,010
Terdapat juga unsur K2O, CAO yang merupakan produk utama hidrolisis feldsfar dalam jumlah kecil.
21 PbO 0,079 21 PbO
Hasil Uji Statik
Kode Oks. kg
% kg H2SO4/ton S.U. S.U kg H2SO4/ton
H2SO4/ton
RP-AAT-01 COX 2.76 84.53 <0.5 84.53 4.88 3.1 5 9.2
RP-AAT-02 COX 2.65 81.16 <0.5 81.16 5.23 3.93 0.7 5.1
RP-AAT-03 COX 4.26 130.46 <0.5 130.46 4.58 4.06 0.6 3.9
RP-AAT-04 UOX 3.52 107.80 <0.5 107.80 3.5 2.62 19.4 23.8
RP-AAT-05 UOX 4.12 126.18 <0.5 126.18 6.84 2.23 86.9 108
RP-AAT-06 UOX 0.96 29.40 13,0 16,4 2.72 2.71 19.2 26.6
Ket :
Nilai total sulfur (TS) dan potensi produksi asam bersih (NAPP)
Nilai pH pasta dan NAG pH
Potensi keasaman maksimal (MPA) dan Kapasitas netralisasi asam (ANC)
NAPP dan NAG pH 20
Uji Kinetik
pH TDS ORP
Kode Oks. Siklus
Min Max Average Min Min Max Min Max Average
Harian 4.30 4.40 4.37 17.90 49.50 33.26 116.40 121.00 119.80
RP-AAT-01 COX 3 Harian 3.04 4.18 3.51 23.50 92.70 60.21 123.80 193.80 168.24
Mingguan 3.00 3.13 3.05 93.20 108.00 99.15 173.20 204.00 192.20
Harian 4.72 5.64 3.87 15.50 42.20 30.74 44.40 112.80 90.67
RP-AAT-02 COX 3 Harian 3.68 4.60 4.14 11.30 20.00 15.08 104.10 153.20 130.21
Mingguan 3.66 3.88 3.79 15.20 21.00 17.48 131.60 161.70 146.33
Harian 4.12 4.20 4.16 21.27 21.27 23.23 128.30 128.30 133.59
RP-AAT-03 COX 3 Harian 3.83 4.19 3.99 15.00 20.90 17.81 127.50 159.40 138.31
Mingguan 3.62 3.83 3.69 20.10 26.70 23.56 142.20 166.40 154.13
Harian 3.12 3.54 3.29 76.50 389.00 231.10 167.40 204.00 188.71
RP-AAT-04 UOX 3 Harian 2.19 2.93 2.45 158.00 1920.00 1065.93 202.00 254.00 235.13
Mingguan 1.98 2.27 2.15 1170.00 2330.00 1855.00 239.00 261.00 243.74
Harian 2.27 2.67 2.48 506.00 6340.00 3169.60 218.00 243.00 230.71
RP-AAT-05 UOX 3 Harian 1.89 2.56 2.15 591.00 4170.00 250.33 225.00 267.00 251.79
Mingguan 1.72 2.10 1.91 2920.00 4920.00 3925.00 251.00 276.00 262.50
Harian 3.73 3.73 4.46 57.50 168.00 97.92 58.30 156.30 93.68
RP-AAT-06 UOX 3 Harian 2.55 4.81 3.43 83.30 658.00 336.90 92.80 228.00 183.27
Ket: Oxidation-Reduction PotentialMingguan
(ORP), Electric Conductivity (EC), Total Dissolve Solid
2.30 (TDS)
2.56 2.44 704.00 918.00 819.88 223.00 243.00 212.16 21
Hasil Kualitas Air Lindian (ICP-MS)
ppm ppm ppm ppm ppm ppm ppm ppm ppm ppm ppm ppm
Na 0,840325 0,136951 0,499948 0,222605 0,659698 0,262564 0,3756464 0,3392158 0,1666664 0,011012 2,6070875 1,1818029
Mg 0,713335 0,163622 0,147066 0,631648 0,240537 0,595678 2,4754341 1,7169581 4,8646016 0,000001 5,4035197 35,9695881
K 0,888251 0,184456 0,370157 0,417019 0,526093 0,347121 1,060113 0,6850504 0,2050811 0,016205 1,1042231 1,1889219
Ca 2,399598 0,298932 1,134418 0,607223 0,775343 1,40615 3,7687047 3,2325053 4,4987924 0,086376 6,9214866 38,0132987
Mn 0,049161 0,000694 0,007903 0,075989 0,012243 0,087766 0,0538754 0,4140124 0,5035249 0,015184 0,0436205 3,9239695
Fe 0,0000001 0,0000001 0,0000001 0,099313 0,0000001 3,669814 0,8528501 203,6109658 64,3162163 452,380069 0,0037488 11,1308486
22
Hasil Kualitas Air Lindian (IC)
ANION (ppm)
NO3 2-
4,282 4,451 0,0001 4,93 4,324 4,717 NO 3
2-
3,943 4,137 3,366 1,354 4,28 0,001
SO4 2-
9,465 9,623 10,45 9,143 8,993 15,059 SO4 2-
45,34 311,91 145,5 401,24 59,71 326,6
Na+ 0,722 0,09 0,457 0.128 0,684 0,377 Na+ 0,38 0,114 0,888 0,001 2,939 1,315
KATION (ppm)
KATION (ppm)
NH4 +
0,334 0,344 0,218 0,335 0,287 0,471 NH4 +
0,001 0,187 0,138 0,001 0,367 0,288
K +
0,743 0,189 0,266 0,35 0,517 0,422 K +
0,991 0,352 0,185 0,001 0,9 0,888
Ca 2+
3,435 1,004 2,657 0,411 1,471 4,281 Ca 2+
11,206 3,193 6,121 2,169 8,626 43,913
Mg2+ 1,017 0,489 0,44 0,593 0,551 0,978 Mg2+ 5,033 4,289 4,809 0,001 8,977 55,389
23
5
Pengolahan dan Analisis Data
24
Analisis Uji Mineralogi
Hasil XRD
Kode Sampel XRF
Silicate Aluminosilicate Sulfide Oxide
RP-AAT-01 Quartz Alunite Pyrite Hematite Si, Al, S,K , Ca, Fe, P, Ti, Sr, Zr
RP-AAT-02 Quartz Alunite Pyrite Hematite Si, Al, S,K , Ca, Fe, P, Ti, Sr, Zr
RP-AAT-03 Quartz Alunite, Pyrophyllite, Jarosite Pyrite Hematite Si, Al, S,K , Ca, Fe, P, Ti, Sr, Zr, Mg, Cl, Cu, Mn
RP-AAT-04 Quartz Muscovite, albit, Kaolinite Pyrite Si, Al, S,K , Ca, Fe, P, Ti, Sr, Zr
RP-AAT-05 Quartz muscovite, kaolinite, Feldsfar Pyrite rutile Si, Al, S,K , Ca, Fe, P, Ti, Sr, Zr, Mg, Cl, Cu, Mn
RP-AAT-06 Quartz pyrite, albite, muscovite, chlorite Pyrite Si, Al, S,K, Fe, P, Ti, Mg, Mn, Ca, Zr,Cl
25
Analisis Uji Statik
1. Nilai total sulfur (TS) dan potensi produksi asam bersih (NAPP)
2. Nilai pH pasta dan NAG pH
3. Potensi keasaman maksimal (MPA) dan Kapasitas netralisasi asam (ANC)
4. NAPP dan NAG pH
26
Analisis Uji Statik
27
Analisis Uji Kinetik (pH) - COX
4
pH value (s.u)
1
0 5 10 15 20 25 30 35 4 0 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 0 0 0 5 10 15 2 0 25 3 0 3 5 4 0 45 50 5 5 6 0
Explanation : Cycle Time 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Pada awal siklus nilai pH sampel RP-AAT-01, RP-AAT-02, RP-AAT-03 terlihat fluktuatif diakibatkan oleh kondisi initial
28
flushing condition, hingga masuk siklus 3 harian ( hari ke- 60 ) bergerak stabil dan kembali fluktuatif stabil saat masuk
siklus mingguan.
Analisis Uji Kinetik (pH) - UOX
5
pH value (s.u)
1
Explana- Cycle Time
tion :
Daily Cycle 3 Day Cy- Weekly
cle Cycle
Pada awal siklus nilai pH sampel RP-AAT-04, RP-AAT-05, RP-AAT-06 terlihat fluktuatif diakibatkan oleh kondisi initial
flushing condition, hingga masuk siklus 3 harian ( hari ke- 20,35,60 ) bergerak stabil dan relatif turun saat masuk siklus 29
mingguan.
6
Pembahasan
30
Tingkat Oksidasi Sampel Batuan
Berdasarkan analisis XRD diindikasikan telah terjadi proses oksidasi yang terbentuk sebelumnya pada kondisi
dilapangan, terihat pada sampel RP-AAT-01, RP-AAT-02, dan RP-AAT-03 memiliki kandungan sulfida (Pyrite) yang
telah teroksidasi menjadi hematite.
2FeS2 + 15/2O2 + 4H2O = Fe 2 S3 + 4H 2 SO4
(Hematite) (Hematite) Sulfuric acid
Pada sampel RP-AAT-04 dan RP-AAT-05 komposisi mineral berupa kuarsa dan feldsfar merupakan mineral sillikat,
pyrit sulfida dan mineral muskovit, kaolinit yang tergolong mineral lempung.
Pada sampel RP-AAT-06 komposisi mineral berupa kuarsa dan albit merupakan mineral sillikat, pyrit sulfida dan
mineral muskovit yang tergolong mineral lempung, terdapat juga chrorite.
31
Simulasi Inverse dan Forward Modelling menggunakan
PHREEQC
Referensi |ΔpH| ≤ 5%
|ΔSO42-| ≤ 10%
Kualitas Air
Akuades
32
Analisis Hasil Pemodelan Geokimia
pH
3.5 3.5 3.04
pH
3 2.78 3 2.53
2.48 2.48 2.05 2.52
2.5 2.5 2.06
2 2
1.5 1.5
1 1
RP-AAT-01 RP-AAT-02 RP-AAT-03 RP-AAT-04 RP-AAT-05 RP-AAT-06 RP-AAT-01 RP-AAT-02 RP-AAT-03 RP-AAT-04 RP-AAT-05 RP-AAT-06
33
Analisis Hasil Pemodelan Geokimia Transfer Mol Pyrite dan O2
pH hari 8 pH hari 68
Transfer Mol Sampel COX Pyrite 4.93E-05 Pyrite 1.73E-04
2E-03 5 Hematite -5.55E+01 Hematite -8.65E-05
hari ke-8 hari ke-68 RP-AAT-01
4.13 Alunite 8.54E-06 3.187 O2(g) 1.00E-03
O2(g) 9.82E-05
4 Goethite 1.11E+02
O2(g) 1.73E-04 Pyrite 4.76E-05
1E-03 Pyrite 5.44E-05 O2(g) 1.49E-04
Transfer Mol
pH
O2(g) 1.03E-04 O2(g) 2.30E-04
2
5E-04 Pyrite 3.83E-05 Pyrite 6.76E-05
RP-AAT-03 4.209 Hematite -1.91E-05 3.952 Hematite -1.71E-05
1 Alunite 1.32E-05 Jarosite 1.08E-05
Gibbsite -4.74E-06 Alunite -1.23E+01
• Geothite (FeOOH) : 3.0 – 3.7
0E+00 0 • Gibbsite (Al(OH)3 : 3.7 – 4.3
RP-AAT-01 RP-AAT-02 RP-AAT-03 RP-AAT-01 RP-AAT-02 RP-AAT-03 (Gardguide, 2009)
Pyrite O2(g) pH
Penurunan nilai pH air lindian dari siklus harian menuju siklus mingguan dan diikuti dengan naiknya mol pyrite.
34
Analisis Hasil Pemodelan Geokimia Transfer Mol Pyrite dan O2
pH hari 8 pH hari 68
Transfer Mol Sampel UOX O2(g) 7.83E-04 O2(g) 1.25E-02
3E-02 6
hari ke-8 hari ke-68 Pyrite 2.24E-04 Pyrite 3.63E-03
RP-AAT-04
3.566 Quartz -7.43E-05 2.479 Kaolinite 3.72E-04
5
Albite 1.52E-05 Quartz -7.70E-04
2E-02 4 Muscovite 9.55E-06 Muscovite 9.01E-06
Transfer Mol
pH
RP-AAT-05 2.848 Kaolinite 1.86E-04 2.045 Kaolinite 9.04E-05
1E-02 2 Quartz -3.87E-04 Quartz -1.81E-04
Muscovite 4.73E-06 Muscovite 2.56E-08
1 O2(g) 7.25E-04 O2(g) 1.02E-02
Pyrite 2.22E-04 Pyrite 2.92E-03
0E+00 0 RP-AAT-06 5.009 Quartz -3.46E-04 2.524 Quartz -6.01E-04
RP-AAT-04 RP-AAT-05 RP-AAT-06 RP-AAT-04 RP-AAT-05 RP-AAT-06
Pyrite O2(g) pH Albite 1.28E-04 Albite 5.72E-05
Muscovite -1.27E-05 Muscovite 1.43E-04
Penurunan nilai pH air lindian dari siklus harian menuju siklus mingguan dan diikuti dengan naiknya mol pyrite.
35
Laju Oksidasi – Berdasarkan Mol Besi, Sulfat dan Pyrite
Laju oksidasi adalah perubahan mol per satuan waktu per satuan luas permukaan sampel pada kolom, luas permukaan sampel dalam kolom adalah 1,2 m 2.
pH
pH
Transfer Mol
Transfer Mol
1.66666666666667E-14 2.5 1E-13 3
2
1.66666666666667E-15 1E-15 2
1.5
1.66666666666667E-16
1 1E-17 1
1.66666666666667E-17
0.5
1.66666666666667E-18 0 1E-19 0
RP-AAT-01 RP-AAT-02 RP-AAT-03 RP-AAT-01 RP-AAT-02 RP-AAT-03 RP-AAT- RP-AAT- RP-AAT- RP-AAT- RP-AAT- RP-AAT-
Mol Besi Mol Sulfat Mol Pyrite (PhreeqC) pH Uji Kinetik Mol04
Besi 05 Sulfat 06 Mol Pyrite
Mol 04 (PhreeqC)
05 06 Kinetik
pH Uji
Penurunan nilai pH air lindian dari siklus harian menuju siklus mingguan dan diikuti dengan penurunan laju oksidasi pyrite.
Laju oksidasi mol sulfat dan pyrite lebih tinggi dibandingkan laju oksidasi mol besi, menunjukkan kehadiran sulfat dan pyrite 36
yang mana merupakan mineral utama pembentuk air asam tambang.
Pour Baix Diagram-Logam Fe
Diagram Pourbaix membantu menunjukkan bentuk stabil dari logam pada kondisi tertentu
37
Pour Baix Diagram – Sulfur
38
7
Kesimpulan
39
Kesimpulan
• Karakterisasi geokimia potensi pembentukan air asam tambang pada jenis oksidasi 3 sampel Completely Oxidized dan 3 sampel Un
Oxidized yang mana semua tergolong sampel tergolong potential acid forming (PAF). Pengelompokan oksidasi didasarkan oleh
keterdapatan hematit (Fe₂O₃) pada sampel COX, diindikasikan telah terjadi proses oksidasi yang terbentuk sebelumnya pada kondisi
dilapangan, terihat pada sampel RP-AAT-01, RP-AAT-02, dan RP-AAT-03.
• Laju oksidasi pembentukan air asam tambang berdasarkan mol sulfat (6,59807x10-10 mol/m2s - 2,84201 x10-8 mol/m2s) lebih mendekati
nilainya dengan nilai transfer mol pirit hasil pemodelan PHREEQC (6.7965 10-12 mol/m2s - 2.503 x10-08 mol/m2s), sedangkan laju
oksidasi berdasarkan perhitungan mol besi total 3,1002 x10-18 mol/m2s - 9,09007 x10-9 mol/m2s) jauh lebih kecil dibanding hasil
pemodelan PHREEQC dan perhitungan berdasarkan mol sulfat. Hal ini disebabkan kandungan Fe pada air lindian dengan lebih banyak
mengendap dibandingkan sulfat.
• Berdasarkan permodelan, diperoleh bahwa transfer mol yang paling dominan sampel COX adalah transfer mol dari reaksi oksidasi pirit
(4,93×10-5 – 1,73×10-4 mol). Begitu pula dengan sampel OUX adalah transfer mol dari reaksi oksidasi pirit (2,24×10-4 – 7,91×10-3 mol).
• Laju Reaksi pyrite pada sampel COX lebih rendah dibandingkan sampel OUX disebabkan pada sampel COX lebih sedkit mengalami reaksi
oksidasi dibandingkan sampel OUX .
40
Saran
Pengujian kualitas air lindian hasil kinetik dilakukan disemua siklus agar dapat menggambarkan secara lebih rinci
41
Daftar Pustaka
• AMIRA International. 2002. ARD Test Handbook. Ian Wark Research Institude. New Zealand.
• Gautama, R. S. 2014. Pembentukan, Pengendalian, dan Pengelolaan Air Asam Tambang. Penerbit ITB. Indonesia.
• Lottermoser, B. G. 2010. Mine Wastes: Characterization, Treatment and Environmental Impacts 3 rd Edition.
Springer. New York.
• Delila, Alifianty. (2018) ‘Kajian Karakteristik Geokimia Batuan Hasil Alterasi Advanced Argillic Pada Cebakan
Emas Epithermal High Sulphidation’, Tugas Akhir Program Sarjana, Institut Teknologi Bandung.
• GARD.2009. Global Acid Rock Drainage Guide.The International Network for acid Prevention
• Wahyudi, Herry Setia. (2018) ‘Kajian Laju Oksidasi Mineral Sulfida Pada Batuan Pengapit Lapisan Batubara’,
Tugas Akhir Program Sarjana, Institut Teknologi Bandung.
42
TERIMA KASIH
Tampilan Phreeqc
44
Solution (1)
45
Inverse Modeling Input (2)
46
Database (3)
47
Inverse Modeling Output (4)
48
Forward Modeling Input (5)
49
Forward Modeling Output (5)
50